Katalog Dalam Publikasi (KDT) SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK menciptakan jaminan hukum terbaik bagi anak yang berhadapan dengan hukum. Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19.
EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL DALAM PENYELESAIAN PERKARA ANAK PADA
SISTEM HUKUM PIDANA INDONESIA
Pendahuluan
- Latar Belakang Masalah
- Permasalahan
- Tujuan Penulisan
- Metode Penulisan
Permasalahan dalam tulisan ini adalah adanya kearifan lokal dalam penyelesaian kasus anak dalam sistem pemasyarakatan Indonesia. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami keberadaan kearifan lokal dalam penyelesaian perkara anak dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia.
Pembahasan
- Pengertian Kearifan Lokal
- Kearifan Lokal dalam Hukum Pidana
- Eksistensi Kearifan Lokal dalam penyelesaian perkara anak 1. Mewarei Karena Persengketaan/Perselisihan
- Proses Sidang Adat/Peradilan Adat Lampung
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) memang merupakan salah satu asas yang harus dijaga, namun penggunaannya harus bijak dan hati-hati, karena jika tidak bijak dan hati-hati justru bisa menjadi kontraproduktif, karena jika dievaluasi undang-undang yang ada. dan kehidupan bermasyarakat tidak dapat tersalurkan dengan baik bahkan ditolak sama sekali, sehingga mengandung arti bahwa nilai-nilai hukum adat atau kearifan lokal telah dibunuh/dimusnahkan oleh masyarakatnya sendiri melalui senjata/peluru/pisau yang diambil dari para eks penjajah (melalui ketentuan Pasal 1 KUHP/WvS).3 Dalam kasus anak, penyelesaiannya juga dimungkinkan melalui kearifan lokal. Dengan demikian, dalam praktik penegakan hukum di Indonesia, keberadaan hukum adat atau kearifan lokal tidak diberdayakan (difungsikan) sebagaimana dikatakan Barda Nawawi Arief, bahwa hukum pidana adat ditidurkan atau dibunuh oleh masyarakat itu sendiri.
Penutup 1. Simpulan
- Saran
Konsep sentralisme hukum tidak mengenal keberagaman atau heterogenitas hukum dalam masyarakat, karena dalam sentralisme hukum perhatian tertuju pada hukum tata negara sebagai satu-satunya hukum yang ada dalam masyarakat. Sekalipun hukum setempat atau hukum adat yang ada di masyarakat diakui, hal itu tidak lebih dari sebuah pengecualian.
BUKU
Setelah mempertimbangkan saran dan nasehat dari pemuka adat dan punyimbang adat, maka marga punyimbang memutuskan suatu hal dengan menandatangani perjanjian bahkan dengan sumpah dan disaksikan oleh seluruh punyimbang atau pemuka adat yang hadir. Bahkan dalam bentuknya yang paling ekstrem sekalipun, kajian-kajian hukum yang bertumpu pada sentralisme hukum sebagai landasan ontologisnya dalam pandangan hukum, menjadikan dan menempatkan sistem hukum nasional pada posisi yang lebih unggul dibandingkan dengan hukum yang ada di masyarakat, bahkan menghambat kesadaran hukum. milik kami untuk masyarakat adat. hukum.50 .
JURNAL
Friedmann, Walter, 1994. Teori dan Filsafat Hukum: Idealisme Filsafat dan Permasalahan Keadilan (Urutan II), Jakarta: PT.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
RUU tentang Hukum Pidana (Jakarta: Direktorat Hukum, Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia).
SUMBER LAIN
KAJIAN TENTANG KEADILAN RESTORATIF DALAM SISTEM PERADILAN
PIDANA ANAK
PENDAHULUAN
Penggunaan penahanan atau perampasan kebebasan fisik harus digunakan sebagai upaya terakhir bagi anak-anak yang berkonflik dengan hukum1. 36 Tahun 1990 dalam mewujudkan tujuan restorative justice sebagai alternatif penegakan hukuman terhadap anak yang berhadapan dengan hukum.
PENGADILAN ANAK YANG BERORIENTASI PEMIDANAAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa sistem peradilan pidana terhadap anak yang bermasalah dengan hukum (ABH) telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan UUSPPA. Implementasi undang-undang ini menghasilkan keluaran berupa kriminalisasi terhadap anak yang bermasalah dengan hukum (ABH).
PENUTUP 4.1 Simpulan
Aparat penegak hukum harus benar-benar menghargai dan mengamalkan restorative justice dalam menjalankan tugasnya dalam menangani perkara yang melibatkan anak bermasalah dengan hukum (ABH). Dengan perubahan budaya seperti ini, diharapkan aparat penegak hukum dapat melakukan penuntutan dengan pilihan hukum yang konsisten dengan keadilan restoratif.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH UNTUK MELINDUNGI ANAK
KORBAN KEJAHATAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
Metode Penelitian
Penelitian hukum yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif dengan metode pendekatan yang menitikberatkan pada penggunaan bahan penelitian data sekunder atau materi yang didukung oleh data kepustakaan. Di dalamnya secara jelas disebutkan kewajiban Pemerintah Daerah untuk melindungi hak-hak anak, khususnya dalam perkembangannya menuju usia dewasa, agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi Keluarga, Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Negara. 4 Salah satu upaya pemerintah daerah Peranan dalam perlindungan anak diwujudkan dengan membentuk peraturan kebijakan. Berdasarkan latar belakang di atas, diperlukan kajian lebih lanjut mengenai kebijakan pemerintah daerah terhadap anak korban kejahatan dan implementasi kebijakan tersebut di pemerintah daerah.
PEMBAHASAN
- Kebijakan Pemerintah
- Anak Sebagai Korban Kejahatan
- Kebijakan Pemerintah Daerah Pada Anak Korban Kejahatan
Dengan memperhatikan hal tersebut, maka peran pemerintah dalam hal ini khususnya pemerintah daerah adalah memberikan perlindungan terhadap korban kejahatan di bawah umur. Pemerintah Daerah Lampung merupakan salah satu contoh pemerintah daerah yang telah menjalankan tugasnya dalam melindungi anak korban kejahatan. Hal ini dicapai melalui pembentukan aturan kebijakan. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah daerah dalam upaya perlindungan hukum terhadap anak korban kejahatan mempunyai peranan yang sangat penting, agar perlindungan anak dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan ketentuan hukum mengenai perlindungan anak.
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan penulis di atas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah daerah merupakan bagian terpenting dalam mewujudkan perlindungan terhadap anak sebagai korban kejahatan, karena permasalahan anak sebagai korban kejahatan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda pada setiap daerah dan pemerintah daerah. dapat memahami dengan lebih baik. kepentingan masyarakat daerah masing-masing, serta permasalahan khusus lainnya yang perlu mendapat perhatian agar dapat terbentuk. Namun keberhasilan suatu kebijakan pemerintah daerah terlihat jika pemerintah daerah berhasil melaksanakannya dengan baik, sehingga kebijakan perlindungan anak yang dilakukan pemerintah daerah memerlukan pengawasan dan penegakan hukum yang ketat agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi pelanggaran. dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah ini. Darmini Roza dan Laurensius Arliman S.Peran “Peran pemerintah daerah dalam perlindungan hak-hak anak di Indonesia”, dalam jurnal Legal Issues, Volume 47 No.
IMPLEMENTASI KEADILAN RESTORATIF DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA
Davit Setyawan, “KPAI Sebut Pelanggaran Hak Anak Terus Meningkat”, https://www.kpai.go.id/berita/kpai-buat-violations-hak-anak-terus-meningkat, diakses 11
ANAK DI PROVINSI LAMPUNG
PEDAHULUAN
Sehubungan dengan diberlakukannya peraturan perundang-undangan yang mengutamakan perlindungan anak, sistem peradilan anak yang ada saat ini didasarkan pada keadilan restoratif yang ditujukan untuk hal tersebut. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak mengatur mekanisme penyelesaian perkara anak yang berhadapan dengan hukum, berdasarkan asas perlindungan dan kepentingan terbaik bagi anak atau yang disebut dengan diversi dan berjiwa restorative justice. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak mengatur bahwa diversi hanya dapat diterapkan terhadap tindak pidana yang diancam dengan pidana kurang dari tujuh tahun dan tidak dapat diulangi.
METODE PENELITIAN
- Penerapan Keadilan Restoratif Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak Di
- Faktor Penghambat Penerapan Keadilan Restoratif Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum Dalam Sistem Peradilan
Sebab, tidak semua perkara anak yang berhadapan dengan hukum dapat diterapkan dengan restorative justice. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak belum mengatur secara komprehensif mengenai mekanisme koordinasi antar aparat penegak hukum (polisi, jaksa, hakim dan BAPAS) dalam melaksanakan restorative justice terhadap anak yang berhadapan dengan hukum. Berdasarkan uraian di atas, penerapan restorative justice terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dalam sistem peradilan anak di kota Bandar Lampung masih menghadapi kendala.
PENUTUP
Oleh karena itu, menurut penulis, perlu dilakukan langkah-langkah konkrit untuk mengatasi kendala-kendala dalam penerapan restorative justice terhadap anak yang berhadapan dengan hukum di Kota Bandar Lampung. Implementasi restorative justice terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dalam sistem peradilan pidana anak di Kota Bandar Lampung masih mengalami kendala. Hasan, Hasbi, 2013, Implementasi restorative justice dalam sistem peradilan pidana anak di Indonesia, Jurnal Hukum dan Keadilan, 2 (2).
PROBLEMATIKA PENEGAKAN HUKUM TERHADAP SISTEM PERADILAN PIDANA
ANAK DI INDONESIA
PENDAHULUAN
Dengan demikian, istilah sistem peradilan pidana anak digunakan untuk menggambarkan sistem peradilan pidana yang dibangun terhadap anak. Dengan demikian, istilah sistem peradilan pidana anak digunakan untuk menggambarkan sistem peradilan pidana yang dibangun terhadap anak. Proses penanganan anak yang berhadapan dengan hukum erat kaitannya dengan penegakan hukum itu sendiri, yaitu dalam Sistem Peradilan Anak.
PEMBAHASAN
Ada beberapa faktor yang menghambat implementasinya dalam sistem peradilan anak di Indonesia saat ini. Amin Purnawan, Penegakan Hukum Kejahatan Anak Sebagai Pelaku Sistem Peradilan Pidana Anak (Studi Kasus di Polres Tegal), Jurnal Hukum Khaira Ummah, Volume 13. Penegakan Hukum Kejahatan Anak Sebagai Pelaku Sistem Peradilan Pidana Anak (Studi Kasus di Tegal Polisi), Jurnal Hukum Khaira Ummah, Volume 13.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN BULLYING DI DALAM
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK INDONESIA PADA LINGKUNGAN
SATUAN PENDIDIKAN
- PENUTUP
- Artikel Jurnal
- Peraturan Perundang-undangan Undang-undang Dasar Tahun 1945
- Website
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, pasal 1 ayat (1) berarti seseorang yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Bentuk perlindungan pidana terhadap anak korban perundungan diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Bentuk konstruksi Perlindungan Hukum Pidana Anak Korban Bullying di Lingkungan Satuan Pendidikan diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak yang diatur secara sistematis dalam beberapa pasal.
ASAS KEPENTINGAN TERBAIK BAGI ANAK (THE BEST INTEREST OF CHILD) SEBAGAI
SOLUSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA ANAK DI DALAM SISTEM
PERADILAN PIDANA ANAK
PERMASALAHAN
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan pustaka melalui pengumpulan data primer dan sekunder.10. Data primer adalah data yang diciptakan oleh peneliti untuk tujuan tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk tujuan selain menyelesaikan masalah yang ada.
PEMBAHASAN
- Asas Kepentingan Terbaik Bagi Anak
- Diversi
Dalam sistem peradilan pidana anak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a dan b, harus dicari pengalihannya. Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar sistem peradilan pidana. Penerapan diversi dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menghindari dampak negatif terhadap kehidupan dan perkembangan anak akibat keterlibatannya dalam sistem peradilan pidana.
PENUTUP
Implementasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dalam upaya melindungi kepentingan anak. Tinjauan Hukum Sosiologis Terhadap Kebijakan Diversi Bagi Anak dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Penerapan Diversi di Tingkat Pengadilan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN
Kebijakan Sistem Peradilan Pidana Di Masa Pandemi Covid-19 Sebagian besar negara di dunia sedang menghadapi berbagai
Beberapa kebijakan sistem peradilan pidana telah dikeluarkan untuk melindungi anak yang berhadapan dengan hukum selama pandemi Covid-19. Lebih lanjut, dalam rangka memberikan perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum pada tingkat penyidikan dan penyidikan di Kepolisian, Kapolri telah mengeluarkan beberapa kebijakan di masa pandemi Covid-19, antara lain Surat Telegram 1: No. Menyikapi berbagai kebijakan aparat penegak hukum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di tingkat pemasyarakatan juga telah mengeluarkan kebijakan perlindungan anak di masa pandemi Covid-19.
PENUTUP
Herman Herman, Handrawan Handrawan, Kebijakan Hukum Pidana dalam Situasi Darurat dalam Situasi Pandemi COVID-19 Sebagai Alasan Pembebasan Bersyarat. Model Pendidikan Komunitas yang Menarik untuk Mendukung Program Asimilasi dan Integrasi Tahanan Anak di Masa Pandemi Covid-19. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2020 tentang Syarat Pemberian Hak Asimilasi dan Integrasi Bagi Narapidana dan Anak dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Covid-19.
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Peradilan Pidana Anak
Permasalahan Penjara Anak
2 Linda Amalia Sari Gumelar, Sambutan pada pembukaan workshop penanganan anak yang berhadapan dengan hukum melalui pendekatan restorative justice di Hotel Salak Bogor, 5 April 2010, hal. 2 Linda Amalia Sari Gumelar, Sambutan pada pembukaan workshop penanganan anak yang berhadapan dengan hukum melalui pendekatan restorative justice di Hotel Salak Bogor, 5 April 2010, hal. Terbitnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang mencabut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dan menempatkan anak sebagai subjek hukum pidana yang tidak lagi dikenakan sanksi berdasarkan orientasi retributif semata, melainkan lebih terarah. sanksi terarah sanksi yang bersifat restoratif (pemulihan keadaan).
Analisis menurut Pemkiran Lawrence Friedman
Diversi dilakukan dalam hal tindak pidana yang dilakukan: a) diancam dengan pidana penjara kurang dari 7 (tujuh) tahun; dan b) bukan merupakan pengulangan tindak pidana. Penyidik, penuntut umum, dan hakim dalam melakukan diversi harus mempertimbangkan: a) golongan tindak pidana; b) Usia anak; c) hasil penelitian sosial Bapas; dan dukungan dari keluarga dan lingkungan setempat. Di sini terlihat pemerintah masih setengah hati dalam melakukan upaya pemulihan terhadap anak yang melakukan tindak pidana yang terancam pidana penjara.
Arah Pembaharuan Peradilan Anak
Untuk itu dalam upaya penanganan perkara pidana anak perlu menggunakan pendekatan restorative justice. Keadilan restoratif merupakan suatu proses penyelesaian yang dilakukan di luar sistem peradilan pidana dengan melibatkan korban, pelaku, keluarga korban dan pelaku, masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu tindak pidana yang terjadi guna mencapai kesepakatan dan penyelesaian. Konsep restoratif ini dijadikan sebagai tujuan pidana untuk menyelesaikan perkara pidana yang dilakukan dengan memberikan rasa tanggung jawab bagi semua pihak termasuk masyarakat, salah satunya dalam sistem peradilan pidana anak yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012. .