• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Bab Ii Landasan Teori - Umri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Bab Ii Landasan Teori - Umri"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Menurut Subagyo dalam Marimin 2004, Quality Function Deployment adalah suatu cara peningkatan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan sarana teknis untuk menghasilkan barang atau jasa pada setiap tahapan pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. Mengurangi biaya : Hal ini dapat terjadi karena produk yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan konsumen, sehingga tidak terjadi pengulangan pekerjaan dan membuang bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikasi konsumen. Dengan QFD, produk atau jasa yang dihasilkan akan dapat lebih memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

Pengurangan waktu produksi: QFD akan menciptakan tim pengembangan produk atau jasa yang akan fokus pada pengembangan program untuk kebutuhan dan harapan konsumen (Ariani, 2002). Evaluasi pelanggan untuk membandingkan pendapat pelanggan tentang kualitas produk yang dihasilkan perusahaan dengan produk pesaing. Informasi untuk membandingkan kinerja teknis suatu produk atau layanan yang berasal dari kinerja produk atau layanan pesaing.

Membentuk submatriks Yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen (melalui wawancara atau mengisi kuesioner) terkait dengan karakteristik produk yang diinginkan. Tingkat ketertarikan konsumen memiliki skala dari 1 (satu) sampai dengan 5 (lima), dimana nilai 5 (lima) menunjukkan bahwa fitur yang ada benar-benar diperlukan dan fitur tersebut harus ada pada produk yang diinginkan. Membentuk submatriks How, yaitu menerjemahkan persyaratan tersebut ke dalam persyaratan desain, yang dapat diketahui kualitas dan kuantitasnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.

Melakukan analisis untuk setiap keinginan dan kebutuhan pelanggan berdasarkan karakteristik produk yang ada dan pesaing untuk semua dimensi kualitas yang tercantum.

Gambar 2.1  House of Quality (HOQ)  Sumber : Wijaya, 2011
Gambar 2.1 House of Quality (HOQ) Sumber : Wijaya, 2011

Kuesioner

Skala psikologis yang dibuat oleh penulis bertujuan untuk memaparkan pengaruh variabel bimbingan karir terhadap kemandirian siswa dalam memilih karir. Menentukan bentuk angket atau skala psikologis, sedangkan bentuk angket yang digunakan penulis adalah angket terstruktur.

Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Jenis-Jenis Validitas

Validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kualitas yang aspek psikologisnya diukur dengan suatu pengukuran dan adanya penilaian bahwa konstruk tertentu dapat menghasilkan kinerja yang baik dalam pengukuran. Validitas muka adalah validitas yang berkaitan dengan apa yang nampak untuk diukur dan bukan dengan apa yang seharusnya diukur. Validitas Faktorial suatu alat ukur adalah korelasi antara alat ukur tersebut dengan faktor-faktor yang tergabung dalam suatu kelompok atau ukuran perilaku lainnya, dimana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.

Kriteria adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin diprediksi oleh ukuran tersebut. Validitas intrinsik adalah validitas yang berkaitan dengan penggunaan teknik eksperimen untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Predictive Validity adalah validitas yang berkaitan dengan hubungan antara skor suatu instrumen pengukuran dengan fungsi masa depan seseorang.

Validitas kurikuler adalah validitas yang ditentukan dengan melihat isi pengukuran dan menilai sejauh mana pengukuran itu merupakan alat ukur yang benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan pengajaran.

Uji Reliabilitas

  • Jenis-jenis Reliabilitas
  • Metode Pengujian Reliabilitas

Dengan demikian, reliabilitas suatu alat ukur dapat dilihat dari dua indikator, yaitu standar kesalahan pengukuran dan koefisien reliabilitas. Hal ini dapat berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (test-retest) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subyektif, jika dua rater memberikan hasil yang sama (inter-rater reliability). Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran tes tetap stabil setelah dilakukan berulang kali pada subjek dan dalam kondisi yang sama.

Interpretasi lain adalah seberapa tinggi korelasi yang muncul antara skor pada dua tes paralel (Saifuddin Azwar, 2006). Pendekatan tes ulang memberikan serangkaian tes yang sama kepada sekelompok subjek dua kali pada interval waktu yang berbeda. Asumsinya adalah bahwa hasil yang dihasilkan oleh tes yang sama akan menghasilkan hasil nyata yang relatif sama.

Ini tentang mencoba mendapatkan nilai yang sama atau serupa untuk setiap orang atau entitas yang diukur setiap kali Anda mengukurnya. Keandalan ini meliputi penggunaan indikator, definisi operasional dan prosedur pengumpulan data yang sama setiap saat, dan. mengukurnya pada waktu yang berbeda. Mengenai mencoba mendapatkan nilai relatif yang sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada waktu yang bersamaan.

Jadi, jika subjek tampak cemas pada "pengukuran kecemasan", orang tersebut harus menunjukkan tingkat akurasi relatif yang sama saat tekanan darahnya diukur. Reliabilitas diukur dengan menentukan hubungan antara skor hasil penyajian tes yang sama kepada kelompok yang sama pada waktu yang berbeda. Metode test-retest menggunakan pengukuran atau “tes” yang sama untuk variabel tertentu pada satu waktu dan mengulang pengukuran pada waktu yang lain.

Cara lain untuk menunjukkan stabilitas reliabilitas saat menggunakan survei adalah dengan memasukkan pertanyaan yang sama dalam dua bagian kuesioner atau wawancara yang berbeda. Sebagai contoh, Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MPPI) memeriksa reliabilitas test-retest dalam satu kuesioner dengan mengulang pertanyaan tertentu di bagian yang berbeda dari kuesioner yang panjang. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat memiliki dua arti, yang berarti bahwa mereka ditafsirkan secara berbeda ketika mengisi kuesioner yang berbeda.

Suatu tes yang reliabel akan memberikan hasil yang relatif sama jika diujikan pada topik yang sama beberapa kali. Dengan kata lain, seberapa stabil tes tersebut ketika diuji beberapa kali pada subjek yang sama pada waktu yang berbeda.

Ergonomi

Stabilitas ini karena itu hanya mungkin jika, setelah diuji, orang ini ditempatkan di mesin waktu dan kembali ke keadaan saat pertama kali diuji. Solusi untuk masalah ini terletak pada pemberian bantuan kinerja pekerjaan atau mendesain ulang pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya dalam batas kemampuan manusia. Solusinya adalah menekankan persyaratan pekerjaan agar sesuai dengan kemampuan manusia dan memberikan bantuan kinerja pekerjaan.

Antropometri

Panjang Lengan Atas Panjang Popliteal Tinggi Lutut Tinggi Popliteal Lebar Samping Lebar Bahu Atas Lebar Bahu Pinggul Tebal Dada Tebal Perut Tinggi Dalam Posisi Duduk. Tinggi Badan Tinggi Mata Tinggi Bahu Tinggi Siku Tinggi Pinggul Tinggi Segmen Tinggi Ujung Jari. Orang memiliki ukuran tubuh manusia yang berbeda-beda yang berbeda-beda pada setiap orang, seperti berat badan (kurus, sedang dan berat), tinggi badan saat berdiri (kecil, sedang dan tinggi), lingkar badan (kecil, sedang dan besar) serta seperti posisi saat lengan direntangkan, panjang kaki, dan sebagainya.

Data antropometri tersebut digunakan untuk berbagai keperluan seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja dan perancangan produk untuk mendapatkan pengukuran yang sesuai dan sesuai dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan digunakannya. Antropometri statis adalah pengukuran keadaan dan ciri fisik orang dalam posisi diam pada dimensi fisik dasar, antara lain panjang segmen atau bagian tubuh, keliling bagian tubuh, massa bagian tubuh, dan sebagainya. Jika antropometri hanya dipandang sebagai pengukuran tubuh manusia belaka maka tentunya dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana.

Berbeda dengan tinggi badan, dimensi tubuh lainnya seperti berat badan dan lingkar perut dapat terus meningkat hingga usia 60 tahun. Bandingkan dengan rata-rata orang Amerika Utara yang tingginya sekitar 179 cm untuk pria dan 165 cm untuk wanita. Orang Asia cenderung memiliki tubuh yang berbeda dari orang Amerika dan Eropa, dengan kaki lebih pendek dan punggung lebih panjang.

Sebagai contoh, petani di desa yang terbiasa melakukan pekerjaan fisik yang berat memiliki antropometri yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di kota dengan pekerjaan kantoran yang hanya duduk di depan komputer. Orang yang rutin berolahraga juga memiliki sikap yang berbeda dengan mereka yang jarang berolahraga. Panero dan Zelnik (1979) menjelaskan hubungan linier antara rata-rata tinggi dan berat badan anak-anak di Amerika Serikat dengan pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan orang tua.

Ini kemungkinan besar karena peningkatan kemakmuran dan asupan nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pembedaan ini dilakukan agar penggunaannya dapat disesuaikan secara khusus dengan karakteristik populasi pengguna sasaran hasil perancangan, misalnya apakah sasarannya laki-laki atau perempuan, atau berasal dari kelompok ras tertentu dan kelompok pekerja tertentu. Kisaran kelayakan biasanya dari persentil ke-5 untuk wanita hingga persentil ke-95 untuk pria.

Walau bagaimanapun, tidak dapat dinafikan terdapat bekalan yang lebih besar untuk menampung peratusan penduduk yang lebih besar. Contoh produk yang biasanya menggunakan pendekatan ini ialah kerusi atau meja dengan ketinggian boleh laras, kecondongan boleh laras dan sebagainya.

Gambar 2.2   Antropometri Tubuh  Sumber: Data Antropometri Indonesia
Gambar 2.2 Antropometri Tubuh Sumber: Data Antropometri Indonesia

Gambar

Gambar 2.1  House of Quality (HOQ)  Sumber : Wijaya, 2011
Tabel 2.1  Contoh Kuesioner
Gambar 1.1  Anthropometri tangan manusia  Sumber: Gambar Antropometri Tangan. 2019
Gambar 2.2   Antropometri Tubuh  Sumber: Data Antropometri Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikutnya, apabila hasil pengukuran volume dengan 3D Scanner Laser Triangulation menunjukkan hasil yang sama, atau mendekati hasil pengukuran dengan metode