• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Pengukuran Volume, Berat, Kapasitas, dan Sudut dalam Matematika SD

N/A
N/A
Sri Kurniati.A

Academic year: 2024

Membagikan "Pembelajaran Pengukuran Volume, Berat, Kapasitas, dan Sudut dalam Matematika SD"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

“ Pengukuran Volume, Berat, Kapasitas dan Sudut”

Disusun Oleh:

1. Azliria Utami (231186206040) 2. Dinda Febri Yusmu (231186206058) 3. Dhio Arga Satria (231186206053) 4. Dhira Putri Emriza (231186206054) 5. Dea Dewanty (231186206047) 6. Gibran Rhamadhani (231186206070)

Dosen Pengampu : Nurlev Avana, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

2024

(2)

A. Pengukuran Volume, Berat, Kapasitas, dan Sudut

1. Konsep Pengukuran Volume, Berat, Kapasitas, dan Sudut a. Volume

Volume (isi) suatu bejana (bangun ruang) adalah banyaknya satuan volum (satuan takaran) yang dapat digunakan untuk mengisi hingga penuh bejana tersebut. Rumus-rumus volum bangun ruang dapat diturunkan dari volum bangun ruang balok. Pada volume satuan ukur yang digunakan ada beberapa jenis, yaitu liter, mililiter, dan gallon. Namun satuan ukur secara internasional dari volume adalah meter kubik atau dikenal dengan simbol m3. Satuan ukur ini pun memiliki beberapa satuan ukuran lain.

1) Kiloliter (kl) 2) Sekaliter (dal) 3) Hektoliter (hl) 4) Liter (l) 5) Centiliter (cl) 6) Desiliter (dl) 7) Mililiter (ml)

Dari semua satuan ukur tersebut, sebagian besar orang lebih banyak menggunakan satuan liter dan mililiter untuk mengukur volume benda cair. Satuan liter memiliki nilai yang sama dengan satuan meter kubik. Untuk mengetahui ukuran suatu benda, teman- teman bisa menggunakan beberapa rumus berikut. Satuan ukur itu pun akan digunakan saat teman-teman mengukur isi suatu benda. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan rumus tertentu. Berikut akan disebutkan beberapa contoh rumus menghitung isi suatu benda.

b. Berat

Berat dari suatu benda di dalam fisika adalah gaya yang disebabkan oleh gravitasi berkaitan dengan massa benda tersebut.

Massa benda adalah tetap di mana-mana, tetapi berat sebuah benda akan berubah-ubah sesuai dengan besarnya percepatan gravitasi di

(3)

tempat tersebut. Berat dihitung dengan mengalikan massa sebuah benda dengan percepatan gravitasi di mana benda tersebut berada.

Berat sebuah benda di bumi akan berbeda dengan beratnya di bulan.

Sebuah benda bermassa 10 kilogram, akan tetap mempunyai massa 10 kilogram di bumi maupun di bulan, tetapi di bumi, benda tersebut akan mempunyai berat 98 Newton, sedangkan di bulan, benda tersebut akan mempunyai berat 16,3 Newton saja. Satuan berat merupakan standar atau dasar ukuran yang digunakan untuk menyatakan berat dari suatu benda, misalnya buah ini beratnya 1 kg.

Satuan berat yang sering kita gunaan sehari hari adalah ons, kwintal, ton, kilogram, gram, pound, dan lbs. Biasanya kita

menggunaan satuan berat ketika misalnya belanja di pasar, membeli barang di toko bangunan, dan lain-lain. Nah, saat kita akan membeli sesuatu di pasar maupun toko bangunan, terkadang kita melihat suatu alat yang digunakan untuk menghitung berat suatu benda, alat tersebut dinamakan dengan timbangan. Ada berbagai macam bentuk

timbangan, ada yang digital dan ada yang manual, bentuknya pun berbeda beda. Berikut jenis-jenis timbangan.

1) Timbangan duduk atau barang, yaitu timbangan yang berfungsi untuk mengukur berat beras, terigu, gula, serta buah dalam jumlah banyak.

2) Timbangan badan, yaitu timbangan yang berfungsi sebagai alat ukur berat badan seseorang. Timbangan badan biasanya dipakai di rumah sakit, apotek, puskesmas, dan di berbagai tempat lain.

3) Neraca, yaitu alat untuk mengukur massa dari suatu benda.

Terdapat beberapa jenis neraca, yakni neraca dua lengan, neraca elektronik, neraca pegas, neraca duduk, dan lain-lain.

4) Timbangan gantung, yaitu timbangan yang berfungsi untuk mengukur berat benda dengan cara digantung. Jadi, benda akan digantungkan di pengait yang ada di timbangan gantung agar beratnya bisa diukur.

(4)

5) Timbangan kodok, yaitu timbangan yang sering kali kita jumpai di pasar atau warung-warung karena kegunaannya untuk mengukur berat beras, gula, telur, buah-buahan serta daging. Timbangan ini dalam penggunannya dilengkapi dengan anak batu yang terdiri atas bermacam ukuran, mulai dari 50 gram (½ ons), 100 gram (1 ons), 200 gram (2 ons), 500 gram (½ kg), hingga 1000 gram (1 kg).

Timbangan kodok mempunyai kapasitas muatan hingga 10 kg.

6) Timbangan digital, yaitu timbangan untuk mengukur berat suatu benda dengan tingkat ketelitian baca yang sangat kecil. Cara menggunakannya, yaitu benda diletakkan di atas plat timbangan, kemudian hasil ukurannya akan muncul secara digital di layar.

c. Kapasitas

Pengertian pengukuran kapasitas merujuk pada proses mengidentifikasi, mengukur, dan menggambarkan kapasitas suatu objek, sistem, atau aktivitas. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu entitas dapat menampung atau menghasilkan jumlah tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.

Dengan memahami pengukuran kapasitas, kita dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan mengambil keputusan yang lebih efektif dalam berbagai aspek kehidupan kita. Pengertian pengukuran kapasitas dalam konteks matematika adalah proses menentukan seberapa banyak suatu objek atau ruang dapat menampung atau memuat suatu benda, jumlah, atau satuan tertentu. Pengukuran kapasitas sering kali

digunakan dalam matematika SD untuk mengajarkan konsep volume dan liter. Pengukuran kapasitas biasanya dilakukan dengan

menggunakan satuan khusus seperti liter, mililiter, atau galon. Dalam matematika SD, pengukuran kapasitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada jenis objek yang ingin diukur kapasitasnya. Beberapa metode pengukuran kapasitas yang umum digunakan meliputi pelipatan dan pengisian wadah. Misalnya, untuk mengukur kapasitas sebuah wadah, kita dapat mengisi wadah tersebut

(5)

dengan air dan kemudian mentransfer air ke wadah lain yang berukuran lebih kecil, sambil menghitung berapa kali kita harus mentransfer air untuk mengisinya penuh.

d. Sudut

Dalam pengukuran sudut juga ada alat-alat ukur sudut yang bisa langsung dibaca hasil pengukurannya, ada juga yang harus menggunakan alat-alat bantu lain dalam arti tidak bisa langsung dibaca hasil pengukurannya. Oleh karena itu, dalam pembahasan pengukuran sudut akan dibicarakan pengukuran sudut langsung dan tak langsung beserta alat dan cara menggunakannya. Beberapa alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur sudut secara langsung adalah busur baja (pretractor), busur bilah (universal bevel protractor) dan proyektor bentuk (profile projector).

B. Pembelajaran Konsep Pengukuran Volume, Berat, Kapasitas, dan Sudut 1. Volume Rumus volume kubus adalah panjang ketiga sisi dikalikan.

Volume kubus = sisi x sisi x sisi = sisi 3 Atau untuk mengukur volume benda berbentuk tabung, ada rumus berbeda yang harus digunakan.

Volume benda berbentuk tabung dapat diketahui dengan mengalikan jari- jari dan tinggi benda.

Volume tabung V = π x r^2 x t Dengan, V= volume tabung (m³) π= phi (3,14 atau 22/7)

r= jari-jari tabung (m) t= tinggi tabung (m)

2. Berat macam-macam satuan berat yang sering kita gunakan adalah ons, kwintal, ton, kilogram, gram, pound, dan lbs.

1 ons = 100 gram = 1/10 kg.

1 kwintal = 100 kg.

1 ton = 1000 kg.

1 pound = 2,20462 kg.

1 gram = 1/1000 kg.

1 lbs = 1 pound

(6)

Selain satuan berat di atas, masih ada beberapa satuan berat yang digunakan, di antaranya:

1 kg = 10 ons.

1 ons = 1000 gram.

1 hg = 1 ons.

1 pon = 5 ons.

1 ton = 1000 kg.

1 ton = 10 kwintal.

3. Kapasitas Dengan pengukuran skala kapasitas, kita dapat membandingkan dan mengukur berapa banyak cairan atau benda padat yang dapat ditampung oleh suatu wadah atau benda. Penggunaan satuan liter memudahkan pengukuran kapasitas karena satu liter setara dengan seribu mililiter atau satu kilogram. Memahami pengukuran skala kapasitas penting dalam kehidupan sehari-hari untuk mengukur berbagai benda seperti botol, gelas, ember, dan lainnya. Dengan mengetahui kapasitas suatu objek, kita dapat menggunakan dan mengatur benda-benda tersebut dengan lebih efisien.

4. Sudut Benda ukur menurut geometrisnya tidak selamanya mempunyai dimensi ukuran dalam bentuk panjang. Akan tetapi adakalanya di samping mempunyai dimensi panjang juga mempunyai dimensi sudut. Ketepatan sudut benda kerja untuk maksud-maksud tertentu ternyata sangat diperlukan, misalnya sudut blok V (V-block), sudut alur berbentuk ekor burung, sudut ketirusan poros dan sebagainya. Untuk itu, pengukuran sudut perlu dipelajari caranya. Prinsip-prinsip pengukuran yang digunakan untuk pengukuran linier juga berlaku untuk pengukuran sudut. Seperti halnya pada ukuran panjang maka sudut pun mempunyai satuan sendiri yaitu derajat. Satu lingkaran penuh= 60°. Satu derajat = 60 menit (1° = 60’), dan satu menit = 60 detik (1’ =6’’). Satuan sudut dalam derajat ini adalah satuan menurut sistem inchi. Sedangkan untuk sistem metrik, satuan sudut adalah radian. Satu radian = , sedangkan Satu derajat (1°)= , dimana:

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Hakasinawati, Widada, W., & Hanifah. (2017) . Pengaruh Keyakinan Diri, Kemampuan Pemahaman Konsep, Motivasi Siswa Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (Studi Kausalitas di MAN I Kota Bengkulu). Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 2(2): 161 – 173.

https://doi.org/10.31186/Jpmr.V2i2.3968

John Dewey, democracy and Education, p.383, edisi Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, 2003. Bandung; Pustaka Setia, hal.3

Lestiana, H.R., Rejeki, S., Setyawan, F. (2016). Identifying Students’ Errors on Fractions. Journal of Research and Advances in Mathematics Education, 1(2): 131–139. https://doi.org/10.23917/jramathedu.v1i2.3396

Mustika, A. (2019). Analisis kemampuan pemahaman matematis siswa kelas X berdasarkan teori pemahaman Skemp dan gaya belajar Ssswa.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan: (1) Menghasilkan perangkat pembelajaran pada materi geometri dan pengukuran yang valid dan praktis melalui pendekatan Pendidikan Matematika

Pembelajaran MATEMATIKA

Dengan demikian disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika melalui metode problem solving dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar Matematika pada materi pengukuran

Media Pembelajaran Interaktif materi peluang dapat memfasilitasi aktivitas mahasiswa dalam matakuliah pembelajaran matematika SD, hal ini berarti tujuan dari pengembangan media

Dokumen ini membahas tentang modul ajaran merdeka Matematika SD Kelas 4 (Volume 2) yang mencakup kompetensi awal siswa dalam menemukan perspektif dan mengatur materi yang

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Sudut Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Jam Sudut Rahmatun Nisa1*, Fitria Dwi

RPP Matematika kelas IV membahas pengukuran sudut menggunakan busur derajat untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan