Berbagai kalangan menyoroti pengajaran bahasa Indonesia di semua jenjang pendidikan (SD, SMP, dan SMA) pada umumnya. Hal ini terlihat dari tahun ke tahun sebagai bukti bahwa hasil UAN untuk entitas Indonesia belum mencapai standar yang memuaskan.
PENGAJARAN BAHASA
Tipe Pengajaran Bahasa
Menurut Ellis, pengajaran bahasa dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu (1) jenis naturalistik dan (2) jenis kelas formal. Harus diakui bahwa terdapat perbedaan antara hasil yang dicapai oleh anak-anak dan orang dewasa dalam hal pembelajaran bahasa.
Hipotesis Pengajaran Bahasa
- Hipotesis kesamaan atara bahasa pertama dan bahasa kedua
 - Hipotesis kontrastif
 - Hipotesis Krashen
 
Sedangkan kemudahan dalam mempelajari bahasa kedua disebabkan oleh kesamaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua. Transfer negatif juga dapat terjadi, yaitu jika struktur bahasa pertama dan bahasa kedua tidak sama dan hal ini menimbulkan kesulitan.
TEORI BELAJAR BAHASA DAN PENDEKATAN PENGAJARAN
Teori Belajar Bahasa
- Teori Gestalt
 - Teori Nativisme
 - Teori Behaviorisme
 - Teori Kognitivisme
 
Berdasarkan hal tersebut, sangat cocok digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa, khususnya integrasi aspek berbicara dan menyimak. Berdasarkan hal tersebut, teori kognitivisme sangat cocok digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia kohesif.
Pendekatan Dalam Pengajaran Bahasa Istilah pendekatan (approach) dalam pengajaran
Ketiadaan pemahaman yang jelas tentang pendekatan, metode dan teknik mengajar menimbulkan kebingungan di antara para guru, terutama yang mengajar di pelosok pedalaman. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang jelas tentang pendekatan, metode, dan teknik pengajaran bahasa.
Pendekatan
Teknik adalah cara khas yang bersifat operasional, yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan mengikuti proses sistematis yang terkandung dalam metode tersebut. Mencermati definisi-definisi di atas, dapat ditegaskan bahwa pendekatan menentukan metode dan metode menentukan teknik, ketiganya digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode
Teknik
Pandangan Struktural
Pandangan linguistik struktural tentang deskripsi bahasa; menurut struktural linguistik, bahasa diwujudkan dalam organisasi berlapis yang dapat dibagi menjadi empat tingkatan yaitu fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Pandangan linguistik struktural dari pembelajaran bahasa; Pengajaran bahasa berdasarkan hafalan dan penjelasan kaidah gramatikal dianggap kurang tepat karena bertentangan dengan strategi yang berlaku dalam proses pemerolehan bahasa alami (Kaseng.
Pandangan Fungsional
Demikian pula dalam komunikasi resmi dapat efektif jika diterapkan sistem gramatikal yang memadai.Asumsi pengajaran bahasa muncul dari pandangan fungsional, yaitu (1) hakikat bahasa adalah sistem pengungkapan makna, (2) fungsi utama dari bahasa adalah untuk berinteraksi dan berkomunikasi, (3) struktur bahasa mencerminkan penggunaan fungsi komunikatif bahasa, (4) satuan utama bahasa tidak hanya unsur tata bahasa, tetapi juga kategori fungsi dan makna komunikasi sebagaimana terkandung dalam wacana., (5) kemahiran berbahasa tidak hanya penguasaan kompetensi gramatikal (grammatical competence), tetapi yang terpenting adalah kemampuan berkomunikasi (communicative competence), (6) tingkat kemahiran berbahasa meliputi kemampuan menggunakan tata bahasa. menghasilkan (menggunakan) bentuk-bentuk tuturan dan kemampuan menggunakan bentuk-bentuk tuturan gramatikal dalam komunikasi kehidupan nyata, (7) keterampilan komunikasi meliputi penguasaan atas apa yang dibutuhkan pembicara untuk berkomunikasi dalam lingkungan sosial, (8) seseorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi , . Berdasarkan asumsi yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep belajar bahasa adalah sebagai berikut (1) belajar bahasa pada hakekatnya adalah belajar berkomunikasi, (2) kegiatan berbahasa yang melibatkan komunikasi justru akan merangsang proses belajar, (3) kegiatan dapat berupa tugas-tugas yang bermakna merangsang proses pembelajaran, (4) topik bahasa yang bermanfaat/bermakna bagi siswa dapat merangsang proses pembelajaran bahasa, dan (5) topik bahasa dipilih berdasarkan kesulitannya dengan apa yang diinginkan siswa dalam bahasa yang nyata dan masuk akal. .
Pandangan Interaksional
Asumsi pandangan interaksional terkait pengajaran bahasa, yaitu (1) bahasa pada hakekatnya adalah media interaksi, (2) orang-orang dalam interaksi mengikuti seperangkat aturan perubahan struktur yang saling dikontrol oleh pengguna bahasa, (3) aturan tata bahasa. tuturan dalam interaksi mengatur negosiasi antara penutur dengan mitra tutur, dan (4) bahan ajar bahasa yang dikembangkan berdasarkan penggunaan bahasa yang sebenarnya dalam interaksi antar individu dalam masyarakat sangat membantu siswa menguasai bahasa (Syafi'ie, dkk.
FAKTOR-FAKTOR PENENTU DALAM PENGAJARAN BAHASA
Faktor Motivasi
Berdasarkan hal di atas, guru harus memahami beberapa indikator untuk mengetahui siswa mana yang termotivasi dalam proses pengajaran. Hindari menciptakan keterampilan yang terlalu intens bagi siswa karena dapat menimbulkan kecemasan mengikuti proses pembelajaran. Guru harus menunjukkan kemampuan menguasai materi yang diajarkan, antusias dan menarik perhatian siswa.
Faktor Penyajian Formal
Pengaruh pendidikan formal bahasa kedua di dalam kelas dapat dilihat pada kecepatan penguasaan kaidah-kaidah bentuk bahasa. Salah satu pengaruh yang dimaksud adalah gangguan dalam proses pengajaran bahasa lain. Analisis kontras dapat dilihat bahwa bahasa pertama sangat penting untuk upaya menentukan pendekatan pengajaran bahasa kedua.
PENDEKATAN KETERPADUAN DALAM PENGAJARAN BAHASA
INDONESIA
Pengertian Pendekatan Keterpaduan Salah satu pendekatan yang dianjurkan untuk
Pendekatan terpadu dalam pengajaran bahasa Indonesia dapat dikemas dengan tema yang berkaitan dengan disiplin ilmu lain yang mudah dipahami oleh siswa. Keseluruhan yang dimaksud disini menyangkut seluruh komponen pengajaran bahasa Indonesia, yaitu komponen keterampilan berbahasa, linguistik dan sastra. Sedangkan integrasi eksternal artinya isi mata pelajaran lain digunakan sebagai bahan bacaan (wacana) dalam pengajaran bahasa Indonesia.
Latar Belakang Lahirnya Pendekatan Keterpaduan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa hal ini sejalan dengan konsep pandangan keutuhan bahasa. Di seluruh kelas bahasa, siswa menerima umpan balik positif dari guru dan teman mereka. Selain karakteristik kelas bahasa utuh yang disebutkan di atas, perlu juga memahami penilaian di kelas bahasa utuh.
Landasan Teori Penerapan Pendekatan Keterpaduan
Landasan teori didasarkan pada aliran progresivisme yang menyatakan bahwa pengajaran harus terjadi secara alamiah, bukan artifisial. Landasan teori didasarkan pada konstruktivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu dan bahwa pengalaman merupakan kunci utama belajar bermakna. Landasan teori didasarkan pada aliran humanisme yang menyatakan bahwa siswa memiliki keunikan, potensi dan motivasi tersendiri.
Prinsip Dasar Pendekatan Keterpaduan Pendekatan keterpaduan dalam pengajaran
- Prinsip penggalian tema
 - Prinsip pengelolaan pengajaran
 - Prinsip evaluasi
 - Prinsip Reaksi
 - Pentingnya pendekatan keterpaduan
 - Karakteristik pendekatan keterpaduan
 - Kriteria pendekatan keterpaduan
 - Manfaat pendekatan keterpaduan
 
Pendekatan terpadu dianggap sebagai prasyarat penting untuk menentukan keberhasilan dalam pengajaran bahasa (Brown mengemukakan beberapa keunggulan pendekatan terpadu, yaitu (1) pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya, (2) kegiatan belajar dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, (3) Oleh karena itu perlu dijelaskan dengan jelas kriteria pendekatan terpadu dalam pengajaran bahasa Indonesia Pendekatan terpadu dalam pengajaran bahasa Indonesia didasarkan pada kurikulum tingkat Satuan Pendidikan, yaitu (1 ) siswa dapat melihat hubungan yang signifikan karena mata pelajaran bahasa Indonesia lebih berperan atau alat untuk mencapai tujuan, (2) dapat meningkatkan taraf kemampuan berpikir siswa, (3) mengacu pada penerapan dunia nyata sehingga dapat meningkatkan transfer kesempatan belajar (transfer of learning), (4) memungkinkan adanya penghematan karena.
Model Pengajaran Keterpaduan
KETERPADUAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM PENGAJARAN
BAHASA INDONESIA
Keterpaduan Dalam Satu Keterampilan Berbahasa
Ada dua model yang dapat digunakan untuk mencapai integrasi dalam satu keterampilan berbahasa, yaitu model aktivitas tunggal yang dirancang oleh guru dan model lokakarya. Dengan model kegiatan tunggal yang dirancang oleh guru, dapat digambarkan bahwa guru yang telah memilih tujuan pengajaran dapat mendorong munculnya kegiatan bahasa yang terintegrasi jika anak sungguh-sungguh terlibat dalam pengajaran. Kegiatan ini menunjukkan keterpaduan dalam satu keterampilan berbahasa yaitu menulis yang diturunkan dari tujuan yang telah ditetapkan oleh guru.
Keterpaduan Antarketerampilan Berbahasa Keterpaduan antarketerampilan berbahasa
Berbagai keterampilan berbahasa dapat dipadukan ketika siswa mengalami proses menulis, cara menulis huruf, cara memisahkan kata, menggunakan ejaan, memilih kata, mengembangkan isi esai, dan cara mengantisipasi tanggapan pembaca. Demikian pula konteks ekspresif, yang memungkinkan siswa mengungkapkan dan menerima pesan pribadi yang mengandung nilai-nilai moral, sosial, budaya, dan agama yang terkandung dalam karya sastra atau kehidupan di masyarakat.
Keterpaduan Lintas Kurikulum (Eksternal) Adakalanya bahasa dapat dipelajari lewat
Tugas guru dalam pengajaran bahasa dan IPS yang terintegrasi adalah membantu anak belajar menggunakan kosa kata IPS secara tepat. Tugas guru dalam kegiatan pembelajaran IPS dan bahasa terpadu adalah (1) memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir kritis terhadap materi IPS; (2) memprovokasi pemikiran anak; (3) membantu anak bertanya tentang materi IPS; dan (4) menyediakan sumber daya yang dapat digunakan anak untuk bertanya (membuat penemuan). Integrasi bahasa dan matematika dapat dilihat di kelas bawah sekolah dasar, ketika anak mulai membaca dan menulis.
Keterpaduan Antara Keempat Keterampilan Berbahasa
- Hubungan keempat keterampilan bahasa
 - Keterpaduan antara menyimak dan membaca Menyimak dan membaca merupakan keterampilan
 - Keterpaduan antara berbicara dan menulis Berbicara dan menulis merupakan keterampilan
 - Keterpaduan antara membaca dan menulis
 
Pada dasarnya keterampilan berbahasa yang paling dominan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah aspek menyimak dan aspek berbicara. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan sejak dini untuk mengenal dan melatih siswa agar terampil dan terampil dalam menyimak dan berbicara. Integrasi antara menyimak dan membaca Menyimak dan membaca merupakan keterampilan Menyimak dan membaca merupakan keterampilan bahasa reseptif.
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Karakteristik KTSP
Berdasarkan ruang lingkup satuan pengajaran di sekolah, diharapkan akan muncul satuan pengajaran yang mandiri dan kontekstual. Oleh karena itu, KTSP memuat sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat diamati kinerjanya dalam bentuk perilaku dan keterampilan, sekurang-kurangnya pada tingkat kompetensi minimal. KTSP dapat dikenali antara lain dari cara sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pendidikan, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga pengajar dan sistem penilaian.
Prinsip Pengembangan KTSP
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis. dan negara yang bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi siswa disesuaikan dengan potensi perkembangan, kebutuhan dan minat siswa, serta kebutuhan lingkungan. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Prinsip Pelaksanaan KTSP
KTSP dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
PENGAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA
Pengajaran Keterampilan Menyimak
Dalam KTSP, pembelajaran menyimak dapat dilihat pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), sedangkan pengembangan indikatornya diserahkan kepada guru sesuai dengan situasi dan kondisi di sekolah masing-masing. Ada beberapa tujuan dan standar kompetensi pembelajaran menyimak yang harus diperhatikan oleh guru bahasa Indonesia di KTSP, yaitu (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan, (2) menghargai dan membanggakan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa nasional. 3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosi dan sosial, (5) Menikmati dan menggunakan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa, dan (6) menghargai dan bangga terhadap sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual bangsa Indonesia. Pemilihan dan pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran menyimak disusun dengan memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai hal.
Pengajaran Keterampilan Berbicara
Salah satu kegiatan berbicara yang diprogramkan oleh guru bahasa Indonesia di tingkat SMA adalah diskusi, berbicara, wawancara dan dialog. Potensi berbicara siswa merupakan bagian dari kecakapan hidup masa depan. Diskusi informal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan oleh semua siswa dalam mendiskusikan suatu masalah dengan bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat secara bebas di bawah bimbingan guru (Syafi'ie dan Subana, 1993:39).
Pengajaran Keterampilan Membaca
Ketepatan dalam memahami pesan dalam kegiatan membaca merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar yaitu kemampuan untuk mengembangkan kompetensi dan pengetahuan yang memadai bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut, dalam kegiatan belajar mengajar perlu memperhatikan beberapa rangkaian kegiatan yaitu, (1) mengenal dan menguasai sistem tulisan Indonesia, (2) mengenal dan menggunakan kata dan maknanya, ( 3) memahami informasi yang diungkapkan secara tersurat dalam bacaan (literal reading Comprehension), (4) memahami implikasi yang tidak tersurat dalam teks bacaan, (5) memahami hubungan dalam berbagai jenis kalimat, (6) memahami hubungan antar bagian teks bacaan melalui penanda yang kohesif, gramatikal dan leksikal, (7) memahami gagasan utama informasi penting, (8) membedakan gagasan utama dari gagasan penjelas, (9) menarik kesimpulan saat membaca, (10) membuat evaluasi terhadap isi bacaan membaca, (11) memahami nilai dan fungsi membaca, (12) menggunakan perolehan kegiatan membaca untuk berbagai keperluan praktis serta memperluas wawasan.” (Syafi'ie dan Subana. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu memahami apa yang tersirat bahkan apa yang berada di luar garis kalimat dalam bacaan (beyond the lines).
Pengajaran Keterampilan Menulis
Padahal, ini salah satu yang diamanatkan dalam Kurikulum Indonesia (KTSP) saat ini. Oleh karena itu, guru bahasa Indonesia harus kreatif dan berusaha menggunakan berbagai model pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif, dinamis, dan menantang. Penerapan model pembelajaran yang selaras dengan keempat aspek keterampilan berbahasa dapat memacu peningkatan kualitas penggunaan dan pengajaran bahasa Indonesia di berbagai jenjang pendidikan formal.
Keterpaduan Aspek Keterampilan Berbahasa Pengajaran Bahasa Indonesia pada tingkat SMA
Berkaitan dengan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian aspek keterampilan berbahasa dalam pengajaran bahasa Indonesia ke dalam satu topik memiliki beberapa kemungkinan yang dapat digabungkan. Kajian Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Negeri Kota Madya Ujung Pandang. Pada tahun 2009, beliau melanjutkan pendidikan di program studi pascasarjana (S-3) Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Makassar.