PEDOMAN IMPLEMENTASI
PERATURAN BADAN POM NO 20 TAHUN 2019 TENTANG KEMASAN PANGAN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
TAHUN 2020
PEDOMAN IMPLEMENTASI
PERATURAN BADAN POM NO 20 TAHUN 2019 TENTANG KEMASAN PANGAN
Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2020
170 hlm : 14,8 cm x 21 cm
ISBN: 978-602-415-051-6
Hak cipta dilindungi Undang-Undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, atau cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Badan POM RI.
Diterbitkan oleh :
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat-10560 Telepon : (62-21) 42875584
Faksimile : (62-21) 42875780
E-mail : [email protected]
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN ...ix
KATA PENGANTAR ... xii
BAB I. PENDAHULUAN ... 14
1.1 Latar Belakang ... 14
1.3 Sasaran ... 16
1.4 Ruang Lingkup ... 16
BAB II. ISTILAH DAN DEFINISI ... 17
BAB III. REGULASI KEMASAN PANGAN DI INDONESIA ... 21
3.1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan ... 21
3.2 Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan ... 23
3.3 Peraturan Badan POM No 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan ... 33
3.4 Peraturan Kementerian Lain ... 54
3.4.1 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24/M- IND/PER/2/2010 tentang Pencantuman Logo Tara Pangan dan Kode Daur Ulang Kemasan Plastik ... 54
3.4.2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pencantuman Logo Ekolabel ... 57
3.4.3 Peraturan Menteri Perindustrian No. 77 Tahun 2015 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Melamin-Peralatan Makan dan Minum Secara Wajib. ... 57
3.4.4 Peraturan Menteri Perindustrian No. 81 tahun 2015 tentang Pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia Keramik secara wajib. ... 58
3.4.5 Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2020 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kertas dan Karton untuk Kemasan Pangan Secara Wajib ... 58
3.5 STANDAR NASIONAL INDONESIA ... 59
BAB IV. PERSYARATAN KEMASAN PANGAN ... 64
4.1 KEAMANAN KEMASAN ... 64
4.1.1 PLASTIK ... 68
4.1.2 KARET/ ELASTOMER ... 78
4.1.3 KERTAS DAN KARTON ... 83
4.1.4 PENUTUP/ GASKET/ SEGEL ... 88
4.1.5 PELAPIS DARI RESIN ATAU POLIMER ... 95
4.1.6 KERAMIK ... 100
4.1.7 GELAS ... 103
4.1.8 LOGAM ... 107
4.2 PELABELAN ... 118
4.2.1 LOGO TARA PANGAN ... 119
4.2.2 KODE DAUR ULANG ... 120
4.2.3 LOGO TERKAIT DENGAN KELESTARIAN LINGKUNGAN ... 121
BAB V. PENGAWASAN KEMASAN PANGAN ... 125
5.1 PENGAWASAN PANGAN ... 125
5.2 PENGAWASAN KEMASAN ... 128
5.3 PENGAWASAN PELABELAN DAN IKLAN TERKAIT
KEMASAN PANGAN ... 135
BAB VI. PENUTUP ... 136
APENDIKS 1. POHON KEPUTUSAN EVALUASI KEAMANAN KEMASAN ... 137
APENDIKS 2. STUDY KASUS KEMASAN... 139
A. KEMASAN MULTI LAPIS ... 139
B. KEMASAN PLASTIK MULTI LAPIS ... 143
C. KEMASAN KALENG ... 148
D. KEMASAN GELAS (CUP) DAN LID (TUTUP) ... 150
E. KEMASAN PLASTIK DARI BAHAN POLIKARBONAT (PC) ... 154
APENDIKS 3. PROSEDUR DAN TATA CARA PENGISIAN FORMULIR PERMOHONAN PENGKAJIAN ZAT KONTAK PANGAN DAN BAHAN KONTAK PANGAN ... 158
A. PERMOHONAN PENGKAJIAN BAHAN KONTAK PANGAN ... 158
B. PERMOHONAN PENGKAJIAN ZAT KONTAK PANGAN ... 165
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Peraturan terkait Kemasan Pangan dalam UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan ... 21 Tabel 2. Peraturan terkait Kemasan Pangan dalam PP No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan ... 24 Tabel 3. Pasal dalam Peraturan Badan POM No 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan ... 34 Tabel 4. Daftar Lampiran Peraturan Badan POM No 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan ... 38 Tabel 5. Pasal dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24/M-IND/PER/2/2010 tentang Pencantuman Logo Tara Pangan dan Kode Daur Ulang Kemasan Plastik ... 55 Tabel 6. Daftar SNI terkait Kemasan Pangan ... 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kode Daur Ulang Plastik ... 54 Gambar 2. Logo Tara Pangan ... 54 Gambar 3. Diagram Persyaratan Keamanan Kemasan Pangan Jenis Plastik ... 68 Gambar 4. Pedoman dan Kriteria Plastik Berbahan Polyethylene Terephtalate (PET) Daur Ulang yang Aman Untuk Kemasan Pangan ... 76 Gambar 5. Contoh Implementasi Botol Minuman Teh Plastik PET ... 77 Gambar 6. Contoh Implementasi Botol AMDK Plastik PET ... 77
Gambar 7. Contoh Implementasi Galon Berbahan Dasar Plastik Polikarbonat (PC) ... 78 Gambar 8. Diagram Persyaratan Keamanan Kemasan Pangan Jenis Karet/ Elastomer ... 79 Gambar 9. Contoh Implementasi Karet pada Botol Minum ... 82 Gambar 10. Diagram Persyaratan Keamanan Kemasan Pangan Jenis Kertas dan Karton ... 83 Gambar 11. Contoh Implementasi Kertas Alas Biskuit dalam Kaleng ... 88 Gambar 12. Diagram Persyaratan Keamanan Kemasan Pangan Jenis Penutup/Gasket/Segel ... 89 Gambar 13. Contoh Implementasi Sealing Can End Kaleng Minuman Karbonasi ... 94 Gambar 14. Contoh Implementasi Sealing/Penutup Botol Selai Cokelat ... 95 Gambar 15. Diagram Persyaratan Keamanan Pelapis dari Resin atau Polimer ... 96 Gambar 16. Contoh Implementasi Enamel Kaleng
Produk Ikan ... 99 Gambar 17. Contoh Implementasi Pelapis Kotak Nasi Kertas ... 99 Gambar 18. Diagram Persyaratan Keamanan Kemasan Pangan Jenis Keramik ... 100 Gambar 19. Contoh Implementasi Teko Keramik ... 103 Gambar 20. Diagram Persyaratan Keamanan Kemasan Pangan Jenis Gelas ... 104 Gambar 21. Contoh Implementasi Botol Gelas Saus ... 107
Gambar 22. Diagram Persyaratan Keamanan Kemasan
Pangan Jenis Logam ... 108
Gambar 23. Contoh Implementasi Kaleng Susu... 111
Gambar 24. Contoh Implementasi Peralatan Makan .. 111
Gambar 25. Contoh Kemasan Karton Laminat (Liquid Carton) ... 112
Gambar 26. Contoh Implementasi Kemasan Karton Laminat ... 114
Gambar 27. Contoh Kemasan Kaleng Komposit ... 115
Gambar 28. Contoh Implementasi Kemasan Can Composite ... 116
Gambar 29. Contoh Kemasan Fleksibel Multi lapis ... 117
Gambar 30. Contoh Implementasi Kemasan Fleksibel untuk Produk Saus Tomat (Sachet) ... 118
Gambar 31. Logo Tara Pangan ... 119
Gambar 32. Kode Daur Ulang Plastik ... 121
Gambar 33. Logo Ekolabel Indonesia ... 123
Gambar 34. Logo Ekolabel Swadeklarasi Indonesia ... 124
Gambar 35. Matriks pembagian kewenangan pengawasan pangan ... 127
Gambar 36. Bagan Ilustrasi Pembagian Kewenangan Pengawasan Kemasan ... 130
TIM PENYUSUN
PENGARAH
Dr. Penny K. Lukito, MCP PENANGGUNG JAWAB
Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si.
KOORDINATOR PELAKSANA TEKNIS Dra. Sutanti Siti Namtini, Apt., Ph.D.
PENYUSUN
Dra. Deksa Presiana, Apt., M.Kes.
Desy Rasta Waty, S.Si., Apt., M.Si.
Lili Defi Z, S.Pt., M.Si.
Gita Indah Nundya Sari, S.Farm., Apt.
Sentani Chasfila, S. Farm., Apt.
Sekar Indah Maharani, S.T.P Erline Yuniarti, S.Farm, Apt.
Ilmi Hikmati, S.T., M.Sc.
Ichsan Kharisma, S.T.P
Desiana Nurwanti, S.Farm, Apt.
TIM AHLI
Ir. Wiwik Pudjiastuti, M.Si.
Dr. Nugraha Edhi Suyatma, STP, DEA.
Dr. Endang Warsiki, STP., M.Sc.
KATA SAMBUTAN
Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.
Pada dasarnya peran utama kemasan dalam industri pangan adalah untuk melindungi produk dari kontaminasi luar, termasuk menjamin keamanan pangan, memelihara kualitas, dan meningkatkan masa simpan.
Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan mengharuskan setiap orang yang melakukan Produksi Pangan dalam kemasan wajib menggunakan bahan kemasan pangan yang tidak membahayakan kesehatan manusia dan bahan kontak pangan yang bersentuhan langsung dengan pangan wajib menggunakan zat kontak pangan yang aman dan memenuhi persyaratan batas migrasi.
Untuk dapat menjamin kemasan pangan yang beredar dan yang digunakan aman dan tidak membahayakan kesehatan manusia, diperlukan Peraturan terkait zat dan bahan kontak pangan yang aman, hal tersebut telah diatur oleh Badan POM melalui Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan.
Saya menyambut baik terbitnya Pedoman Implementasi Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan dan diskusi yang telah dilakukan secara berkesinambungan oleh beberapa pihak.
Kami sampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi pelaku usaha di bidang pangan, pelaku usaha di bidang kemasan, pengawas pangan, instansi terkait, serta masyarakat.
Jakarta, 21 September 2020
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Dr. Penny K. Lukito, MCP
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin, segala Puji bagi Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan anugerah sehingga Buku Pedoman Implementasi Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan dapat diselesaikan.
Kemasan harus dapat melindungi pangan dari pengaruh lingkungan seperti cahaya, oksigen, kelembaban,
mikroorganisme, serangga, debu, bau tidak sedap (odor), dan lainnya serta pengaruh fisik seperti tekanan, jatuhan, getaran dan lainnya. Selain memberikan perlindungan dan menjaga mutu produk, pengemasan menjadi sangat penting karena dapat menjadi kunci keunggulan kompetitif dalam industri pangan. Sehingga untuk menjamin kemasan pangan yang beredar dan yang digunakan aman dan tidak membahayakan kesehatan manusia maka diperlukan Peraturan terkait zat dan bahan kontak pangan yang aman, hal tersebut telah diatur oleh Badan POM melalui Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan.
Pedoman ini diharapkan dapat dimanfaatkan kepada pengawas keamanan pangan, pelaku usaha baik industri kemasan maupun industri pangan, serta stakeholder dalam mengimplementasikan Peraturan tersebut serta dapat meningkatkan awareness terkait penjaminan keamanan kemasan pangan yang beredar agar aman dan tidak membahayakan kesehatan manusia.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan pedoman ini serta kepada pihak yang telah memberikan saran dan masukan terhadap pedoman ini.
Jakarta, 21 September 2020
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.
Pada dasarnya peran utama kemasan dalam industri pangan adalah untuk melindungi produk dari kontaminasi luar, termasuk menjamin keamanan pangan, memelihara kualitas, dan meningkatkan masa simpan. Kemasan harus dapat melindungi pangan dari pengaruh lingkungan seperti cahaya, oksigen, kelembaban, mikroorganisme, serangga, debu, bau tidak sedap (odor), dan lainnya serta pengaruh fisik seperti tekanan, jatuhan, getaran dan lainnya.
Faktor-faktor ini, jika tidak dikendalikan, akan menyebabkan kerusakan pangan sehingga dengan menggunakan kemasan pangan yang sesuai, masa simpan produk dapat dipertahankan atau diperpanjang.
Selain memberikan perlindungan dan menjaga mutu produk, pengemasan menjadi sangat penting karena dapat menjadi kunci keunggulan kompetitif dalam industri pangan. Kemasan dapat ditujukan untuk memenuhi keinginan konsumen, memperluas pangsa pasar, meningkatkan nilai jual, memberikan keunikan suatu produk, dan mempermudah distribusi dan transportasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan mengharuskan setiap orang yang melakukan Produksi Pangan dalam kemasan wajib menggunakan bahan kemasan pangan yang tidak membahayakan kesehatan manusia dan bahan kontak pangan yang bersentuhan langsung dengan pangan wajib menggunakan zat kontak pangan yang aman dan memenuhi persyaratan batas migrasi. Ketentuan mengenai zat kontak pangan yang diizinkan dan dilarang serta bahan kontak pangan yang diizinkan telah diatur oleh Badan POM melalui Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan.
Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan pemahaman dalam mengimplementasikan Peraturan tersebut.
Pedoman ini disusun untuk memberikan pemahaman terkait implementasi Peraturan Badan POM No. 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan dan memberikan informasi kepada pengawas keamanan pangan, pelaku usaha baik industri kemasan maupun industri pangan, serta stakeholder terkait. Sehingga dapat menjamin kemasan pangan yang beredar dan yang digunakan aman dan tidak membahayakan kesehatan manusia Seiring dengan isu global, pelaku usaha melakukan inovasi di bidang kemasan pangan sehingga dibutuhkan informasi terkait pencantuman tulisan, logo, dan/atau gambar. Oleh karena itu, dalam pedoman ini juga dijelaskan mengenai pencantuman label pada kemasan pangan. Sehingga pedoman ini mencakup informasi yang
komprehensif keamanan kemasan pangan dan pelabelan kemasan pangan.
1.2 Tujuan
Tujuan pedoman ini adalah:
1. Memberikan pemahaman terkait implementasi Peraturan Badan POM No. 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan.
2. Memberikan informasi tentang pengawasan kemasan pangan di Indonesia (pre-market maupun post-market).
3. Meningkatkan awareness pelaku usaha dan stakeholder terkait penjaminan keamanan kemasan pangan yang beredar agar aman dan tidak membahayakan kesehatan manusia.
1.3 Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah:
a. Pengawas keamanan pangan b. Kementerian/Lembaga terkait c. Pemerintah daerah
d. Pelaku usaha (industri kemasan dan industri pangan)
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi:
a. Ringkasan regulasi terkait kemasan pangan di Indonesia
b. Persyaratan keamanan kemasan pangan c. Pengawasan kemasan pangan
BAB II
ISTILAH DAN DEFINISI
1. Artikel kemasan yang selanjutnya di dalam pedoman ini disebut artikel adalah bahan yang sudah berbentuk dan dapat berfungsi sebagai kemasan pangan.
2. Bahan Kontak Pangan adalah bahan Kemasan Pangan yang bersentuhan dengan Pangan termasuk peralatan makan dan peralatan pengolahan Pangan.
3. Daur Ulang Kemasan adalah suatu pemrosesan ulang bahan kemasan yang sudah dipakai untuk penggunaan kembali sebagai kemasan atau untuk penggunaan lain.
4. Elastomer adalah karet sintesis yang mengalami perubahan bentuk dengan adanya tekanan dan akan kembali ke bentuk semula ketika tekanan dihilangkan.
5. Gelas adalah campuran pasir dengan soda abu (serbuk mineral/pasir putih dengan titik leleh rendah), batu kapur dan pecahan atau limbah atau gelas yang didaur ulang.
6. Karet adalah bahan polimerik alami yang diatas suhu transisi gelas (Tg), dapat ditarik berulang kali sekurang-kurangnya dua kali dari ukuran asalnya dan, jika tekanan dihilangkan dengan cepat akan kembali ke panjang semula.
7. Karton adalah jenis kertas tertentu yang mempunyai kekakuan relatif tinggi.
8. Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.
9. Kemasan Pangan Daur Ulang adalah produk kemasan pangan yang dibuat dari hasil pemrosesan ulang bahan kemasan yang sudah dipakai.
10. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
11. Keramik adalah bahan yang dibuat dari campuran bahan anorganik yang umumnya terbuat dari tanah liat atau mengandung silikat kadar tinggi dan ke dalamnya dapat ditambahkan bahan organik melalui proses pembakaran.
12. Kertas adalah bahan yang dibuat dari serat selulosa, yang diperoleh dari kayu, kertas daur ulang dan serat tanaman seperti jerami.
13. Kode Daur Ulang adalah penandaan yang menunjukkan bahwa suatu kemasan pangan dapat didaur ulang.
14. Logo Tara Pangan adalah penandaan yang menunjukkan bahwa suatu kemasan pangan aman digunakan untuk pangan.
15. Migrasi adalah proses terjadinya perpindahan suatu zat dari Kemasan Pangan ke dalam Pangan.
16. Migrasi Total (Overall Migration) adalah total migrasi yang merupakan hasil perpindahan semua
komponen dari kemasan, tidak dibedakan komponen tersebut berbahaya atau tidak bagi kesehatan.
17. Migrasi Spesifik adalah perpindahan komponen dalam kemasan yang sudah diketahui dan membahayakan kesehatan (monomer yang terkandung di dalam kemasan).
18. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
19. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.
20. Pangan Segar adalah Pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan Pangan.
21. Plastik adalah senyawa makromolekul organik yang diperoleh dengan cara polimerisasi, polikondensasi, poliadisi, atau proses serupa lainnya dari monomer atau oligomer atau dengan perubahan kimiawi makromolekul alami atau fermentasi mikroba.
22. Resin adalah bijih plastik yang umumnya berbentuk granula dan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kemasan plastik.
23. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
24. Zat Kontak Pangan adalah zat penyusun Kemasan Pangan yang dalam penggunaannya bersentuhan langsung dengan Pangan.
BAB III
REGULASI KEMASAN PANGAN DI INDONESIA
3.1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan menyatakan bahwa pengaturan standar Kemasan Pangan merupakan salah satu dari penyelenggaraan Keamanan Pangan.
Pasal yang terkait dengan Kemasan Pangan dalam Undang – Undang adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Peraturan terkait Kemasan Pangan dalam UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan
PASAL
69 Penyelenggaraan Keamanan Pangan dilakukan melalui:
a. Sanitasi Pangan;
b. pengaturan terhadap bahan tambahan Pangan;
c. pengaturan terhadap Pangan Produk Rekayasa Genetik;
d. pengaturan terhadap Iradiasi Pangan;
e. pengaturan standar Kemasan Pangan;
f. pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan; dan
g. jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan.
82 (1) Kemasan Pangan berfungsi untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan, melindungi produk dari kotoran, dan membebaskan Pangan dari jasad renik patogen.
(2) Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan dalam kemasan wajib menggunakan
PASAL
bahan Kemasan Pangan yang tidak membahayakan kesehatan manusia.
83 (1) Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apa pun sebagai Kemasan Pangan yang dapat melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan manusia.
(2) Pengemasan Pangan yang diedarkan dilakukan melalui tata cara yang dapat menghindarkan terjadinya kerusakan dan/atau pencemaran.
(3) Ketentuan mengenai Kemasan Pangan, tata cara pengemasan Pangan, dan bahan yang dilarang digunakan sebagai Kemasan Pangan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
85 (1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (2), Pasal 83 ayat (1), dan Pasal 84 ayat (1) dikenai sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. denda;
b. penghentian sementara dari kegiatan, produksi, dan/atau peredaran;
c. penarikan Pangan dari peredaran oleh produsen;
d. ganti rugi; dan/atau e. pencabutan izin.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, besaran denda, tata cara, dan mekanisme pengenaan sanksi administratif sebagaimana
PASAL
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
138 Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan untuk diedarkan, yang dengan sengaja menggunakan bahan apa pun sebagai Kemasan Pangan yang dapat melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Undang-undang tersebut mengamanatkan ketentuan mengenai Kemasan Pangan, tata cara pengemasan Pangan, dan bahan yang dilarang digunakan sebagai Kemasan Pangan untuk diatur dalam Peraturan Pemerintah.
3.2 Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan
Peraturan Pemerintah No 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan mengatur lebih lanjut penyelenggaraan keamanan pangan yang salah satunya adalah pengaturan standar Kemasan Pangan. Pasal yang terkait dengan Kemasan Pangan dalam Peraturan Pemerintah ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Peraturan terkait Kemasan Pangan dalam PP No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan
PASAL
2 Keamanan Pangan diselenggarakan melalui:
a. Sanitasi Pangan;
b. pengaturan terhadap bahan tambahan Pangan;
c. pengaturan terhadap Pangan Produk Rekayasa Genetik;
d. pengaturan terhadap Iradiasi Pangan;
e. pengaturan standar Kemasan Pangan;
f. pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan; dan
g. jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan.
24 (1) Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan dalam kemasan wajib menggunakan bahan Kemasan Pangan yang tidak membahayakan kesehatan manusia.
(2) Bahan Kemasan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bersentuhan langsung dengan Pangan wajib menggunakan Zat Kontak Pangan yang aman dan memenuhi persyaratan batas migrasi.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Zat Kontak Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Kepala Badan.
Penjelasan:
Ayat (1)
Bahan Kemasan Pangan antara lain kertas dan plastik.
PASAL
25 (1) Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan dalam kemasan untuk diedarkan, dilarang menggunakan bahan Kemasan Pangan yang mengandung Zat Kontak Pangan yang dilarang yang dapat melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan manusia.
(2) Ketentuan mengenai jenis Zat Kontak Pangan yang dilarang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Badan.
26 (1) Setiap Orang dilarang membuka kemasan akhir pangan untuk dikemas kembali dan diperdagangkan.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan terhadap Pangan yang pengadaannya dalam jumlah besar dan lazim dikemas kembali dalam jumlah kecil untuk diperdagangkan.
Penjelasan:
Ayat (1)
Kemasan akhir Pangan adalah kemasan produk Pangan yang lazirn dilakukan pada tahap akhir proses pengemasan pada kegiatan Produksi Pangan dan siap diedarkan.
27 (1) Setiap Orang yang mengemas Pangan harus memenuhi tata cara pengemasan Pangan.
(2) Tata cara pengemasan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus memenuhi persyaratan:
PASAL
a. melindungi dan mempertahankan Mutu Pangan dari pengaruh luar;
b. tahan terhadap perlakukan selama pengolahan, Pengangkutan Pangan, dan Peredaran Pangan;
c. melindungi Pangan dari cemaran, mencegah kerusakan, dan memungkinkan peelabelan yang baik;
dan
d. bahan Kemasan Pangan harus disimpan dan ditangani pada kondisi higienis dan terpisah dari bahan baku dan produk akhir.
28 (1) Setiap Orang yang memproduksi dan memperdagangkan Pangan wajib memenuhi standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan.
(2) Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk Pangan untuk tujuan hibah, bantuan, program pemerintah, dan/ atau untuk keperluan penelitian.
(3) Standar Keamanan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi ketentuan mengenai:
a. Sanitasi Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 6;
b. Bahan Tambahan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 14;
c. Pangan Produk Rekayasa Genetik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 sampai dengan Pasal 21;
PASAL
d. Iradiasi Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 sampai dengan Pasal 23;
e. Kemasan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal 27; dan
f. penggunaan bahan lainnya.
(4) Standar Mutu Pangan sebagairnana dimaksud pada ayat (1) merupakan karakteristik dasar Mutu Pangan sesuai dengan jenis Pangan dalam keadaan normal yang didasarkan pada kriteria organoleptik, fisik, komposisi, dan/atau kandungan Gizi Pangan.
Penjelasan:
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "setiap orang yang memperdagangkan" termasuk distributor, pedagang, pengecer, dan perdagangan secara elektronik.
Ayat (2)
Penelitian dalam ketentuan ini termasuk riset dan uji pasar.
29 (1) Pemenuhan standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dilakukan melalui penerapan sistem jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan.
(2) Penerapan sistem jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
PASAL
bertahap sesuai dengan jenis Pangan dan/atau skala usaha.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan sistem jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan penerapan secara bertahap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian, atau Kepala Badan sesuai dengan kewenangannya.
Penjelasan Ayat (1)
Sistem jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan merupakan upaya pencegahan yang perlu diperhatikan dan/atau dilaksanakan dalam rangka menghasilkan Pangan yang aman bagi kesehatan manusia dan bermutu, yang lazimnya diselenggarakan sejak awal kegiatan Produksi Pangan sampai dengan siap untuk diperdagangkan dan merupakan sistem pengawasan dan pengendalian mutu yang selalu berkembang menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
49 (1) Pengawasan terhadap Kemasan Pangan dilakukan oleh menteri yang
PASAL
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan, atau Kepala Badan sesuai dengan kewenangannya.
(2) Dalam hal tertentu, pengawasan terhadap Kemasan Pangan ditindaklanjuti melalui koordinasi menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan, Kepala Badan, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Penjelasan:
Ayat (2)
Dalam hal tertentu antara lain adanya dugaan pelanggaran yang melibatkan lintas sektor.
52 (1) Dalam hal adanya dugaan pelanggaran persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan di setiap Rantai Pangan, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, Kepala Badan, atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya dapat:
a. menghentikan kegiatan atau proses Produksi;
PASAL
b. menghentikan kegiatan distribusi;
dan/atau
c. melakukan pengamanan Pangan.
(2) Dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. tidak memenuhi Persyaratan Sanitasi;
b. tidak menjamin Keamanan Pangan dan/atau keselamatan manusia;
b. penggunaan peralatan yang tidak memenuhi
c. persyaratan mutu dan keamanan;
d. penggunaan Bahan Tambahan Pangan yang meampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan dan/atau yang tidak sesuai dengan peruntukannya;
e. penggunaan bahan yang dilarang digunakan sebagai Bahan Tambahan Pangan;
f. memproduksi, menggunakan, dan/atau mengedarkan Pangan Produk Rekayasa Genetik yang belum mendapatkan persetujuan Keamanan Pangan;
g. melakukan kegiatan Iradiasi Pangan di fasilitas iradiasi yang belum memiliki tzin pemanfaatan sumber radiasi pengion;
h. tidak memenuhi persyaratan Iradiasi Pangan;
i. penggunaan bahan Kemasan Pangan dan bahan Kemasan Pangan yang mengandung Zat Kontak Pangan yang membahayakan kesehatan manusia;
PASAL
j. penggunaan Zat Kontak Pangan yang belum ditetapkan dan tidak memenuhi persyaratan batas migrasi untuk bahan Kemasan Pangan yang bersentuhan langsung dengan Pangan;
k. membuka kemasan akhir Pangan untuk dikemas kembali dan diperdagangkan, kecuali terhadap Pangan yang pengadaannya dalam jumlah besar dan lazim dikemas kembali dalam jumlah kecil untuk diperdagangkan;
l. penggunaan bahan lainnya yang tidak diizinkan;
m. pengedaran Pangan tercemar;
n. tidak memenuhi persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan, serta bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk Pangan impor;
o. tidak memiliki izin edar; dan/atau p. tidak memiliki sertifikat kelayakan
pengolahan, sertifikat penerapan program manajemen mutu terpadu, dan sertifikat kesehatan produk pengolahan ikan untuk Pangan Segar asal ikan.
(3) Dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus didukung dengan hasil pemeriksaan atau hasil pengujian dari laboratorium yang ditunjuk oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian,
PASAL
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, Kepala Badan, atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya, dan/atau yang telah memperoleh akreditasi dari Pemerintah Pusat.
59 (1) Setiap Orang yang meianggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), Pasal 6 ayat (1), Pasal 7, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14 ayat (1), Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 22 ayat (2), Pasal 23 ayat (2), Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 25 ayat (1), Pasal 26 ayat (1), Pasal 28 ayat (1), Pasal 31 ayat (1), Pasal 38 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 39 ayat (1), Pasal 41 ayat (1), Pasal 42 ayat (1), Pasal 43, dan/atau Pasal 44 ayat (l) dikenai sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. denda;
b. penghentian sementara dari kegiatan, Produksi
c. Pangan, dan/atau Peredaran Pangan;
d. penarikan Pangan dari Peredaran Pangan oleh
e. produsen;
f. ganti rugi; dan/atau g. pencabutan izin.
(3) Ketentuan mcngenai ganti rugi dilaksanakan sesuai
Peraturan Pemerintah ini mengamanatkan terkait bahan kontak pangan, zat kontak pangan yang diizinkan dan zat kontak pangan yang dilarang untuk diatur oleh Peraturan Kepala Badan.
3.3 Peraturan Badan POM No 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan
Peraturan ini berlaku untuk setiap kemasan pangan termasuk kemasan pangan dari bahan daur ulang. Selain itu setiap orang yang melakukan produksi pangan dalam kemasan harus menggunakan kemasan pangan yang tidak membahayakan kesehatan manusia.
Dalam Peraturan ini mengatur ketentuan terkait zat kontak pangan pangan yang dilarang dan yang diizinkan dengan atau tanpa batas migrasi, bahan kontak pangan yang diizinkan dengan batas migrasi serta penetapan tipe pangan dan kondisi penggunaan untuk pengujian persyaratan batas migrasi. Khusus persyaratan migrasi plastik lapis tunggal dibedakan menjadi resin dan artikel.
Sedangkan kemasan pangan berbentuk preform, persyaratan batas migrasinya mengacu persyaratan migrasi bentuk artikel.
Ketentuan terkait daur ulang selain memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Peraturan ini juga harus memenuhi ketentuan cara produksi kemasan pangan dari bahan daur ulang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tabel 3. Pasal dalam Peraturan Badan POM No 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan
PASAL
2 Peraturan Badan ini berlaku untuk setiap Kemasan Pangan termasuk Kemasan Pangan dari bahan daur ulang.
3 Setiap Orang yang melakukan produksi Pangan dalam kemasan harus menggunakan Kemasan Pangan yang tidak membahayakan kesehatan manusia.
4 (1) Setiap Orang yang memproduksi Pangan dilarang menggunakan Kemasan Pangan yang mengandung Zat Kontak Pangan tertentu.
(2) Zat Kontak Pangan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.
5 Bahan yang diizinkan digunakan sebagai Kemasan Pangan terdiri atas:
a. Zat Kontak Pangan; dan b. Bahan Kontak Pangan
6 (1) Zat Kontak Pangan yang diizinkan digunakan sebagai Kemasan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a diizinkan dengan ketentuan:
a. persyaratan batas migrasi; dan b. tanpa persyaratan batas migrasi.
(2) Zat Kontak Pangan yang diizinkan digunakan sebagai Kemasan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.
PASAL
7 (1) Bahan Kontak Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b meliputi:
a. plastik lapis tunggal (monolayer);
b. plastik multi lapis (multilayer);
c. Karet/elastomer;
d. Kertas dan Karton;
e. penutup/gasket/segel;
f. pelapis dari resin atau polimer;
g. Keramik;
h. Gelas; dan i. logam.
(2) Bahan Kontak Pangan yang diizinkan digunakan sebagai Kemasan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b diizinkan dengan persyaratan batas Migrasi.
(3) Persyaratan batas migrasi untuk Plastik lapis tunggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibedakan menjadi Resin dan Artikel.
(4) Dalam hal Kemasan Pangan berbentuk preform, persyaratan batas migrasi mengacu pada persyaratan migrasi bentuk Artikel.
(5) Bahan Kontak Pangan yang diizinkan digunakan sebagai Kemasan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat (4) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.
8 (1) Persyaratan batas Migrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) ditetapkan berdasarkan tipe Pangan dan kondisi penggunaan.
PASAL
(2) Tipe Pangan dan kondisi penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.
9 (1) Zat Kontak Pangan dan Bahan Kontak Pangan selain yang tercantum dalam Lampiran II dan Lampiran III hanya dapat digunakan sebagai Kemasan Pangan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan.
(2) Untuk mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemohon harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Badan disertai kelengkapan data dengan menggunakan formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
(3) Persetujuan atau penolakan terhadap permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan Kepala Badan berdasarkan penilaian keamanan Kemasan Pangan.
10 Setiap Orang yang memproduksi Pangan dengan menggunakan Kemasan Pangan dari bahan daur ulang, selain memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Badan ini, harus memenuhi ketentuan cara produksi Kemasan Pangan dari bahan daur ulang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11 Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Kemasan Pangan yang beredar wajib
PASAL
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Badan ini paling lama 12 (dua belas) bulan sejak Peraturan Badan ini diundangkan.
12 Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 611) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 16 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1825), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
13 Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Peraturan ini terdiri dari 5 Lampiran, yaitu:
1. Lampiran I. Zat Kontak Pangan Yang Dilarang Digunakan Sebagai Kemasan Pangan
2. Lampiran II. Zat Kontak Pangan Yang Diizinkan Digunakan Sebagai Kemasan Pangan.
3. Lampiran III. Bahan Kontak Pangan Yang Diizinkan Sebagai Kemasan Pangan.
4. Lampiran IV. Tipe Pangan Dan Kondisi Penggunaan.
5. Lampiran V. Formulir Permohonan Pengkajian Bahan dan Zat Kontak Pangan
Berikut ditampilkan isi berserta halaman Lampiran sesuai dengan Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan:
Tabel 4. Daftar Lampiran Peraturan Badan POM No 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan
Lampiran Judul Lampiran Halaman
I ZAT KONTAK PANGAN YANG DILARANG DIGUNAKAN SEBAGAI KEMASAN PANGAN
9
1.1 Zat Kontak Pangan dalam Kemasan Pangan Plastik
9
1.1.1 Pewarna 9
1.1.2 Penstabil 10
1.1.3 Pemlastis 11
1.1.4 Pengisi 11
1.1.5 Perekat 11
1.1.6 Curing Agent 11
1.1.7 Antioksidan 12
1.1.8 Pensanitasi 12
1.2 Tinta yang Tercetak Langsung pada Kemasan
12
1.2.1 Pewarna 12
1.2.2 Penstabil 14
1.2.3 Pelarut 15
1.3 Zat Kontak Pangan dalam Kemasan Pangan Logam
16 1.4 Zat Kontak Pangan dalam Kemasan
Pangan Karet
16 1.5 Zat Kontak Pangan dalam Kemasan
Pangan Gelas
17 II ZAT KONTAK PANGAN YANG
DIIZINKAN DIGUNAKAN SEBAGAI KEMASAN PANGAN
18
Lampiran Judul Lampiran Halaman A Zat Kontak Pangan yang Diizinkan
Digunakan dengan Persyaratan Batas Migrasi
18
A.1 Pemlastis 18
A.2 Antioksidan 18
A.3 Antistatik 19
A.4 Penstabil 19
A.5 Katalis 20
A.6 Degradant 20
A.7 Perekat (Adhesive) 20
A.8 Carrier for Colourants 21
A.9 Acetaldehyde Scavenger 21
B Zat Kontak Pangan Tanpa Persyaratan Batas Migrasi
22 B.1 Zat Kontak Pangan dalam Kemasan
Plastik/Karet/Elastomer
22 B.1.1 Bahan Antikempal (Antifoulant) 22
B.1.2 Bahan Antikorosi 22
B.1.3 Bahan Antimikroba 22
B.1.4 Pengawet (Preservative) 23
B.1.5 Bahan Antistatik dan/atau Antiembun (Antistatic and/or Antifogging Agent)
24
B.1.6 Bahan Antihalang (Antiblocking Agent)
25 B.1.7 Bahan Pembebas (Release Agent) 25 B.1.8 Bahan Penjernih (Clarifying Agent) 25
B.1.9 Bahan Pensanitasi 26
B.1.10 Bahan Pemlastis (Plasticizer) 31 B.1.11 Bahan Pelumas (Lubricant) 31 B.1.12 Pembentuk Plastik Berbusa (Bahan
Tambahan yang Digunakan dalam
33
B.1.13 Pemodifikasi 33
Lampiran Judul Lampiran Halaman
B.1.13.1 Pemodifikasi Plastik 33
B.1.13.2 Bahan Penjerap (Absorbent) 36 B.1.13.3 Lapisan yang Tidak Kontak
Langsung dengan Pangan dari Multi Lapisan
37
B.1.13.4 Medium Penjerap yang Digunakan dalam Bantalan (Absorptive Medium in Absorbent Pads Employed)
37
B.1.13.5 Pemodifikasi Berat Molekul / Reologi (As a Molecular Weight/ a Rheology Modifier)
38
B.1.13.6 Pembentukan Inti (Nucleating Agent)
38 B.1.13.7 Resin Penukar Ion (Ion Exchange
Resin)
38 B.1.13.8 Resin/Pelapis Dasar (Base
Resin/Coating)
39 B.1.13.9 Sebagai Gasket/Segel untuk
Peralatan Pemrosesan Pangan
40
B.1.13.10 Lain-Lain 43
B.1.14 Pengemulsi dan/atau Bahan Aktif Permukaan
47
B.1.15 Pengisi (Filler) 49
B.1.16 Penstabil dan/atau Antioksidan 49
B.1.17 Perekat (Adhesive) 58
B.1.17.1 Perekat Plastik (Plastic Adhesive) 60 B.1.17.2 Pelapis atau Film; sebagai
Komponen Tinta Cetak atau Pelapis
60
B.1.18 Pewarna 63
B.1.18.1 Pewarna Plastik 63
B.1.18.2 Pendispersi Pigmen (Pigment Dispersant)
68
B.2 Logam 68
Lampiran Judul Lampiran Halaman
B.2.1 Antikorosi 68
B.2.2 Pelumas Permukaan dalam Pembuatan Barang Terbuat dari Logam
69
B.2.3 Pemodifikasi 70
B.2.3.1 Bahan pembentuk rantai berikat silang untuk pelapis poliester pada substrat logam
71
B.2.3.2 Lain-lain 72
B.3 Kertas dan Karton 72
B.3.1 Pangan Secara Umum 72
B.3.1.1 Antimikroba 72
B.3.1.2 Pengawet 73
B.3.1.3 Pemlastis 73
B.3.1.4 Pemodifikasi 73
B.3.1.4.1 Pengemulsi / surfaktan pada produksi pelapis kertas dan karton
73 B.3.1.4.2 Anti air/ minyak (As a water or oil
repellent)
74 B.3.1.4.3 Perlakuan Tahan Minyak/Gemuk/Air
(As an Oil/Grease/Water Resistant Treatment)
74
B.3.1.4.4 Bahan Rentan Mikrowave berbasis kertas aramid (A Microwave Susceptor Base Aramid Paper)
75
B.3.1.4.5 Pemodifikasi pati untuk industri (Modified Starch for Industry)
75 B.3.1.4.6 Pengkelat (Chelating agent) 75 B.3.1.4.7 Bahan Pendarihan Anti Minyak (Oil
repellent sizing agent)
76 B.3.1.4.8 Bahan Penolong sebagai Penahan
Digunakan sebelum Proses Pembentukan Lembaran dalam
76
Lampiran Judul Lampiran Halaman Manufaktur Kertas dan Karton yang
Bersentuhan dengan Pangan (Retention aid employed prior to the sheet-forming operation in the manufacture of food contact paper and paperboard)
B.3.1.4.9 Penghilang Busa (Defoamer) 77
B.3.1.4.10 Pelapis (Coating) 82
B.3.1.4.11 Pemutus Ikatan (Debonding agent) 83
B.3.1.4.12 Lain-lain 84
B.3.1.5 Pengisi (Filler) 84
B.3.1.6 Penstabil dan/atau Antioksidan (Stabilizer and/or Antioxidants)
85
B.3.1.7 Pewarna 85
B.3.1.7.1 Pewarna Kertas 85
B.3.1.7.2 Pendispersi Pigmen (Pigment Dispersant)
85 B.3.1.7.3 Pengikat warna pada pelapis kertas
dan karton (Pigment binders in coatings for paper and paperboard)
85
B.3.1.8 Pemutih (Bleaching Agent) 85 B.3.2 Komponen Kertas dan Karton yang
Kontak dengan Pangan yang Mengandung Air dan Berlemak
86
B.3.2.1 Antimikroba 86
B.3.2.2 Pengawet 86
B.3.2.3 Penjernih (Clarifying Agent) 87 B.3.2.4 Pemlastis (Plasticizer) 87
B.3.2.5 Pelumas (Lubricant) 87
B.3.2.6 Pemodifikasi 87
B.3.2.6.1 Pemodifikasi Kertas 87
B.3.2.6.2 Anti Air/Minyak (As a Water or Oil Repellent)
88
Lampiran Judul Lampiran Halaman B.3.2.6.3 Pendarihan Permukaan, Bahan
Pendarihan (Surface sizing, sizing agent)
89
B.3.2.6.4 Ketel Pabrik Kertas (Paper mills boilers)
89 B.3.2.6.5 Penolong retensi yang digunakan
untuk pembentukan lembaran di dalam industri kertas dan karton yang bersentuhan dengan pangan (Retention aid employed prior to the sheet-forming operation in the manufacture of food-contact paper and paperboard)
89
B.3.2.6.6 Pemutus Ikatan (Debonding Agent) 93
B.3.2.6.7 Pelapis (Coating) 93
B.3.2.6.8 Lain-lain 94
B.3.2.7 Penstabil dan/atau Antioksidan (Stabilizer and/or Antioxidants)
98 B.3.2.8 Pengemulsi dan/atau bahan aktif
permukaan (Emulsifiers and/or Surface Active Agents)
99
B.3.2.9 Pewarna 99
B.3.2.9.1 Pewarna Kertas 99
B.3.2.9.2 Pendispersi Pigmen (Pigment Dispersant)
100 B.3.3 Komponen Kertas dan Karton yang
Kontak dengan Pangan Kering
100
B.3.3.1 Pengawet 100
B.3.3.2 Pemlastis 101
B.3.3.3 Pengemulsi 101
B.3.3.4 Pemodifikasi 101
B.3.3.4.1 Pemodifikasi Kertas 101
Lampiran Judul Lampiran Halaman B.3.3.4.2 Proses pembentukan lembaran
(Sheet forming operation)
101
B.3.3.4.3 Lain-lain 102
B.3.3.5 Pewarna 106
B.3.3.5.1 Pewarna Kertas 106
B.3.3.5.2 Pigment Structural Agent 106
B.3.3.5.3 Perekat 107
III BAHAN KONTAK PANGAN YANG DIIZINKAN SEBAGAI KEMASAN PANGAN
108
A. PLASTIK 108
PERSYARATAN UMUM BERLAKU UNTUK SEMUA BAHAN KONTAK PANGAN JENIS PLASTIK
108
PERSYARATAN KHUSUS
BERDASARKAN BAHAN KONTAK PANGAN JENIS PLASTIK
108
A.1 Plastik Lapis Tunggal (Monolayer) 108 1 Akrilik dan Modifikasinya, kaku dan
semi kaku
108
1.1 Resin 108
2 Kopolimer
akrilonitril/butadiena/stirena (ABS)
108
2.1 Resin 108
2.2 Artikel 109
3 Kopolimer
akrilonitril/butadiena/stirena/metil metakrilat
109
3.1 Resin 109
3.2 Artikel 109
4 Kopolimer akrilonitril/stirena 109
4.1 Resin 109