• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Upaya Guru Dalam Mempertahankan Hasil Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Upaya Guru Dalam Mempertahankan Hasil Skripsi"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA GURU DALAM MEMPERTAHANKAN HASIL BELAJAR IPA SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI SD

LAB SCHOOL FIP UMJ

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Disusun Oleh :

Nama : MIRANTI ARDIANI AMRILLAH NPM : 2017590010

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

1443 H/2021 M

(2)

i

LEMBAR PERNYATAAN (ORISINALITAS)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Miranti Ardiani Amrillah

NPM : 2017590010

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas : Fakultas Agama Islam

Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Mempertahankan Hasil Belajar IPA Selama Masa Pandemi Covid-19 Di SD Lab School FIP UMJ Dengan ini menyatakan bahwa skripsi berjudul di atas secara keseluruhan adalah hasil penelitian saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang menjadi sumber rujukan. Apabila ternyata dikemudian hari terbukti skripsi saya merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan ketentuan undang-undang dan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Jakarta ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tidak ada paksaan.

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv FAKULTAS AGAMA ISLAM

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Skripsi 26 Agustus 2021

Miranti Ardiani Amrillah 2017590010

Upaya Guru Dalam Mempertahankan Hasil Belajar IPA Selama Masa Pandemi Covid-19 Di SD Lab School FIP UMJ

XI + 75 halaman + 11 lampiran

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan upaya guru dalam mempertahankan hasil belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19, 2) untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19, dan 3) untuk mendeskripsikan kesulitan dan hambatan belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus yang dilaksanakan di SD Lab School FIP UMJ terhadap tiga guru perempuan dan satu kepala sekolah sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Proses pelaksanaan dalam mempertahankan hasil belajar terbagi menjadi 5 yaitu dengan menggunakan aplikasi yang mendukung, menggunakan metode belajar yang bervariasi, menyiapkan desain bahan ajar, terdapat beberapa kendala yang dialami guru dan cara guru dalam menangani siswa yang belum mengerti materi. 2) Hasil belajar IPA siswa di SD Lab School FIP UMJ masih di atas nilai KKM walaupun masih ada beberapa siswa yang mengalami perubahan nilai. 3) kesulitan dan hambatan belajar siswa yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dimana faktor ini berasal dari siswa itu sendiri seperti kondisi kesehatan, kondisi mood siswa saat belajar. Dan faktor eksternal berasal dari kondisi sinyal yang kurang stabil dan faktor orang tua.

Kata kunci: Guru, Pembelajaran Daring, IPA

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Skripsi ini ditulis dalam upaya memenuhi salah satu tugas akhir dalam memperoleh gelar Strata Satu (S.1) pada Prohram Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, tahun 2021.

Tidak sedikit kendala yang dihadapi penulis di dalam proses penyelesaiannya, namun karena bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, sehingga kendala itu menjadi tidak terlalu berarti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak berikut:

1. Dr. Ma’mun Murod Al-Basbasyi, M.Si., Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Dr. H. Sopa, M.Ag., Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Fatma Nurmulia, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Muhammadiyah Jakarta.

4. Anis Setiyanti, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, memberi arahan, dan memberi semangat selama proses bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dindin Rosyidin, M.Pd., Kepala sekolah SD Lab School FIP UMJ.

6. Seluruh staff SD Lab School FIP UMJ yang telah membantu memberi izin tempat penelitian dan memberikan dukungan data.

7. Seluruh dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang telah mengamalkan ilmunya kepada penulis. Tak lupa kepada seluruh civitas akademik, tanpa mereka penulis tidak bisa sampai pada titik ini.

8. Kepada kedua orang tercinta, Ayah dan Ibu yang berperan sebagai penyemangat hidup sekaligus motivator terbaik yang selalu memberikan dukungan semangat, do’a tanpa henti, dan pengorbanan yang luar biasa.

9. Kepada kedua kakak tercinta, yang telah membantu banyak hal dalam perkuliahan saya dan mendorong semangat saya dalam keberhasilan menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada seluruh teman-teman saya yang tidak bisa ditulis satu-persatu namun penulis sangat berterima kasih atas do’a dan dukungan semangat yang tidak pernah berhenti diberikan.

(7)

vi

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, namun demikian diharapkan karya yang sederhana ini banyak memberikan manfaat. Aamiin.

Jakarta, 14 Rajab 1442 H 26 Agustus 2021 M Miranti Ardiani Amrillah

(8)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN (ORISINALITAS) i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI iii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus dan Subfokus Penelitian 4

C. Perumusan Masalah 5

D. Kegunaan Penelitian 5

E. Sistematika Penulisan 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian 9

1. Upaya Guru 9

2. Hasil Belajar 11

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar 12

4. Ilmu Pengetahuan Alam 13

5. Covid-19 21

B. Hasil Penelitian yang Relevan 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27

A. Tujuan Penelitian 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian 27

C. Latar Penelitian 27

D. Metode dan Prosedur Penelitian 28

(9)

viii

E. Data dan Sumber Data 29

F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 30

G. Teknik Analisis Data 32

H. Validitas Data 34

1. Kredibilitas 35

2. Transferabilitas 36

3. Dependabilitas 36

4. Konfirmabilitas 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 A. Gambaran Umum tentang Latar Penelitian 37

B. Temuan Penelitian 44

C. Pembahasan Temuan Penelitian 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73

A. Kesimpulan 73

B. Saran 75

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian 25

Tabel 4.1 Jumlah Murid 38

Tabel 4.2 Daftar Nilai PAS kelas IV2 56

Tabel 4.3 Daftar Nilai PAT kelas IV2 57

Tabel 4.4 Daftar Nilai PAS kelas IV3 58

Tabel 4.5 Daftar Nilai PAT kelas IV3 59

Tabel 4.6 Daftar Nilai PAS Kelas V1 60

Tabel 4.7 Daftar Nilai PAT Kelas V1 61

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Zoom Pembelajaran Kelas IV2 46

Gambar 4.2 Video Pembelajaran Kelas V1 46

Gambar 4.3 Metode Diskusi 48

Gambar 4.4 Metode Tanya Jawab 48

Gambar 4.5 Metode Ceramah 48

Gambar 4.6 Metode Eksperimen 49

Gambar 4.7 Desain Bahan Ajar PPT 50

Gambar 4.8 Penanganan Siswa Kelas IV2 52

Gambar 4.9 Penanganan Siswa Kelas IV3 53

Gambar 4.10 Penangana Siswa Kelas V1 54

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Observasi Lampiran 2 : Pedoman Wawancara

Lampiran 3 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Lampiran 4 : Hasil Wawancara

Lampiran 5 : Reduksi Data, Penyajian Data, Kesimpulan Lampiran 6 : Foto Dokumentasi

Lampiran 7 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 8 : Surat Penelitian

Lampiran 9 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 10 : Kartu Bimbingan

Lampiran 11 : Daftar Riwayat Hidup

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Ilmu pengetahuan alam atau yang biasa di singkat menjadi IPA adalah mata pelajaran yang diterapkan dalam kurikulum di sekolah mulai jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan. Mata pelajaran ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan dapat mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar.

Hasil belajar adalah perilaku yang dimiliki oleh siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh peserta didik dan pendidik dalam lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan penyampaian materi yang diberikan pendidik agar dapat terjadinya proses perolehan ilmu dan pengetahuan. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk penyampaian materi kepada peserta didik agar dapat memperoleh ilmu, pengetahuan dan peserta didik dapat belajar dengan baik.

Pada akhir tahun 2019 terjadi kemunculan virus COVID-19 di wuhan, hingga pada tahun 2020 virus Covid-19 masuk ke negara Indonesia. Menurut WHO atau World Health Organization COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis Coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit

(14)

yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.1

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis Coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.2

Dalam kondisi wabah Corona Virus Disease (COVID-19) yang merajalela di Indonesia ini mengakibatkan pembelajaran tidak dapat dilaksanaan secara normal seperti biasanya. Maka dari itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengimbau untuk belajar dari rumah, merujuk pada Surat Edaran (SE) Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 terkait Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan, dengan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19).3

Pendidik atau biasa disebut sebagai pengajar adalah seorang tenaga kependidikan yang berperan serta dalam melaksanakan pendidikan dalam sebuah

1 https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public. Di akses pada 18/10/2020 pukul 15.10 WIB

2 Ibid., di akses pada pukul 15.15 WIB

3 https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/se-mendikbud-pembelajaran-secara-daring- dan-bekerja-dari-rumah-untuk-mencegah-penyebaran-covid19. Di akses pada 18/10/2020 pukul 15.42 WIB

(15)

3

tugas khusus sebagai seorang pendidik seperti menyalurkan materi atau pelajaran.

Peran seorang pendidik sangat banyak mulai dari menjaga pertumbuhan, perkembangan peserta didik bahkan membantu memperbaiki potensi peserta didik agar maksimal dalam belajar dan berkembang.

Sekolah Dasar Lab School merupakan salah satu sekolah yang menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh atau (PJJ), maka dari itu guru-guru yang mengajar harus bisa menyampaikan materi seperti biasanya pada saat pertemuan tatap muka atau sekolah normal sebelum adanya virus Covid-19.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal bersama ibu Zahra pada tanggal 26 Februari 2021, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran jarak jauh di Sekolah Dasar Lab School menggunakan aplikasi Zoom dan video pembelajaran yang diunggah pada aplikasi Youtube untuk mengganti proses belajar mengajar selama pembelajaran jarak jauh ini berlangsung. Kemudian siswa juga menggunakan aplikasi WhatsApp guna untuk mengirim tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru.

Terkadang masih ada pula beberapa kendala yang terjadi selama pembelajaran berlangsung seperti terkendala oleh jaringan yang tidak stabil, tidak semua siswa memiliki gawai, atau kendala lainnya. sehingga membuat proses pembelajaran jarak jauh menjadi kurang maksimal.4

Adanya kemunculan wabah COVID-19 ini membuat tenaga kependidikan menjadi sulit dalam mengajar. Karena sudah terbiasa belajar mengajar secara tatap

4 Arkianti, Guru Kelas 2 SD Lab School, Wawancara Pribadi, Jakarta, 26 Februari 2021.

(16)

muka, maka sekarang harus diubah menjadi belajar dari rumah atau Learning From Home (LFH). “Online learning is a fast-growing segment of education and is increasingly being accepted by the public. the impact of online learning on educational outcomes is becoming clearer, in relation to student engagement. And measures of student engagement can identify key aspects of the learning process that can enhance learning and outcomes such as achievement” yang artinya mereka berpendapat bahwa Pembelajaran online adalah segmen yang tumbuh cepat di dalam pendidikan dan semakin banyak diterima di publik. dampak pembelajaran online pada hasil pendidikan menjadi lebih jelas, hubungannya dengan keterlibatan siswa. Dan ukuran keterlibatan siswa dapat mengidentifikasi aspek-aspek kunci dari proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran dan hasil seperti prestasi.5 Maka, berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitiannya dengan judul “Upaya Guru Dalam Mempertahankan Hasil Belajar IPA Selama Masa Pandemi Covid-19 Di SD Lab School FIP UMJ”.

B. Fokus dan Subfokus Penelitian

Fokus: “upaya guru dalam mempertahankan hasil belajar IPA selama masa pandemi Covid-19”.

Subfokus:

5 Justin Paulsen dan Alexander C. McCormick, “Reassessing Disparities in Online Learner Student Engagement in Higher Education”, dalam Educational Researcher, Vol. ××, No. ×, 2020, pp. 1- 10.

(17)

5

1. proses pelaksanaan upaya guru dalam mempertahankan hasil belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ.

2. Hasil belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ.

3. Kesulitan dan hambatan belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan upaya guru dalam mempertahankan hasil belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ?

2. Bagaimana hasil belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ?

3. Apa saja kesulitan dan hambatan belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ?

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian secara Teoritis yakni sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah terhadap pengelolaan perpustakaan perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Jakarta.

(18)

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan dapat memberikan masukan kegiatan pembelajaran di kelas khususnya Upaya Guru Dalam Mempertahankan Hasil Belajar IPA Selama Masa Pandemi Covid-19 Di SD Lab School FIP UMJ.

Kegunaan penelitian secara praktis yakni sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Dalam penelitian ini diharapkan untuk siswa menjadi lebih tertarik dengan suasana pembelajaran yang diberikan, meningkatkan kreatifitas belajar siswa, dan dapat mengembangkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam selama masa pandemi Covid-19.

2. Bagi Guru

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada guru untuk terus menambah wawasan bagi guru tentang Upaya Guru Dalam meningkatkan hasil belajar IPA Selama Masa Pandemi Covid-19 dan memotivasi guru dalam memaksimalkan pembelajaran supaya tercapai tujuan dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Institusi

Dalam penelitian ini diharapkan bagi institusi dapat bermanfaat dalam memperluas pengetahuan di bidang pendidikan yang berkaitan dengan Upaya Guru Dalam mempertahankan hasil belajar IPA Selama Masa Pandemi Covid-19.

4. Bagi Peneliti

(19)

7

Hasil penelitian ini diharapkan semoga dapat menambah dan meningkatkan ilmu pengetahuan sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan Upaya Dalam mempertahankan hasil belajar IPA Selama Masa Pandemi Covid-19.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan bertujuan untuk mempermudah pemahaman dan penelaahan penelitian. Dalam skripsi ini, sistematika penulisan terdiri atas lima (5) bab, masing-masing uraian yang secara garis besar sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini merupakan bagian pendahuluan yang materinya sebagian besar adalah menyempurnakan usulan penelitian yang berisikan tentang latar belakang masalah, fokus dan subfokus penelitian, perumusan masalah, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menguraikan tentang teori-teori yang mendasari pembahasan secara terperinci yang memuat tentang deskripsi konseptual fokus dan subfokus penelitian, dan hasil penelitian yang relavan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan tentang pengembangan metodologi yang terdiri dari tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, latar penelitian, metode dan

(20)

prosedur penelitian, data dan sumber data, teknik dan prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, dan validitas data (kredibilitas, transferabilitas, dependabiltas, dan konfirmabilitas).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini mendeskripsikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari gambaran umum tentang latar penelitian, temuan penelitian, dan pembahasan temuan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(21)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian 1. Upaya Guru

Sebelum menjelaskan pengertian upaya guru, perlu dijelaskan apa itu upaya dan guru. Menurut KBBI makna upaya diartikan sebagai usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya).1 dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa upaya adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk mencari jalan keluar guna memecahkan suatu masalah.

Sedangkan arti guru secara sederhana adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, di surau/musala, di rumah, dan sebagainya.2 peran guru tentunya sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran seorang siswa disekolah. Karena guru adalah orang yang bertanggung jawab untuk mencerdasan anak bangsa.

1 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/upaya diakses pada 08 02 2021 pukul 09:00 WIB

2 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edkatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis), (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet.3, h.31.

(22)

Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa upaya guru adalah usaha yang dilakukan oleh seorang guru untuk memecahkan persoalan yang dihadapi saat melaksanakan proses pembelajaran.

Pada umumnya, tugas utama guru dalam pembelajaran IPA di SD sama saja seperti guru pelajaran lainnya. Tugas guru adalah menjadi objeknya peserta didik, mengetahui atau melakukan hal-hal dalam suatu cara yang formal, dan guru selalu berusaha peserta didik tidak hanya sekedar menerima materi pelajaran, tetapi memiliki keterampilan-keterampilan dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga menyebabkan peserta didik tidak hanya mempelajarinya melalui sesuatu yang dipelajarinya.3 Dalam proses pendidikan, tugas guru dalam pembelajaran sangat berperan penting demi keberhasilan peserta didik dalam memahami pelajaran.

Secara lebih rinci tugas guru berpusat pada:

1) Mendidik anak dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2) Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.

3) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai- nilai, dan penyesuaian diri.4

3 Chomaidi dan Salamah, Pendidikan da Pengajaran Strategi Pembelajaran Sekolah, (Jakarta: PT Grasindo, 2018), h.184.

4 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), cet.3, h.104-105.

(23)

11

Demikianlah dalam proses belajar-mengajar peranan guru sangat penting.

Tidak hanya sebagai fasilitator guru juga berperan untuk membimbing, mendorong semangat peserta didik dan membantu proses perkembangan peserta didik agar dapat menjadi manusia yang dapat melaksanakan tugas dikehidupannya dengan baik.

2. Hasil Belajar

Belajar adalah sebuah proses dalam membangun pemahaman diri dengan cara berlatih mulai dari kecil, dimana dalam proses belajar memerlukan tahapan untuk mencapai sesuatu yang akan dituju.

Hasil belajar adalah perilaku yang dimiliki oleh siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran yang melewati dan dalam bentuk konsep umum yang mencakup prestasi. “The things we can do because learning is called learning outcomes. Outcome Based Education (OBE) is an education system that prioritizes goals, objectives, achievements, and results”.5 yang maknanya adalah bahwa Hal-hal yang dapat kita lakukan karena belajar disebut hasil belajar. Hasil Pendidikan Berbasis (OBE) adalah sistem pendidikan yang mengutamakan tujuan, sasaran, prestasi, dan hasil.

Sesuai dengan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sebuah proses pemahaman diri yang dimiliki seseorang sebagai hasil dari proses pembelajaran yang dilatih dan memerlukan tahapan untuk

5 Rao, N. J. (2020). “Outcome-based Education: An Outline. Higher Education for the Future”, 234763111988641. doi:10.1177/2347631119886418.

(24)

mencapai hasil belajar yang dituju atau yang mencakup sebuah prestasi. karena hal apapun yang kita lakukan karena belajar bisa disebut sebagai hasil belajar.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi dua bagian:

a. Faktor internal (faktor dari siswa), yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa.6 Akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

1) Faktor jasmaniah terbagi menjadi dua:

a) Faktor kesehatan.

b) Cacat tubuh.

2) Faktor psikologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar.

Faktor-faktor itu adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan.7

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.8 Dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

1) Faktor keluarga terbagi menjadi enam:

6 Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), cet.1, h.181.

7 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), cet.6, h.54-59.

8 Haryu Islamuddin, loc.cit.

(25)

13

a) Cara orang tua mendidik.

b) Relasi antaranggota keluarga.

c) Suasana rumah.

d) Keadaan ekonomi keluarga.

e) Pengertian orang tua.

f) Latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat terbagi menjadi empat:

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat.

b) Mass media.

c) Teman bergaul.

d) Bentuk kehidupan masyarakat.9 4. Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam atau yang biasa disingkat menjadi IPA adalah salah satu mata pelajaran sekolah dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. IPA adalah suatu ilmu yang mengkaji segala sesuatu tentang gejala yang ada di alam baik benda hidup maupun benda mati. IPA dapat dijabarkan pada beberapa ilmu seperti, astronomi, kimia, mineralogi, meteorologi, fisiologi dan biologi. IPA

9 Slameto, op.cit., h.60-71.

(26)

tidak didapatkan dari hasil pemikiran manusia, namun IPA merupakan hasil dari pengamatan maupun eksperimentasi suatu gejala alam yang ada di bumi.10

Hakikat pembelajaran sains dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA.11 Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan di generalisasi oleh ilmuan. Adapun proses dalam memahami ipa tersebut dengan keterampilan proses sains (science process skills) adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan IPA.12 Beberapa Science Skills yang digunakan para ilmuan: Observe (amati), Form a Hypothesis (bentuk hipotesis), Communicate (komunikasikan), Classify (Klasifikasi), Use Numbers (gunakan angka), Make a Model (buat model), Use Variables (gunakan variabel), Interpret Data (interpretasikan data), Measure (ukur), Predict (prediksi), Infer (mengambil kesimpulan/menduga), Experiment (eksperimen).13 Dan Ketiga, ilmu pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap yang

10 Farida Nur Kumala, Pembelajaran IPA SD, (Malang: Ediide Infografika, 2016), cet.1, h.4.

11 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di SD, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), cet.1, h.168.

12 Ibid., h.169.

13 Jay K. Hackett, Science a Closer Look, (New York: Macmillan McGraw-Hill, 2008), h.12-13.

(27)

15

harus dimiliki oleh seorang ilmuan dalam melakukan penelitian dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya. Sikap ilmiah itu dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan siswa dalam pembelajaran ipa pada saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek di lapangan.14

Tujuan pembelajaran sains disekolah dasar untuk mengembangkan ketiga aspek hasil belajar menurut BSNP 2006 yang telah dikemukakan dalam buku Pembelajaran IPA Sekolah Dasar sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

14 Ahmad Susanto, loc.cit.

(28)

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.15

Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA diatas dapat diketahui hasil belajar yang ingin dikembangkan terdapat beberapa macam, dari religuis, pengetahuan, sikap positip dan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA.

Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk melaksanakan atau menerapkan rencana yang sudah di susun dalam kegiatan agar tujuan yang telah di susun tercapai dengan baik. Dalam mengajar tentu guru memiliki metode untuk menyampaikan materi kepada siswa guna bertujuan mempermudah pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran. Metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.16

Macam-Macam Metode Pembelajaran IPA:

1) Metode Ceramah

Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian pelajaran dengan melalui penuturan. Metode ceramah ini termasuk klasik. Namun penggunaannya sangat populer. Banyak guru memanfaat-kan metode ceramah dalam mengajar. Oleh karena pelaksanaanya sangat sederhana. Sebagai suatu

15 Farida Nur Kumala, op.cit., h.9.

16 Niken Septantiningtyas dkk, Pembelajaran Sains, (Jawa Tengah: Lakeisha, 2021), Cet.1, h.31.

(29)

17

sistem penyampaian metode ceramah sering dilaku-kan tidak berdiri sendiri.

ceramah yang baik harus divariasikan dengan metode-metode pembelajaran lain.17 Metode ceramah sering juga disebut dengan metode konvensional atau tradisional. Hal ini dapat dimaklumi, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan guru sebagai cara untuk menyampaikan materi peserta didikan.

Sampai saat ini metode ceramah ini masih digunakan dalam pembelajaran sebagai alat komunikasi guru dan peserta didik dalam membahas materi peserta didikan di kelas. Meski metode ini lebih banyak dikritik karena guru yang aktif sementara peserta didik pasif, tetapi tetap tidak bisa dihilangkan dalam proses pembelajaran, karena masih tetap diperlukan atau metode ini masih punya keunggulan dalam kondisi tertentu. Misalnya, dalam pelaksanaan pembelajaran di pedesaan yang kekurangan guru dan fasilitas belajar, metode ceramah menjadi penting.18

Dari pegertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah masih termasuk dalam metode yang klasik atau tradisional. Dimana cara menyampaian pelajarannya melalui penuturan walaupun metode ceramah lebih banyak di kritik tetapi tetap tidak bisa dihilangkan dalam proses pembelajaran dan tentunya metode ceramah masih memiliki keunggulan dalam kondisi tertentu.

2) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula

17 Niken Septantiningtyas dkk, Ibid., h.37.

18 Lutfri dkk, Metodologi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran, (Malang: CV IRDH, 2020), Cet. 1, h. 48.

(30)

sebaliknya dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara pengajuan-pengajuan pertanyaan yang mengarakan siswa untuk memahami materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.19

Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan peserta didikan melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh peserta didik. Di samping itu, guru juga memberi peluang untuk bertanya kepada peserta didik, kemudian peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan temannya.

Apabila tidak ada peserta didik yang dapat menjawab maka guru dapat mengarahkan atau memberikan jawaban. Salah satu persyaratan untuk metode tanya jawab ini adalah peserta didik harus sudah punya bekal awal tentang topik yang akan dipeserta didiki. Artinya, peserta didik harus belajar lebih dahulu sebelum materi dibahas di kelas. Bila peserta didik tidak punya bekal awal tentang materi yang akan dibahas maka kondisi belajar atau kelas tidak akan aktif, dengan kata lain metode tanya jawab tidak dapat berjalan dengan baik. Peran guru sangat penting dalam merancang pertanyaan yang tepat atau sesuai dengan tujuan pembelajaran dan indikator yang disusun dan kemudian mengarahkan jawaban peserta didik terhadap pertanyaan yang berkembang.20

19 Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), Cet.1, h.201.

20 Lutfri dkk, Op.Cit., h.50.

(31)

19

3) Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan metode dengan mengembangkan komuinkasi untuk saling tukar menukar informasi pada suatu materi tertentu. Pada metode ini diharapkan semua anggota memberikan sumbangan pemikiran untuk hasil diskusi bersama. Metode diskusi mensyaratkan adanya beberapa hal diantaranya, masalah yang akan dibahas, kumpulan siswa atau yang melakukan diskusi, serta pemandu diskusi.21

Metode diskusi adalah metode yang bertujuan untuk memecahkan atau menemukan solusi masalah yang ditemukan dalam mempeserta didiki materi pembelajaran. Masalah adalah kesenjangan atau perbedaan antara yang diinginkan dengan kenyataan yang terjadi. Masalah dapat berupa sebuah pertanyaan apa, kenapa, bagaimana, dimana dan kapan. Melalui metode diskusi dapat menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Salah satu syarat untuk metode diskusi adalah sebagian besar peserta diskusi harus mempunyai pengetahuan dan wawasan tentang topik atau masalah yang didiskusikan. Bila peserta diskusi tidak menguasai masalah atau materi yang akan didiskusikan maka diskusi tidak akan berjalan dengan baik, pemecahan masalah atau solusi tidak akan ditemukan secara tepat.22

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah metode pembelajaran dimana peserta diskusi mengembangkan komunikasi untuk

21 Farida Nur Kumala, op.cit., h.67-68.

22 Lutfri dkk, Op.Cit., h.51-52.

(32)

saling tukar menukar informasi guna untuk memecahkan atau menemukan solusi dalam materi pembelajaran.

4) Metode Eksperimen/ Praktek

Metode eksperimen adalah metode yang memberi kesempatan kepada peserta didik baik secara perorangan atau kelompok untuk melakukan suatu percobaan di laboratorium atau di lapangan, guna membuktikan teori atau menemukan sendiri suatu pengetahuan baru. Metode eksperimen sering dilakukan pada saat kegiatan praktikum, Dalam melakukan eksperimen, peserta didik bisanya dipandu dengan lembaran kerja atau dikenal juga dengan penuntun praktikum. Dengan metode ini peserta didik dilatih menggunakan metode ilmiah, yaitu : (1) melakukan pengamatan, (2) merumuskan masalah atau pertanyaan. (3) menyusun hipotesis, (4) menguji hipotesis atau melakukan percobaan, dan (5) menarik kesimpulan.23

Metode eksperimen merupakan pengembangan dari metode ilmiah yang terdapat dalam IPA. Metode ini membantu siswa dalam memahami materi sesuai dengan fakta yang sebenarnya, karena siswa dapat mengamati secara langsung fakta yang ada pada sesuatu benda atau suatu proses. Pelaksanaan metode pembelajaran ini dapat dilakukan di dalam kelas atau diluar (Laboratorium atau lingkungan sekolah). Pelaksanaan metode ini hampir sama dengan pelaksanaan metode demonstrasi, namun siswa juga melaksanakan eksperimen. Selama

23 Ibid., h. 55-56.

(33)

21

kegiatan eksperimen ini sebaiknya diberikan pertanyaan – pertanyaan yang nantinya akan dijawab siswa melalui kegiatan eksperimen.24

5. Covid-19

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus korona baru yang disebut SARS-CoV-2. WHO pertama kali mengetahui virus baru ini pada 31 Desember 2019, menyusul laporan sekelompok kasus 'virus pneumonia' di Wuhan, Republik Rakyat China.25

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.

Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-

24 Farida Nur Kumala, op.cit., h.72-73.

25https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-and-answers-hub/q- adetail/coronavirus-disease-Covid-19. di akses pada 18 02 2021 pukul 17:29 WIB.

(34)

6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.26

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Encep Andriana dkk, Prodi PGSD Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2020. Dengan judul jurnal “Pembelajaran IPA di SD Pada Masa Covid-19”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem daring yang dilaksanakan di rumah melalui melalui berbagai platform aplikasi yang tersedia seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom merupakan media yang dapat dioptimalkan. Untuk Daerah yang termasuk kedalam zona kuning maupun zona hijau di izinkan untuk pembelajaran luring maupun home visit dan tetap mengikuti protokol kesehatan. sekolah tatap muka dan tentunya tetap mengikuti protokol kesehatan. Proses pembelajaran IPA diarahkan untuk memberi pengalaman langsung sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam untuk alam sekitar.27

Lastama Sinaga, Prodi Pendidikan IPA Universitas Negeri Medan 2020.

Dengan judul jurnal “Analisis Strategi Pembelajaran Jarak Jauh Pada Materi IPA

26 fathiyah Isbaniah, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19), (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), 2020), h.11.

27 Encep Andriana dkk (2020) “Pembelajaran IPA di SD pada masa COVID-19”.

(35)

23

Selama Pandemi Covid-19 di Kota Medan”. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis informasi tentang strategi PJJ pada materi IPA selama pandemi.

Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif metode survey, instrumen yang digunakan kuesioner dalam bentuk Google Form diajukan kepada guru dan peserta didik dengan Sampel sebanyak 92 responden. Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 79% dari 92 responden menjawab bahwa PJJ yang telah dilaksanakan kurang efektif karena banyak kendala yang dialami seperti isu finansial, sulitnya jaringan internet, masalah teknis maupun ketidakterampilan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sehingga strategi pelaksanaan PJJ cenderung mengarah kepada pemberian tugas atau latihan soal, sejalan dengan 58 responden yang memilih “memberikan dan mengerjakan latihan soal” pada pertanyaan strategi PJJ yang digunakan selama pandemi Covid-19.28

Nur Diana Malichah, Prodi Tadris IPA IAIN Salatiga 2020. Dengan judul skripsi “Upaya Guru Dalam Mengoptimalkan Pembelajaran IPA Saat Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Salatiga)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala guru dan upaya guru dalam mengoptimalkan pembelajaran IPA saat pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan kualitatif jenis studi kasus. Sumber data penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memperoleh kendala dalam pembelajaran IPA saat pandemi COVID-19 berupa:

Sivitas akademika belum terbiasa model blended learning, Jadwal pelajaran

28 Lastama Sinaga dkk (2020) “Analisis Strategi Pembelajaran Jarak Jauh Pada Materi IPA Selama Pandemi Covid-19 di Kota Medan”.

(36)

daring belum tertata, dan Siswa kesulitan memahami materi IPA. Guru mampu mengembangkan empat kompetensi dalam mengoptimalkan pembelajaran IPA secara daring yaitu: 1) Kompetensi pedagogik, guru meningkatkan kemampuan dan pemahaman mengenai pembelajaran inovatif berbasis daring, seperti media dan model interaktif. 2) Kompetensi kepribadian, guru melakukan upaya penentuan aplikasi yang akan digunakan dan kemudian membimbing siswanya. 3) Kompetensi profesional, guru menghargai siswa tanpa melihat fisik maupun latar belakang sosial ekonomi. 4) Kompetensi sosial, guru melaksanakan komunikasi sosial melalui whatsapp group dan google classroom sebagai aplikasi komunikasi non verbal. Sedangkan untuk komunikasi verbal, guru melaksanakannya melalui zoom meet.29

Susi Nur Baeti, Prodi PGMI IAIN Metro Lampung 2020. Dengan judul skripsi “Pembelajaran IPA di Alam Terbuka Kelas V SD Negeri 2 Banjarrejo Batanghari Lampung Timur”. Tujuan skripsi ini adalah untuk menganalisis penerapan dan untuk mengetahui hasil belajar pembelajaran IPA di alam terbuka.

Penelitian ini adalah kualitatif. Penumpulan data penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA di alam terbuka kelas V SD dilakukan diluar kelas. Materi yang digunakan dalam pembelajaran IPA di alam terbuka yaitu materi tentang pesawat sederhana, bumi dan alam sekitarnya. Materi tersebut memanfaatkan lingkungan sekitar rumah sebagai sumber untuk belajar dikarenakan masih dalam masa darurat Covid-19. Pemilihan materi disesuaikan

29 Nur Diana Malichah (2020) “Upaya Guru Dalam Mengoptimalkan Pembelajaran IPA Saat Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Salatiga)”.

(37)

25

dengan kebutuhan dan harus melihat situasi dan kondisi karena tidak semua materi bisa diterapkan dalam pembelajran berbasis alam terbuka.30

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian

No. Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Pembelajaran IPA di SD

Pada Masa Covid-19

Pembelajaran IPA SD di masa pandemi Covid-19.

3 metode, yaitu:

Daring, Luring, dan Home Visit.

2. Analisis Strategi Pembelajaran Jarak Jauh Pada Materi IPA Selama Pandemi Covid-19 di Kota Medan

PJJ IPA di masa pandemi Covid-19.

Penelitian

kuantitatif survey

3. Upaya Guru Dalam Mengoptimalkan

Pembelajaran IPA Saat Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Salatiga)

Upaya guru,

penelitian kualitatif studi kasus, dan pembelajaran IPA di saat pandemi.

derajat sekolah dalam penelitian Sekolah Menengah Pertama.

4. Pembelajaran IPA di Alam Pembelajaran IPA di Pembelajaran IPA

30 Susi Nur Baeti (2020) “Pembelajaran IPA di Alam Terbuka Kelas V SD Negeri 2 Banjarrejo Batanghari Lampung Timur”.

(38)

Terbuka Kelas V SD Negeri 2 Banjarrejo Batanghari Lampung Timur

masa pandemi Covid- 19, Sekolah Dasar, dan Peneltian kualitatif.

di alam terbuka.

(39)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan upaya yang digunakan guru dalam mempertahankan hasil belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ.

2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ.

3. Untuk mendeskripsikan kesulitan dan hambatan belajar IPA siswa selama masa pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dijadikan penelitian adalah SD Lab School FIP UMJ Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan September 2021.

C. Latar Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SD Lab School FIP UMJ Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan. Yang menjadi subjek penelitian adalah tiga guru kelas

(40)

dan satu kepala sekolah. Alasan peneliti melakukan penelitian di tempat ini karena terdapat hal yang menarik untuk diteliti yaitu bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA di saat pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ.

D. Metode dan Prosedur Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan terkait upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam selama masa pandemi Covid-19 siswa di SD Lab School FIP UMJ. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pada prinsipnya ingin memerikan, menerangkan, mendeskripsikan secara kritis, atau menggambarkan suatu fenomena, suatu kejadian, atau suatu peristiwa interaksi sosial dalam masyarakat untuk mencari dan menemukan makna (meaning) dalam konteks yang sesungguhnya (natural setting). Oleh karena itu, semua jenis penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dengan menggumpulkan data lunak (soft data), bukan hard data yang akan diolah dengan statistik.1

Dalam penelitian ini, penggambaran Upaya Guru Dalam mempertahankan hasil belajar IPA Selama Masa Pandemi Covid-19 Di SD Lab School FIP UMJ menjadi tujuan utamanya. Untuk itu, digunakan kualitatif deskriptif studi kasus dimana sangat cocok dengan tujuan yang ingin dicapai untuk menggambarkan suatu keadaan yang apa adanya.

1 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, (Jakarta:

Kencana, 2017), h. 338.

(41)

29

Studi kasus adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi secara mendalam, mendetail, intensif, holistik, dan sistematis tentang orang, kejadian, social setting (latar sosial), atau kelompok dengan menggunakan berbagai metode dan teknik serta banyak sumber informasi untuk memahami secara efektif bagaimana orang, kejadian, latar alami (social setting) itu beroperasi atau berfungsi sesuai dengan kondisinya.

Penelitian kasus memperhatikan semua aspek yang penting dari suatu kasus yang diteliti. Dengan menggunakan tipe penelitian ini akan dapat diungkapkan gambaran yang mendalam dan mendetail tentang suatu situasi atau objek. Kasus yang akan diteliti dapat berupa satu orang, keluarga, satu peristiwa, kelompok lain yang cukup terbatas, sehingga peneliti dapat menghayati, memahami, dan mengerti bagaimana objek itu beroperasi atau berfungsi dalam latar alami yang sebenarnya.2

E. Data dan Sumber Data

Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar yang terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut.3 Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

2 A. Muri Yusuf, ibid., h.339.

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif, (Bandung: Alfabeta, 2018), h.10.

(42)

Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau data yang diperoleh dari sumber utama. Sumber data primer merupakan sumber data utama yang menunjukkan kepada permasalahan yang akan dibuat dalam penelitian. Dalam penelitian ini sumber data primer adalah kepala sekolah dan guru kelas.

Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah gambaran data tentang SD Lab School FIP UMJ, data-data SD Lab School FIP UMJ, dan juga buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.

F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di lapangan, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Observasi atau sering dikenal dengan istilah mengamati. “Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.4 Pengguaan metode ini mengharuskan penulis untuk hadir langsung dilokasi penelitian guna melakukan pengamatan. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang upaya guru dalam mempertahankan hasil belajar IPA selama masa pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ.

4 Sugiyono, ibid., h.106.

(43)

31

2. Metode Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.5 Penggunaan metode ini berarti melibatkan penulis sebagai penggali data untuk berkomunikasi langsung dengan informan. Penulis mengadakan pertemuan dengan informan yang terkait untuk mendapatkan data yang terjadi di masa lalu, sekarang dan proyeksi masa depan, selain itu juga ditujukan untuk pengecekan dan pegembangan informasi. Penulis mengadakan wawancara secara bebas dengan cara perumusan masalah sekaligus mencatat pernyataan atau pendapat yang penting dan sesuai dengan fokus penelitian.

Kemudian hasil wawancara tersebut disusun secara sistematis dalam bentuk ringkasan data untuk keperluan analisis data.

3. Metode Dokumentasi

Jenis dokumen yang diambil oleh penulis adalah dokumen resmi bukan dokumen pribadi. Dalam dokumen resmi penulis hanya mengambil dokumen internal saja. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang

5 Sugiyono, ibid., h.114.

(44)

berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.6

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya untuk mencari dan menata catatan hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan lainnya secara sistematis guna untuk meningkatkan pemahaman peneliti terkait kasus yang di teliti dan untuk menjawab rumusan masalah. Menurut Sugiono Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data kualitatis bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik

6 Sugiyono, ibid., h.124.

(45)

33

triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.7

Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan saat pengumpulan data berlangsung, dan akan selesai pengumpulan data dalam kurun waktu tertentu.

Adapun aktivitas dalam analisis data menurut model Miles dan Huberman yaitu:

(1) data Collection (2) data Reduction, (3) data Display, dan (4) Conclusion Drawing/Verification.

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Kegiatan utama pada setiap penelitian adalah menggumpulkan data.

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi atau gabungan ketiganya (triangulasi). Pengumpulan data dilakukan berhari-hari, mungkin berbulan-bulan, sehingga data yang diperoleh akan banyak. Pada tahap awal peneliti melakukan penjelajahan secara umum terhadap situasi sosial/obyek yang diteliti, semua yang dilihat dan didengar direkan semua. Dengan demikian peneliti akan memperoleh data yang sangat banyak dan sangat bervariasi.

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih dan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

7 Sugiyono, ibid., h.131.

(46)

mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

3. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.

4. Conclusion Drawing/Verificationi

Langkah ke empat dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.8

H. Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif, untuk menetapkan keabsahan data ada beberapa proses dan Teknik yang digunakan untuk keabsahan data yang

8 Sugiyono, ibid., h.133-142.

(47)

35

mencakup kredibilitas, dependabilitas, transferabilitas, dan konfirmabilitas sebagai uraian berikut ini:

1. Kredibilitas

Kredibilitas atau uji kepercayaan dari data yang telah dihasilkan selama proses penelitian berlangsung. Peneliti dalam mengumpulkan data yang dapat dipercaya yaitu sejak awal penelitian dengan cara peneliti upaya guru dalam mempertahankan hasil belajar IPA selama masa pandemi Covid-19 di SD Lab School FIP UMJ. Menurut Sugiyono Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.9 Cara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, antara lain:

a. Perpanjangan pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan dan wawancara di tempat penelitian untuk mengumpukan data yang hendak dicapai.

b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian

Peneliti mencari deskripsi data yang benar-benar akurat dan mengecek Kembali data berdasarkan hasil penelitian.

c. Triangulasi

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber digunakan untuk pengecekan data tentang keabsahannya, membandingkan hasil wawancara denga nisi suatu dokumen dengan

9 Sugiyono, ibid., h.185.

(48)

memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan. Dalam hal ini penulis membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lainnya.

2. Transferabilitas

Adapun transfermabilitas dalam metode kualitatif, laporan hasil penelitian harus memberikan uraian dengan rinci, jelas, sistematis bahkan dapat dipercaya keabsahannya. Sehingga pembaca mudah dalam memahami konteks dan fokus penelitian atas hasil penelitian tersebut.

3. Dependabilitas

Dalam penelitian kualitatif, pengujian dependabilitas dilakukan dengan audit terhadap proses penelitian, yang berupa komunikasi baik kepada pembimbing bahkan kepada pakar lain yang sesuai dalam bidangnya guna membicarakan permasalahan yang dihadapi dalam peneltian dimana data yang terkumpul berkaitan dengan hasil penelitian.

4. Konfirmabilitas

Menguji konfirmabilitas berarti juga dengan menguji hasil penelitian, dimana peneliti menggunakan metode deskriptif, dengan cara menggambarkan keadaan objek penelitian yang berdasarkan fakta dan data yang sesuai sebagaimana adanya yang kemudian data tersebut dianalisis dan diolah untuk dibuat kesimpulan.

(49)

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum tentang Latar Belakang 1. PROFIL SEKOLAH

a. Identitas SD

Nama SD : SD LAB SCHOOL FIP-UMJ

Inventarisasi Tanah Seluas : 1700 M2 Luas Bangunan : 726 M2 Bangunan Milik : Sendiri

No.IMB : 684.3/ 1365-DTRB/2003

Akte Notaris : Tgl.19 Juni 1968 No.71 No. Sertifikat Tanah : No.896 Tahun.1984 Ijin Operasional : 800/430 – Dispend/2011 Nomor Statistik Sekolah : 102286302036

NPSN : 20616332

NPWP : 01.478.787.3-411.006

Status SD / Akreditasi : A/Tahun 2015

Alamat : Jl. Kh. Ahmad Dahlan 002/003

Desa : Cirendeu

Kecamatan : Ciputat Timur

Kabupaten : Tangerang Selatan

(50)

Provinsi : Banten

Telepon : 021 741 5787

Kode Pos : 15419

Titik Koordinat : Lintang : -6.2922 Bujur : 106.7652 b. Kesiswaan

Jumlah murid : 400 Siswa

Tabel 4.1 Jumlah Murid

No. Kelas Perempuan Laki-laki Jumlah

1 Kelas.1 45 54 99

2 Kelas.2 38 49 87

3 Kelas.3 30 47 77

4 Kelas.4 27 34 61

5 Kelas.5 10 24 34

6 Kelas.6 16 26 42

Jumlah Seluruhnya 168 232 400

c. Ketenagaan

Kepala Sekolah : 1 Orang

Nama Kepala Sekolah : Dindin Rosyidin, M.Pd

NIP : -

(51)

39

Guru PNS : -

Guru Bantuan Sementara : 19 Orang Guru Tetap Yayasan : 5 Orang Tenaga Kerja TU : 1 Orang

Keuangan : 1 Orang

Pembantu Umum : 1 Orang

Penjaga Sekolah : 1 Orang Penjaga Keamanan : 1 Orang

d. Sarana Prasarana

Inventarisasi Tanah Seluas : 1700 M2 Luas Bangunan : 726 M2 Bangunan Milik : Sendiri

Ruang Kelas : 18 Lokal

Ruang Guru : 1 Ruang

Ruang Kepala Sekolah : 1 Ruang Kursi Meja Tamu : 1 Set

Ruang Meeting : -

Ruang Yayasan : -

Ruang TU : 1 Ruang

Ruang Komputer : 1 Ruang Jumlah Komputer : 17 Buah Meja Komputer : 13 Buah

(52)

Audio Visual : 1 Set Ruang Perpustakaan : 1 Ruang

Ruang UKS : -

Ruang Ibadah : -

AULA : -

Dapur : 1 Ruang

WC : 8 Ruang

e. Pembiayaan

Untuk membiayai pelaksanaan kegiatan di SD kami bersumber dari:

1) Dana Rutin Fakultas Ilmu Pendidikan 2) Dana SPP

3) Dana Operasional Sekolah 4) Komite Sekolah

2. VISI DAN MISI SEKOLAH VISI

Terwujudnya sekolah terkemuka dan modern yang berwawasan lingkungan dalam mewujudkan generasi yang berakhlak mulia pada tahun 2020

MISI

1. Membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

(53)

41

2. Mewujudkan pribadi yang disiplin, inovatif, dan kreatif 3. Mempunyai kesetiakawanan yang tinggi

4. Berorientasi masa depan

5. Mempunyai kesadaran beragama, berbangsa, dan bernegara 6. Mengembangkan potensi anak sesuai dengan minat dan bakatnya 7. Membangun kecerdasan anak melalui multiple intelegence 8. Mengembangkan budaya disiplin dan etos kerja yang tinggi 9. Membangkitkan semangat berprestasi seluruh warga sekolah 10. Menumbuhkan kesadaran peduli lingkungan

11. Membudayakan hidup bersih dan sehat

12. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan aksi lingkungan

3. KURIKULUM

Kurikulum yang digunakan adalah kurikuum terpadu dan terintegrasi yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Lab School yang mengedepankan dasar- dasar ilmu pendidikan guna meletakkan kecerdasan, pengetahuan kepribadian, akhlak mulia, dengan pendekatan yang berpusat kepada anak, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan mengedepankan dasar Al-Islam, dan Kemuhammadiyahan dengan metode:

Active Learning

Yaitu suatu metodologi pembelajaran yang terpusat kepada anak, yang lebih mengedepankan kemampuan yang dimiliki oleh karena anak bersifat ‘unik’,

(54)

dengan keunikannya itu anak diberikan kesempatan untu menggali potensi yang dimilikinya, karena prinsip-prinsip pembelajaran aktif adalah:

1. Mengembangkan pengetahuan, perilaku dan keterampilan 2. Yang memjadi fokus adalah anak, bukan guru

3. Bermula dari bekal pengetahuan anak itu sendiri 4. Dekat dengan kehidupan sehari-hari

5. Guru berperan sebagai fasilitator, bukan narasumber satu-satunya 6. Adanya kesempatan bagi anak untuk menemukan konsep yang

dipelajarinya sendiri

7. Penilaian dan pembelajaran yang tuntas dengan menggunakan berbagai teknik

8. Terintegrasi

9. Bertujuan mempersiapkan manusia yang bercirikan pembelajaran sepanjang ayat

4. STRATEGI RENCANA KERJA MENENGAH SD LAB SCHOOL FIP UMJ

a. Penetapan Kebijakan Sekolah 1) Kesiswaan

a) Menerima peserta didik baru untuk setiap Tahun Pelajaran sebanyak 1 kelas dengan total jumlah siswa untuk 1 kelas hanya 25 orang.

b) Optimalisasi kegiatan pendukung.

Gambar

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian
Tabel 4.1 Jumlah Murid
Gambar 4.1 Zoom Pembelajaran Kelas IV 2
Gambar 4.2 Video Pembelajaran Kelas V 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

tapi kalau aku gitu pergi ama teman yang nggak merokok gitu kan, ada sekitar 3 orang yang nggak merokok, kami hanya 4 orang, jadi Cuma aku yang merokok, kadang aku

Jadi saya pernah bilang, saya nggak butuh ini, yang saya butuhkan yah keluarga yang kayak dulu tapi ya Cuma omong-omongan ya paling udah lupa.. Em,tapi pernah

Kalo buat nyindir2 orang ga pernah, tapi kalo misalnya kita kayak lagi ada hati yang mengganjal terus buat kata2 yang untuk memotivasi diri sendiri aja gitu kan , terus nanti kan

Kalo arti Instagram ngeliatnya media sosial yang ya ngeshare foto aja paling, tapi kan sekarang udah jadi tempat jualan online, terus sekarang kan banyak akun-akun

Gak sih, tapi waktu pertengahan pernikahan nikah itu adalah perasaan nyesal gitu, kadang bertanya-tanya dalam hati kenapa aku dulu bisa kayak gini tapi sekarang udah

Yang kayak tiba-tiba harus cabut dari kosan, terus jadi kayak jauh sama teman-teman, yang di mana kita udah enggak bisa ngandelin teman-teman karena kan mereka juga punya

Awalnya mau masuk DKV, cumin waktu kelas 12 SMA itu jadi sadar kayak, DKV kan sudah banyak juga pasarnya sekarang gitu jadi mikirnya kayak kalau kita masuk DKV dan setelah

kaya sebelum linus ini kan udah jenuh banget, dan dari club pun gak ngasih waktu buat refresing bareng gitu, jadi ya aku sama beberapa temen itu diem-diem pergi