• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS - IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS - IAIN Bengkulu"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Efektivitas LKS berisi materi etnosains hidrolisis garam untuk meningkatkan literasi sains siswa SMA. Pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis etnosains pada materi pencemaran lingkungan untuk melatih literasi sains siswa kelas VII sekolah menengah. Kelayakan Lembar Kegiatan Siswa (LSS) Berbasis Etnosains bertema tumbuhan untuk praktik literasi sains siswa.

Dengan modul sains yang bercirikan etnosains, tujuannya adalah untuk meningkatkan literasi sains siswa terhadap materi pemanasan global.

Identifikasi Masalah

Untuk mengatasi permasalahan diatas, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang pengembangan modul yang bercirikan pembelajaran etnosains yang diberi judul Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Etnosains pada Materi Global Warming untuk Melatih Literasi Ilmiah Siswa SMP.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori

  • Modul IPA Berbasis Etnosains
  • Pembelajaran IPA
  • Pendekatan Etnosains
  • Literasi Sains
  • Materi Pemanasan Global

Literasi sains merupakan hal yang penting untuk dikuasai karena penerapannya yang luas hampir di segala bidang. Konsep literasi sains mengharapkan siswa memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap diri sendiri dan lingkungan yang dihadapinya. 33 Muhammad Fuad Sya'ban, Insih Wilung, Pengembangan SSP Zat dan Energi Berbasis Keahlian Lokal untuk Meningkatkan Literasi Ilmiah dan Kesadaran Lingkungan.

Thomas dan Durant menyatakan ada dua sudut pandang yang mendukung pentingnya literasi sains, yaitu sudut pandang makro dan mikro. Pandangan makro berkaitan dengan pentingnya literasi sains bagi pembangunan bangsa, pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. 37 Muhammad Fuad Sya'ban, Insih Wilung, Pengembangan SSP Zat dan Energi Berbasis Keahlian Lokal untuk Meningkatkan Literasi Ilmiah dan Kesadaran Lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran literasi sains dilihat dari dua aspek, yaitu dari sudut pandang makro, yaitu adanya keterkaitan yang kuat antara literasi masyarakat dengan kesejahteraan ekonomi negara, dan dari sudut pandang mikro. view, yaitu penguasaan literasi sains bagi individu, yang dapat menjamin pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi bagi setiap masyarakat. Hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam melakukan penelitian terhadap tingkat literasi sains siswa, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi sains siswa. Salah satunya adalah minimnya bahan ajar atau bahan ajar yang beredar di Indonesia dibandingkan negara lain dalam mengembangkan literasi sains siswa.42.

Aspek kontekstual literasi sains berkaitan dengan kehidupan sehari-hari guna memperoleh pertanyaan-pertanyaan penting yang tidak terbatas pada kehidupan sekolah dan lingkungan sekitar. Analisis kemampuan literasi sains aspek pengetahuan dan kompetensi sains siswa SMA pada materi termal.

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca  (https://truthmove.org)
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca (https://truthmove.org)

Kajian Penelitian yang Relevan

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti terletak pada jenis penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian RnD dan pendidikan yang digunakan berbasis etnosains. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas modul sains berbasis etnosains di SMP Negeri 3 Kota Mojokerto. Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian pre-eksperimental dengan menggunakan desain penelitian single group pretest-posttest yang merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan (RnD).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti terletak pada metode dan desain yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Massita Rhoida Nailiyah, Subiki dan Sri Wahyuni ​​​​berjudul Pengembangan Modul IPA Tematik Berbasis Etnosains untuk Kabupaten Jember Tema Budidaya Tanaman Tembakau di Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Rambipuji, jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan lokasi penelitian ditentukan dengan menggunakan metode random sampling area.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan validitas modul sains tematik etnosaintifik di kabupaten Jember pada topik budidaya tembakau di. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan modul pembelajaran kimia fokus etnosains batik pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti terletak pada bahan dan desain yang digunakan serta pada tujuan yang ingin dicapai.

Belum ada pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis etnologi sebagai bahan ajar pemanasan global di sekolah menengah. Mengembangkan bahan ajar berupa modul sains berbasis etnologi untuk melatih pemahaman literasi sains siswa di sekolah menengah.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Model Pengembangan dan Prosedur Pengembangan
  • Jenis Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Kegiatan pengembangan modul diawali dengan analisis kebutuhan modul pembelajaran berbasis sains tentang pemanasan global. Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan modul pembelajaran IPA pada materi pemanasan global berbasis etnosains. Hasil penilaian ahli materi terhadap modul pembelajaran berbasis etnosains dapat dilihat pada tabel 4.3.

Hasil penilaian ahli media terhadap modul pembelajaran IPA berbasis etnosains dapat dilihat pada tabel 4.5. Hasil penilaian ahli bahasa terhadap modul pembelajaran IPA berbasis etnosains dapat dilihat pada tabel 4.7. Setelah siswa membaca modul, siswa diberikan angket respon terhadap modul pembelajaran IPA berbasis etnosains tentang pemanasan global.

Dengan demikian, evaluasi siswa terhadap kepraktisan modul pembelajaran berbasis sains pada materi pemanasan global yang dikembangkan menunjukkan respon sangat praktis. Dengan demikian, evaluasi guru terhadap kepraktisan modul pembelajaran berbasis sains pada materi pemanasan global yang dikembangkan menunjukkan respon sangat praktis. Modul pembelajaran ilmiah pemanasan global berbasis etnosains merupakan produk akhir yang valid, praktis dan efektif.

Modul pembelajaran IPA berbasis etnosains pada materi pemanasan global yang dikembangkan disajikan secara full colour. Materi pelajaran yang dikembangkan pada modul pembelajaran IPA berbasis etnosains hanya terbatas pada pemanasan global.

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian RnD menurut Borg dan Gall  Dalam penelitian ini menurut Borg dan Gall mengacu pada 10 langkah  penelitian  yang  akan  dibatasi  oleh  peneliti  untuk  disesuaikan  dengan  kebutuhan  dan  keterbatasan  peneliti,  sesu
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian RnD menurut Borg dan Gall Dalam penelitian ini menurut Borg dan Gall mengacu pada 10 langkah penelitian yang akan dibatasi oleh peneliti untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan keterbatasan peneliti, sesu

HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Pengembangan Modul Berbasis Etnosains
  • Validasi Modul Berbasis Etnosains
  • Kepraktisan Modul Berbasis Etnosains
  • Produk Akhir

Hasil utama penelitian pengembangan ini adalah modul pembelajaran sains berbasis etnosains pada materi pemanasan global untuk melatih kemampuan literasi sains siswa SMA. Responden mempunyai buku pendukung lain yang digunakan sebagai buku teks untuk mengajarkan materi pemanasan global. Guru memerlukan modul yang menarik agar siswa merasa tertarik dan senang mempelajari materi pemanasan global.

Sebagian besar responden siswa menyatakan bahwa guru IPA hanya menggunakan buku teks ketika mengajarkan materi pemanasan global. Bahan ajar berupa modul pembelajaran saintifik pemanasan global berbasis etnologi untuk Kelas VII yang disusun dan dikonsultasikan dengan Pembimbing 1 Andang Sunarto, Ph.D dan Pembimbing 2 Ahmad Walid, Anggota DPR. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji validasi. . Tahap validasi/penilaian kelayakan produk awal (konsep 1) modul pembelajaran IPA materi pemanasan global berbasis etnologi dilakukan oleh 3 orang ahli yaitu Erik Perdana Putra, M.Pd selaku ahli materi Wiji Aziiz Hari Mukti, M .Pd.Si sebagai ahli media dan Dr.

Kritik dan saran ahli materi terhadap modul pembelajaran etnosains dapat dilihat pada Tabel 4.4. Kritik dan saran ahli media terhadap modul pembelajaran etnosaintifik dapat dilihat pada tabel 4.6. Kritik dan saran ahli media terhadap modul pembelajaran etnosaintifik dapat dilihat pada tabel 4.8.

Uji coba praktik diawali dengan pemaparan modul pembelajaran IPA berbasis etnosains tentang pemanasan global kepada 15 orang siswa. Berdasarkan perhitungan angket jawaban siswa terhadap modul pembelajaran berbasis sains pemanasan global diperoleh skor total 15 siswa adalah 1122 dengan mean 74,8 dengan persentase keseluruhan 88%. Berdasarkan perhitungan angket guru respon terhadap modul pembelajaran IPA berbasis etnosains tentang pemanasan global, total skor yang dicapai adalah 87 dengan skor 87.

Hasil akhir yang diperoleh dari pengembangan ini adalah modul pembelajaran sains berbasis etnosains pada materi pemanasan global telah dinyatakan valid (layak) dan praktis untuk melatih kemampuan literasi sains siswa.

Gambar 4.1 Layout Depan dan Belakang Halaman Sampul Nama Penulis
Gambar 4.1 Layout Depan dan Belakang Halaman Sampul Nama Penulis

Pembahasan

Oleh karena itu, guru memerlukan modul yang menarik agar siswa merasa tertarik dan senang mempelajari materi tentang pemanasan global. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa dalam memahami permasalahan yang ada di lapangan, diperoleh produk awal yang penyusunannya dikembangkan menjadi Gambaran Umum Isi Modul (GBIM) pada materi pemanasan global untuk SMP/MTs kelas VII. Modul yang dikembangkan bertujuan untuk menjelaskan materi tentang pemanasan global dengan menghubungkan nilai-nilai etnosains didalamnya.

Penulisan modul materi berbasis etnosains tentang pemanasan global dibagi menjadi 4 tahap yaitu pengumpulan materi, pembuatan draf awal, pembuatan isi/bagian inti modul, dan pembuatan bagian akhir modul. Berdasarkan hasil evaluasi dari tiga orang ahli yaitu 1 orang ahli materi, 1 orang ahli media/desain dan 1 orang ahli bahasa, terlihat bahwa modul yang dikembangkan secara keseluruhan mempunyai kategori sangat sesuai dengan persentase sesuai materi, media dan bahasa ahli adalah 93 % dan . Namun peneliti telah melakukan perbaikan/revisi sehingga modul yang dikembangkan dapat dikatakan layak untuk diujicobakan di sekolah.

Kepraktisan modul terlihat dari respon guru dan siswa terhadap modul yang diujikan dalam skala kecil (terbatas) dengan guru IPA dan 15 siswa kelas VII. kelas setelah pelajaran. Modul pembelajaran IPA berbasis etnosains dilengkapi dengan ilustrasi/gambar pada setiap mata pelajaran untuk membantu siswa dalam memahami mata pelajaran. Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan dilengkapi dengan soal-soal evaluasi yang memandu siswa menemukan pemahaman konsep dari materi dan melatih keterampilan membaca.

Modul yang dikembangkan memuat nilai-nilai etnosains yang ada di provinsi Bengkulu terkait materi dalam modul untuk memperluas pemahaman membaca siswa. Untuk mengakses atau memperoleh modul pembelajaran IPA ini hanya dapat diperoleh dari penulis dalam bentuk hard copy.

Temuan Lapangan

Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kepraktisan modul pembelajaran IPA berbasis etnosains ini hampir menemui kendala menjelang libur lebaran dan ujian sekolah. Oleh karena itu, uji coba yang dilakukan hanya sebatas uji coba kecil/terbatas. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dan pembahasan pengembangan modul sains berbasis etnosains pada materi pemanasan global yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

Pengembangan modul ajar sains berbasis etnosains pada materi pemanasan global dikembangkan dengan menggunakan metode pengembangan Borg and Gall yang terdiri dari delapan langkah penelitian. Modul pembelajaran IPA berbasis etnosains tentang pemanasan global termasuk dalam kriteria sangat valid/sangat layak digunakan dengan beberapa revisi. Kepraktisan modul pembelajaran IPA berdasarkan hasil respon siswa sebesar 88% dan respon guru IPA sebesar 87% yang dilakukan pada uji coba skala kecil/terbatas menunjukkan bahwa modul pembelajaran IPA berbasis etnosains pada materi pemanasan global termasuk dalam kategori kepraktisan. kriteria terlalu praktis untuk digunakan tanpa revisi.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan modul pembelajaran sains berbasis etnosains pada materi pemanasan global untuk langkah selanjutnya yaitu diseminasi produk lebih luas (Disseminate). Bagi peneliti lainnya, penelitian pengembangan ini juga hendaknya dilakukan dengan menggali nilai-nilai etnosains yang ada di provinsi Bengkulu sehingga tercapai berbagai modul pembelajaran sains berbasis etnosains. Penggunaan model direct instruction berbasis etnosains dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Pengembangan modul IPA tematik berbasis etnosains di Kabupaten Jember dengan tema budidaya tembakau di sekolah menengah. Pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis etnosains materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya untuk menanamkan semangat konservasi pada siswa Kelas VII SMP.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kemasukan modul diuji oleh 3 orang pensyarah pakar iaitu: 1 orang sebagai pakar mata pelajaran, 1 pakar media/reka bentuk dan 1 ahli bahasa.

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca  (https://truthmove.org)
Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian RnD menurut Adaptasi Borg dan Gall
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian RnD menurut Borg dan Gall  Dalam penelitian ini menurut Borg dan Gall mengacu pada 10 langkah  penelitian  yang  akan  dibatasi  oleh  peneliti  untuk  disesuaikan  dengan  kebutuhan  dan  keterbatasan  peneliti,  sesu
Tabel 3.5  Kriteria Kepraktisan
+7

Referensi