• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Analisis Pemikiran Imam Muhammad Bin Idris Dan Imam Ahmad Bin ... - Iiq

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Analisis Pemikiran Imam Muhammad Bin Idris Dan Imam Ahmad Bin ... - Iiq"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMIKIRAN IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS DAN IMAM AHMAD BIN HANBAL TENTANG JUAL BELI

MUSHAF AL-QUR`AN DAN RELEFANSINYA DI INDONESIA

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Disusun Oleh:

Laila Maghfira NIM. 14110726

Pembimbing:

Dra. Hj. Muzayyanah, MA.

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUAMALAH) FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA TAHUN AJARAN 2018 M/ 1439 H

(2)

ANALISIS PEMIKIRAN IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS DAN IMAM AHMAD BIN HANBAL TENTANG JUAL BELI

MUSHAF AL-QUR`AN DAN RELEFANSINYA DI INDONESIA

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Disusun Oleh:

Laila Maghfira NIM. 14110726

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUAMALAH) FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA TAHUN AJARAN 2018 M/ 1439 H

(3)

xiii ABSTRAKSI

Laila Maghfira (14110726) Skripsi dengan judul “ANALISIS PEMIKIRAN IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS DAN IMAM AHMAD BIN HANBAL TENTANG JUAL BELI MUSHAF AL-QUR`AN DAN RELEVANSINYA DIN INDONESIA”.

Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah), Fakultas Syari’ah, Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta. 2018 M/ 1439 H.

Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research) yang bersifat analisis deskriptif dengan pendekatan komparatif, dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta merangkum dan mengumpulkan sumber-sumber yang diperlukan.

Diharapkan agar dapat mengetahui bagaimana pemikiran Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal tentang jual beli mushaf Al-Qur`an. Demikian analisis ini digunakan untuk mengetahui pendapat Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal dengan relevansinya di Indonesia.

Setelah melaksanakan penelitian dan analisis terhadap dua pemikiran yaitu pemikiran Imam Muhammad bin Idris dan pemikiran Imam Ahmad bin Hanbal dan bagaimana relevansinya di Indonesia dapat penulis simpulkan bahwa Imam Muhammad bin Idris membolehkan memperjual belikan mushaf Al-Qur`an apabila hal itu mengandung maslahat. Sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal beliau berpendapat bahwa menjual mushaf Al-Qur`an tidak diperbolehkan, tetapi membelinya boleh.

(4)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN PENULIS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ...x

ABSTRAKSI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Pembatasan Masalah ...4

C. Perumusan Masalah ...5

D. Tujuan Masalah. ...5

E. Manfaat Penelitian ...5

F. Kajian Pustaka ...5

G. Metodologi Penelitian ...11

H. Sistematika Penulisan ...12

BAB II KARANGKA TEORI A. Pengertian Jual Beli ...14

B. Dasar Hukum Jual Beli ...18

C. Rukun Dan Syarat Jual Beli ...23

1. Rukun Jual Beli ...23

2. Syarat-Syarat Jual beli ...25

D. Macam-Macam Jual Beli ...36

(5)

viii BAB III BIOGRAFI

A. Imam Muhammad bin Idris ...37

1. Biografi Imam Muhammad bin Idris ...37

2. Guru-Guru Imam Muhammad bin Idris ...49

3. Murid-Murid Imam Muhammad bin Idris ...52

4. Karya-Karya Imam Muhammad bin Idris ...57

B. Imam Ahmad bin Hanbal ...64

1. Biografi Imam Ahmad bin Hanbal ...64

2. Guru-Guru Imam Ahmad bin Hanbal ...68

3. Murid-Murid Imam Ahmad bin Hanbal ...70

4. Karya-Karya Imam Ahmad bin Hanbal ...71

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Metode Analisis Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal ...75

1. Metode Istinbath Hukum Imam Muhammad bin Idris dalam Jual Beli Mushaf ...75

2. Metode Istinbath Hukum Imam Ahmad bin Hanbal dalam Jual Beli Mushaf ...78

B. Hukum Jual Beli Mushaf Al-Qur`an Menurut Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal ...79

1. Pendapat Imam Muhammad bin Idris Tentang Jual Beli Mushaf Al-Qur`an ...79

2. Pendapat Imam Ahmad bin Hanbal Tentang Jual Beli Mushaf Al-Qur`an ...81

C. Analisis Hukum Tentang Jual beli Mushaf Al-Qur`an Menurut Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad Ibn Hanbal Serta Relevansinya Di Indonesia ...84

(6)

ix BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...88 B. Saran ...88 DAFTAR PUSTAKA ...90

(7)

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini :

1. Konsonan

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah a أ â ْْي Ai

أ : a ط : th

ة : b ظ : zh

ث : t ع : „

ث : ts غ : gh

ج : j ف : f

ح : h ق : q

خ : kh ك : k

د : d ل : l

ذ : dz و : m

ز : r ن : n

ش : z و : w

س : s ي : h

ش : zy ء : „

ص : sh ي : y

ض : dh

(8)

xi

Kasrah i ي î ْْو Au

Dhammah u و û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (لا) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (لا) qamariyah ditransliterasikan dengan bunyinya. Contoh :

ةسقبنا : al-Baqarah تىيدمنا : al-MadĬnah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (لا) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (لا) syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh :

مجسنا : ar-Rajul سمشنا : asy-Syams ةديسنا : asy-Sayyidah يمزادنا : ad-DârimĬ c. Syaddah (Tasydid)

Syaddah (Tasydid) dengan sistem aksara Arab digunakan lambang (ّ_), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydid yang berada di tengah kata, di akhir kata, ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Contoh :

َِّْللّبِبْبَّىَمَا : Âmannâ billâhî

ْ ءبَهَفُّسْ َّهَما : Âmannâ as-Sufahâ’u

(9)

xii

َْهْيِرَّناْ َّنِإ : Inna al-Ladzîna

ِْعَّكُّناَو : Wa ar-rukka’i d. Ta Marbutha (ة)

Ta Marbutha (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

ِْةَدِئْفَ ْلْا : al-Af’idah

ْ تَّيِمَلاْسِ ْلْاْ تَعِمبَجْنا : al-JâmĬ’ah al-Islâmiyyah

Sedangkan Ta Marbutha (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-washal) dengan kata benda (isim), maka dialihaksarakan menjadi huruf “t”. Contoh :

ْ تَبِصبَوٌْتَهِمبَع : „Âmilatun Nâshibah ىَسْب كْناَْتَيَ ْلْا : al-Âyat al-Kubrâ e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alihaksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya.

Contoh: Ali Hasan al-Aridh, al-Asqallani, al-Farmawi dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur‟an dan nama- nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh : Al- Qur‟an, Al-Baqarah, Al-Fatihah dan seterusnya.

(10)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT. yang Maha pengasih dan Maha penyayang, yang telah memberikan nikmat sehat jasmani dan rohani, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada pemimpin umat, seorang hamba kekasih Allah SWT. yang paling mulia, lembut tutur katanya, baik budinya, yakni Rasulullah Saw.

Sehubung dengan selesainya skripsi ini penulis dengan rasa hormat dan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. Selaku Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta beserta civitas akademika yang telah membantu selama proses pembelajaran.

2. Dra. Hj. Muzayyanah, MA. Dekan fakultas Syariah, yang sudah mengajarkan banyak hal tentang dunia pendidikan di IIQ Jakarta sekaligus sebagai dosen pembimbing, serta sebagai instruktur tahfidz yang penuh kesabaran memberi bimbingan dan petunjuk dalam menyusun skripsi ini.

3. H. M. Ziyad Ulhaq, MA., Ph.D selaku ketua Prodi Muamalah Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta.

4. Seluruh Dosen IIQ Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu- persatu. Berkat jasa didikan dari dosen semua penulis bisa mengamalkan ilmu yang telah diberikan dan dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah sampai saat ini.

(11)

v

5. Staf Akademik Fakultas Syariah yang telah membantu dan menfasilitasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama di Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta.

6. Bapak dan Ibu instruktur tahfidz IIQ Jakarta dari semester satu hingga semester akhir (Ibu Mutmainnah, Kak Herni, Bu Amilah, Bu Muzay, Pak Fathoni, dan instruktur lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu), yang sudah memberikan waktu luang untuk mendengarkan setoran hafalan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan penulis dalam proses menghafal Al-Qur`an.

7. Terimakasih terkhusus kepada ayah dan ibu tercinta, atas seluruh cinta yang telah ayah dan ibu berikan selama ini kepada penulis.

Penulis memohon maaf karena belum bisa membuat ayah dan ibu bangga. Penulis menyadari bahwa, sampai maut menjemput pun tidak mungkin penulis bisa membalas semua jasa ayah dan ibu.

Penulis bangga mempunyai orang tua sebagai orang pertama yang mengajarkan penulis mengenal segala hal dan mengajarkan arti sabar dalam kehidupan ini. Kesabaran ayah dan ibu dalam menghadapi semua lika-liku kehidupan telah penulis saksikan sendiri. tiada kata ataupun rasa yang bisa penulis ungkapkan selain rasa syukur, terimakasih, dan maafkan atas semua kesalahan penulis baik disengaja ataupun tidak disengaja.

8. Kepada Alm. Uda, kakak, abang yang ikut menjaga, merawat, dan mengajarkan banyak hal kepada penulis dari kecil hingga sekarang. Serta adik dan keponakan tersayang (Adek, Elok, Uni, Zahira, Zaid, Imam), yang selalu bikin penulis bahagia dan sebagai penyemangat penulis agar bisa menjadi kakak yang lebih baik lagi kedepannya.

(12)

vi

9. Teman-teman Fakultas Syariah angkatan 2014 IIQ Jakarta, yang telah memberikan banyak pengalaman, serta berbagi ilmunya kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat terbaik (Obi, Mba Ilma, Cikla, Inay, Gina, Ucay, Atika, Dhea, Ifah), yang sudah memberikan motifasi, dukungan, nasihat, dan sandaran serta kenangan yang nyata yang tidak mungkin bisa penulis lupakan.

11. Kepada sahabat (Adi Rizaldi) yang sudah meminjamkan buku, dan juga turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Kepada sahabat El-Fata MAN TELUK KUANTAN (Anisya, Liza, Rina, dan lain-lain), yang ikut menyemangati penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

13. Kepada teman kamar lantai 5 rusunawa, lantai 2 DKI, dan asrama asteng yang sudah berbagi kenangan selama di IIQ Jakarta.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam rangka menyusun skripsi yang penulis kerjakan sangat jauh dari kata sempurna, karena terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Akhirnya, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan dengan iringan do’a mudah-mudahan semua amal baik pihak-pihak yang penulis sebutkan di atas diterima dan dibalas oleh Allah SWT. dengan balasan yang setimpal.

Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Penulis

Laila Maghfira

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia dengan mayoritas muslim terbesar.

Maka, tidak mengherankan apabila kebutuhan untuk memiliki mushaf Al-Qur`an sebagai kitab suci umat Islam semakin banyak. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, memiliki peran besar untuk memenuhi kebutuhan umat muslim dalam hal keagamaan. Salah satunya percetakan Al-Qur`an sesuai standar yang ditentukan. Namun, Kementerian Agama, belum mampu mencukupi kebutuhan akan mushaf Al-Qur`an tersebut. Sehingga banyak dari kalangan swasta yang memproduksi dan menyediakan mushaf Al-Qur`an.

Para penerbit mushaf Al-Qur`an banyak bermunculan. Mereka mencetak mushaf Al-Qur`an dengan berbagai macam kreatifitas.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa semakin berkembangnya zaman maka banyak pula hal yang ikut berkembang. Salah satunya pada mushaf Al-Qur`an.

Adanya tanda titik di dalam mushaf Al-Qur`an itu merupakan sebuah istilah yang baru muncul setelah berhasil dikumpulkannya ayat-ayat Al-Qur`an dalam satu mushaf.1

Berbagai bentuk atau model mushaf Al-Qur`an pun bermunculan. Ada yang lengkap dengan petunjuk tajwidnya misalnya, untuk bacaan ikhfa di tandai dengan warna hijau, bacaan madd di tandai dengan warna biru, bacaan idgham di tandai dengan

1Yusuf Al-Qardhawi, Man Hazal Islam Fatawa Mu’ashsarah, Terj. Moh.

Suri Sudahri, dkk, Fatwa-fatwa Kontemporer, Vol 4, (Jakarta Timur: Pustaka L Kausar, 2009), h. 35

(14)

2

warna merah, dan masih banyak lagi tanda-tanda yang terdapat di dalam mushaf Al-Qur`an tajwid. Ada yang lebih lengkap dengan petunjuk tajwid serta petunjuk tempat berhenti dan mengulang bacaan (waqaf dan ibtida‟) Al-Qur`an sehingga memudahkan para pembeli untuk membaca dan memahaminya.

Pada kenyataannya, mushaf Al-Qur`an seperti yang ada tanda tajwidnya, itu hanya akan efektif untuk belajar Al-Qur`an secara teori saja, dan belum tentu efektif untuk belajar Al-Qur`an secara praktik.

Bisa dikatakan belum tentu kita bisa mempraktikkan dengan benar dari apa yang telah dipelajari dari mushaf Al-Qur`an yang ada tanda tajwidnya dalam membaca ayat suci Al-Qur`an. Karena untuk bisa membaca Al-Qur`an dengan baik dan benar tetaplah kita membutuhkan bimbingan dari yang namanya seorang guru untuk mengajarkannya.

Sebenarnya untuk kasus yang terjadi di Indonesia, ialah pihak swasta yang pertama kali menerbitkan mushaf Al-Qur`an. selain tentunya ada misi dakwah di dalamnya yaitu agar kaum muslimin bisa mengakses Al-Qur`an, juga sepertinya ada misi lain yang tidak kalah pentingnya dalam penerbitan mushaf Al-Qur`an, yaitu ekonomi.

kemudian hasil dari memproduksi mushaf Al-Qur`an sepertinya tidak sedikit.2

Mushaf Al-Qur`an juga di jadikan sebagai ladang bisnis oleh para pengusaha penerbit Al-Qur`an. Faktanya kita banyak menjumpai iklan-iklan tentang penjualan produk mushaf Al-Qur`an dengan tampilan semenarik mungkin. Mereka berusaha mengajak kaum muslimin Indonesia untuk membeli produkya. Salah satunya adalah

2Eva Nugraha, Saat Mushaf Al-Qur`an Menjadi Komoditas, Refleksi, Vol.

13 No. 6, Maret 2014, h. 2

(15)

3

iklan yang bertuliskan “inilah paket Al-Qur`an yang memberi panduan hidup terlengkap dan praktis, karena mencakup 66 konten dalam satu paket Al-Qur`an” dari penerbit Miracle The Reference 66 in 1 (MTR).3

Namun, akhir-akhir ini banyak bermunculan bentuk-bentuk mushaf Al-Qur`an yang lebih canggih, yaitu seperti misalnya mushaf Al-Qur`an yang bisa digunakan dengan cara men-download aplikasinya di handphone ataupun di laptop sehingga lebih memudahkan dan praktis untuk digunakan.

Padahal banyak terdapat sisi negatifnya walaupun ada sisi positifnya juga. Didalam memproduksi mushaf Al-Qur`an, sisi positifnya yakni menerbitkan Al-Qur`an dengan penulisan yang kreatif misalnya, penandaan dalam bentuk warna untuk memberitahukan pembaca akan hukum-hukum tajwid disamping dibimbing oleh guru-guru yang sudah ahli, mudahnya mengakses Al- Qur`an dimanapun dan kapanpun dengan cara men-download aplikasinya. Sisi negatifnya sendiri yaitu munculnya kekhawatiran akan penulisan teks Al-Qur`an yang tidak sesuai oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Walaupun sudah ada Lembaga Lajnah Pentashihan Al-Qur`an.

Disamping itu juga, banyak perusahaan penerbit mushaf yang menerbitkan mushaf Al-Qur`an secara manual atau dalam bentuk dibukukan mengalami kemerosotan atau kebangkrutan dalam hal penjualan mushaf Al-Qur`an. Para penerbit berusaha mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut dengan cara bekerja sama dengan badan-badan wakaf yang ada di Indonesia untuk mewakafkan mushaf Al-Qur`an kepada kaum muslimin yang membutuhkan. tentunya di

3Eva Nugraha, Tren Penerbitan Mushaf Dalam Komodifikasi Al-Qur`an di Indonesia, Ulumuna (Jurnal Studi Keislaman), Vol 18 No. 2 Desember 2014, h. 2

(16)

4

dalam dunia bisnis tetaplah menginginkan yang namanya keuntungan atau laba.

Hasil wakaf uang yang diperoleh atau yang terkumpul dari masyarakat, sebagian di salurkan ke perusahaan penerbit mushaf untuk menerbitkan mushaf Al-Qur`an, yang kemudian di wakafkan kembali kepada umat Islam. Maka dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan memperjual belikan mushaf Al-Qur`an.

Dikalangan para ulama hukum jual beli mushaf Al-Qur`an merupakan salah satu hal yang masih di perselisihkan kebolehannya.

Ada ulama yang membolehkan dan ada pula ulama yang tidak memperbolehkan atau masih memperselisihkan kebolehan jual beli mushaf Al-Qur`an.

Dari pemaparan di atas akhirnya penulis tertarik ingin mengetahui mengapa jual beli mushaf Al-Qur`an itu di perbolehkan, dan mengapa jual beli mushaf Al-Qur`an itu tidak di perbolehkan.

Dengan mengambil dua pendapat yakni pendapat dari Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal, yang akan di bahas dalam skripsi ini dengan judul “ANALISIS PEMIKIRAN IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS DAN IMAM AHMAD BIN HANBAL TENTANG JUAL BELI MUSHAF AL-QUR`AN DAN RELEVANSINYA DI INDONESIA”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian ini akan dibatasi pada masalah perspektif hukum Islam tentang jual beli mushaf Al-Qur`an studi pemikiran Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal.

(17)

5

C. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana hukum jual beli mushaf Al-Qur`an Menurut Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal ?

2. Bagaimana relevansinya dengan kondisi sekarang di Indonesia ? D. Tujuan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui hukum jual beli mushaf Al-Qur`an menurut Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal.

2. Untuk mengetahui relevansinya dengan kondisi sekarang di Indonesia.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara akademis, berguna sebagai salah satu persyaratan bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana hukum (SH) di Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta.

2. Secara teoritis, diharapkan sebagai sumbangan pemikiran, khazanah keilmuan dan dapat digunakan sebagai landasan bagi peneliti selanjutnya.

3. Praktis, sebagai landasan atau acuan dalam praktik keseharian jual beli mushaf Al-Qur`an kepada masyarakat tentang kebolehan dan larangan di dalam hal jual beli mushaf khususnya bagi praktisi ekonomi yang memperjual belikan mushaf Al-Qur`an.

F. Kajian Pustaka

No. Nama/Keterangan Judul Hasil Penelitian 1. Hanfatul Asna, Prodi Sejarah dan Tulisan ini mengkaji

(18)

6

Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,

Yogyakarta, tahun 2017

Karakteristik Manuskrip Mushaf Al- Qur`an Pangeran Diponegoro

dua manuskrip mushaf Al-Qur`an Pangeran Diponegoro yang dinisbatkan sebagai peninggalan Pangeran Diponegoro melalui pendekatan filosofis dapat diketahui beberapa karakteristik dari kedua mushaf tersebut, seperti penggunaan rasm, tanda baca, tanda tajwid, dan tanda waqaf yang berbeda dari kedua mushaf yakni menunjukkan bahwa tidak semua

mushaf yang

dinisbatkan sebagai peninggalan Pangeran Diponegoro

merupakan mushaf yang ditulis langsung oleh Pangeran Diponegoro.

2. Jumroni Ayana, Program Pasca

Tanda Baca Dalam Al-

Kesimpulan dari penelitian dan analisis

(19)

7

Sarjana Ulum Al- Qur`an dan Ulum Al-Hadist, Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta, tahun 2016

Qur`an (Studi Perbandingan Mushaf Al- Qur`an Standar Indonesia dengan Mushaf Madinah)

terhadap dua mushaf Al-Qur`an yaitu mushaf standar Indonesia dan mushaf standar Madinah yakni konsep harakat dan tanda baca dalam mushaf Madinah merujuk dari kitab

„At-Tiraz fi Syarhi Dhabthil Kharrz‟

karya At-Tanasiy sebagai rujukan akademisi, mushaf standar Indonesia belum memiliki rujukan akademisi sebagaimana mushaf Madinah tersebut.

Akan tetapi

mengadopsi bentuk- bentuk tanda baca dari Negara-negara seperti Pakistan dan mushaf Bahriyah sehingga ada kesamaan bentuk dalam beberapa kasus, seperti fathah, kasrah,

(20)

8

dhammah dan sukun.

Sedangkan konsep seperti tanwin keduanya memiliki perbedaan.

3. Lenni Lestari, S.Th.I, M.Hum, IAI Zawiyah Cot Kala Langsa Aceh, tahun 2016

Mushaf Al- Qur`an Nusantara:

Perpaduan Islam dan Budaya Lokal

Hasil yang dapat disimpulkan dari pemaparan tentang mushaf Al-Qur`an Nusantara yakni perpaduan Islam dan budaya lokal bahwa geliat masyarakat Indonesia untuk melestarikan Al- Qur`an dari berbagai aspek, sudah muncul sejak abad ke tiga belas Masehi hingga saat ini. Masing- masing periode mencoba meneliti, mengoreksi, dan menutupi kekurangan mushaf-mushaf di masa sebelumnya.

Penyalinan dan pencetakan mushaf

(21)

9

Al-Qur`an di

Indonesia merupakan salah satu bentuk living Qur`an yang masih

mempertahankan karakteristik budaya

lokal dan

dimungkinkan akan terus berkembang.

4. Nasruddin, Dosen Tetap Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Adauddin Makassar, tahun 2015

Sejarah Penulisan Al- Qur`an (Kajian Antropologi Budaya)

Pada masa Rasulullah Saw cara penulisan Al-Qur`an adalah dengan mengangkat beberapa orang penulis yang mahir dan dipercaya oleh Rasulullah Saw.

ketika Rasulullah Saw wafat maka dilakukan pengumpulan

hardkopy.

5. Eva Nugraha, Fakultas

Ushuluddin,

Universitas Islam Syarif Hidayatullah

Saat Mushaf Al-Qur`an Menjadi Komoditas

Untuk

mengembangkan gagasan standarisasi komodifikasi Al- Qur`an bisa di ambil

(22)

10

Jakarta, tahun 2014 konsep halal, tayyib, dan shahih sebagai kaidah dasar dalam pelabelan proses

produksi dan

distribusi mushaf.

Kemudian al-takrim, al-tayyib, dan al- tahrim merupakan kaidah yang harus diterapkan dalam proses akses dan konsumsi mushaf di ruang publik, dan semua konsep tersebut baru bisa terlaksana dan menjadi aturan yang dipedomani dengan salah satu syaratnya adalah memberikan

wewenang yang lebih besar kepada LPMA, yang tidak hanya memberi tashih rasm dabt dan sawt, akan tetapi juga memberi sertifikasi kelayakan

(23)

11

para pelaku industri penerbitan mushaf Al- Qur`an. Tentu ini dilakukan bersama- sama lembaga dan kementerian terkait.

G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Yaitu mengkaji permasalahan dengan cara menelusuri, mencari dan menelaah bahan berupa data dari literature-literatur yang berhubungan dengan judul penelitian. Menggunakan data primer dimana data yang dihasilkan adalah data yang deskriptif berupa tulisan mengenai pemikiran ulama terhadap jual beli mushaf Al-Qur`an.

2. Sumber Data

a. Data Primer adalah data utama yang menjadi objek penelitian, yang dalam hal ini adalah karya dari Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal.

b. Data Sekunder adalah data pendukung yang mendukung data primer, yang dalam hal ini berupa buku, majalah, jurnal, dan lain-lain.

3. Metode Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi keperpustakaan, studi yang dilakukan dengan membaca, mempelajari serta merangkum dan mengumpulkan sumber- sumber yang diperlukan sesuai objek penelitian.

(24)

12

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan analisis data kualitatif yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan matematis, statistik dan lain sebagainya, melainkan menggunakan penekanan ilmiah atau penelitian-penelitian yang menghasilkan penemun-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara lain dari kuantifikasi. Oleh karena itu analisis ini hendak menggambarkan atau menguraikan pemikiran dari Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal tentang hukum jual beli mushaf Al-Qur`an. Yakni membandingkan hukum jual beli mushaf Al-Qur`an antara Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal.

5. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka penulisan dalam skripsi ini merujuk pada Buku Pedoman Skripsi Institut Ilmu Al- Qur`an Jakarta tahun 2017.4

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan dalam peneliti ini, maka penelitian ini dibagi kepada beberapa bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, merupakan rencana penelitian secara utuh meliputi latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Karangka Teori

4Huzaemah T. Yanggo, dkk., Petunjuk Penulisan Proposal dan Skripsi, (Tangerang: LPPI IIQ Jakarta, 2017)

(25)

13

A. Jual Beli

1. Pengertian Jual Beli 2. Dasar Hukum Jual Beli 3. Syarat dan Rukun Jual Beli 4. Macam-macam Jual Beli BAB III Biografi

A. Imam Muhammad bin Idris

1. Biografi Imam Muhammad bin Idris

2. Guru-guru dan Murid Imam Muhammad bin Idris 3. Karya-karya Imam Muhammad bin Idris

B. Imam Ahmad bin Hanbal

1. Biografi Imam Ahmad bin Hanbal

2. Guru-guru dan Murid Imam Ahmad bin Hanbal 3. Karya-karya Imam Ahmad bin Hanbal

BAB IV Analisis Hasil Dari Penelitian Tentang Jual Beli Mushaf Al-Qur`an

A. Metode Istinbath Hukum Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal

B. Hukum Jual Beli Mushaf Al-Qur`an menurut Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal C. Analisis Hukum Tentang Jual Beli Mushaf Al-

Qur`an menurut Imam Muhammad bin Idris dan Imam Ahmad bin Hanbal Serta Relevansinya di Indonesia

BAB V Penutup, bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran yang diperoleh dari penelitian.

(26)

88 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan

Metode yang digunakan oleh Imam Muhammad bin Idris dalam menetapkan hukum jual beli mushaf Al-Qur`an adalah dengan melihat maslahah dan madharatnya. Maka penetapan hukum beliau jika mushaf Al-Qur`an yang diperjual belikan itu mengandung maslahat, maka diperbolehkan. Tetapi jika penjualan mushaf Al- Qur`an tersebut kurang bermanfaat, di dalamnya itu termasuk israf, tidak berfungsi atau tidak dibaca, hanya sebagai pajangan saja, maka menurut Imam Muhammad bin Idris itu makruh. Sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal beliau berpendapat bahwa menjual mushaf tidak diperbolehkan, sedangkan membelinya diberikan keringanan.

Relevansinya dengan kondisi yang ada di Indonesia, peneliti bisa membuat sebuah fenomena yang ada di masyarakat, yang ada di toko-toko buku, dan yang ada di rumah-rumah banyak Al-Qur`an yang tidak terbaca. Maka itu keluar dari kebutuhan yang tidak dibenarkan dalam Islam. Tujuan dari pada sebuah hukum dibolehkan atau tidaknya tergantung dari maksud-maksud dibolehkan dan tidak dibolehkannya itu. Kalau penerbit mushaf Al-Qur`an hanya memikirkan untung dalam menjual mushaf Al-Qur`an, maka itu sama saja dengan menjual ayat-ayat Al-Qur`an.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut:

(27)

89

1. Menjual mushaf Al-Qur`an yang sesuai adalah tidak menjualnya secara berlebihan, untuk menghindari agar niat menjual mushaf Al- Qur`an hanya sebagai bisnis, tetapi niat yang pertama adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan umat Islam.

2. Kepada seluruh masyarakat muslim khususnya yang ada di Indonesia, agar membeli mushaf Al-Qur`an tidak hanya sekedar membelinya saja. Akan tetapi marilah memanfaatkannya untuk dibaca, dipelajari, dan diamalkan isi kandungan Al-Qur`an dalam kehidupan sehari-hari.

(28)

90

Daftar Pustaka

Azzam, Abdul Aziz Muhammad, Fiqh Muamalah Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam, Jakarta: Amzah, 2010.

Abdullah, Ru’fah. dan Sohari Sahrani, Fiqh Muamalah, Bogor:

Ghalia Indonesia, 2011.

Agama RI, Kementerian, Pembangunan Ekonomi Umat (Tafsir Al- Qur`an Tematik), Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama, 2012.

Asqalani, Ibnu Hajar, Al Imam Al Hafizh, Penjelasan Kitab Shahih Bukhari, Jakarta: Pustaka Azzam Anggota.

---, Terjemahan Bulughul Maram, Terj. Abdul Rosyad Siddiq, Jakarta: Akbar Media, 2013.

Asy-Syinawi, Abdul Aziz, Al-Aimah Al-Arba’ah Hayatuhum Mawaqifuhum Ara’ahum, Terj. Abdul Majid, Arif Mahmudi, Biografi Empat Imam Mazhab, Jakarta Timur: Beirut Publising, 2014.

Asy-Syirazi, Abu Ishaq, al-Muhadzzab, Juz I, Mesir: ‘Isa al-Babi al- Halabi, t.th.

Asy-Syafi’i, Imam, Al-Umm, jilid 4, Jami’un Huquqan Ath-Thaba’a Mahfhuzhah: Ath-Thaba’atu al-ula, 1422 H / 2001 M.

As-Sa’di, Syaikh Abdurrahman, dkk, Fiqh Al-Bay’ wa Asy-Syira’, Terj. Abdullah, Fiqih Jual Beli (Panduan Praktis Bisnis

(29)

91

Syariah), Jakarta Selatan: Senayan Publising Cerdas dan Berkualitas, 2008.

As-Sabatin, Yusuf, Bisnis Islami Dan Kritik Atas Praktik Bisnis Ala Kapitalis, Bogor: Al Azhar Press, 2014.

As-Saedy, Saed, “Jual Beli Mushaf Al-Qur`an”, dalam Majalah Shafa edisi 2 Th. II, 2015.

Basyir, Ahmad Azhar, Asas-asas Hukum Islam (Hukum Perdata Islam), Yogyakarta: UII Press, 2000.

Dimasyqi, Ibn Syaraf Al-Nawawi, Imam Muhyiddin Abi Zakaria Yahya, Raudhatut Thalibin, Huquqan Ath-Thab’u Mahfhuzhah: Thab’atun Khashshatun, 1423 H / 2003 M.

Ghazali, Abdul Rahman, Fiqh Muamalat, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Hidayat, Enang, Fiqh Jual beli, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.

Haroen, Nasrun, Fiqh Muamalah, Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama, 2007.

Isma’il Al-Kahlani, Muhmmad bin, Subul As-Salam, Juz 3, (Mesir:

Maktabah Mushtafa Al-Babiy Al-Habibiy, 1960)

Indunisi, Nahrawi Abdus Salam, Ahmad, Al- Imam al-Syafi’i fi Mazhabihi al-Qadim wa al-Jadid, Terj. Usman Sya’roni, Ensiklopedia Imam Syafi’i (Biografi dan Pemikiran Mazhab Fiqh Terbesar Sepanjang Masa, Jakarta Selatan: Hikmah (PT Mizan Publika) Anggota IKAPI, 2008.Khalil, Rasyad Hasan,

(30)

92

Tarikhut Tasyri’il Islami, Terj. Nadirsyah Hawari, Tarikh Tasyri’ (Sejarah Legislasi Hukum Islam), Jakarta: Amzah, 2009.

Lihham, Sa’id Muhammad, Hayat syaiban Al-Ladaqi, Musnad Imam Syafi’i, Terj. Edi, dkk, Musnad Imam Syafi’i (Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i), Jakarta: Pustaka Azzam, 2008

Lathif, AH. Azharudin, Fiqh Muamalat, Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005.

Muhammad bin Yazid, Abu ‘Abdillah, Sunan Ibnu Majah, (Jordan:

Bait Al-Afkar Ad-Dauliyah, t.th.)

Muslich, Ahmad Wardi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Amzah, 2013.

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, Jakarta: Prenada Media Group, 2015.

Munawir, Imam, Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari Masa ke Masa, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1985.

Mubarok, Jaih. dan Hasanudin, Fikih Mu’amalahh Maliyyah Akad Jual-Beli, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017

---, Sejarah Perkembangan Hukum Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.

Nugraha, Eva, Saat Mushaf Al-Qur`an Menjadi Komoditas, Refleksi, Vol. 13 No. 6, Maret 2014.

(31)

93

---, Tren Penerbitan Mushaf Dalam Komodifikasi Al-Qu`an di Indonesia, Ulumuna (Jurnal Studi Keislaman), Vol 18 No. 2 Desember 2014.

Poerwodarminto, WJS., Kamus Besar bahasa Indonesia, Jakarta: PN.

Balai Pustaka, 1976.

Qardhawi, Yusuf, Man Hazal Islam Fatawa mu’asharhah, Terj.

Moh. Suri Sudahri, dkk, Fatwa-fatwa Kontemporer, Vol 4, Jakarta Timur: Pustaka L Kausar, 2009.

Qudamah, Syaikh Muwafiquddin Ibnu, Al-Mughni, Jilid 6, Turki:

Dar Alamul Kutub, 1997.

Qudamah, Ibnu, Al-Mughni, Terj. Anshori taslim, Al-Mughni (Pembahasan Tentang Sifat Haji dan Jual Beli), Jilid 5, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.

Rais, Isnawati. dan Hasanudin, Fiqh Muamalah dan Aplikasinya pada Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011

Rahmat, Syafei, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001 Ridhwan, Munawwir, Rumus Fiqh, Ushul Fiqh dan Hadist, Penerbit:

Zam-Zam Sumber Mata Air Ilmu, 2015Syarifudin, Amir, Garis-garis Besar Fiqh, Jakarta: Kencana, 2003.

Syuja’, Abu, Matan Al- Ghayah Wat Taqrib, Terj. Ulin Nuha, Ringkasan Kitab Fiqih Imam Syafi’i, Yogyakarta: Mutiara Media, 2014.

(32)

94

Suhendi, Hendri, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.

Sabiq, Sayyid, Fiqhussunnah, Terj. Kamaluddin A. Marzuki, Fikih Sunnah 12, Bandung: PT. Alma’arif, 1987.

Salim, Yunny. Dan Peter Salim dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Modern Inglish Press, 1991.

Suwaidan, Tariq, Biografi Imam Syafi’i, Terj. Imam Firdaus, Jakarta:

Zaman, 2015

Siddiqi, Muhammad Nejatullah, Kegiatan Ekonomi dalam Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Tjirtosubyyo. dan Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum perdata, Jakarta: Pradya Paramita, 1981.

Yanggo, Huzaemah Tahido, Pengantar Perbandingan Mazhab, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

---, Petunjuk Penulisan Proposal dan Skripsi, Tangerang: LPPI IIQ Jakarta, 2017.

Zahrah, Muhammad Abu, Imam Syafi’i (Biografi dan Pemikiran dalam Masalah Akidah, Politik, dan Fikih), Terj. Abdul Syukur, dkk., Tangerang: Lentera Hati, 2013.

Zarqa, Musthafa Ahmad, Al- Madkhal Fi al-Fiqh al-Islami, Juz 3, Mesir: Mathabi Fata al-‘Arab.

(33)

95

Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqhu Asy-Syafi’i Al-Muyassar, Terj.

Muhammad Afifi, Abdul Hafiz, Fiqh Imam Syafi’i 1, (Jakarta Timur: Almahira, 2012).

---, Fiqh imam Syafi’i, jilid 1, Jakarta: Almahira,2010.

Referensi

Dokumen terkait

(3) Sikap awal dari Muhammad Faqih Maskumambang terhadap pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab adalah menolaknya. Hal ini dikarenakan beliau membaca buku Fajrul

Murid-muridnya beliau antara lain: al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibrahim bin Ishaq, Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dan lain- lain. Ibnu Ma’in mengatakan: “saya

Skripsi yang berjudul: “Jilbab Muslimah Menurut Pemikiran Muhammad Nāṣiruddīn Al-Albāniy dan Muhammad bin Ṣālih Al-„Uṡaimīn”, ditulis oleh Mahyudiansyah telah

Bahkan Imam Ahmad pernah berkata pada temannya yang ikut ke hijaz “Jika sampai kita terlewat memperoleh ilmu dari orang itu (Imam Syafi’i), hingga tiba hari

al-Hanbali, Abu Muhammad Muwafiq ad-Diin Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah al-Jama'ili ad-Dimasyqi.. al-Hindi, Zain ad-Din Ahmad bin Abd al-Aziz bin Zain

Letak persamaan pemikiran antara Muhammad bin Abdul Wahhab dan Muhammad Ali Pasha, adalah sama-sama menyumbangkan gagasan pemikiran mereka terhadap perkembangan pembaharuan dalam dunia

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i dan Muhammad Nashiruddin Al-Albani tentang hukum puasa sunah

Para ulama yang pernah belajar kepada beliau adalah para ulama besar pula seperti Muhammad bin Yahya Adz-Dzuhli, Al-Imam Al-Bukhari, Al-Imam Muslim, Abu Dawud, An-Nasai,