• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Optimalisasi Pengembangan Objek Wisata Bukit Bollangi ... - Unibos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Optimalisasi Pengembangan Objek Wisata Bukit Bollangi ... - Unibos"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan mengapa wisata Bukit Bolangi di kecamatan Pattalasang kabupaten Gowa belum dikembangkan. Kemudian menyusun optimasi Pengembangan Wisata Bukit Bollangi Kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa dengan menggunakan metode analisis SWOT. Merumuskan arah strategis pengembangan fasilitas wisata Bukit Bollangi di Kecamatan Pattalasang secara optimal.

Sebagai masukan kepada Pemerintah Kabupaten Gowa untuk merumuskan cara memaksimalkan pengembangan objek wisata Bukit Bollangi dengan Rencana Pengembangan Obyek Pariwisata Nasional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi mengenai keberadaan objek wisata Bukit Bollangi di Kabupaten Gowa. Peneliti hanya menyelidiki faktor apa saja yang menyebabkan Obyek Wisata Bukit Bollangi tidak berkembang dan bagaimana cara memaksimalkan pengembangan Obyek Wisata Bukit Bollangi.

Maka ruang lingkup pembahasan kali ini adalah Optimalisasi pengembangan fasilitas wisata Bukit Bollangi yang meliputi. Penilaian terhadap daya tarik wisata, fasilitas penunjang pariwisata, keamanan dan kenyamanan, informasi dan promosi, aksesibilitas yang mempengaruhi pengembangan fasilitas wisata Bukit Bollangi.

Tabel 4.12  Pengaruh Informasi dan promosi (X3)
Tabel 4.12 Pengaruh Informasi dan promosi (X3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

Sistematika Pembahasan

TINJAUAN PUSTAKA

  • Pengertian Optimalisasi
  • Pengertian Pengembangan
  • Pengertian Pariwisata
  • Pengertian Wisatawan
  • Pengertian Wisata Bukit
  • Pengembangan Pariwisata
  • Kebijakan Pengembangan Pariwisata
    • Penelitian Terdahulu

Dengan kata lain, objek tersebut harus mempunyai daya tarik tersendiri yang mampu membangkitkan minat wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tersebut. Untuk memudahkan pengembangan dan pengelolaannya, perlu dilakukan pengelompokan objek dan daya tarik wisata ke dalam satuan kawasan wisata (SKW). Objek dan daya tarik wisata budaya dan seni daerah serta event pariwisata tetap harus didukung oleh pemerintah daerah melalui pengembangan dan penguatan pemerintah daerah melalui pengembangan dan penguatan pengembangan seni budaya dan penyelenggaraan event. e.

16 2) Pengembangan sarana dan daya tarik wisata dilakukan berdasarkan pendekatan pengembangan satuan kawasan wisata yang bernuansa nilai-nilai keagamaan, budaya, estetika, dan moral yang bersifat umum bagi masyarakat. Faktor sarana dan daya tarik wisata, yaitu potensi sarana dan daya tarik wisata yang didasarkan pada pengembangan pariwisata yang bertumpu pada potensi utama sumber daya alam (natural and basedtourism). 18 Bollangi Hill Trip yang mempunyai daya tarik wisata berupa keindahan luasnya Waduk Bili-Bili berpadu dengan pemandangan pegunungan.

Fasilitas akses yang dikunjungi seperti infrastruktur jalan, objek yang dekat dengan bandara dan terdapat transportasi untuk mencapai tujuan wisata (DWT). Oleh karena itu, tingkat kemudahan akses terhadap kawasan wisata tersebut akan mempengaruhi perkembangan suatu kawasan wisata. Jeni Ade Liando, Optimalisasi kawasan ekowisata anggur di Kabupaten Madiun sebagai daya tarik wisata, berdasarkan konsep pariwisata berkelanjutan.

Table 2.1 Roadmap Penelitian Terdahulu
Table 2.1 Roadmap Penelitian Terdahulu

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penilitian
  • Lokasi Penelitian
  • Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Variabel Penelitian
  • Metode Analisis Data
    • Definisi Operasional

Penentuan indikator peluang dan ancaman disusun berdasarkan tujuan dalam pengembangan strategi pengembangan objek wisata Bukit Bollangi. Kuadran S-E : Strategi yang digunakan seluruh kekuatan obyek wisata Bukit Bollangi untuk menangkap peluang.

Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian
Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Gowa

Secara administratif Kabupaten Gowa terdiri dari 18 kecamatan dan 167 desa/kelurahan, dengan luas wilayah kurang lebih 1.883,33 km2, dan berdasarkan letak geografis Kabupaten Gowa terletak pada titik koordinat. Berdasarkan Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 diatas, Pemerintahan Kabupaten Gowa terdiri atas 18 kecamatan, dengan kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Tombolo Pao dengan luas wilayah 251,82 km2 dengan persentase sebesar 13,37%. 47 Kabupaten Gowa dan Kecamatan Barombong dengan luas wilayah 20,67 Km2 dengan persentase 1,1% dari luas wilayah Kabupaten Gowa, dan Kecamatan Somba Opu dengan luas wilayah 28,09 Km2 dengan persentase 1,49%.

Wilayah administratif Kabupaten Gowa terdiri dari 18 kecamatan dan 167 desa/kelurahan dengan luas wilayah kurang lebih 1.883,33 km2 atau setara dengan 3,01% luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Dari total luas wilayah Kabupaten Gowa, 35,30% mempunyai kemiringan diatas 40° yaitu di Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong, Bungaya dan Tompobulu. Sedangkan daerah pegunungan yang merupakan bagian tertinggi Kabupaten Gowa tersusun dari batuan vulkanik Kuarter. e) Iklim.

Menurut klasifikasi iklim Koppen, Kabupaten Gowa mempunyai iklim muson tropis (Am) dengan dua musim yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan tahunan di Kabupaten Gowa berkisar mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 100 hingga 180 hari hujan per tahun. Suhu udara di Kabupaten Gowa berkisar antara 22°–33°C dengan kelembaban relatif ±81%. a) Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan.

Kabupaten Gowa juga mengalami perubahan jumlah penduduk setiap tahunnya, baik karena kelahiran dan kematian, maupun perubahan jumlah penduduk akibat migrasi keluar daerah tersebut. Jumlah penduduk Kabupaten Gowa akan terus bertambah seiring dengan berkembangnya wilayah Kabupaten Gowa itu sendiri, kelahiran dan urbanisasi yang cukup besar turut menyumbang peningkatan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan jumlah penduduk, Kabupaten Gowa merupakan kabupaten terbesar ketiga di Sulawesi Selatan setelah Kota Makassar dan Kabupaten Bone.

Perkembangan jumlah dan kepadatan penduduk berdasarkan kecamatan di Kabupaten Gowa dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini. Berdasarkan Tabel 4.4 dan Grafik 4.4 di atas, penduduk laki-laki Kabupaten Gowa didominasi oleh kelompok umur 10-14 tahun sebanyak 35.108 jiwa dan kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 35.148 jiwa. Sedangkan penduduk perempuan Kabupaten Gowa didominasi oleh kelompok umur 10-14 tahun sebanyak 33.398 orang, kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 33.549 orang, dan kelompok umur 25-29 tahun. tahun dengan jumlah 33.522 orang.

Tabel 4.1 Luas dan Jumlah Desa Tiap Kecamatan di Kabupaten Gowa
Tabel 4.1 Luas dan Jumlah Desa Tiap Kecamatan di Kabupaten Gowa

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Topografi wilayahnya sebagian besar berupa dataran dengan ketinggian rata-rata kurang dari 500 meter di atas permukaan laut, namun terdapat satu desa yang didominasi wilayah perbukitan yaitu Desa Timbuseng yang sebagian besar penduduknya berada di Bukit Bollangi. Bukit Bollangit menjadi tempat rekreasi yang tepat karena lokasinya jauh dari kebisingan kota dan. Daya tarik wisata atau yang disebut daya tarik wisata merupakan potensi terpenting dalam pariwisata.

Suatu fasilitas wisata tidak akan menarik apabila daya tariknya tidak ditonjolkan, misalnya saja fasilitas wisata bukit yang harus mampu menonjolkan keindahan bukit di atas bukit, namun dapat juga menonjolkan potensi-potensi lain seperti keindahan alam. pandangan. dan langit biru. Fasilitas pendamping wisata atau fasilitas pendamping wisata merupakan salah satu indikator penting berkembangnya fasilitas wisata. Fasilitas pendukung atraksi wisata harus menarik dan nyaman agar wisatawan dan pengunjung betah berada di fasilitas wisata tersebut.

Sarana atau fasilitas pendukung yang tersedia di Bukit Bollangi masih belum lengkap atau kurang, masih banyak fasilitas yang belum ada di lokasi wisata Bukit Bollangi, oleh karena itu perlu adanya pengembangan terhadap objek wisata Bukit Bollangi. Hanya ada 'beberapa fasilitas pendukung atau fasilitas yang tersedia di wisata Bukit Bollangi yaitu. Keamanan dan kenyamanan merupakan faktor yang akan mempengaruhi wisatawan dalam mengambil keputusan apakah suatu objek wisata layak untuk dikunjungi atau tidak. Tingkat keamanan di objek wisata Bukit Bollangi adalah pengawasnya yaitu masyarakat sekitar yang tinggal dan tinggal di lokasi wisata.

Hal ini tentunya dapat disesuaikan dengan tingkat kenyamanan wisatawan dari gangguan kerawanan yang akan mempengaruhi ketenangan dan kenyamanan wisatawan selama berada di objek wisata tersebut. Hal inilah yang selama ini belum dilakukan oleh pimpinan pemerintah setempat dalam hal ini Dinas Pariwisata untuk mempromosikan dan memperkenalkan wisata Bukit Bollangi kepada wisatawan, sehingga belum diketahui keberadaan wisata Bukit Bollangi. Selain itu, yang bisa dilakukan adalah dengan mengundang biro perjalanan baik dalam negeri maupun luar negeri dengan tujuan untuk memperkenalkan wisata Bukit Bollangi.

Akses terhadap pariwisata menjadi penting karena mencakup kenyamanan perjalanan wisatawan dari dan ke fasilitas wisata. Permasalahan yang muncul adalah ketika dalam perjalanan menuju wisata Bukit Bollangi kondisi jalan sangat rusak, jalanan kecil dan penuh dengan bebatuan kecil dan besar. Sejauh ini, Pemerintah Daerah (PEMDA) belum melakukan upaya perbaikan jalan menuju Pusat Wisata Bukit Bollangi yang rusak karena akses jalan menuju Bukit Bollangi adalah milik pribadi atau milik masyarakat setempat.

Tabel 4.5 Jumlah penduduk Desa Bolangin Menurut Jenis  Kelamin
Tabel 4.5 Jumlah penduduk Desa Bolangin Menurut Jenis Kelamin

Hasil Penelitian

70 sangat menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Bukit Bollangi. Dari hasil tabel 4.7 diatas terlihat daya tarik wisata Bukit Bollangi menurut uji chi-square menarik untuk dijadikan tempat wisata baru, sehingga Tempat Wisata Bukit Bollangi dapat membantu atau memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah yang tercantum dalam UU No. Sarana Pendamping Pariwisata adalah tempat yang menyediakan sarana rekreasi yang fungsinya sebagai pelengkap sarana pokok wisata.

Tabel 4.8 menunjukkan sebaran jawaban responden mengenai fasilitas penunjang wisata di Bukit Bollrang menunjukkan bahwa dari 100 responden, jumlah responden yang menjawab ketersediaan fasilitas penunjang wisata lengkap yaitu 22 orang, sedangkan yang menjawab tidak lengkap. ada 78 orang. Informasi dan promosi wisata merupakan media yang digunakan untuk memperkenalkan wisata Bukit Bollangi kepada masyarakat umum, yaitu sebaran tanggapan responden pengunjung mengenai informasi dan promosi wisata Bukit Bollangi. Tabel 4.9 menunjukkan sebaran jawaban responden mengenai informasi dan promosi wisata Bukit Bolangi, menunjukkan bahwa dari 100 responden, jumlah responden yang menjawab baik sebanyak 52 orang, sedangkan yang menjawab kurang baik sebanyak 48 orang.

Berdasarkan hasil kuesioner, responden tidak memilih keduanya karena peta wisata dan buku panduan wisata di lokasi Bukit Bollangi juga tidak mencukupi. Aksesibilitas menjadi pendorong dalam mencapai tujuan yang dimaksudkan, lebih spesifiknya yaitu jaringan jalan atau konektivitas untuk mengakses tempat wisata Bukit Bolangi, suatu kawasan dapat dikembangkan jika akses orang dan barang mudah dicapai. Mengenai jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang dari hasil wawancara pengunjung yang memberikan respon baik sebanyak 75 orang sedangkan yang memberikan respon kurang baik sebanyak 25 orang, hal ini menunjukkan bahwa 75% masyarakat yang sebaiknya dikunjungi lebih tinggi dari jalan raya. aspek. jaringan.

Gambar 4.4   Visualisasi Wisata Bukit Bollangi  (Sumber : Hasil Survei Lapangan, 2021)
Gambar 4.4 Visualisasi Wisata Bukit Bollangi (Sumber : Hasil Survei Lapangan, 2021)

Pembahasan

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis kaitannya dengan Strategi Pengembangan Potensi Bukit Bollangi Kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah. Menjawab rumusan masalah yang pertama, penulis menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang cukup mempengaruhi sehingga belum maksimalnya daya tarik wisata Bukit Bollangi. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas objek wisata agar dapat dikenal masyarakat luas yaitu.

Penyediaan prasarana dan sarana yang memadai sesuai kebutuhan di lokasi objek wisata Bukit Bollangi. Melakukan kampanye melalui media sosial atau memanfaatkan teknologi digital agar semakin dikenal masyarakat luas.

Saran

Diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat yang ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi pengembangan pariwisata guna menarik wisatawan. Bagi masyarakat, menjaga dan menjaga lingkungan merupakan langkah yang tepat agar dapat mengembangkan dan menjaga keadaan objek wisata yang masih alami di kemudian hari. Strategi Pengembangan Potensi Pantai Suluban Sebagai Sarana Wisata Selancar di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Bandung.

Keberadaan kawasan wisata Bolangi Ampat terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat di Desa Timbusseng Kecamatan Patalasang Kabupaten Gowa.

Gambar

Tabel 4.12  Pengaruh Informasi dan promosi (X3)
Table 2.1 Roadmap Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian
Tabel 3.2 Skala Nilai Hasil Uji Kontingensi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata merupakan salah satu faktor yang paling utama bagi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah atau Negara. Dimana daya tarik wisata

Jadi dari data keseluruhan 70,2% partisipasi warga masyarakat terhadap pengembangan objek wisata Bukit Gundaling adalah dinilai

Hasil penelitian ini adalah kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora menjadi salah satu obyek atau tempat wisata unggulan di Klaten karena memiliki potensi pada atraksi dan daya

Sebagai desa wisata, maka potensi dan daya tarik Desa Sidomulyo mendukung konsep pengembangan kepariwisataan Kota Batu sebagai kawasan strategis ekonomi sektor pariwisata Kota

Potensi edukasi adalah potensi yang terakhir yang terdapat dibukit payang kareannya selain memiliki fungsi sebagi daya tarik wisata bukit payang ini juga dapat

Hasil penelitian ini adalah kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora menjadi salah satu obyek atau tempat wisata unggulan di Klaten karena memiliki potensi pada atraksi dan daya

Objek wisata Ollon merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan beberapa tahun terakhir ini yang berada di Kabupaten Tana Toraja objek wisata ini biasa disebut dengan Hidden Paradise

Dalam penelitian ini beragam potensi pariwisata yang terdapat di Desa Bongo yang telah diindentifikasi menjadi daya tarik wisata di antaranya adalah potensi wisata alam yang terdiri