• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pembelajaran reciprocal teaching Terhadap kemampuan komunikasi tertulis Matematika siswa Kelas X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh pembelajaran reciprocal teaching Terhadap kemampuan komunikasi tertulis Matematika siswa Kelas X"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERTULIS

MATEMATIKASISWA KELAS X

Oleh

Siti Fara Handayani NIM. 180103059

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2022

(2)

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERTULIS

MATEMATIKASISWA KELAS X Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana

Oleh

Siti Fara Handayani NIM. 180103059

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2022

(3)
(4)

vi

(5)

vii

(6)

ix

(7)

x MOTTO

... ْمِهِسُفْنَاِب اَم ا ْوُرِ يَغُي ىهتَح ٍم ْوَقِب اَم ُرِ يَغُي َلَ َ هاللّٰ َّنِا

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

(Q.S. Ar-Ra’d [13]: 11)1

1 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur’an, Mushaf Kalamy, (Bandung: Kalamy Qur’an, 2019), hlm 250.

(8)

xi

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk ibuku Rini dan Alm. Papa Kurais, Abang- abangku (Muhamad Fauzi, Fadel Anshari) dan Adikku Siti Nadya Hikmah, Umi dan Aji, Keluargaku, semua guru dan dosenku, almamaterku, pacarku Rahmadin Munauwarah, sahabat & teman-teman seperjuanganku yang telah memberikan semangat dan membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.”

(9)

xii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa tercurahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang tiada putus-putusnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Komunikasi Tertulis Matematika Siswa Kelas X”

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada kekasih-Nya Muhammad SAW sang pembawa kebenaran, perombak kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis bisa menuangkan ide dan pikiran untuk menyusun skripsi ini dengan cahaya pendidikan islami.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu diucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Mauliddin, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak Kamirsyah Wahyu, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang sudah banyak meluangkan waktu dalam proses bimbingan dan yang selalu memberikan support, dorongan, serta melakukan koreksi secara mendetail dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. AlKusaeri, M.Ag selaku Ketua Jurusan Tadris Matematika UIN Mataram.

3. Bapak Dr. Jumarim, M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

4. Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag. selaku rektor UIN Mataram.

5. Bapak dan ibu dosen Jurusan Tadris Matematika.

6. Kepala MAN 1 Kota Bima, serta para guru dan staf MAN 1 Kota Bima yang telah memberikan dukungan dan kesempatan untuk meneliti.

7. Alm.Papa dan Mamaku tercinta yang telah banyak berkorban demi keberhasilan dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

8. Seluruh keluarga besarku, saudara-saudariku yang aku sayangi yang senantiasa mendo’akan dan memberikan semangat.

(10)

xiii

9. Semua sahabat-sahabatku tersayang dan orang-orang terdekatku.

10. Teman-teman seperjuangan kelas B yang saya sayangi, terimakasih untuk segala kenangan dan keluh kesah yang telah kita lewati bersama

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat balasan kebaikan yang berlipat-ganda dari Allah SWT, dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, ammiinn ya rabbal alaminin.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Skripsi ini, namun kesempurnaan bukanlah milik manusia, melainkan milik Allah semata. Jika masih terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna untuk memperbaiki di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta dapat menjadi bahan pengetahuan bagi pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mataram, 2022

Penulis

Siti Fara Handayani

(11)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN LOGO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

PENGESAHAAN DEWAN PENGUJI ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat ... 5

D. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Penelitian Yang Relevan ... 8

B. Kajian Pustaka ... 10

C. Kerangka Berpikir ... 21

D. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

D. Variabel Penelitian ... 26

(12)

xv

E. Desain Penelitian ... 26

F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian ... 27

G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian ... 30

H. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 56

BAB V PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LEMPIRAN ... 66

(13)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas X MAN 1 Kota Bima, 24 Tabel 3.2 Rancangan Penelitian,27

Tabel 3.3 Pensekoran Tes Kemampuan Komunikasi TertulisMatematis,29 Tabel 3.4 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran, 35

Tabel 4.1 Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran,43-45 Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas,46

Tabel 4.3 Hasil Uji Reabilitas Soal Kemampuan Komunikasi,47 Tabel 4.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal,48

Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Pembeda,49 Tabel 4.6 Hasil Daya Beda Soal,49-50 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data,54 Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data,55 Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis,55

(14)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Uji Validitas Soal,67-68 Lampiran 2 Hasil Uji Reabilitas,69-70 Lampiran 3 Hasil Tingkat Kesukaran,71-72 Lampiran 4 Hasil Daya Pembeda,73-74

Lampiran 5 Uji Normalitas Kelas Kontrol,73-74

Lampiran 6 Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Eksperimen,77-78 Lampiran 7 Uji Homogenitas,79-80

Lampiran 8 Uji Hipotesis,82-83

Lampiran 9 RPP Kelas Eksperimen,85-98 Lampiran 10 RPP Kelas Kontrol,99-106

Lampiran 11 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP,107-111 Lampiran 12 Soal Post-Test,112-117

Lampiran 13 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Tertulis Matematika,118-119

Lampiran 14 Dokumentasi,120 Lampiran 15 Kartu Konsultasi Lampiran 16 Kartu Konsultasi

Lampiran 17 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Lampiran 18 Surat Izin

Lampiran 19 Surat Keterangan Bebas Pinjam Lampiran 20 Surat Izin Penelitian

Lampiran 21 Surat Keterangan

(15)

xviii

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERTULIS

MATEMATIKA SISWA KELAS X

Oleh

Siti Fara Handayani NIM. 180103059

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran reciprocal teaching terhadap kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Ekperimental (Eksperimen Semu) dengan rancangan Posttes-Only Control Design.

Populasi dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas X MAN 1 Kota Bima. Teknik pengambilan sampel menggunakan Teknik random sampling yaitu sebanyak 2 kelas, kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen berjumlah 34 siswa dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching dan kelas X IPA 3 sebagai kelas kontrol berjumlah 34 siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi serta untuk mengetahui kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa menggunakan tes berbentuk uraian yang terdiri dari 3 soal. Uji hipotesis yang dilakukan menggunakan uji t test yang dipakai untuk dua sampel dengan dua perlakuan yang berbeda. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran reciprocal teaching terhadap kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa kelas X. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan uji independent “t”, diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 2,722 > 1,99 maka terdapat perbedaan kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa. Berdasarkan analisis data, bahwa pembelajaran reciprocal teaching memberikan peningkatan skor terbesar pada siswa tingkat kemampuan atas.

Kata Kunci: Pembelajaran Reciprocal Teaching, Matematika, Kemampuan Komunikasi Tertulis.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan komunikasi matematis sangat penting untuk memungkinkan siswa memastikan proses, diskusi dan keputusan yang dibuat. Selanjutnya, kemampuan komunikasi matematis bisa mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang dipelajari terutama matematika. National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyatakan bahwa standar proses pembelajaran matematika terdiri dari pemecahan masalah (Problem Solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi matematis (communication) keterkaitan dalam matematika (connection), representasi (representation). Tapi kenyataan masih banyak guru yang kurang memperhatikan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika.2

Menurut Greenes dan Schulman, komunikasi matematis merupakan kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi matematika. Hal senada juga dijelaskan oleh Baroody bahwa terdapat dua alasan mengapa komunikasi penting. Alasan pertama adalah matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, akan tetapi matematika juga merupakan suatu alat yang tidak ternilai untuk mengkomunikasikan berbagai ide dengan jelas, dengan tepat, dan dengan ringkas tapi jelas. Alasan kedua adalah pembelajaran matematika merupakan aktivitas sosial dan juga sebagai wahana interaksi antara siswa dengan siswa dan antara guru dengan siswa.3

2 Arezqi Tunggal Asmana And Abdur Rohim, “Profil Komunikasi Matematika Tertulis Siswa Ma Dalam Pemecahan Masalah Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Kemampuan Matematika,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 4, no.2 (2019): , https://doi.org/10.26877/jipmat.v4i2.4245

3 Reni Nuraeni, Irena Puji Luritawaty, “Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Melalui Strategi Think Talk Write,” Jurnal Pendidikan Matematika 5, no.2 (Mei 2016): 101-112. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v5i2.265.

(17)

2

Menurut Noraini Idris, kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan dalam membaca, menafsirkan, menginterpretasikan grafik, dan menggunakan konsep matematika yang benar dalam menyampaikan argumen secara lisan maupun tulisan. Komunikasi matematis adalah suatu keterampilan penting dalam matematika, menurut The Intended Learning Outcomes yang dikutip oleh Purnama, komunikasi matematis yaitu kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren kepada teman, guru dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. Ini berarti dengan adanya komunikasi matematis, guru dapat lebih memahami kemampuan siswa dalam menginterpretasikan dan mengekspresikan pemahamannya tentang konsep yang mereka pelajari.4

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asri Asih, Resy Nirawati, Nurhayati menunjukan bahwa 20% atau 80% menjawab soal dengan hasil salah. Disini menunjukan bahwa ketercapaian indikator ekspresi matematika tergolong rendah. Terdapat 6,67% siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar dan 93,33% menjawab dengan hasil salah. Disini menunjukan bahwa ketercapaian indikator menggambar tergolong rendah. Dan 20% menyelesaikan soal dengan benar dan 80% menjawab soal hasil salah. Disini menunjukan bahwa ketercapaian indikator menulis tergolong rendah. Berdasarkan hasil pra riset tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah.5

Menurut hasil penelitian Rido Dwi Setiyawan, Puguh Darmawan, Novi Prayekti menunjukan bahwa dalam menyelesaikan soal SPLTV maka didapatkan 2 subyek berkemampuan sangat lancar, memiliki kemampuan kemampuan matematika yang baik dan lebih tinggi dari siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis lancar dan kurang. 5 subyek berkemampuan lancar, memiliki kemampuan

4 Nurul Fadhilah Syamsir, Noviarni, “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis: Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Probing-Prompting Untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama,” JURING (Journal for Research in Mathematics Learning 1, no.2 (2018): 171-182, https://doi.org/10.24014/juring.v1i2.5642.

5 Asri Asih, Resy Nirawati, Nurhayati, “Pengaruh Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Kemempuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Materi SPLTV Kelas X MIPA” Journal OF Educational Review And Research 4, no.1 (July 2021): 31-38, https://doi.org/10.26737/jerr.v4i1.2256

(18)

3

matematika yang cukup baik dan tinggi dari siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis kurang lancar. 3 subyek berkembang kurang lancar, memiliki kemampuan matematika yang kurang baik dan lebih rendah dari siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis sangat lancar dan lancar.6

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di MAN 1 Kota Bima pelajaran matematika khususnya pada materi SPLTV sebagian besar siswa belum bisa menyelesaikan soal SPLTV. Bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa juga masih rendah, oleh karena itu dibutuhkan aktivitas pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran SPLTV biasanya menggunakan metode substitusi, eliminasi, maupun menggunakan metode gabungan.

Beberapa penelitian sebelumnya tentang pengaruh reciprocal teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa.

Misalnya, Dwi Maulani dkk, pengaruh penerapan model reciprocal teaching yang bertujuan lain adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan self-concept siswa terhadap kemampuan kemampuan komunikasi matematis.7 Serta S.Hasanah dkk yang melakukan penelitian pembelajaran Reciprocal teaching yang bernuansa pendidikan karakter untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis.8 Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan Reciprocal teaching dengan topik yang sama yaitu untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah aktivitas pembelajaran berupa Reciprocal teaching kemudian menerapkan empat strategi pemahaman mandiri yang bertujuan untuk melihat kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan

6Rido Dwi Setiyawan, Puguh Darmawan, Novi Prayekti, “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Menyelesaikan Soal SPLTV: Kasus Pada Siswa SMA Kelas X IPS” Jurnal Universitas PGRI Banyuwangi :31-43.

7 Dwi Maulani, Suyono Suyono, Anton Noornia, “Pengaruh Penerapan Medel Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau Dari Self- Concept Siswa Di SMAN Kecematan Tambun Selatan Bekasi, JJPM 10, no.2 (2017): 14- 24, https://dx.doi.org/10.30870/jppm.v10i2.2026

(19)

4

melalui model Reciprocal teaching dan yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan penelitian terdahulu tentang kemampuan komunikasi matematika siswa tergolong rendah, penelitian ini penting karena dengan adanya reciprocal teaching memandang bahwa belajar matematika memerlukan strategi yang tepat agar siswa dapat belajar dengan optimal. Model pembelajaran ini akan menarik perhatian dan membawa siswa dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan serta memudahkan siswa memahami dengan baik yang diajarkan oleh guru.

Berdasarkan penjelasan diatas terkait kemampuan komunikasi matematika siswa tergolong rendah, dan penelitian terdahulu yang belum banyak meneliti tentang reciprocal teaching, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “pengaruh pembelajaran reciprocal teaching terhadap kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa kelas X”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pembelajaran reciprocal teaching terhadap kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa kelas X?

Agar penelitian ini dapat terfokus pada masalah yang ada maka penelitian ini dibatasi khusus untuk materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel.

C. Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan deskripsi pada latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan, yaitu untuk melihat apakah ada pengaruh reciprocal teaching terhadap kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa kelas X.

Manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Memberikan pemahaman baru terhadap guru karena pembelajaran reciprocal teaching menjadikan suatu strategi atau metode belajar supaya dapat meluaskan kemampuan komunikasi matematika hingga nanti bisa menjadi alternatif pembelajaran yang dapat digunakan didalam ruang kelas.

(20)

5

2. Meningkatkan tingkat kecerdasan pada siswa yang berhubungan dengan perkembangan kemampuan komunikasi matematika dengan memanfaatkan pembelajaran reciprocal teaching.

D. Definisi Operasional

Supaya tidak terdapat keraguan dalam mengerti istilah-istilah yang dimanfaatkan dalam penelitian ini, berikut dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah yang berlaku pada penelitian ini:

1. Reciprocal teaching adalah prosedur pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi-strategi kognitif serta untuk membantu siswa memahami bacaan dengan baik,9 yaitu:

a. Mengklarifikasi, siswa menjelaskan pengetahuan mereka di depan kelas dan siswa yang lain memberi tanggapan.

b. Memprediksi, siswa menerapkan pengetahuan mereka dalam berbagai pertanyaan yang diberikan oleh siswa dari kelompok lain.

c. Membuat pertanyaan, siswa diminta untuk membuat soal atau pertanyaan sendiri yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari dan menjawab dengan berdiskusi dengan kelompoknya.

d. Merangkum, siswa membuat rangkuman tentang informasi terpenting dari bahan bacaan bertujuan untuk menentukan intisari dari materi pembelajaran.

2. Kemampuan komunikasi tertulis matematika adalah kemampuan siswa dalam menyampaikan ide matematika baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan komunikasi matematis peserta didik dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran di sekolah, salah satunya ada proses pembelajaran matematika.

Berkomunikasi dengan menggunakan matematika yang dipelajari di sekolah perlu ditumbuhkan, sebab salah satu fungsi pelajaran matematika adalah cara mengkomunikasikan gagasan secara

9 Suparni, “Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Kaitannya Dengan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa,” Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan Dan Sains 4, no.1 (2016): 110-124 https://doi.org/10.24952/logaritma.v9i01.

(21)

6

praktis, sistematis dan efisien.10 Hal ini terjadi karena salah satu unsur dari matematika adalah ilmu logika yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Dengan demikian, matematika memiliki peran penting terhadap perkembangan kemampuan komunikasi matematis nya.

10 Ratna Dwi Lestari, Suesthi Rahayuningsih, Hari Joko Wiyono, “Profil Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis Siswa MA Dalam Memecahkan Masalah Permutasi Ditinjau Dari Perbedaan Gender,” MAJAMATH: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika 2, no.1 (2019): 56-63, https://doi.org/10.36815/majamath.v2i1.356.

(22)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka

Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Penelitian yang dilakukan oleh Anwar Sadat, Irna Herlina dan dengan judul jurnal “Penerapan Model Pembelajaran reciprocal teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, (1) peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional; (2) sebagian besar siswa memberikan sikap positif terhadap pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching11. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching terhadap kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa.

b) Penelitian yang dilakukan oleh Bacillus Gunur, Yohana Verawati Dangus, Silfanus Jelatu dan dengan judul jurnal “Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan reciprocal teaching Dan Contextual Teaching And Learning Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, (1) model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan reciprocal teaching efektif terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas X SMK Santo Aloisius Ruteng; (2) model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan CTL efektif terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas X SMK Santo Aloisius Ruteng; (3) model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Reciprocal teaching lebih efektif

11 Anwar Sadat, Irna Herlina, “Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa,” Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 5, no.2 (Des 2019): 213-223:

https://doi.org/10.36989/didaktik.v5i1.96.

(23)

8

dibandingkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan CTL terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas X SMK Santo Aloisius Ruteng.12 Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan reciprocal teaching efektif terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa.

c) Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Maulani, Suyono Suyono, Anton Noornia dan dengan judul jurnal “ Pengaruh Penerapan Model reciprocal teaching Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau Dari Self-Concept Siswa Di SMAN Kecamatan Tambun Selatan Bekasi”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa diberikan pembelajaran reciprocal teaching lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.13 Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model reciprocal teaching kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari self-concept siswa.

B. Kajian Teori

1. Pembelajaran Reciprocal Teaching

a. Pengertian Pembelajaran Reciprocal Teaching

Pengertian pembelajaran reciprocal teaching menurut Fajarwati adalah suatu model pembelajaran berupa aktivitas memberikan bahan ajar kepada teman. Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa berperan sebagai guru dan memberikan materi kepada temannya. Sebaliknya guru hanya berperan sebagai fasilitator, mediator dan manajer dari proses pembelajaran. Sedangkan, menurut Suyatno reciprocal teaching merupakan strategi kognitif yang

12 Bedilius Gunur ,Yohana Verawati Dangus, Silfanus Jelatu, “Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Reciprocal Teaching Dan Contextual Teaching And Learning Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa,” MaPan: Jurnal Matematika dan Pembelajaran 7, no.2 (Des 2019): 229-248, https://doi.org/10.24252/mapan.2019v7n2a5.

13 Dewi Maulani, Suyono, Anton Noornia, “Pengaruh Penerapan Model Reciprocal Teaching Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau Dari Self-Concept Siswa Di SMAN Kecamatan Tambun Selatan Bekasi,” JPPM: Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran Matematika 10, no.2 (2017): 14-24, http://dx.doi.org/10.30870/jppm.v10i2.2026.

(24)

9

didasarkan pada prinsip bertanya, dimana siswa diajar melalui pendidikan langsung dan keteladanan oleh guru14.

Terdapat empat strategi pemahaman pembelajaran, yaitu pada tahap summarizing, kegiatan proses mengidentifikasi informasi, tema yang dilakukan bertujuan untuk membantu peserta didik menyimpulkan bahan ajar yang sudah mereka miliki. Tahap question generating, peserta didik dikondisikan buat menyusun dan berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LKS yang telah diberikan. Tahap clarifying dipakai buat mengevaluasi sejauh mana memahami pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari aspek-aspek yang tidak jelas, sulit atau tidak familiar dari teks. Terakhir tahap predicting, pada tahap ini peserta didik diminta menggunakan konsep atau pengetahuan serta memprediksi persoalan berikutnya dari pertanyaan yang diberi oleh peserta didik pada kelompok lain.

Menurut pendapat Ann Brown dan Annemarie Palincsar

“guru mengajar kepada siswa tentang keterampilan kognitif yang menunjukkan dengan menerapkan pengalaman belajar, dalam kesempatan ini mereka memodelkan perilaku tertentu dan setelah itu membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut berkat upaya mereka sendiri dengan memberi semangat, dukungan, dan suatu system Scaffolding”.

Pembelajaran reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis berdasarkan pertanyaan atau pembuatan pertanyaan.15 Pada dasarnya dalam pendidikan reciprocal teaching siswa perlu memperoleh pengetahuan dan belajar sendiri, tanpa bergantung pada penjelasan yang sudah diajarkan oleh guru di kelas.

Pada berbentuk kelompok, siswa harus berani buat membantu teman-teman kelompoknya untuk memberikan

14 Marlina Eliyanti Simbolon, Tuturan dalam pembelajaran Berbicara Dengan Metode Reciprocal Teaching, (Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019), 45.

15 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), 169.

(25)

10

pemahaman tentang pembelajaran yang belum siswa pahami.

Sedangkan guru cukup berperan menjadi pembimbing dan fasilitator agar memudahkan pada proses pembelajaran, dan berperan melakukan scaffolding. Dengan scaffolding diperlukan kemampuan yang bisa dicapai oleh siswa menggunakan belajar secara sendiri bisa dikembangkan untuk lebih tinggi dan lebih baik lagi sebagai akibatnya kemampuan siswa bisa dicapai. Maka pelaksanaan pembelajaran reciprocal teaching diperlukan bisa mengganti pelaksanaan belajar yang berpusat pada guru (teacher centered) sebagai pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Ini merupakan komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran reciprocal teaching.16

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Reciprocal Teaching

Langkah-langkah dari pendekatan reciprocal teaching pada prinsipnya hampir sama dengan tutor sebaya yaitu mengajarkan materi tersebut dengan temannya sendiri.

Langkah – langkah pendekatan reciprocal teaching sebagai berikut:

1) Mengelompokan siswa dan diskusi kelompok 2) Membuat pertanyaan

3) Menyajikan hasil kerja kelompok 4) Mengklasifikasikan permasalahan

5) Memberikan soal latihan yang memuat soal pengembangan

6) Menyimpulkan materi yang dipelajari

Adapun langkah-langkah pendekatan reciprocal teaching menurut Palinscar, terdapat empat strategi dasar yang terlibat dalam proses pembelajaran yaitu; rangkuman, pengajuan pertanyaan, mengklasifikasikan, dan prediksi. Adapun penjelasan masing-masing strategi sebagai berikut;

16 Arezqi Tunggal Asmana And Abdur Rohim, “Profil Komunikasi Matematika Tertulis Siswa Ma Dalam Pemecahan Masalah Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Kemampuan Matematika,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 4, no.2 (2019): , https://doi.org/10.26877/jipmat.v4i2.4245

(26)

11 1) Rangkuman

2) Pengajuan Pertanyaan 3) Klarifikasi

4) Prediksi

Dari beberapa langkah-langkah yang telah ditentukan peneliti menyimpulkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan reciprocal teaching yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas sebagai berikut:

1) Menyediakan teks bacaan sesuai materi

2) Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil oleh guru

3) Guru mempersiapkan bahan materi dan siswa diminta membaca dan mengerti teks pada kelompok kecil

4) Pada tahap pertama, guru akan menjelaskan materi sebagai guru

5) Siswa diarahkan untuk bertindak sebagai guru dan melakukan peragaan seperti, memprediksi sumber informasi, mencari dan mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan, dan membuat ringkasan.

6) Guru meminta siswa bisa memberikan komentar mengenai pembelajaran yang baru berlangsung.

7) Pada tahap kedua dilanjut menggunakan bagian bacaan selanjutnya dan dipilih satu siswa yang akan melakukan peragaan menjadi “pengajar anak didik”

8) Peserta didik dilatih dan diarahkan buat berperan aktif sebagai “pengajar anak didik” selama aktivitas pembelajaran, dan mendorong peserta didik lainnya buat berperan aktif pada pembelajaran.17

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Reciprocal Teaching

17 Arezqi Tunggal Asmana And Abdur Rohim, “Profil Komunikasi Matematika Tertulis Siswa Ma Dalam Pemecahan Masalah Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Kemampuan Matematika,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 4, no.2 (2019): , https://doi.org/10.26877/jipmat.v4i2.4245

(27)

12

Adapun kelebihan model pembelajaran Reciprocal teaching adalah sebagai berikut:

1) Dapat mengebangkan kreativitas siswa.

2) Siswa dapat mengembangkan bakat terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap.

3) Mengembangkan pemahaman materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang terbatas.

4) Dapat melatih siswa menganalisa masalah, mengembalikan keterampilan, berinteraksi dan mengembangkan dalam kemampuan dan berkomunikasi.

Adapun kekurangan model pembelajaran reciprocal teaching adalah sebagai berikut:

1) Adanya kurang keseriusan para siswa yang berperan menjadi guru sehingga menyebabkan tujuan tak tercapai.

2) Pendengar (siswa lain yang tidak berperan menjadi guru) kurang memperhatikan temannya yang berperan menjadi guru membuat konsentrasi belajar sulit tercapai.

3) Adakalanya siswa tidak mampu akan semakin tidak suka dengan pembelajaran tersebut.

Pembelajaran reciprocal teaching digunakan untuk membantu siswa terfokus perhatiannya terhadap apa yang sedang dibaca dan siswa akan memahami bacaannya.

Menurut Slavin, dalam memusatkan perhatian pada apa yang dibaca, guru mempelajari empat aktivitas pada siswa, yaitu:

1. Mengidentifikasi hal-hal yang kurang jelas dan memberi klarifikasi (penjelasan).

2. Untuk memprediksi apa yang mungkin dibahas penulis pada bacaan selanjutnya.

3. Untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat ditanyakan dari apa yang telah dibaca dan untuk menyakinkan bahwa siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut.

(28)

13

4. Merangkum informasi-informasi penting dari bacaan yang siswa baca. 18

2. Kemampuan Komunikasi Tertulis Matematika a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Tertulis

Menurut KBBI kata kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti sanggup melakukan sesuatu. Dengan kata lain kemampuan mengandung arti kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan melakukan sesuatu.19 Secara sederhana definisi KBBI tentang “komunikasi” yaitu pesan atau pengiriman atau penerimaan pesan, dianggap komunikasi melibatkan dua orang atau lebih terlibat dalam memahami pesan yang dimaksud.

Menurut Bernard dan Gary dalam Effendi mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan lain-lain dapat menggunakan simbol, kata, gambar, angka, grafik, dan lainnya.20 Menurut Jazuli menyatakan bahwa keterampilan komunikasi matematis merupakan kemampuan siswa untuk menjelaskan algoritma dan cara-cara unik bisa memecahkan masalah, kemampuan siswa untuk secara garis mengkonstruksi dan menjelaskan presentasi fenomena dunia nyata secara grafis, kata atau kalimat, persamaan, tabel, dan presentasi secara fisik atau siswa menebak tentang gambar geometris.

Menurut Ansari komunikasi matematis dibagi menjadi dua, yaitu kemampuan komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Kemampuan komunikasi lisan adalah menjadi suatu hubungan yang terjadi di pada lingkungan kelas atau sekelompok kecil dimana terjadi pengalihan pesan berisi mengenai pembelajaran matematika yang sedang dipelajari menggunakan cara membicarakan hasil pemikiran, ide, dan gagasan matematis pada guru maupun peserta didik.

18 Slavin. Robet. E., Educational Psychology: Teories and Practice (Massacussetts : Allyn and Bacon Publishers 1994), 234.

19 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta:Rajawali Pers, 2014), 308.

20 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Grasindo, 2004), hlm., 7.

(29)

14

Kemampuan komunikasi tertulis menurut merupakan kemampuan atau keterampilan peserta didik dengan menggunakan kosakata, notasi, simbol-simbol, struktur matematis baik pada penalaran, pemahaman, koneksi, maupun problem solving. Sementara itu, menurut Ardina dan Sa’dijah adalah komunikasi matematika tulis akan lebih meningkat jika siswa telah mengalami proses pembelajaran yang sesuai.21 Jika kemampuan ini tidak dimiliki oleh peserta didik, oleh sebab itu kemampuan komunikasi matematika akan menjadi terganggu. Karenanya kemampuan komunikasi matematis adalah kesatuan buat memahami dan menggunakan ilmu matematika mengingat pentingnya kemampuan komunikasi matematis sehingga kemampuan ini harus memperhatikan dan mengembangkan kepada peserta didik.22 Kemampuan komunikasi matematis peserta didik sangat penting agar bisa dikembangkan karena mencakup kemampuan mengkomunikasikan pemahaman konsep, penalaran, dan pemecahan, sebagai tujuan pembelajaran matematika.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan suatu upaya dalam memahami sebuah gagasan, baik secara lisan maupun tulisan, dimana di dalamnya memuat kemampuan untuk memahami dan menerima gagasan/ide dari orang lain dan kemudian dapat mempertajam pemahamannya. Karena pentingnya kemampuan komunikasi matematis tersebut, seorang pendidik harus memahami komunikasi matematis serta mengetahui aspek-aspek atau indikator-indikator dari komunikasi matematis, sehingga dalam pelaksanaan

21 Setyo Riyadi, Kurnia Noviartati, Zainal Abidin., “Kemampuan Komunikasi Matematika tulis siswa semin dalam memecahkan masalah geometri”., (Ethnomathematics Journal 2, no.1 (Maret 2021): 31-37

22 Risa Lubis, Ellis Salsabila, and Aris Hadiyan W, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 182 Jakarta Pada Materi Teorema Pythagoras Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think-Talk-Write (TTW),” Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah 4, no.2 (2020): 81-86, https://doi.org/10.21009/jrpms.042.10.

(30)

15

pembelajaran matematika perlu dirancang sebaik mungkin agar tujuan mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dapat tercapai.

b. Indikator kemampuan komunikasi matematika tertulis Dalam penelitian ini, peneliti membatasi indikator- indikator komemampuan komunikasi matematika, sesuai dengan apa yang yang dibutuhkan pada penelitian ini, adapun indikator-indikator pada penelitian ini yaitu:

1. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika.

2. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan.

3. Menyatakan peristiwa atau ide dalam bahasa atau simbol matematika.

c. Hubungan metode pembelajaran terhadap reciprocal teaching dengan kemampuan komunikasi matematika

Pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Penggunaan model pembelajaran Reciprocal teaching dapat mengembangkan kreativitas siswa saat menerima materi dari guru, memupuk kerjasama antar siswa untuk aktif berdiskusi menyelesaikan masalah, memupuk keberanian siswa untuk aktif bertanya apabila ada yang belum dipahami dan ketika guru memberikan pertanyaan siswa berani menjawab di depan teman-temannya serta berani berbicara di depan kelas saat mempresentasikan hasil pekerjaannya, melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan untuk menyelesaikan masalah dalam waktu yang singkat, dan menumbuhkan sifat menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru pada saat mengadakan pembelajaran terutama saat siswa ramai dan kurang emperhatikan.

(31)

16 d. Materi

Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) merupakan bentuk perluasan dari sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) yang mana sistem persamaan linear tiga variabel terdiri dari tiga persamaan yang masing-masing persamaan memiliki tiga variabel (misal x, y, dan z). Dengan begitu, bentuk umum dari Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) dalam x, y, dan z dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 = 𝑑 𝑒𝑥 + 𝑓𝑦 + 𝑔𝑧 = ℎ 𝑖𝑥 + 𝑦 + 𝑘𝑧 = 𝑙 Atau 𝑎1𝑥 + 𝑏1𝑦 + 𝑐1𝑧 = 𝑑1 𝑎2𝑥 + 𝑏2𝑦 + 𝑐2𝑧 = 𝑑2 𝑎3𝑥 + 𝑏3𝑦 + 𝑐3𝑧 = 𝑑3

Dengan a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k dan l atau 𝑎1, 𝑏1, 𝑐1, 𝑑1, 𝑎2, 𝑏2, 𝑐2, 𝑑2, 𝑎3, 𝑏3, 𝑐3, dan 𝑑3 adalah bilangan-bilangan real

Keterangan:

➢ a, e, i, 𝑎1, 𝑎2, 𝑎3 = koefisien dari x

➢ b, f, j, 𝑏1, 𝑏2, 𝑏3 = koefisien dari y

➢ c, g, k, 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3 = koefisien dari z

➢ d, h, i, 𝑑1, 𝑑2, 𝑑3 = konstanta

➢ x, y, z = variabel atau peubah

Sebuah persamaan disebut sebagai persamaan linear tiga variabel jika persamaan tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. memakai relasi tanda sama dengan (=) b. mempunyai tiga variabel

c. ketiga variabel tersebut mempunyai derajat satu (berpangkat satu)

Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) memuat tiga komponen atau unsur yaitu: suku, variabel, koefisien, konstanta. Suku merupakan sebuah bagian dari suatu bentuk aljabar yang terdiri atas variabel, koefisien, dan konstanta. Setiap suku dipisahkan dengan menggunakan tanda baca penjumlahan maupun pengurangan. Variabel merupakan peubah atau pengganti dari suatu bilangan yang pada umumnya dilambangkan

(32)

17

dengan pemakaian huruf x, y, dan z, dan lain-lain.

Koefisien merupakan sebuah bilangan yang menyatakan banyak suatu jumlah variabel yang sejenis, dan konstanta merupakan sebuah bilangan yang tidak diikuti dengan variabel, sehingga akan mempunyai nilai yang tetap atau konstanta untuk berapapun nilai variabel peubahnya.

Penyelesaian atau himpunan penyelesaian dari sebuah SPLTV bisa dicari dengan menggunakan beberapa cara atau metode, antara lain dengan menggunakan metode substitusi, eliminasi, gabungan atau campuran.

C. Karangka Berpikir

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru mengambil peran penting pada membangun potensi peserta didik sebagai sumber daya manusia. Mengingat perannya sangat berarti, maka guru dituntut supaya mempunyai kesanggupan yang memadai pada menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai peserta didik. Untuk memperoleh suatu tujuan proses belajar dibutuhkan model pembelajaran yang sedemikian rupa. Karena di dalam pembelajaran matematika diharap peserta didik sanggup menguasai dan mengerti konsep, teori dan prinsip-prinsip penerapannya.

Berdasarkan penelitian yang pernah ada pendekatan reciprocal teaching sudah diterapkan buat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan meningkatkan hasil belajar matematika. Dalam penelitian ini melakukan penelitian terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa. Berdasar latar belakang sekarang penulis berusaha meneliti tentang pengaruh pembelajaran reciprocal teaching terhadap kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa kelas X.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti dan masih harus dibuktikan kebenarannya.23 Dalam kamus riset dijelaskan bahwa hipotesis adalah pernyataan dengan mengenai dua buah

23 Karunia Eka Lestari, Mokhamad Ridwan Yudhanegara, penelitian Pendidikan matematika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), hlm. 16.

(33)

18

variable atau lebih.24 Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai satu atau lebih populasi yang memerlukan pembuktian kebenarannya melalui prosedur pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini untuk membuktikan sejauh mana hasil dari penelitian apakah diterima atau ditolak.25

Berdasarkan teori hipotesis yang telah dipaparkan maka hipotesis pada penelitian ini adalah “terdapat pengaruh reciprocal teaching terhadap kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa kelas X.

24 Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi, (Mataram: Kurnia Kalam Semesta, 2011), hlm. 82.

25 Zainatul Mufarrikoh, Statistika Pendidikan (Konsep Sampling dan Uji Hipotesis), (Surabaya: CV Jakad Media Publishing, 2020), hlm. 71

(34)

19 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1) Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai adalah Quasi Experiment (eksperimen semu). Penelitian Quasi-Experiment ini adalah suatu penelitian eksperimen semu, yang variabel-variabelnya tidak dikontrol sepenuhnya.26 Jenis penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran reciprocal teaching, sementara kelas kontrol diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional.

2) Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memakai pendekatan kuantitatif dimana bisa mendapatkan signifikansi antar variabel yang diteliti.

Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang sedang kita ketahui dan menganalisis menggunakan uji statistik. Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu berhubungan pada variabel penelitian, yaitu variabel hasil tes siswa.

B. Populasi dan Sampel 1) Populasi

Populasi merupakan daerah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lain.27 Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan dari subjek yang diteliti. Adapun populasi yang dimaksud dalam

26 Wina Sanjaya, , Penelitian Pendidikan: Jenis Metode, Prosedur (Jakarta: Kencana, 2013), 307-311.

27 Arief Furchan, Pengertian Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm.83.

(35)

20

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN 1 Kota Bima tahun ajaran 2021/2022.

Adapun data jumlah dari siswa kelas X MAN 1 Kota Bima tahun ajaran 2021/2022 disajikan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Populasi siswa kelas X MAN 1 Kota Bima tahun ajaran 2021/2022

No Kelas Jumlah Siswa

1. IPA 1 34

2. IPA 2 34

3. IPA 3 34

4. IPA 4 34

5. IPA 5 34

6. IPS 1 37

7. IPS 2 35

8. BAHASA 36

9 AGAMA 34

Total 312

2) Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, maka penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.28 Sehubungan dengan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang akan diteliti dan diambil dari jumlah populasi yang ada.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling, teknik ini merupakan jenis sampling dimana peneliti membagi populasi menjadi beberapa kelompok. Sehingga pada penelitian ini terpilih dua kelas sebagai sampel yaitu siswa kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen (yang diberi

28 Arief Furchan, Pengertian Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm.194.

(36)

21

perlakuan/Reciprocal Teaching) dan siswa kelas X IPA 3 sebagai kelas kontrol (yang diberi model pembelajaran Konvensional).

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Kota Bima, dipilihnya tempat tersebut atas dasar pertimbangan sekolah yang telah dilakukan observasi oleh peneliti.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.29

1. Variabel bebas (Independen), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Jadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Reciprocal Teaching.

2. Variabel terikat (Dependen), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Jadi, variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi siswa.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Sedangkan bentuk desain penelitian yang digunakan adalah Posttest-Only Control Design.30 Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, dimana kedua kelas ini mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran reciprocal teaching.

29 Desy Bangkit Arihati Erni Budiyanto, Aripurwa kusuma, “Penerapan Model MMP Dan NHT Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Materi Trigonometri”, Jurnal Ilmiah Matematika Dan Pendidikan Matematika, Vol 9,No.1 (Juni 2019): hlm.28.

30 Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta,. (2015)

(37)

22

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian

Perlakuan Posttest

Eksperimen 𝑋𝐸 𝑂2

Kontrol - 𝑂4

Keterangan :

𝑋 : Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran reciprocal teaching

𝑂2 : Hasil tes kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching.

𝑂4 : Hasil tes kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa setelah diberi perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional.

F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur berupa tes, pedoman wawancara, dan pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian.31 Dapat dikatakan dalam suatu penelitian bahwa instrumen itu sangat penting digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ditemukan dilapangan.

Melihat tujuan dari penelitian, yakni meneliti mengenai “pengaruh pembelajaran reciprocal teaching terhadap kemampuan komunikasi tertulis matematika siswa kelas X Man 1 Kota Bima Tahun 2021/2022”, untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dibutuhkan suatu alat instrument penelitian yaitu:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan sebuah perencanaan pembelajaran yang dibuat sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Pembelajaran yang baik harus didasarkan pada RPP. Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam RPP adalah dengan menggunakan materi SPLTV

31 Enny Kristiana Sinaga, dkk. Statistika: Teori Dan Aplikasi Pada Pendidikan, (Yayasan Kita Menulis, 2019), hlm. 98.

(38)

23

(Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel), pendekatan pembelajaran menggunakan saintifik, KI, KD, Indikator pencapaian kompetensi, tujuan yang ingin dicapai, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah- langkah pembelajaran yang meliputi pendahuluan inti dan penutup, dan penilaian pembelajaran. Setiap guru pada satuan Pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesarta didik untuk berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, dan minat.

b. Tes kemampuan komunikasi matematika siswa

Adapun tes kemampuan komunikasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV). Dalam penelitian ini pretest dan posttest yang digunakan berupa soal uraian yang terdiri dari 3 soal yang sudah di validasi oleh ahli dengan menggunakan indikator kemampuan komunikasi tertulis.

Soal yang digunakan pada pretest sama dengan soal yang digunakan pada posttest. Adapun tabel pensekoran tes kemampuan komunikasi matematis siswa sebagai berikut.

Tabel 3.3

Pensekoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Indikator

Kemampuan Komunikasi

Keterangan Skor

1. menghubungka n benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika

a. Jawaban benar, mampu

menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram kedalam ide matematika.

4

b. Jawaban benar, sesuai dengan kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah

3 c. Jawaban benar tetapi tidak sesuai

dengan sebagian besar kriteria

2 d. Jawaban ada tetapi sama sekali tidak 1

(39)

24 sesuai kriteria 2. Menjelaskan

ide, sitausi dan relasi

matematika secara tulisan

a. Jawaban benar, mampu menjelaskan ide, situasi dan

4 b. Jawaban benar, sesuai dengan kriteria

tetapi ada sedikit jawaban yang salah

3 c. Jawaban benar tetapi tidak sesuai

dengan sebagian besar kriteria

2 d. Jawaban ada tetapi sama sekali tidak

sesuai kriteria

1 3. Menyatakan

pristiwa atau ide dalam Bahasa atau simbol

matematika

a. Jawaban benar, mampu menyatakan peristiwa sehari-hari dalam Bahasa atau simbol matematika

4

b. Jawaban benar, sesuai dengan kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah

3 c. Jawaban benar tetapi tidak sesuai

dengan sebagian besar kriteria

2 d. Jawaban ada tetapi sama sekali tidak

sesuai dengan kriteria

1 (sumber: Nola Nari, 2015)

G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik Observasi

Menurut S. Margono, observasi adalah pengamatan serta pencatatan yang dilakukan secara sistematis pada gejala yang dapat dilihat oleh peneliti pada objek yang diteliti.32 Obesrvasi adalah pengumpulan data secara langsung di objek yang diteliti.

Observasi ini tidak hanya dalam bentuk angket atau kuesioner, akan tetapi dapat juga berbentuk lembar ceklist, buku catatan, foto atau video, dan sejenisnya.33

32 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 173

33 Slamet Riyanto dan Aglis Andhita Hatmawan, “Metode Riset Penelitian Kuantitatif di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan, dan Eksperimen” (Yogyakarta:

Gruppenerbitan CV Budi Utama, 2020), hlm.28.

(40)

25

Pada penelitian ini, observasi dilakukan oleh observer pada waktu peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran. Hal-hal yang di observasi merupakan bahan refleksi bagai peneliti.

Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kualitas proses pembelajaran tersebut, yaitu aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung dan kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan tindakan pada setiap tahapan. Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk cara pengambilan data melalui pengamatan langsung dalam proses pembelajaran dengan mengikuti perkembangan peserta didik dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran di kelas. Cara mengisi lembar observer adalah dengan memberikan penilaian pada kolam berbentuk checklist dengan pilihan “Ya” atau “Tidak” yang telah disediakan oleh peneliti untuk observer.

2. Teknik Tes

Menurut Sidijono tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes kemampuan komunikasi tertulis matematika yang diberikan berbentuk uraian dengan jumlah tiga soal. Tujuan tes ini yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan skor rata-rata kelas yang dijadikan dengan model pembelajaran Reciprocal teaching dan model pembelajaran konvensional. Disamping itu juga untuk mengetahui pengaruh kemampuan komunikasi tertulis siswa antara kelas control dan kelas eksperimen.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini perlu dilakukan uji validitas agar ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Sebelum digunakan tes tersebut diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi prasayarat validitas dan reliabilitas.

a) Uji Validitas Tes

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen penelitian.34

34 Slamet Riyanto dan Aglis Andhita Hatmawan, “Metode Riset Penelitian Kuantitatif di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan, dan Eksperimen” (Yogyakarta:

Gruppenerbitan CV Budi Utama, 2020), hlm.63.

(41)

26

Untuk mencari kevalidan suatu butir pertanyaan hasil uji coba semua perangkat tes dapat digunakan korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√{𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2}{𝑛 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2} Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = Merupakan Koefisien korelasi antara variable x dan y, dua variable yang dikorelasikan.

𝑛 = Jumlah responden 𝑋 = Skor item (butir) total 𝑌 = Skor total35

Dasar pengambilan keputusan untuk uji validitas:

1) Jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dikatakan valid atau jika nilai signifikansi < 0.05 dikatakan valid.

2) Jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dikatakan tidak valid atau jika nilai signifikansi > 0.05 dikatakan tidak valid.

b) Uji Reliabilitas

Suatu instrumen yang digunakan bersifat valid maka tahap selanjutnya uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya.36 Rumus yang digunakan dalam menentukan reliabilitas instrumen adalah menggunakan rumus Cronbach Alpha (a):

𝑟11= ( 𝑛

𝑛 − 1) (1 −∑ 𝜎𝑖2 𝜎𝑖2 ) Penjelasan :

r11 : reliabilitas yang di cari n : banyak nya butir pertanyaan

∑ 𝜎𝑖2 : jumlah varians skor tiap-tiap item

35Slamet Riyanto dan Aglis Andhita Hatmawan, “Metode Riset Penelitian Kuantitatif di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan, dan Eksperimen” Yogyakarta:

Gruppenerbitan CV Budi Utama, (Januari 2020), hlm.63.

36Hima Afriya Khusniati, Heru Ismaya, Dwi Mayasari, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Stad Dengan Media Papan Lagrange Bahasan Permutasi Kelas IX MA Islamiyah Kedungjambe Tahun Ajaran 2019/2020”, IKIP PGRI Bojonegoro

(42)

27 𝜎𝑖2 : varians total

Rumus varians yang dipakai adalah : 𝜎2 =∑ 𝑋2(∑ 𝑥)2

𝑛 𝑛 c) Uji Taraf Kesukaran Soal

Soal yang baik merupakan soal yang memuat tiga kriteria yaitu: sukar, sedang, mudah. Bilangan yang menunjukan susah, cukup, dan gampangnya suatu soal disebut kesulitan (difficulty index).

Rumus yang digunakan bisa menentukan kesulitan soal adalah: 37

𝑃 = 𝐵 𝐽𝑆 Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa menanggapi soal itu dengan benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria:

P = 0,00-0,30 = susah P = 0,30-0,70 = cukup P = 0,70-1,00 = gampang d) Daya Pembeda

Daya pembeda adalah untuk menentukan kemampuan suatu soal buat membedakan antara siswa yang pintar dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah.38

𝐷𝑃 =𝑋̅̅̅ − 𝑋𝐴 ̅̅̅̅𝐵 𝑆𝑀𝐼 Keterangan:

𝐷𝑃 : Daya Pembeda Soal

37 Nitko, Anthony J. Educational Assessment of Students, Second Edition. Ohio:

Merrill an imprint of Prentice Hall Englewood Cliffs., (1996)

38 Bagiyono, “Analisis Tingkat Kesusakaran dan Daya Pembeda Butir Soal Ujian Pelatihan Radiografi Tingkart 1,” Widyanuklida 16 No.1, (November 2017), hlm,.4.

(43)

28 𝑋𝐴

̅̅̅ : Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

𝑋𝐵

̅̅̅̅ : Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

SMI : Skor Maksimum Ideal39

Penjelasan daya pembeda saol adalah sebagai berikut:

D = 0,00-0,20 = jelek D = 0,20-0,40 = cukup D = 0,40-0,70 = baik D = 0,70-1,00 = baik sekali H. Teknik Analisis Data

Untuk analisis data ada beberapa ujian yang dilakukan, yaitu:

1) Uji Keterlaksanaan Pembelajaran

Data tentang keterlaksanaan pembelajaraan matematika dianalisis dengan mencari rata-rata persentase tiap aspek dari beberapa pertemuan yang dilaksanakan dengan kriteria pada tabel di bawah ini.40

Tabel 3.4

Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

No Nilai Kriteria

1 1,00 ≤ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≤ 1,50 Tidak Baik

2 1,50 < 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≤ 2,50 Kurang Baik

3 2,50 < 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≤ 3,50 Baik

4 3,50 < 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≤ 4,00 Sangat Baik Dari data yang diperoleh, dicari rata-rata dari keseluruhan keterlaksanaan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan terlaksana bila keterlaksanaan pembelajaran telah mencapai kriteria minimal baik.

2) Uji Prasyarat

39 Bagiyono, “Analisis Tingkat Kesusakaran dan Daya Pembeda Butir Soal Ujian Pelatihan Radiografi Tingkart 1,” Widyanuklida 16 No.1, (November 2017), hal 1-12

40 Arifin, Sartika, “ Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone. Skripsi tidak diterbitkan”, Makassar : Universitas Muhammadiyah Makasar

(44)

29

Adapun uji prasyarat yang digunakan terdiri dari uji normalitas menggunakan metode Liliefors dan uji Homogenitas.

a. Uji Liliefors

Uji normalitas menggunakan metode Lilliefors digunakan apabila datanya tidak dalam distribusi data bergolong. Adapun langkah-langkah uji normalitas menggunakan metode Liliefors antara lain:41

1) Formulasi atau Penentuan Hipotesis

𝐻0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

𝐻1 :Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal42

2) Taraf signifikansi 𝛼 = 0.05 ;

3) Statistik uji yang digunakan

𝐿 = 𝑀𝑎𝑘𝑠|𝐹(𝑧𝑖)|; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐹(𝑧𝑖) = 𝑃(𝑍 ≤ 𝑧𝑖);

𝑍~𝑁(0,1); dan proporsi 𝑆(𝑧𝑖) cacah 𝑍 ≤ 𝑧𝑖 terhadap seluruh 𝑧𝑖.

4) Daerah kritis

𝐷𝐾 = {𝐿|𝐿𝑜𝑏𝑠 > 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙} 5) Keputusan uji

Jika 𝐿𝑜𝑏𝑠 > 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka 𝐻0 ditolak. Namun sebaliknya jika 𝐿𝑜𝑏𝑠 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka 𝐻0 diterima.

6) Kesimpulan

Jika 𝐻0 diterima, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Namun jika 𝐻0 ditolak, maka sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk memperlihatkan bahwa ada dua atau lebih kelompok data sampel berasal

41 Budiyono, “Statistik Untuk Penelitian”, (Surakarta: uns press, 2013)., hlm 170-171

42 Nuryadi, Tutut Dewi Astuti, dkk,. “Dasar-Dasar Statistik Penelitian” (Yogyakarta:

Sibuku Media, Januari 2017)., hlm.81

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

By utilizing application latency/error metrics, tracing and appropri‐ ate telemetry on utilization, saturation and specific error states you should have the information you need

Lebih heboh lagi, semua orang mulai protes bahwa mereka tidak bisa terus menerus minum madu, karena mereka justru semakin kehausan dan mulai mengeluh sakit..

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: terdapat hubungan yang signifikan Aktivitas Jasmani dan Kondisi Biopsikososial pada Kelompok Usia Lanjut di Gasibu

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara indeks massa tubuh dengan arus puncak ekspirasi pada siswa-siswi di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

dapat diaplikasikan menjadi circuit board untuk desain batik dengan

Jadi, paket-paket yang berbeda dalam external virtual circuit yang sama akan mengambil route yang mungkin berbeda. • External datagram, internal datagram : Tiap paket

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tes tahap pertama untuk setiap kemampuan seluruh siswa kualifikasi kemampuan mendeskripsikan peristiwa dengan gambar sangat kurang,

[r]