• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Perkara Pidana Di Pengadilan

N/A
N/A
ocyriss

Academic year: 2024

Membagikan " Pemeriksaan Perkara Pidana Di Pengadilan"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Pemeriksaan Perkara Pidana Di Pengadilan

1. Pra peradilan

Sebelum dilakukan pemeriksaan perkara pidana di pengadilan negeri. Pengadilan perkara diberi wewenang untuk melakukan pra pradilan. Menurut ketentuan pasal 1 butir 10 KUHAP, pra pradilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini, tentang

a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penahanan atas permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atau kuasa tersngka

b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentin penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan

c. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan kepengadilan.

Pengaturan tentang pra pradilan diatur selengkapnya dalam pasal 77,78,79,80,81 dan 82 KUHAP

2. Macam-macam acara pemeriksaan sidang pengadilan

Referensi

Dokumen terkait

Pengaturan mengenai alat bukti dalam ketentuan KUHAP diatur secara limitative, yaitu pada Pasal 184 KUHAP. Menurut Pasal 184 KUHAP, alat bukti yang sah ialah: 7

adalah sebagai berikut : “Pengadilan negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini tentang :. sah atau tidaknya

Praperadilan telah diatur dalam Pasal 1 butir 10 jo Pasal 77 Kitab Undang- undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menyatakan bahwa, Praperadilan. adalah wewenang

Menurut ketentuan Pasal 182 ayat (2) huruf c KUHAP (yang selanjutnya disebut KUHAP), jika acara pemeriksaan, pembelaan, dan tuntutan telah selesai, maka hakim ketua

Selanjutnya, Pasal 6 memberikan pengecualian berkenaan dengan wewenang Pengadilan HAM, sebagai berikut: “Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara

a) Pasal 1 ayat (10 c) : Praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini, tentang permintaan

Selanjutnya, Pasal 6 memberikan pengecualian berkenaan dengan wewenang Pengadilan HAM, sebagai berikut: “Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara

“Perlindungan dan hak Saksi dan Korban diberikan sejak tahapan penyelidikan dimulai dan berakhir sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam undang-undang