PENDAHULUAN
Hakekat Bahasa
Fungsi Bahasa
Variasi Bahasa
Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia Baku (Resmi)
EJAAN
- Pengantar
- Hakekat Ejaan
- Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
- Kekurangan dan Kelebihan Ejaan Bahasa Indonesia Sekarang
- Beberapa Kaidah yang masih tidak Tertaati
Karena berbagai faktor, saat ini dalam bahasa Indonesia banyak dijumpai banyak kata dengan cara penulisan yang berbeda-beda. Kata yang benar dalam artikel ini dimaksudkan bentuk (bentukan) kata menurut kaidah pembentukan kata (bentuk) (morfologi) bahasa Indonesia.
KATA DAN ISTILAH
Pendahuluan
Anggapan demikian wajar saja muncul karena bahasa Indonesia akhir-akhir ini banyak mengadopsi kata-kata baru untuk memperkaya diri dalam perkembangannya menuju bahasa Indonesia modern sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kata-kata yang memperkaya kosa kata bahasa Indonesia pada umumnya adalah ungkapan, karena bahasa Indonesia memerlukan ungkapan yang digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Perbendaharaan kata dan ungkapan yang banyak dimiliki oleh penulis (pengguna bahasa) akan sangat membantu dalam mengungkapkannya.
Ia akan mempunyai kebebasan dalam memilih kata dan istilah, sehingga pemikirannya dapat terwakili secara utuh. Sebaliknya penulis (pengguna bahasa) yang “miskin” kosakata dan istilah tentu akan kesulitan dalam mengungkapkan isi pemikirannya secara cepat, tepat, dan beragam. Berkaitan dengan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kata dan istilah merupakan unsur kebahasaan yang harus diperhatikan dalam menggunakan bahasa Indonesia, khususnya dalam menulis karya ilmiah.
Oleh karena itu, dalam tulisan ini kami berusaha memberikan pemahaman yang sebaik-baiknya mengenai kriteria penggunaan kata dan ungkapan dalam karya ilmiah, sehingga dapat membantu pengguna bahasa untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pemakaian Kata
Fakta di atas menunjukkan bahwa penggunaan kata pada prinsipnya merupakan pilihan kata (diksi) yang disesuaikan dengan lingkungan di mana bahasa tersebut digunakan. Untuk itu pembahasan penggunaan kata pada artikel ini berkaitan dengan pemilihan kata dalam esai ilmiah. Penggunaan kata yang benar dan baik dalam kaitannya dengan bahasa Indonesia (bahasa penulisan ilmiah) memerlukan penggunaan kata yang benar dan penggunaan kata yang baik.
Kata yang Benar
Penggunaan kata yang benar dan baik dalam kaitannya dengan bahasa Indonesia (bahasa penulisan ilmiah) memerlukan penggunaan kata yang benar dan penggunaan kata yang baik. bawa bawa tanaman tanaman tertawa bawa bawa patuh patuh fokus satu gabungkan cari cari permintaan permintaan centang tipe cek periksa rem rem hasilkan transfer transfer protes protes. Pembentukan kata mengubah, menghancurkan, mengelola dan mengolah tidak beraturan (salah) menurut kaidah pembentukan kata bahasa Indonesia. Dalam penggunaan kata yang benar, selain memperhatikan kebenaran pembentukan kata, kebenaran penggunaan juga harus diperhatikan.
Kata-kata yang ditulis miring pada ketiga kalimat di atas digunakan secara tidak tepat (tidak tepat) sesuai kaidah makna kata. Jika kalimat (6) diubah menjadi pasif maka menjadi kalimat berikut. 6a) Siapa yang diajari bahasa Indonesia di sekolahmu? Kalimat tersebut menjadi tidak logis karena diajarkan bahasa Indonesia; apakah siswa tidak diajarkan, sedangkan bahasa indonesia diajarkan?
Jadi kalimat yang benar adalah sebagai berikut. 6b) Siapa yang mengajar bahasa Indonesia di sekolah anda.
Kata yang Baik
Yang dimaksud dengan syarat kesesuaian adalah penggunaan kata, dengan memperhatikan kesesuaian atau kesesuaian penggunaan kata tersebut tergantung pada daerah, waktu, dan gaya penggunaan kata tersebut. Apabila menggunakan bahasa formal sebaiknya digunakan kata-kata formal atau kata baku. Kata-kata yang tergolong bahasa gaul, gaul, atau kata-kata percakapan sebaiknya dihindari dalam penulisan ilmiah.
Demikian pula kata-kata yang hanya digunakan dalam percakapan seperti doc, prof, atau kep, tidak digunakan dalam karangan ilmiah. Pemilihan kata yang tepat sangat ditentukan oleh sikap dan perasaan masing-masing pemakai bahasa. Memilih kata-kata yang tepat, seperti kata-kata yang mempunyai konotasi (misalnya amplop, bahasa gaul dan penyesuaian harga); kata-kata abstrak (misalnya hangat, dingin dan bagus); kata-kata umum-spesifik (misalnya burung pipit, kenari, jalak); kata-kata idiomatik (misalnya sepanjang lengan, sederhana, terdiri dari, bergantung pada); dan kata-kata kiasan (misalnya pengangguran, pembebasan [eufemisme]) sangat ditentukan oleh konteks dan konteks penggunaan kata-kata yang dimaksud.
Dalam hal ini kata-kata yang digunakan hendaknya segar dan penggunaan kata-kata yang sudah ketinggalan zaman sebaiknya dihindari.
Pemakaian Istilah
Penyertaan istilah-istilah dari bahasa terkait/daerah dapat dibenarkan jika salah satu syarat berikut ini terpenuhi. a) Lebih cocok karena konotasinya, misalnya lengkap. Menyertakan istilah bahasa asing (sebaiknya istilah bahasa Inggris) dapat dipertimbangkan jika satu atau lebih kondisi berikut dapat dipenuhi. a) Lebih tepat karena konotasinya, misal. kritik - kritis, profesional - berbayar, amatir - tidak dibayar. Prinsip adopsi istilah-istilah asing ke dalam suatu bahasa berlangsung melalui tiga cara: adopsi, adaptasi, sinonim, dan campuran. a) Adopsi; biaya dalam bentuk penuh, misalnya radio.
Penutup
KALIMAT
Pendahuluan
Syarat Kalimat dan Alat Pengetesnya
Unsur-unsur Kalimat
Kemiripan ini bersifat (a) wajib sebelum kata kerja yang memerlukannya dan (b) terletak setelah predikat. Jika terdapat objek dan pelengkap setelah predikat kalimat aktif, maka objek tersebut berpotensi menjadi subjek dalam kalimat pasif, sedangkan pelengkapnya tidak dapat menjadi subjek. Unsur yang memberikan informasi tambahan lebih lanjut tentang sesuatu dalam suatu kalimat disebut unsur informasi.
Informasi yang berupa kalimat ditandai dengan kata depan, seperti di, ke, dari, di, pada, ke, melawan, tentang, dari dan untuk. Informasi yang berbentuk klausa (clauses) ditandai dengan kata penghubung, seperti kapan, karena, meskipun, jadi, jika, dan sebagainya. a) merupakan unsur kalimat yang memberikan keterangan tambahan tentang sesuatu yang ada dalam kalimat;
Jenis Kalimat
Kesatuan subordinasi terjadi apabila satu suku kata suatu kalimat dihubungkan dengan suku kata yang lain melalui suatu kata penghubung dan suku kata yang dihubungkan itu bertindak sebagai salah satu lambang dalam suku kata penghubung itu. Selain jenis-jenis kalimat di atas, kalimat juga dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Kalimat berita atau deklaratif adalah kalimat yang mengandung pengumuman atau pernyataan agar lawan bicaranya mengetahui sesuatu yang diberitakan, misalnya argumentasi merupakan suatu proses penalaran.
Kalimat tanya atau tanya adalah kalimat yang digunakan untuk menanyakan informasi kepada lawan bicara, misalnya: Apakah Indonesia bisa cepat pulih? Terakhir, kalimat perintah atau imperatif adalah kalimat yang berisi perintah atau permintaan (request) kepada lawan bicara, misalnya. Perhatikan contoh berikut.
Kalimat Baku
Kalimat Efektif
Koherensi diartikan sebagai hubungan timbal balik yang jelas antara unsur-unsur (kata atau frasa) yang membentuk kalimat. Meskipun kalimat tersebut mempunyai gagasan utama, namun tidak akan runtut jika menggunakan kata atau frasa yang tidak tepat. Setelah menyelesaikan kegiatan, pembaca Setelah menyelesaikan kegiatan, pembaca dapat menangkap dan merasakan kegiatan tersebut, pembaca dapat memahami ide-ide yang dikemukakan dengan menangkap dan merasakan ide-ide dari penulis buku tersebut.
Jika salah satu gagasan ditempatkan pada struktur kata benda, maka kata atau kelompok kata lain yang mempunyai gagasan paralel juga ditempatkan pada fungsi dan struktur yang sama, yaitu kata benda yang tepat. Gagasan pokok yang terkandung dalam setiap kalimat harus dibedakan dengan kata yang penting. Kata yang penting harusnya ditonjolkan atau sebaiknya lebih ditekankan dibandingkan unsur lainnya.
Caranya dengan mengubah posisi kata dalam kalimat yaitu dengan menempatkan kata penting di awal kalimat, mengulang (repeating) kata-kata yang menjadi fokus gagasan utama kalimat, urutan logika kalimat. pikiran atau menggunakan partikel yang diberi tekanan (seperti -lah, - kah ).
Masalah Pemakaian Kalimat Bahasa Indonesia
Siswa itu segera mengubahnya. Mahasiswa tersebut segera mengubah desain penelitian setelah berkonsultasi dengan desain penelitian setelahnya. Ahli burung walet sepakat bahwa ahli burung walet sepakat bahwa alasan penggunaan sarang burung walet tiruan adalah alasan penggunaan sarang burung walet tiruan. lebih menekankan pada aspek keselamatan. Sebagian kalangan menilai pemblokiran jalan raya di kawasan Kotagede yang juga terjadi di kawasan Nitikan dan Karangkajen Yogyakarta merupakan tindakan anarki yang mengiringi “ritual” kampanye menjelang pemilu.
Secara umum hak adat suku bangsa di Indonesia tidak mempunyai permasalahan, karena hak tersebut diakui baik secara internal maupun oleh pihak luar masyarakat yang bersangkutan.
Penutup
Apalagi dari segi makna, paragraf merupakan satuan informasi yang gagasan pokoknya bersifat kendali. Dengan demikian, secara singkat dapat dikatakan bahwa paragraf adalah suatu bagian karangan atau pidato yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan-satuan informasi yang gagasan pokoknya terkendali (Ramlan, 1993: 1). Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berkaitan dengan tema atau gagasan munculnya gagasan pokok baru.
Dalam hal ini kalimat topik di awal paragraf masih bersifat umum, kemudian kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya berfungsi menjelaskan gagasan utama agar lebih spesifik. Dalam hal ini akibat dapat berfungsi sebagai gagasan pokok, dan untuk memahami akibat tersebut disajikan sejumlah sebab secara rinci. Dalam hal ini, untuk memperjelas gagasan pokok, perlu ditambahkan beberapa kalimat sebagai alasan.
Seperti yang telah disebutkan di atas, sebuah paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang saling berhubungan dan hanya memuat satu gagasan pokok, yang dituangkan dalam sebuah kalimat yang disebut kalimat topik. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa jika gagasan utama diketahui pembaca, maka ada kecenderungan untuk mengikuti seluruh kalimat berikutnya. Dalam hal ini, penulis juga merasa perlu untuk menekankan kembali gagasan utama di akhir paragraf, yaitu dengan menempatkannya dalam kalimat topik yang bervariasi.
PENALARAN
PARAGRAF
- Pengertian
- Bentuk
- Syarat Pembentukan Paragraf
- Kesatuan
- Koherensi
- Pengembangan
- Letak Kalimat Topik
- Kalimat Topik di Awal Paragraf
- Kalimat Topik di Akhir Paragraf
- Kalimat Topik di Awal dan di Akhir Paragraf
- Kalimat Topik Tersirat dalam Keseluruhan Paragraf
Dalam hal ini terdapat beberapa macam peralihan, seperti: sementara itu, kemudian, selanjutnya, selanjutnya, sebaliknya, akibatnya, sebagai akibat, oleh karena itu, demikian, sebagai tambahan, sebagai, meskipun, dengan demikian, namun, ini , adapun , namun, selain pihak lain dalam hal ini sehubungan dengan, sehubungan dengan dan seterusnya. Oleh karena itu, kalimat topik harus didukung dengan rangkaian kalimat penjelas yang ada sepuluh cara atau urutan pengembangan paragraf. Dalam hal ini suatu paragraf disusun menurut urutan waktu yang logis atau kronologis, yang menggambarkan urut-urutan peristiwa, perbuatan atau perbuatan.
Pada model pengembangan paragraf dengan tatanan umum ke khusus, kalimat topik biasanya diletakkan di awal (paragraf). Dalam hal ini penempatan kalimat topik dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu (1) kalimat topik ditempatkan di awal paragraf, (2) kalimat topik ditempatkan di akhir paragraf, (3) kalimat topik ditempatkan di awal dan akhir paragraf, (4) kalimat yang subjeknya tersirat di sepanjang paragraf. Paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir biasanya diawali dengan menyebutkan ciri-ciri khusus terlebih dahulu.
Apalagi kalimat terakhir, kalimat topik, merupakan kesimpulan penjelasan, jadi bersifat induktif yaitu dari yang khusus ke yang umum.