• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF PENISTAAN AGAMA PERSPEKTIF AL-QUR`AN (Kajian Kitab Tafsir Klasik ... - IIQ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF PENISTAAN AGAMA PERSPEKTIF AL-QUR`AN (Kajian Kitab Tafsir Klasik ... - IIQ"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

Tesisnya berjudul “Penistaan ​​Agama Dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Kitab Tafsir Klasik, Abad Pertengahan dan Kontemporer)”. Tesis berjudul “Penodaan Agama Dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Kitab Tafsir Klasik, Madya dan Kontemporer)” yang disusun oleh Ulfa Qohariyani dengan NIM 15210707 telah diuji pada sidang Munaqasyah di Fakultas Ushuluddin Institut Al-Qur'an Sciences (IIQ) Jakarta pada tanggal 17 Agustus 2019. Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penistaan ​​Agama Dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Kitab Tafsir Klasik, Abad Pertengahan dan Kontemporer)”, benar-benar karya asli saya kecuali kutipan yang dikutip.

Selaku dekan fakultas Ushuluddin dan Dakwah serta pembimbing skripsi yang telah dengan sabar membimbing penulis sehingga skripsi ini layak untuk diuji. MS. Mamlautun Nafisah, MA., selaku Sekretaris Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT) Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta (IIQ). Tuan dan Nyonya. Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta yang memberikan ilmu kepada penulis.

Seluruh jajaran Fakultas yang telah membantu penulis dalam proses pendakian setiap jenjang selama menempuh studi di IIQ. Pengelola dan Staf Perpustakaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Al-Qur'an Jakarta (IIQ), Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Pusat Kajian Al-Qur'an, Perpustakaan Iman Jama', Perpustakaan Nasional, yang telah memberikan alternatif melalui peminjaman buku sehingga penulis dapat dapat menulis tesis ini. Orang tua penulis, Bpk. Maman Abdurrahman dan Ny. Ipay Inayah yang telah mendukung penulis dengan doa terbaiknya juga telah berjuang agar penulis bisa mencapai tahap ini.

Konsonan

Kata Sandang

Ta Marbutha (ة) jika berdiri sendiri, waqaf atau diikuti kata adjektif (na'at), maka huruf tersebut ditranskripsikan menjadi huruf "h". Manakala Ta Marbutha (ة) diikuti atau disambungkan (di-washal) dengan kata nama (isim), ia ditukar menjadi huruf. Bagi nama peribadi yang bermula dengan perkataan sandang, huruf besar adalah permulaan nama peribadi, bukan perkataan sandang.

Ulfa Qohariyani Penodaan Agama dalam Perspektif Al-Qur'an (kajian kitab Tafsir klasik, abad pertengahan dan kontemporer). Semakin kuat masa protes, semakin berat pula hukuman bagi orang-orang yang dianggap melakukan penodaan agama. Misalnya, orang liberal akan berbeda dalam melihat penodaan agama dengan orang yang pemikirannya tidak keluar dari cakupan Al-Qur'an dan Sunnah.

Berangkat dari hal tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penelitian, mengkaji ayat-ayat hujatan dalam Al-Qur'an berdasarkan pemahaman tafsir klasik, abad pertengahan, dan kontemporer. Penulis mengacu pada data primer yaitu Tafsir Jami’ al-Bayan’an Ta’wil ai al-Qur’an karya Imam Ath-Thabarîy, Tafsir al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an karya al-Qurthubij, dan Tafsir . al-Munir karya Wahba az-Zuhailî, dan data sekundernya adalah buku-buku yang berkaitan dengan penodaan agama. Penelitian ini membuktikan bahwa di dalam Al-Qur’an tidak ditemukan kata penodaan agama secara eksplisit, namun jika dibandingkan dengan pengertian penodaan agama secara umum, ada beberapa istilah yang masuk dalam pembahasan penodaan agama.

Dalam memaknai perilaku penodaan agama, seluruh contoh perilaku yang termasuk dalam konsep penodaan agama yang dijelaskan oleh ketiga ahli tafsir tersebut merupakan perilaku yang dapat dikatakan berakibat fatal. Oleh karena itu, untuk melindungi dan menghindari pencemaran nama baik, masyarakat harus berhati-hati dan teliti dalam menyikapi kasus-kasus, khususnya penodaan agama. Selain itu Kitab Suci Al-Qur’an menekankan larangan melaknat ibadah non-Muslim, termasuk ibadah kaum musyrik (QS. al-Mâidah [5]: 108) bahkan menganjurkan perang antara lain. Masjid dan tempat ibadah umat Islam – sinagoga, gereja, vihara dan sebagainya – masih tetap dilestarikan (baca QS.

Maksudnya, antara lain, agar perbedaan tidak serta merta menimbulkan permusuhan sehingga mengganggu keharmonisan hubungan dan kehidupan damai. Hal ini antara lain tercermin dari kewajiban setiap umat Islam bahkan manusia untuk menghormati semua nabi dan syiar agama, sekaligus mengecam para pengikut para nabi – termasuk mereka yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW.

بٲ

حبَّتَف ٌ

Saat ini kasus-kasus pelanggaran yang memicu permusuhan sangat marak, salah satunya adalah masalah agama, khususnya penodaan agama. Ataukah bermula dari faktor internal seperti adanya kelompok yang berkedok Islam, perbedaan pendapat antar ORMAS (Organisasi Kemasyarakatan), politik yang bersembunyi dibalik argumentasi, serta adanya sebagian masyarakat yang menganut bunyi teks Al-Qur’an atau Sunnah. tanpa memperhatikan konteksnya.7 dan seterusnya, serta faktor eksternal seperti radikalisme terhadap perempuan, pengeboman gereja, larangan azan bersuara, penghinaan terhadap Al-Quran, genosida8 yang terjadi di Palestina, etnis Rohingya , dan seterusnya. Sebab yang dimaksud dengan penodaan agama adalah penghinaan, penodaan, hinaan dan juga celaan.9 Untuk memperkuat argumentasi tersebut, kita harus kembali mengacu pada Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman kita, untuk mencapai keadilan dan menghindari perilaku zalim.

لل ٱ

Apabila diimbas kembali, kes-kes kufuran telah berlaku sejak zaman Rasulullah, para sahabat, dan juga Tabi'in. Dan sesungguhnya beberapa rasul sebelum kamu telah diperolok-olokkan, maka turunkanlah kepada orang-orang yang memperolok-olokkan rasul itu azab yang mereka selalu memperolok-olokkan. Dalam konteks itu, banyak ayat al-Quran diturunkan yang membimbing umat Islam menghadapi situasi sebegini.

Himpunan ayat tersebut salah satunya terdapat dalam Surat al-Mâidah yang dengan kata lain diturunkan dalam rangka menekankan kaidah-kaidah umum mengenai hubungan antara umat Islam dengan non-Yahudi dan Nasrani. Tujuan utamanya adalah untuk menjauhkan umat Islam bahkan umat manusia dari pengaruh negatif yang mungkin timbul dari sikap bermusuhan tersebut.

Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Orang-orang kafir pada zaman Nabi kemudian segera dihukum, sebagaimana kisah tersebut terdapat dalam ayat-ayat Al-Quran.

  • Identifikasi Masalah
  • Pembatasan Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Tinjauan Pustaka
  • Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian
    • Sumber Data
    • Teknik Pengumpulan Data
    • Metode Analisis Data
    • Teknik dan Sistematika Penulisan

Misalnya, orang liberal akan memandang penodaan agama berbeda dengan orang yang pemikirannya tidak melampaui kerangka Al-Qur'an dan Sunnah. 13 Rohmatul Izad, “Fenomena Penodaan Agama dalam Perspektif Islam dan Filsafat Pancasila (Studi Kasus Demonstrasi Jilid II 4 November 2016)”, dalam Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, 2017, hal. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penistaan ​​Agama Dalam Perspektif Al-Qur’an” (Studi Banding Tafsir ath-Thabarîy, Tafsir al-Qurthubîy dan Tafsir al-Munir) pada ayat-ayat yang menyentuh. tentang kasus penodaan agama, termasuk QS.

Pengertian penodaan agama memang membingungkan, sehingga belum ada penjelasan yang jelas tentang apa hakikat penodaan agama yang sebenarnya. Penjelasan berbagai ulama tentang pengertian penodaan agama dan ayat Alquran yang membahas tentang penodaan agama. Dalam penelitian tersebut, penulis membatasi permasalahan pada perbedaan penafsiran para ulama mengenai makna penodaan agama dan ayat-ayat Alquran yang membahas tentang penodaan agama.

Apakah persamaan dan perbezaan tafsiran ath-Thabarîy (W. 310 H), al-Qurthubîy (W. 671 H) dan Wahbah az-Zuhailîy (W. 1436 H) berkenaan ayat-ayat yang merujuk kepada masalah kekufuran. Analisis terhadap tafsir ath-Thabarîy, al-Qurthubîy dan Wahbah az-Zuhailîy dalam menafsirkan ayat-ayat yang merujuk kepada kufur. Menganalisis persamaan dan perbezaan antara ath-Tabarîy, al-Qurthubîy dan Wahbah az-Zuhailîy dalam menafsirkan ayat-ayat yang merujuk kepada masalah kekufuran.

21 Muhammad Nabiel, “Hadits Penodaan Agama”, skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, tidak diterbitkan (t.d). Rohmatul Izad dalam jurnalnya yang berjudul “Fenomena Penodaan Agama Dalam Perspektif Islam dan Filsafat Pancasila (Studi Kasus Demonstrasi Jilid II tanggal 4 November 2016). Nasiruddin dalam jurnalnya yang berjudul “Kajian Tafsir Wahbah al-Zuhaylî dalam al-Tafsir al-Munîr tentang penodaan agama dalam Al-Qur'an".

Nasiruddin menjelaskan tentang pengertian penodaan agama, objek penodaan agama, faktor-faktor penodaan agama, dan cara menyikapi penodaan agama, serta menyebutkan ayat-ayat Alquran terkait penodaan agama. 23 Rohmatul Izad, “Fenomena Penodaan Agama Dalam Perspektif Islam dan Filsafat Pancasila (Studi Kasus Demonstrasi Jilid II Tanggal 4 November 2016)”, dalam Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, 2017. 24 Nasurddin, “ Kajian Tafsir Wahbah az-Zuhailîy dalam Tafsir al-Munîr tentang Penodaan Agama dalam Al-Quran”, dalam Journal of Islam and Humanities, 2017.

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu pertama dilakukan proses pengumpulan data mengenai topik pembahasan yaitu mengenai ayat-ayat menyikapi penodaan agama dalam Al-Qur'an.

PENUTUP

Saran

عبد الباقي محمد فؤاد، المعجم المفرز لألفاظ القرآن، مسير: دار الأحاديث، 2007. أبو محمد “عبد الرحمن بن محمد بن إدريس بن المنذر، الحنزيلي، أ- الرازي بن أبي حاتم أبو محمد، تفسير القرآن العظيم لابن أبي حاتم، مكة: مكتبة نزار مصطفى الباز، 1997. عينول، “طريقة بنفسيران الزحيلي في تفسير الماظ”. دلام متواتر: أحاديث تفسير الجريدة، 2011.

Al-Alûsî Mahmûd, Rûh al-Ma'ânî Fî Tafsir Al-Qur`an al-'Azhîm wa as-Sab'. 2, Beiroet: Dâr ath-Thibâ'ah al-Munîriyyah, 1985 Al-Ashfahani, al-Mufradât Fî Gharîb Al-Qur`an, al-Baz: Maktabah Nazar. Anggraeni Aat, “Respon Al-Qur‟an Terhadap Penistaan ​​Kepada Nabi Muhammad SAW”, Skripsi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, 2016.

Az-Zuhaylîy Wahbah, at-Tafsir al-Munîr Fî al-„Aqîdah wa asy-Syarî‟ah wa al-Manhaj, Bejrut: Dar al-Fikr al-Ma‟âshir, 1991. Dhahir al-Ma‟luf Louwis bin Naqula , al-Munjid Fî al-Lughah wa al-A‟lâm, Bejrut: Dâr al-Masyriq, 1998. Izad Rohmatul, "Fenomena sastera dan perspektif Islam dalam falsafah Pancasila (kajian pertama Demo Jilid II pada 04. .. November )" , Jurnal Penyelidikan Agama dan Masyarakat,

Elex Media Computindo, 2018 Muhammed bin Ahmad al-Enshâriy al-Qurthubi Ebu „Abdillah, el-Jâmi‟ al-. Muhammed bin Cerîr eth-Thabari Ebu Ca‟far, Jami‟ al-Beyân „an Ta`wîl âi Al-Qur`an, Bejrut: Dâr al-Fikr, 1995. Muslim bin el-Hacjaj bin Muslim el-Quseyri an-Neysâburi Ebû el-Hesîn, el-Cemî‟ eş-Şahîh el-Musammâ Şahîh Muslim, Bejrût: Dar el-Jîl, 1989.

Nasiruddin, “Kajian Tafsir Wahbah al-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir tentang Penodaan Agama Dalam Al-Qur’an”, dalam Jurnal Islam dan Humaniora, 2017. Masyhuri, “Menenun Sejarah Perkembangan Tafsir Klasik periode: Sejarah Tafsir dari abad pertama hingga pertengahan ketiga Hijriah", dari Majalah Hermeunetic, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

12 Persamaan yang terkait dengan penelitian tersebut adalah menggunakan teori al-dakhil, adapun yang membedakannya adalah kitab tafsir yang digunakan, yaitu

Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penafsiran ayat-ayat tentang qalb dalam Tafsir al-Azhar yang ada kaitannya dengan kecerdasan emosional

Yang mungkin menarik untuk dicatat adalah bahwa Al-Qur‟an- -- sejauh yang penulis ketahui--- tidak pernah memberikan „pujian‟ kepada kaum Yahudi tetapi beberapa kali

Menjelaskan sejarah tafsir Al-Qur’an di Indonesia dengan tidak semata-mata berkaitan dengan tahun penulisan dan publikasinya, tetapi juga menyangkut basis sosial- politik

di atas adalah penulis dalam penelitian ini lebih fokus dalam komparasi antara pandangan al-Zamakhsyari dalam kitab tafsir al-Muni>r dan Wahbah al- Zuh}aili dalam

Dalam kajian ini, bertujuan ingin mengeksplorasi berbagai pendapat dari kalangan ulama dalam kitab-kitab tafsir yang mereka tulis. Dari survei literatur beberapa

Dapat disimpulkan bahwa baik Wahbah az-Zuhaili, Quraish Shihab maupun Hamka sama-sama menjelaskan manfaat hujan diturukan untuk menyuburkan tanaman yang dengan tanaman itu dapat

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Qirâ‟ât dan Penafsiran Ayat-ayat Hukum dalam Tafsir al- Jamî li Ahkâm Al-Qur‟an Karya al-Qurthubî Studi