• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemekaran dan Penggabungan Wilayah

N/A
N/A
Afaf Fay82

Academic year: 2024

Membagikan " Pemekaran dan Penggabungan Wilayah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum otonomi daerah

PEMekaran daerah dan penggabungan daerah

(2)

OUR TEAM

Afaf Fayadah 1520010

Ayu Rif’ani Aristanti

1520053

Amirul Mukminin 1520058

(3)

TABLE OF CONTENTS

UU No 32/2004

PP

No.78/20 07

pemekar an

penggabu ngan

pemekaran daerah berarti pengembangan dari satu daerah otonom menjadi dua atau lebih daerah otonom.

penggabungan daerah adalah penyatuan daerah yang dihapus ke dalam daerah lain yang bersandingan .

(4)

UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, tercantum pada Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4), namun istilah yang dipakai adalah pemekaran daerah berarti pengembangan dari satu daerah otonom menjadi dua atau lebih daerah otonom. Pemekaran wilayah merupakan pemisah suatu wilayah dari induknya sehingga terbentuk wilayah baru dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang ada di dalam masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang salah satunya melalui peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

23 Tahun 2014 menentukan bahwa pembentukan daerah berupa pemekaran daerah dan penggabungan daerah.

Pemekaran daerah

(5)

Pasal 33 Ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014 menentukan bahwa pemekaran daerah berupa pemecahan daerah provinsi atau daerah kabupaten/kota untuk menjadi 2 (dua) daerah atau lebih daerah baru atau penggabungan bagian daerah dari daerah yang bersanding dalam 1(satu) daerah provinsi menjadi satu daerah.

Secara umum, pembentukan daerah persiapan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 33 Ayat (1) UU No. 23 tahun 2014, harus memenuhi 2 (dua) persyaratan, yaitu

• persyaratan pertama, persayaratan dasar yang dimana persyaratan dasar terbagi atas persayaratan dasar kewilayahan yang meliputi luas wilayah minimal, jumlah penduduk minimal, batas wilayah, cakupan wilayah, batas usia minimal daerah provinsi, daerah kabupaten/kota, dan kecamatan.

• Persyaratan kedua yang harus dipenuhi untuk pembentukan daerah persiapan adalah persyaratan administratif, yang dimana dalam persyaratan administratif terbagi lagi atas persyaratan administratif untuk pembentukan daerah persiapan provinsi dan pembentukan daerah persiapan kabupaten/kota.

(6)

Berkaitan dengan prosedur pemekaran daerah persiapan satu daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 Ayat (2),

• daerah persiapan diusulkan oleh gubernur kepada pemerintah pusat, DPR RI, dan DPRD RI dengan melampirkan persyaratan dasar kewilayahan dan persyaratan administratif yang telah dipenuhi sebagai syarat pembentukan daerah persiapan provinsi maupun kabupaten/kota.

• Berdasarkan usulan tersebut, pemerintah pusat melakukan penilaian terhadap pemenuhan syarat- syarat yang telah disebutkan sebelumnya, hasil penilaian tersebut disampaikan oleh pemerintah pusat kepada DPR RI untuk mendapat persetujuan.

(7)

Berkaitan dengan ditetapkan satu daerah persiapan dengan peraturan pemerintah, maka selama daerah persiapan menjalani tahapan daerah persiapan, UU No.23 Tahun 2014 menentukan bahwa

• pemerintah pusat wajib melakukan pengawasan, pembinaan, dan mengevaluasi daerah persiapan tersebut dan menyampaikan hasil pengawasan, pembinaan dan hasil evaluasi tersebut kepada DPR RI.

• juga menentukan wajib melakukan pengawasan pada daerah persiapan yang telah terbentuk.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, diketahui bahwa jangka waktu yang harus dilalui oleh satu daerah persiapan untuk dibentuk menjadi satu daerah baru adalah 3 (tiga) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun, oleh karena itu UU No. 23 Tahun 2014 menentukan bahwa setelah satu daerah persiapan melalui jangka waktu yang ditentukan, maka pemerintah pusat wajib melakukan evaluasi akhir dalam hal ini untuk menentukan apakah daerah persiapan tersebut layak atau tidak untu dijadikan satu daerah baru.

(8)

Menurut PP No.78/2007 penggabungan daerah adalah penyatuan daerah yang dihapus ke dalam daerah lain yang bersandingan . Pemerintah akan mempertimbangkan penggabungan daerah apabila dalam evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dinilai buruk selama tiga tahun berturut-turut. Kemudian, pasal 42 PP 6/2008 menyebutkan bila hasil evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah (EKPPD) selama tiga tahun berturut-turut rendah, maka akan dilakukan evaluasi kinerja penyelenggaraan otonomi daerah (EKPOD).

1. Memberikan peran yang lebih besar kepada masyarakat untuk menentukan pemekaran ataupun penggabungan atas dasar informasi yang komprehensif tentang implikasi positif dan negatif pemekaran daerah bagi pelayanan publik.

2. Memberikan insentif fiskal bagi daerah-daerah yang bersedia menggabungkan diri.

Penggabungan daerah

(9)

kesimpulan

• Berkaitan dengan pemekaran daerah, Pasal 33 Ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014 menentukan bahwa pemekaran daerah berupa pemecahan daerah provinsi atau daerah kabupaten/kota untuk menjadi 2 (dua) daerah atau lebih daerah baru atau penggabungan bagian daerah dari daerah yang bersanding dalam 1(satu) daerah provinsi menjadi satu daerah. Secara umum, pembentukan daerah persiapan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 33 Ayat (1) Persyaratan kedua yang harus dipenuhi untuk pembentukan daerah persiapan adalah persyaratan administrative.

• Untuk penghapusan dan penggabungan daerah diatur dalam PP 78/2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah Pemerintah Pusat akan melakukan penggabungan daerah-daerah hasil pemekaran wilayah yang sudah terbukti menjalankan roda pemerintahan. Pemerintah telah menyiapkan insentif bagi daerah yang bersedia bergabung lagi.

(10)

THANKS ! D o e s a n y o n e h a v e a n y q u e s t i o n s ?

Referensi

Dokumen terkait

Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan

pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai; otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan

Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang undangan yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran,

Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai : otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan

Menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,

(2) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai ; otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dang penggabungan daerah,

129 Tahun 2000, tetapi pada kenyataannya daerah yang bersangkutan tidak menunjukkan kemajuan (progress) sebagaimana yang diharapkan.. Fakta bahwa pemekaran daerah telah