J E N I S - J E N I S H U KU M A C A R A P T U N
Hukum acara meteriil, meliputi aspek kompetensi absolut, dan relatif, hak gugat, tenggang waktu
menggugat, alasan menggugat dan alat bukti.
Hukum Acara formil, hukum acara yang berupa langkah-langkah atau tahapan (aspek-aspek) yang terbagi atas acara biasa, acara cepat dan acara singkat
PEMERIKSAAN
Acara biasa (Pasal 68 dst), diawali dengan
pemeriksaan persiapan dengan majelis hakim 3 orang
Acara Cepat (Pasal 98,99), tidak ada pemeriksaan persiapan, hakim tunggal, waktu dipercepat
Hukum acara singkat, apabila ada perkara yang akan diputus cepat tapi tidak masuk pada pokok perkara
SURAT-SURAT
Surat Penggugat, surat kuasa (kalau ada), surat gugatan, replik, kesimpulan
Surat-surat tergugat, surat kuasa (kalau ada), surat jawaban, duplik, kesimpulan
P E R B E D A A N H U KU M A C A R A P T U N D E N G A N H U KU M A C A R A P E R D ATA
Peranan hakim aktif, karena ia dibebani tugas untuk mencari kebenaran materil
Adanya ketidakseimbangan antara kedudukan penggugat dan tergugat
Sistem pembuktian yang mengarah pada pembuktian bebas
Gugatan di pengadilan tidak menunda pelaksanaan KTUN yang digugat
Ultra petita
Erga omnes (putusan hakim tdak hanya berlaku bagi pihak yang bersengketa tapi juga berlaku bagi pihak yang terkait
PE NYELESAIAN SENGKETA
Upaya administrasi (Pasal 48 jo Pasal 51 (3));
adalah suatu prosedur yang dapat ditempuh dalam menyelesaikan masalah sengketa TUN oleh seseorang atau badan hukum perdata apabila ia tidak puas dengan KTUN, dalam lingkungan administrasi atau pemerintah sendiri.
Bentuknya adalah banding administrasi yaitu penyelesaian oleh instansi atasan/lain. Keberatan, penyelesaiannya oleh Pejabat TUN sendiri.
Melalui gugatan (pasal 1 angka 5 jo Pasal 53);
PENGGUGAT
Penggugat adalah seseorang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan dengan dikeluarkannya KTUN oleh badan atau pejabat TUN.
Hak penggugat, mengajukan gugatan Pasal 53)
Didampingi kuasa (Pasal 57)
Sengketa Cuma-Cuma (Pasal 60)
Mendapat panggilan secara sah (Pasal 65)
Mengajukan permohonan agar pelaksanaan KTUN ditunda selama proses persidangan (Pasal 67_
Mengubah alasan yang mendasari gugatan hanya sampai pada replik ( Pasal 75 ayat 1)
LANJUTAN
Mencabut gugatan sebelum tergugat memberi jawaban (Pasal 76)
Mencantumkan dalam gugatan permohonan ganti rugi (120) dan rehabilitasi (121)
Mengajukan permohonan banding, kasasi dan PK
TERGUGAT
Pihak tergugat adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya.
Hak-hak tergugat hampir sama dengan penggugat
Kewajiban tergugat; mencabut atau menerbitkan KTUN, memberi ganti rugi dan rehabilitasi
GUGATAN
Gugatan adalah permohonan yang berisi tuntutan terhadap badan atau pejabat TUN dan diajukan ke pengadilan untuk mendapatkan putusan
Pasal 53 ayat 1, orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu KTUN dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan ahgar KTUN dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa ganti rugi dan/ atau rehabilitasi
Alasan dalam menggugat, KTUN bertentangan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan KTUN bertentangan dengan AAUPL
Yang harus ada dalam suatu gugatan adalah nama, kewarganegaraan, tempat tinggal, pekerjaan
penggugat/kuasanya. Nama jabatan, tempat tinggal tergugat.
Dasar gugatan dan hal yang diminta untuk diputuskan di pengadilan.
Hal penting dalam pembuatan gugatan, subyek gugatan, obyek gugatan, bentuk gugatan dan tenggang waktu mengajukan
gugatan (90 hari setelah diterima atau terbitnya SK TUN)
PEMBUKTIAN
Teori sistem pembuktian berdasarkan atas undang-undang (berdasar undang-undang)
Pembuktian berdasar keyakinan hakim,
Pembuktian berdasar keyakinan hakim atas alasan logis, (jalan tengah=pembuktian bebas)
Pembuktian berdasar uu secara negatif, (HIR, KUHAP)
Pasal 183 KUHAP; hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
seseorang kecuali apabila sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana bebanr-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.
LANJUTAN
HIR, 294 ayat 1; tiada seorang pun dapat dihukum kecuali hakim berdasarkan alat-alat bukti yang sah, memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana telah terjadi dan bahwa terdakwa telah bersalah melakukannya
Pasal 184 KUHAP; keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, keterangan terdakwa
HIR, Pasal 295; keterangan saksi, surat-surat bukti, pengakuan, penunjukan
PERBEDAAN PEMBUKTIAN
Hakim TUN bebas untuk menentukan (vrij bewijsleer)
Apa yang harus dibuktikan
Siapa yang harus dibebani pembuktian, hal apa yang harus dibuktikan, dan apa saja yang harus dibuktikan oleh hakim
Alat bukti mana saja yang diutamakan
Kekuatan pembuktian bukti yang telah diajukan
Pada prinsipnya yang harus dibuktikan adalah semua peristiwa serta hak yang dikemukakan oleh salah satu pihak pihak yang kebenarannya dibantah oleh pihak lain.
Pihak penggugat diberi kesempatan pertama untuk membuktikan kebenaran dalil gugatannya.
Kemudian, tergugat diberi kesempatan untuk membuktikan kebenaran dalil sangkalannya.
ALAT BUKTI PERATUN
Surat atau tulisan
Keterangan ahli
Keterangan saksi
Pengakuan para pihak
Pengetahuan hakim
PUTUSAN
Dalam hal pemeriksaan sengekta telah selesai, mulai dari jawab-menjawab, penyampaian suart-surat bukti dan
mendengarkan keterangan saksi-saksi, maka selanjutnya para pihak diberikan kesempatan untuk menyampaikan kesimpulan yang merupakan pendapat akhir para pihak yang bersengketa, kemudian hakim menunda sidang untuk musyawarah guna mengambil keputusan yang berupa
gugatan ditolak, dikabulkan, tidak diterima, gugatan gugur.
EKSEKUSI
Prosedur eksekusi diatur dalam Pasal 116-119 UU Peratun. Lahirnya UU No 9 tahun 2000 putusan PTUN telah mempunyai kekuatan eksekutabel, dengan adanya sanksi berupa dwangsom dan sanski administratif serta publikasi terhadap Badan atau Pejabat TUN yang tidak mau melaksanakan putusan pengadilan
UPAYA HUKUM BIASA
Perlawanan (verzet), tenggang waktu 14 hari ( identitas
pelawan dan terlawan, obyek perlawanan, posita perlawanan, petitum dan ditanda tangani oleh pemohon/kuasa
Banding (apellare) 14 hari setelah putusan diberitahukan.
Kasasi, (tidak berwenang/ melampaui wewenang, salah menerapkan atau melanggar uu yang berlakau,lalai
memenuhi syarat2 yang diwajibkan oleh uu
UPAYA HUKUM LUAR BIASA
Derden verzet, perlawanan dari pihak ketiga yang belum
pernah ikut serta atau diikutkan selama pemeriksaan sengketa dan khawatir kepentingannya akan dirugikan dengan
dilaksanakannya putusan itu dapat mengajukan perlawanan
Peninjauan Kembali, alasannya tipu muslihat, novum, mengabulkan hal yang tidak dituntut, ada bagian tuntutan belum diputus, putusan bertentangan satu sama lain,
khilaf/keliru.