• Tidak ada hasil yang ditemukan

pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK

DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG

JURNAL PENELITIAN

Oleh :

SYUKRI MARZUKI NPM: 11060269

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

2015

(2)

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK

DI KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG By:

Syukri Marzuki

Student Guedance And Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

This research is motivated by the learners who lack confidence in the implementation of group counseling and learning activities. The purpose of this study was to describe: 1) Implementation of the stages of group guedance services in realizing confidence student. 2) The topic of group guedance services in realizing confidence learners. 3) Evaluation of group guidance services group in realizing the confidence of learners. The research was conducted in SMP Negeri 27 Padang, this type of research is quantitative descriptive with a population of 35 students.

Sampling using total sampling technique, number of samples 35 student. The instrument used was a questionnaire while for data analysis using techniques percentage. Results of the study revealed:

(1) Implementation of group guidance services group in realizing the confidence of student seen from the stage of implementation are in either category. (2) The topic of group guidance services in achieving the confidence of student are in the very good category. (3) Evaluation group guidance services in realizing the confidence of student are in the very good category. Based on the research findings, the group leader in order to improve further the implementation of group guidance services in realizing the confidence of student. Recommended to the principal in order to facilitate the implementation of group counseling services in achieving the confidence of learners and complement existing facilities and infrastructure in particular to the implementation of group guedance services in schools.

Keywords: Group Guedance, Confidence, Student Pendahuluan

Sekolah merupakan salah satu lembaga formal yang diharapkan menjadi sarana bagi pengembangan potensi peserta didik seoptimal mungkin. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama memiliki rentangan usia 13-15 tahun. Menurut Ali (2004:54) permasalahan permasalahan yang dihadapi peserta didik tentu akan menjadi hambatan bagi peserta didik dalam mengembangkan kreativitas yang dimilikinya. Berdasarkan faktor yang dihadapi peserta didik dalam mengembangkan kreativitasnya, yang sering dialami peserta didik yaitu masalah yang berkaitan dengan kepercayaan diri yang dimilki oleh peserta didik. Menurut Mustari (2014:51) “Kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu”. Selanjutnya menurut From (Mustari, 2014:53)

“Kerpercayaan diri berarti keyakinan pada diri untuk memiliki keyakinan diperlukan keberanian, kemampuan untuk mengambil resiko, kesediaan untuk menerima penderitaan dan kekecewaan”.

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan bantuan dari orang lain, salah satu bantuan yang disediakan sekolah adalah dengan sarana layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru BK, seperti bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Menurut Gazda (Prayitno dan Erman, 2013:309) “Bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok peserta didik untuk membantu peserta didik menyusun rencana dan keputusan yangtepat”.

(3)

Sementara itu Amin (2010:70) mengatakan

“Layanan bimbingan kelompok merupakan bimbingan yang dapat mengembangkan sikap sosial, sikap memahami peranan peserta didik dalam lingkungannya”.

Sukardi (2008:65) menjelaskan Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat dilaksanakan melalui kegiatan home room yang berfungsi untuk penyampaian informasi dan pengembangan, psikodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi untuk masalah-masalah psikologis, sosiodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi bagi masalah-masalah konflik sosial. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok ada dua topik yang dibahas yaitu topik tugas maupun topik bebas. Menurut Tohirin (2011:172) bahwa yang dimaksud topik tugas adalah topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh pembimbing (pemimpin kelompok) kepada kelompok untuk dibahas, sedangkan topik bebas adalah suatu topik atau pokok bahasan yang dikemukakan secara bebas oleh anggota kelompok. Setelah layanan bimbingan kelompok dilakukan, guru BK harus melakukan evaluasi terhadap layanan bimbingan kelompok. Evaluasi dapat dilakukan secara tertulis yang menyangkut proses layanan bimbingan kelompok.

Prayitno (2001:81) mengatakanPenilaian terhadap kegiatan bimbingan kelompok tidak ditujukan kepada hasil belajar yang berupa penguasaan pengetahuan ataupun keterampilan yang diperoleh para peserta didik, melainkan diorientasikan kepada perkembangan pribadi peserta didik dan hal- hal yang dirasakan oleh mereka. Penilaian terhadap kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui esai, daftar cek maupun daftar isian sederhana. Secara tertulis peserta didik diminta mengungkapkan perasaannya, pendapatnya, harapannya, minat dan sikapnya terhadap berbagai hal, baik yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi maupun proses).

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan selama Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Sekolah (PPLBKS) di SMP Negeri 27 Padang yang dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan September, maka di temukan adanya peserta didik mengalami masalah mengenai kurangnya rasa kepercayaan diri.

Dimana terlihat bahwa peserta didik

mengalami masalah yaitu pada saat tampil di depan kelas seperti: mengemukakan pendapat, bertanya, terlihat kurang percaya diri dalam membangun hubungan antar pribadi. Hal ini dikemukakan oleh peserta didik saat peneliti melakukan atau memberikan layanan bimbingan kelompok di SMP Negeri 27 Padang. Selain dari itu, peneliti juga melihat guru BK melaksanakan layanan bimbingan kelompok dan hasilnya yaitu banyak peserta didik yang kurang berani tampil ke depan, malu dalam bertanya ataupun mengemukakan pendapat, kurangnya kepercayaan diri peserta didik dalam membangun hubungan antar pribadi dengan teman sebaya pada saat melaksanakan layanan bimbingan kelompok kemudian guru BK kurang memahami peserta didik, guru BK tidak sistematis dalam penyampaian tahap-tahap layanan bimbingan kelompok, guru BK kurang teliti memilih topik dalam layanan bimbingan kelompok. Sedangkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu terdapat bahwa peserta didik kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat baik itu dalam proses belajar mengajar maupun diskusi kelompok, kurang percaya diri saat disuruh tampil kedepan kelas seperti: malu dalam berbicara, gemetar berdiri di depan kelas dan diam saat ditanya oleh guru.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Mewujudkan Kepercayaan Diri Peserta Didik di Kelas VII SMP Negeri 27 Padang”.

Berdasar identifikasi masalah di atas, batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan layanan bimbingan kelompok untuk mewujudkan kepercayaaan diri peserta didik di kelas VII SMP Negeri 27 Padang.

2. Topik layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta didik di kelas VII SMP Negeri 27 Padang.

3. Evaluasi layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta didik di kelas VII SMP Negeri 27 Padang.

Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

(4)

1. Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan layanan bimbingan kelompok untuk mewujudkan kepercayaaan diri peserta didik di kelas VII SMP Negeri 27 Padang.

2. Topik layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta didik di kelas VII SMP Negeri 27 Padang.

3. Evaluasi layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta didik di kelas VII SMP Negeri 27 Padang.

Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2010:27) sebaliknya dengan penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya.

Selanjutnya Arikunto (2010:54) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian non hipotesis dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu. Sedangkan menurut Yusuf (2005:83) penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

Penelitian ini telah dilaksanakan yaitu pada tangal 1 s.d 3 Oktober 2015 tempatnya di SMP Negeri 27 Padang, Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan di SMP Negeri 27 Padang, berdasarkan hasil observasi dan wawancara banyak siswa yang bermasalah dengan kepercayaan diri.

Adapun populasi dalam penelitian ini sebanyak 35 orang peserta didik yang telah mengikuti bimbingan kelompok terkait dengan kepercayaan diri peserta didik di SMP Negeri 27 Padang. Menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi merupakan keseluruhan objek yang menjadi fokus penelitian. Sejalan dengan itu (Yusuf, 2005:183) menyatakan populasi adalah

keseluruhan manusia atau individu yang terdapat dalam area yang telah ditetapkan

.

Menurut Arikunto (2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Yusuf (2005:160) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan.

Berhubung jumlah populasi tidak terlalu besar, maka sampel penelitian ini merupakan penelitian total sampling yaitu semua populasi diambil. Sebagaimana dikatakan oleh Arikunto (2010:107) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sampel penelitian ini adalah keseluruhan populasi yaitu berjumlah 35 orang. Selanjutnya pengelohan data dilakukan dengan menggunakan rumus presentase. Rumus yang digunakan untuk menganalisis data tentang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepecayaan diri peserta didik di kelas VII SMP Negeri 27 Padang adalah dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan Yusuf (2005:365) yaitu: P= × 10.

Hasil dan Pembahasan

1. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta peserta didik dilihat dari tahap pembentukan yang menyatakan baik 21 peserta didik dengan presentase 60,00%, pada tahap peralihan 14 peserta didik menyatakan baik dengan presentase 40,00%, pada tahap kegiatan 22 peserta didik menyatakan baik dengan presentase 62,86%, pada tahap penyimpulan 16 peserta didik menyatakan baik dengan presentase 45,71% dan pada tahap pengakhiran 19 peserta didik menyatakan baik dengan persentase 54,29%.

Menurut Sukardi (2008:65) bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat dilaksanakan melalui kegiatan home room yang berfungsi untuk penyampaian informasi dan pengembangan, psikodrama yang

(5)

berfungsi untuk keperluan terapi untuk masalah-masalah psikologis, sosiodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi bagi masalah-masalah konflik sosial.

2. Topik layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta untuk meminimalisir peserta dilihat topik tugas yaitu yang menyatakan sangat baik 20 peserta didik dengan presentase 57,14%.

Menurut Hartinah (2009:106) menjelaskan topik secara khusus yaitu:

layanan bimbingan kelompok dalam bimbingan belajar meliputi kegiatan penyelenggaraan bimbingan kelompok yang membahas aspek-aspek kegiatan belajar peserta didik, yaitu hal-hal yang menyangkut:

a. Motivasi, tujuan belajar dan latihan.

b. Sikap dan kebiasaan belajar.

c. Pengembangan keterampilan teknis belajar.

d. Kegiatan dan disiplin belajar serta latihan/keterampialan efektif, efisien

dan produktif.

e. Penguasaan materi pelajaran dan latihan/keterampilan.

f. Pengenalan dan pemamfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di sekolah dan lingkungan sekitar.

g. Orientasi belajar di perguruan tinggi.

3. Evaluasi layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri pesrerta didik dilihat dari mengamati partisipasi yang menyatakan baik 16 peserta didik dengan presentase 45,71%, mengungkapkan pemahaman yang menyatakan sangat baik 14 peserta didik dengan presentase 40,00%, mengungkapkan kegunaan yang menyatakan sangat baik 20 peserta didik dengan presentase 50,00%, mengungkapkan minat dan sikap yang menyatakan sangat baik 14 peserta didik dengan presentase 46,67% dan mengungkapkan kelancaran proses yang menyatakan baik 16 peserta didik dengan presentase 45,71%.

Evaluasi layanan bimbingan kelompok dapat dilihat dari cara pemimpin kelompok mengamati partisipasi dan aktivitas peserta didik selama kegiatan berlangsung. Pemimpin

kelompok juga dapat melihat dari hasil keikutsertaan mereka dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. maka dapat disimpulkan tergolong baik.

Sesuai dengan Nurihsan (2009:20) menjelaskan bahwa penilaian terhadap layanan bimbingan kelompok berorientasi pada perkembangan yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi pada diri peserta didik. Lebih jauh penilaian terhadap bimbingan kelompok lebih bersifat penilaian dalam proses yang dapat dilakukan melalui:

a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta didik selama kegiatan berlanghsung.

b. Mengungkapkan pemahaman peserta didik atas materi yang dibahas.

c. Mengungkapkan kegunaan layanan bimbingan kelompok bagi mereka dan memperoleh hasil dari keikutsertaan mereka dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok.

d. Mengungkapkan minat dan sikap mereka tentang kemungkinan kegiatan lanjutan.

e. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta didik di kelas VII SMP Negeri 27 Padang, temuan peneliti ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan tahap-tahap layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta didik dilihat dari cara pelaksanaan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok (Guru BK) berada pada kategori baik.

2. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta didik dari topik yang digunakan dalam bimbingan kelompok oleh pemimpin kelompok (Guru BK) berada pada kategori sangat baik.

(6)

3. Pelaksanan layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta didik dilihat dari evaluasi yang dilakukan oleh pemimpin kelompok (Guru BK) berada pada kategori baik.

Saran

Hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta didik di kelas VII SMP Negeri 27 Padang sebagai berikut:

1. Peserta Didik

Diharapkan kepada peserta didik agar pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta didik pada tahap pengakhiran lebih ditingkatkan lagi supaya dapat lebih baik kedepannya.

2. Wali Kelas

Wali kelas agar dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap peserta didik agar peserta didik lebih percaya diri dalam belajar. Serta berupaya meyakinkan peserta didik untuk bisa lebih percaya diri dalam belajar.

3. Guru BK

Guru BK diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mewujudkan kepercayaan diri peserta didik terutama pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada tahap pengakhiran lebih ditingkatkan lagi supaya peserta didik dapat memehaminya dengan baik. Dengan menerapkan bimbingan kelompok guna memberikan solusi agar peserta didik dapat meningkatkan kepercayaan dirinya.

4. Kepala Sekolah

Kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler yang membangun kerja sama dan kekompakan karena selama peneliti melaksanakan praktek di SMP Negeri 72 Padang belum terlihat kegiatan ekstrakulikuler yang membangun kerja sama antar peserta didik terutama mereka yang kurang percaya diri dalam mengeluarkan bakatnya. Kemudian juga diperlukan penambahan fasilitas penunjang dalam

melaksanakan proses pembelajaran bimbingan kelompok.

5. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling

Agar dapat melahirkan guru BK yang profesional nantinya jika berada di lapangan serta memiliki ilmu yang luas dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.

6. Peneliti Selanjutnya

Agar dijadikan pedoman bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian pada aspek yang lain seperti terkait dengan kepercayaan diri.

Kepustakaan

Ali, Mohammad. 2004. Psikologi Remaja.

Jakarta: Bumi Aksara.

Amin, Samsul Munir. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hartinah, Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung:

Refika Aditama

Mustari, Mohamad. 2014. Nilai Karakter Fleksi untuk Pendidikan. Jakarta:

Rajawali Pers.

Nurihsan, Ahmad Juntika. 2009. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung:

Refika Aditama.

Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan dan Bimbingan Konseling di Sekolah. Jakarta:

Rineka Cipta.

Prayitno dan Erman. 2013. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno. 2004. Seri Layanan Konseling L.1-9, Layanan Bimbingan Kelompok. Padang: UNP

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan

(7)

dan Konseling di Sekolah.

Jakarta: Rineka Cipta.

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta:Rajawali Pers.

Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

pendahuluan di SMPN 6 Palangkaraya dengan mengidentifikasi layanan penguasaan konten dan prokrastinasi akademik peserta didik. Tahap II: Merumuskan Model Hipotetik Tujuan

Guru Bimbingan konseling mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan bimbingan klasikal kecerdasan ganda ( multiple intelligence)3. Guru

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi guru BK dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok di SMKN 1 Labuhanhaji diantaranya kurangnya kepercayaan dalam diri

(5) Tahap pengakhiran layanan bimbingan kelompok tentang kedisiplinan belajar SMA SANTUN UNTAN Pontianak memperoleh hasil baik, disarankan kepada peserta didik agar dapat

(4) Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok oleh guru bimbingan konseling pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 24 Pontianak pada tahap mengahiran berjalan

Layanan bimbingan belajar adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,

Evaluasi layanan bimbingan kelompok untuk meminimalisir peserta didik yang kurang berminat dalam belajar dilihat dari mengamati partisipasi yang menyatakan baik dan sangat baik 12

PERNYATAAN SKOR 1 Peserta Didik mengikuti kegiatan layanan bimbingan klasikal dari awal sampai akhir layanan dengan baik 1 2 3 4 2 Peserta Didik aktif dalam kegiatan layanan bimbingan