Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif yang signifikan model Problem Based Learning terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa. Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba 69 Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kemampuan Kognitif dan Instrumen Instrumen. Keterampilan Berpikir Kritis Soal Pretest dan Posttest 74 Tabel 3.4 Klasifikasi kategori skor pretest dan posttest. kemampuan kognitif kelas kontrol dan eksperimen 75 Tabel 3.5 Klasifikasi kategori skor pretest dan posttest. memeriksa keterampilan berpikir kritis kelas dan.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa adalah melalui model pembelajaran problem based learning (PBL). Adakah pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi IPA kelas V SD di Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
- Problem based learning dalam pembelajaran
- Berpikir Kritis
- Hakikat pembelajaran IPA
- Karakteristik siswa
Berpikir kritis adalah pengolahan pengetahuan untuk menciptakan solusi yang relevan dan potensial dalam pemecahan masalah. Berpikir kritis sangatlah penting, tanpa kemampuan berpikir kritis informasi yang diperoleh dapat menimbulkan kesimpulan yang salah. Pembelajaran yang mengembangkan keterampilan berpikir kritis melibatkan siswa sebagai pemikir, bukan sebagai orang yang diajar.
Selain itu, pemerintah melalui sistem pendidikan juga berperan dalam mengembangkan pemikiran kritis siswa. Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa indikator kemampuan berpikir kritis sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar pada pembelajaran IPA yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah yaitu.
Kajian Penelitian yang Relevan
Guru IPA hendaknya memperhatikan bahwa anak pada tahap operasional konkrit masih memerlukan benda-benda konkrit untuk membantu mengembangkan kemampuan intelektualnya. Oleh karena itu, guru harus selalu mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari siswa dengan objek-objek konkrit yang ada di lingkungannya.
Kerangka Pikir
64 mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keterampilan proses saintifik dan hasil belajar kognitif saintifik siswa kelas V SD di Gugus 3 Kotagede Yogyakarta. Dari kedua penelitian diatas terdapat persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu variabel terikatnya adalah kemampuan kognitif dan berpikir kritis, untuk variabel bebasnya yaitu pembelajaran berbasis masalah. Sementara itu, pelaksanaan pembelajaran berbasis ceramah secara empiris hanya berpusat pada guru; semua kegiatan pembelajaran berpusat pada guru.
Jadi secara rasional dan empiris model PBL dapat dikatakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran khususnya terhadap kemampuan kognitif siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan uraian di atas terlihat adanya perbedaan dampak penggunaan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan kognitif dan berpikir kritis siswa. DAMPAK MODEL PEMBELAJARAN PBL TERHADAP KETERAMPILAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI IPA KELAS V KABUPATEN HERLANG.
Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan kognitif siswa pada materi IPA kelas V SD di Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi IPA kelas V SD di Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V Sekolah Dasar di Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung pada semester II tahun ajaran 2020/2021 yang dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2021.
Populasi dan Sampel Penelitian
70, bahwa kawasan Klaster II merupakan kawasan klaster penelitian itu sendiri, sehingga para peneliti di masa pandemi COVID-19 lebih mudah mengakses penelitian.
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Variabel
- Model problem-based learning
- Kemampuan kognitif
- Keterampilan berpikir kritis
71 kelompok untuk membantu mengasah kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah sesuai skenario PBL itu sendiri. Indikator yang diukur adalah sintaksis atau tahapan PBL melalui kegiatan observasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen. Kemampuan kognitif merupakan nilai tes tertulis yang diperoleh siswa berdasarkan kemampuannya menerapkan konsep untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, yang menjenjangkan aspek mengingat (C1), pemahaman (C2) dan mencakup penerapan (C3) yang diukur dalam bentuk. soal pilihan ganda.
Pada materi IPA kelas 5 SD, peneliti hanya mengukur kemampuan kognitif mengingat siswa kelas 5 SD masih dalam masa transisi tingkat perkembangan kognitif dari praoperasional ke tingkat konkrit. Keterampilan berpikir kritis merupakan nilai tes tertulis yang diperoleh siswa berdasarkan kemampuan berpikir siswa untuk mencari informasi disertai dengan kesimpulan.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
- Teknik pengumpulan data
- Instrumen pengumpulan data
- Validitas instrumen
- Analisis deskriptif
- Analisis inferensial
Kriteria yang digunakan untuk pengujian hipotesis uji t sampel menurut Sugiyono (2012) adalah: . 78 1) Jika nilai signifikansi atau Asym. H0: Kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis kelas eksperimen pada pretest/posttest tidak lebih baik secara signifikan dibandingkan kelas kontrol. Ha: Kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen pada pretest/posttest lebih baik secara signifikan dibandingkan kelas kontrol.
Kriteria yang digunakan untuk uji hipotesis Mann-Whitney menurut Sugiyono (2012) adalah: . 1) Jika nilainya signifikan atau Asym. Sig (2-tailed) lebih kecil dari probabilitas 0,05, maka hipotesis Ha diterima. 2) Jika nilainya signifikan atau Asym. H0 : Kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen pada post-test tidak lebih baik secara signifikan dibandingkan pada kelas kontrol.
79 Ha: Kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen pada posttest lebih baik secara signifikan dibandingkan pada kelas kontrol. Sedangkan kriteria yang digunakan untuk uji hipotesis Wilcoxon menurut Sugiyon (2012) adalah sebagai berikut: . 1) Jika nilainya signifikan atau Asym. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model PBL terhadap kemampuan kognitif dan berpikir kritis siswa.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan model PBL terhadap kemampuan kognitif dan berpikir kritis siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Hasil Analisis Inferensial
81 Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, diperoleh hasil bahwa rata-rata pre-test kemampuan kognitif siswa kelas kontrol berada pada kategori “kurang baik” dan siswa kelas eksperimen berada pada kategori “kurang baik”. . Sedangkan rata-rata post-test kemampuan kognitif siswa kelas kontrol berada pada kategori “sedang” dan siswa kelas eksperimen berada pada kategori “baik”. Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, diperoleh hasil bahwa rata-rata pretest keterampilan berpikir kritis siswa kelas kontrol berada pada kategori “sangat rendah” dan siswa kelas eksperimen berada pada kategori “sangat rendah”. .
Sedangkan rata-rata post-test kemampuan kognitif siswa kelas kontrol berada pada kategori “sangat rendah” dan siswa kelas eksperimen berada pada kategori “rendah”. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas data Pretest dan Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol kaitannya dengan kemampuan kognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa dijelaskan di bawah ini. 83 dengan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai nilai signifikan > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data postes kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk kemampuan kognitif siswa berdistribusi normal sehingga disebut sebagai data parametrik kemudian dilakukan uji homogenitas sebagai berikut.
84 Berdasarkan hasil analisis uji normalitas data pretest kemampuan berpikir kritis siswa yang dihitung dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, diketahui bahwa baik data pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai nilai signifikansi sebesar < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest keterampilan berpikir kritis siswa kelas kontrol dan eksperimen tidak berdistribusi normal sehingga disebut data non parametrik dan tidak dilanjutkan dengan uji homogenitas. Sebanyak 86 data pretest dan posttest kelas kontrol kemudian dibandingkan dengan data pretest dan posttest berpasangan kelas eksperimen, baik kemampuan kognitif siswa maupun kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon di atas, signifikansi kemampuan kognitif pre-test-post-test kelas kontrol lebih besar dari 0,05.
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon di atas, signifikansi kemampuan berpikir kritis pre-test dan post-test kelas kontrol kurang dari 0,05.
Pembahasan
- Pengaruh model pembelajaran PBL terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi IPA kelas V SD Kecamatan Herlang Kabupaten
- Pengaruh model pembelajaran PBL terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi IPA kelas V SD Kecamatan Herlang
Artinya pada kelas eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan kognitif siswa setelah diajar dengan model PBL dibandingkan dengan kelas kontrol, dengan kata lain model PBL berpengaruh lebih positif secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis. dari siswa di kelas tersebut. kelas eksperimen dibandingkan dengan model konvensional pada kelas kontrol. Pengaruh Model Pembelajaran PBL Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi IPA Kelas V SD Negeri Kecamatan Herlang.Berpikir Kritis Siswa Pada Materi IPA Kelas V SD Negeri Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Hasil analisis deskriptif kemampuan berpikir kritis siswa yang dihitung dengan menggunakan SPSS 23.0 for Windows seperti terlihat pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata pretest kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol sebesar 34,13 dan siswa kelas eksperimen sebesar 37,00.
Rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol sebesar 40,47 dan siswa pada kelas eksperimen sebesar 53,13 dengan selisih skor sebesar 12,66 jauh lebih besar dibandingkan selisih skor rata-rata pretest. Keterampilan berpikir kritis kelas kontrol dan kelas eksperimen pada penelitian ini sama-sama menunjukkan peningkatan nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis antara pretest dan posttest. Secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis. Secara khusus terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis yang lebih baik pada kelas eksperimen dibandingkan pada kelas kontrol.
Artinya pada kelas eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diajar menggunakan model PBL dan konvensional, namun pada kelas eksperimen kemungkinan diterimanya hipotesis lebih besar dari itu. 93 dengan kelas kontrol, sehingga dapat dikatakan bahwa model PBL memberikan pengaruh yang lebih positif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dibandingkan dengan model konvensional pada kelas kontrol. Keterampilan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Berdasarkan temuan keterampilan berpikir kritis siswa yang dianalisis secara deskriptif dan inferensial, serta hasil penelitian yang relevan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model PBL terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi IPA kelas V dari mata pelajaran IPA. sekolah dasar. di Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
Simpulan
Saran
Melalui diskusi terbimbing, siswa mampu mengidentifikasi tahapan siklus air yang terjadi di bumi secara runtut. Melalui diskusi terbimbing, siswa mampu memprediksi secara akurat 3 dampak kelangsungan siklus air terhadap kejadian di bumi dan kelangsungan makhluk hidup. Setelah mendengarkan petunjuk guru, siswa dapat menyajikan diagram siklus air dengan benar disertai kalimat penjelas.
Guru mengikuti diskusi dan memandu penyusunan diagram tahapan siklus air berdasarkan informasi dan sumber yang diperoleh, sehingga hasil karya masing-masing kelompok siap dipresentasikan. Siswa dijelaskan bahwa benda-benda di sekitar kita tersusun dari zat-zat individual dan campuran. Melalui penjelasan guru dan tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi secara runtut tahapan siklus air yang terjadi di bumi.
Melalui tugas, siswa mampu memprediksi secara cermat 3 dampak kelangsungan siklus air terhadap kejadian di bumi dan kelangsungan makhluk hidup. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa mampu merancang diagram siklus air berdasarkan informasi dan sumber yang sesuai. Guru memberikan gambaran tentang akibat kelangsungan siklus air terhadap kejadian di bumi dan kelangsungan hidup makhluk hidup.
Guru menjelaskan bahwa benda-benda disekitar kita terdiri dari zat tunggal dan campuran.
LATIHAN
Olah Pikir
Ayo Membaca!
Mengidentifikasi Zat Tunggal dan Campuran
Mengidentifikasi Campuran Homogen dan Campuran Heterogen
Tidak semua campuran tergolong campuran homogen karena ada zat yang tidak dapat larut sempurna bila dilarutkan dalam air. RPP dapat direvisi dengan memperhatikan aspek pendekatan saintifik yang akan diterapkan dengan memadukan pendekatan tersebut dengan model pembelajaran berbasis masalah dimana pada setiap tahapannya terdapat kegiatan yang melatih kemampuan berpikir kritis siswa. RPP dapat digunakan untuk pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning yang dapat merangsang kemampuan berpikir kritis siswa.
Pertemuan Ke-1
DOKUMENTASI PENELITIAN KELAS EKSPERIMEN
Apersepsi
Menyampaikan Tujuan
KEGIATAN AWAL
Mengorientasikan Siswa Terhadap Masalah
Siswa menyimak
KEGIATAN INTI
Siswa mengamati
Mengorganisasi Siswa Untuk Belajar
Guru memastikan
Siswa berdiskusi dan
Membimbing Penyelidikan Individual Maupun Kelompok
Guru memantau pengumpulan
Siswa melakukan
Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Guru memantau jalannya
Siswa mengembang-