• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persembahan Skripsi ini kupersmbahkan kepada:

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Persembahan Skripsi ini kupersmbahkan kepada: "

Copied!
88
0
0

Teks penuh

Staf dan civitas akademika IAIN Mataram yang telah membantu dan memfasilitasi penulisan skripsi ini. Dapat dikatakan bahwa penggunaan pembelajaran strategi sortir kartu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus mencapai kriteria ketuntasan 85% yang telah ditentukan.

Latar Belakang Masalah

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa dengan strategi sortir kartu pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada peta di kelas IV MI Jamaluddin Paok Pondong tahun 2011”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia pada peta kelas IV MI Jamaluddin Paok Pondong melalui strategi Card Sort.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat dan Hasil Penelitian

Di kelas IV MI Jamaluddin Paok Pondong terdapat 22 siswa pada tahun pelajaran yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan mengalami penurunan prestasi akademik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada mata pelajaran perencanaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang penggunaan strategi sortir kartu dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di MI Jamaluddin Paok Pondong Lenek Kecamatan Aikmel.

Prestasi Belajar

Pengertian Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa seperti yang diharapkan, perlu memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Dengan demikian apakah anggota tubuh siswa normal atau tidak akan mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut.

Strategi Card Sort

Penyortiran kartu adalah kegiatan kolaboratif yang digunakan untuk mengajarkan konsep, fitur klasifikasi, fakta tentang objek, atau mengevaluasi informasi. 25 Strategi Pembelajaran Menyortir Kartu merupakan salah satu jenis pendekatan model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi penyortiran kartu ini mengharuskan siswa untuk saling membantu dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 hingga 6 orang dan ditandai dengan lebih kooperatif daripada penghargaan individu.

Jenis kartu belajar kelompok ini juga dapat lebih melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Strategi mengurutkan kartu ini merupakan kegiatan kooperatif yang dapat digunakan untuk mempelajari konsep, mengklasifikasikan ciri-ciri, fakta tentang benda atau mengevaluasi informasi, gerakan fisik di dalamnya dapat membantu membangkitkan semangat siswa yang merasa lelah. Tahapan pembelajaran menggunakan strategi “memilih dan mengurutkan kartu”. kartu hitam) menurut Zaini ada 4 (empat) langkah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan strategi sortir kartu menurut Hartono, hal-hal tersebut adalah sebagai berikut; (a) kartu tidak boleh diberi nomor secara berurutan;

Membuat Denah Sesuai Petunjunk 1. Membuat Mata Angin 30

Pada intinya adalah huruf U yang berada di atas, huruf S berada di bawah, huruf B berada di sisi kiri dan huruf T berada di sisi kanan. Jadi, jika Anda memiliki peta atau denah dengan huruf U di atas, Anda dapat menemukan arah utara. Arah barat pada peta ada di sebelah kiri, jika ada peta atau denah dengan huruf B di sebelah kiri maka kita dapat menemukan arah barat, sedangkan huruf T menunjukkan arah timur.

29 Pada zaman dahulu, arah angin ditentukan oleh posisi matahari, dan itu hanya mungkin terjadi pada siang hari. 31 Amirullah "Pengertian denah" dalam http//www Pustaka Sekolah com.net/artikel/amiru 02 Diakses 26 Agustus 2011. Di depan rumah Doni ada lapangan sepak bola dan di sebelah kanan lapangan sepak bola ada SD Harapan Kita, sekolah Doni.

Di dalamnya terdapat ruang kepala sekolah untuk pos kepala sekolah, ruang BP, ruang belajar, ruang kelas kabinet, ruang BP, ruang UKS, perpustakaan, lapangan olah raga, kamar mandi, WC, kantin, gudang dan rumah juru kunci.

Setting Penelitian

Sasaran Penelitian

35 Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar guna meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Indonesia di MI Jamaluddin Paok Pondong. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Jamaluddin Paok Pondong, siswa sebagai pelaku pembelajaran dan guru berperan sebagai instruktur atau pembimbing dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran lebih efektif.

Rencana Tindakan

Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketuntasan belajar siswa terhadap pelajaran yang diberikan selama proses belajar mengajar dengan strategi pembelajaran sortir kartu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data yang akan dikumpulkan melalui pedoman dokumentasi adalah data mengenai dokumen atau arsip di MI Jamaluddin Paok Pondong. Jika letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama diketahui, maka tentukan rancangan siklus kedua.

Kegiatan pada siklus kedua mungkin berupa kegiatan yang sama dengan siklus sebelumnya, namun kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua memiliki berbagai tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat data hasil evaluasi yang diperoleh siswa pada siklus pertama. Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan apabila pembelajaran pada siklus I dinilai belum mencapai hasil yang optimal dan ketuntasan belajar belum tercapai, pada siklus II perlu dilakukan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

Tahapan yang akan dilakukan pada siklus II pada dasarnya sama dengan tahapan pada siklus I.

Anlisis Data dan Refleksi 1. Analisis Data

Refleksi

Refleksi adalah kegiatan meninjau secara kritis (reflektif) terhadap perubahan yang dilakukan baik terhadap siswa, suasana kelas maupun guru. Dalam penelitian ini refleksi yang peneliti lakukan adalah bagaimana hasil belajar siswa dalam penggunaan strategi pembelajaran ini dengan melihat hasil tes (analisis data) dan kekurangan apa saja yang ditemukan dalam proses pembelajaran.

Deskripsi Seting Penelitian

MI Jamaluddin Paok Pondong didirikan pada tanggal 20 Mei 1984 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) No. Peserta didik merupakan salah satu komponen utama pendidikan, artinya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, kehadiran peserta didik dalam suatu lembaga pendidikan sangat penting untuk tercapainya tujuan pendidikan. Dari tabel jumlah siswa di atas dapat disimpulkan bahwa MI Jamaluddin Paok Pondong merupakan sekolah swasta yang memiliki keunggulan dalam jumlah peminat dibandingkan dengan sekolah swasta lainnya di Paok Pondong.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah guru di MI Jamaluddin Paok Pondong adalah 15 orang tenaga pendidik. Sarana dan prasarana Madrasah Ibtidaiyah Jamaluddin Paok Pondong Sarana dan prasarana juga memiliki peranan yang sangat penting dalam melaksanakan proses belajar mengajar, dan perangkat pembelajaran merupakan faktor pendukung untuk memperjelas pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran. 50 Kondisi MI Jamaluddin Paok Pondong Sarana dan Prasarana No Kondisi Lokal Total No Furniture Total.

Begitu juga dalam hal lembaga pendidikan, termasuk di MI Jamaluddin Paok Pondong, karena dalam organisasi mutlak diperlukan kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Hasil Penelitian

Setelah perencanaan pada siklus I selesai maka dilakukan tindakan pada siklus I, dimana pada tahap tindakan ini proses belajar mengajar berdasarkan tahapan perencanaan yang telah disusun, yang dilaksanakan pada hari Senin, 03 Juli 2011 dan berdurasi 2 x 40 menit, dan materi yang dibahas pada siklus I adalah sub pokok bahasan pembuatan denah sesuai petunjuk. Hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada Lampiran 5. Rangkuman hasil dapat dilihat pada tabel berikut. Pada tahap ini, peneliti dan guru melakukan review pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Hasil evaluasi dan observasi dijadikan acuan pada tahap ini.

Hasil refleksi digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar pada siklus berikutnya. Setelah semua perencanaan pada siklus II selesai, maka tindakan dilakukan pada siklus II, dimana pada tahap tindakan ini dilaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan tahapan perencanaan yang telah disusun, yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Juli 2011, yang berlangsung selama 2 x 40 menit, dan materi yang dibahas pada siklus II adalah sub pokok bahasan “membuat denah”. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II terjadi peningkatan meskipun masih terdapat kendala atau kekurangan, misalnya siswa masih belum berani bertanya tentang materi yang belum dipahaminya, dan siswa belum berani mengomentari dan mengoreksi kesimpulan yang disampaikan temannya.

Setelah semua perencanaan pada siklus III selesai dilakukan, maka dilakukan tindakan pada siklus III, dimana pada tahap tindakan ini proses belajar mengajar dilakukan berdasarkan tahapan perencanaan yang telah disusun, yang dilaksanakan pada hari Senin, 10 Mei 2010 dan berlangsung selama 2 x 40 menit, dan materi dibahas dalam siklus tersebut. Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru meningkat pada Siklus III dibandingkan dengan aktivitas guru pada Siklus I dan II. Berdasarkan hasil observasi Siklus III perbaikan kekurangan pada siklus sebelumnya membuahkan hasil yang lebih baik, hasil tersebut dapat dilihat pada hasil evaluasi pada tabel Siklus III diatas.

Pembahasan

70 Ketidaktuntasan hasil belajar siswa pada siklus I berkaitan dengan masih adanya siswa yang hanya mengerjakan tugas diskusi, sedikit siswa yang aktif dan antusias dalam menjawab pertanyaan dari guru serta berani mengemukakan pendapat dan idenya baik dalam interaksinya dengan guru maupun dengan teman sebayanya dalam berdiskusi. Permasalahan yang ditemukan pada siklus I direfleksikan kemudian dievaluasi dan didiskusikan antara guru dan peneliti untuk mencari alternatif pemecahannya. Hasilnya adalah: peneliti harus mengatur waktu dengan baik, membantu siswa dalam belajar kelompok, harus mampu membangun komunikasi interaktif dengan siswa, baik dalam menyampaikan hasil pengamatan maupun dalam menyampaikan beberapa konsep penting yang belum dikuasai siswa. 71 tidak memiliki kontrol terhadap kondisi kelas, hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang ribut atau berbicara dengan temannya.

Begitu pula dengan hasil observasi aktivitas siswa yang masih kurang, hal ini dikarenakan masih banyak kekurangannya, antara lain: Semangat siswa dalam belajar masih kurang karena masih banyak siswa yang terpengaruh dengan situasi kelas. Hasil observasi pada Siklus II jauh lebih baik dibandingkan dengan Siklus I, terbukti dengan banyaknya deskriptor yang muncul selama proses belajar mengajar. Pada Siklus II siswa cepat melakukan pembentukan kelompok, sangat antusias dalam menjawab pertanyaan, siswa dapat membangun kerjasama untuk memahami tugas guru, siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan, siswa dapat mempresentasikan hasil kerjanya dengan baik.

72 Pada siklus II ketuntasan klasikal sebesar 85%, hal ini terlihat dari hasil evaluasi pada siklus II terhadap kinerja siswa yang menunjukkan nilai rata-rata siswa sebesar 72,72, sedangkan ketuntasan belajar siswa sebesar 81,81%.

Simpulan

Saran

Untuk mengatasi kebosanan pada siswa dan membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran, guru harus menggunakan berbagai strategi atau metode pembelajaran. Strategi sortir kartu menjadi salah satu acuan guru untuk mengatasi kebosanan siswa, selain itu guru juga perlu mencari strategi atau metode pembelajaran lain yang sesuai dengan kondisi siswa. Siswa selalu diharapkan untuk memacu dan memotivasi dirinya sendiri dalam belajar, terutama mereka yang memiliki minat belajar dan kemampuan kognitif yang rendah serta kurang aktif selama proses pembelajaran.

Dengan demikian, dapat meningkatkan pemahaman dan tidak tertinggal dari siswa lain yang memiliki keterampilan yang sesuai dan aktif dalam proses pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan strategi sortir kartu dalam pembelajaran apapun, agar dapat menggunakan strategi ini lebih baik lagi, agar hasil yang diperoleh bisa lebih baik lagi.

Referensi

Dokumen terkait

AN UNDERGRADUATE THESIS THE USE OF DIRECTED READING-THINKING ACTIVITY DR-TA STRATEGY TO IMPROVE READING COMPREHENSION ABILITY AT THE TENTH GRADERS OF SMK PGRI 1 PUNGGUR IN THE