• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan dan Analisis Metode Kerja: Laporan Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi Modul 2

N/A
N/A
Muhammad Fatur Rizky

Academic year: 2024

Membagikan "Pemetaan dan Analisis Metode Kerja: Laporan Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi Modul 2"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM

TERINTEGRASI

MODUL 2

PEMETAAN DAN ANALISIS METODE KERJA

Oleh:

1. RIVCY FALBIANO 2211037

2. PRAMUDIA MANDALA P 2211057

3. NURZAMIA HASIBUAN 2211021

4. DINI 2211011

5. NELLA OKTAVIANA R 2211073

KELOMPOK : 5 (Lima)

PRODI : TEKNIK INDUSTRI

SEMESTER : 4 (Empat)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BATAM

BATAM

2024

(2)

HALAMAN PENGESAHAN PRAKTIKUM PERANCANGAN

SISTEM TERINTEGRASI

MODUL 2

PEMETAAN DAN ANALISIS METODE KERJA

Oleh:

Disetujui tanggal : ………..

Nilai Praktikum : ………

Dosen Pengampu:

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR RUMUS ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Praktikum ... 2

1.4 Manfaat Praktikum ... 2

BAB II LANDASAN TEORI ... 3

2.1 Pemetaan Dan Analisis Metode Kerja ... 3

2.2 Studi Gerakan ... 3

2.3 Analisa Kerja ... 6

2.4 Prinsip Ekonomi Gerakan ... 6

2.5 Pengukuran Waktu Kerja ... 7

2.6 Jenis Pemborosan ... 9

2.7 Langkah Pemecahan Masalah ... 10

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ... 11

3.1 Alur Praktikum...11

3.2 Kegiatan Praktikum ... 11

3.3 Prosedur Praktikum ... 12

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA...13

4.1 Pengumpulan Data ... 13

4.1.1 Daftar Operasi Kerja ... 13

4.1.2 Tabel Therblig...13

4.1.3 Peta Tangan Kanan dan Peta Tangan Kiri...15

4.2 Pengolahan Data ... 27

4.2.1 Analisa Aktivitas Elemen Therblig ... 27

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi iii

(4)

4.2.2 Perhitungan Waktu Kerja ... 29

4.2.2.1 Waktu Siklus ... 29

4.2.2.2 Penyesuaian (P) ... 29

4.2.2.3 Waktu Normal ... 29

4.2.2.4 Kelonggaran (Allowance)...29

4.2.2.5 Waktu Baku ... 30

BAB V ANALISA ... 31

5.1 Tabel Therblig...31

5.2 Peta Tangan Kanan dan Peta Tangan Kiri ... 31

5.3 Waktu Kerja ... 32

BAB VI PENUTUP ... 33

6.1 Kesimpulan ... 33

6.2 Saran...33

DAFTAR PUSTAKA ... 33

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi iv

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Operasi Kerja...13

Tabel 4.2 Tabel Therblig...13

Tabel 4.3 Petaka-petaki merakit set dinamo...15

Tabel 4.4 Petaka-petaki merakit set roda (ban, velg, dan as roda)...16

Tabel 4.5 Petaka-petaki memasang switch dan pengunci terminal ke chasis...Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Petaka-petaki memasang set roda dan gear oranye ke chasis...19

Tabel 4.7 Petaka-petaki memasang set dinamo dan penutupnya ke chasis...20

Tabel 4.8 Petaka-petaki memasang tutup baterai, body, dan penguncinya ke chasis...21

Tabel 4.9 Petaka-petaki memasang bumper...22

Tabel 4.10 Petaka-petaki memasang roller besar ke chasis...24

Tabel 4.11 Analisa Aktivitas Elemen Therblig...27

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi v

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Flow Chart Praktikum...11

(7)

DAFTAR RUMUS

Rumus (1) Waktu siklus...8 Rumus (2) Waktu normal...8 Rumus (3) Waktu baku...9

(8)

1.1 Latar Belakang

B A B I

P E N D A H U L U A N

Perancan gan analisis kerja

merupakan salah satu hal yang penting demi kelancaran kegiatan suatu industri.

Maka diperlukan alat bantu untuk

memperbaiki urutan kerja agar

kegiatan kerja menjadi sistematis dan jelas. Salah satu alat bantu untuk memperbaiki sistem kerja yaitu dengan menggunakan peta-peta kerja. Peta-peta kerja terdiri dari peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja merupakan alat sistematis yang di dalam mengumpulkan semua fakta berkenaan dengan sistem kerja yang diamati, sehingga dapat digunakan untuk mengkomunikasikan fakta-fakta tersebut kepada orang lain. Melalui peta kerja dapat diketahui proses dari pengerjaan suatu produk, waktu yang diperlukan dan informasi-informasi lain yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja seperti dalam pembuatan mobil tamiya. "Ini merupakan salah satu ilmu di dalam teknik industri. Dalam penerapannya, peta kerja akan berinteraksi dengan berbagai ilmu lain untuk secara bersamaan mencapai keadaan optimal dari suatu sistem produksi. Peta-peta kerja merupakan alat untuk menggambarkan langkah-langkah yang dialami suatu benda dari masuk pabrik hingga menjadi produk jadi.

Perakitan mobil tamiya ini dilakukan karena dalam penyelesaiannya yang tidak terlalu sulit serta alat dan bahan yang digunakan mudah didapat dan terjangkau.

Produk mobil tamiya pada modul peta-peta kerja ini diproses dan dibuat peta-peta kerja keseluruhan atau pun setempat untuk mengetahui proses kerja yang dilakukan dari awal hingga akhir. Pembuatan peta-peta kerja pada produk mobil tamiya bertujuan agar proses perakitan mobil tamiya yang sama berikutnya dapat lebih baik dari segi waktu dan perakitan.

Pengukuran waktu kerja (Time Study) dikemukan oleh F.W. Taylor. Taylor melakukan penelitian terhadap rendahnya produktivitas pekerja-pekerja di tempatnya bekerja. Dia melihat para pekerja menghasilkan produk di bawah hasil sebenarnya yang mungkin dicapai.

Pengukuran waktu adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Pengukuran waktu juga ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar dan normal. Pengukuran waktu kerja merupakan metode yang di dalam mengumpulkan semua fakta berkenaan

Page 8

(9)

dengan sistem kerja yang diamati, sehingga dapat digunakan untuk

mengkomuni kasikan fakta-fakta tersebut kepada orang lain.

Fakta-fakta tersebut akan dituangkan melalui peta kerja yang mana dapat diketahui proses dari pengerjaan suatu produk, waktu yang diperlukan dan

informasi- informasi lain yang diperlukan untuk

memperbaiki suatu metode kerja seperti dalam

perakitan Tamiya. ini merupakan salah satu

ilmu di

Therblig merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi tertentu, yang biasanya didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti oleh merakit (assemble). Setelah itu, analisis atau aturan kerja tangan kanan dan tangan kiri yang di buat untuk menganalisis pemborosan pada tangan saat bekerja. Peta tangan kiri-tangan kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk mengetahui gerakan-gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan dalam melakukan pekerjaan yang biasanya adalah proses perakitan. Produk mobil tamiya pada modul II ini diproses dan dibuat peta-peta kerja keseluruhan ataupun setempat untuk mengetahui proses kerja yang dilakukan dari awal hingga akhir. Pembuatan peta-peta kerja pada produk mobil Tamiya bertujuan agar proses perakitan mobil Tamiya yang sama berikutnya dapat lebih efisien baik dari segi tenaga, waktu, dan bahan yang digunakan

.

Maka dari itu, pada praktikum modul II dilakukan untuk menganalisa dan mengukur waktu kerja dari proses perakitan Tamiya yang dilakukan lalu mengolah data berdasarkan study Gerakan (therblig), menganalisa sistem kerja dalam bentuk peta tangan kanan-tangan kiri, dan mengukur pemborosan waktu kerja.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di Jatas maka permasalahan yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perhitungan waktu kerja dalam mengidentifikasi metode kerja?

2. Bagaimana menganalisa sistem kerja yang di gunakan dalam bentuk peta tangan kanan- tangan kiri?

3. Bagaimana cara mengklasifikasikan value added dan non- value added activity?

4. Bagaimana cara menentukan Metode kerja menggunakan studi gerakan therblig?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi metode kerja berdasarkan studi gerakan (Therblig) dan prinsip ekonomi gerakan.

2. Menganalisa suatu sistem kerja dalam bentuk peta kerja setempat yaitu peta tangan kanan

Page 9

(10)

- tangan kiri.

3. Mampu mengident ifikasi pemborosa n dalam metode kerja dengan menghitun g waktu - waktu kerja.

4. Mampu mengident ifikasi masalah yang terdapat pada sistem kerja dan menerapka n metode identifikas i masalah.

1.4 Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum ini sebagai berikut :

1. Menamba h wawasan tentang mengident ifikasi metode kerja mengunak an studi gerakan therblig.

2. Dapat memahami tentang menganalisa sebuah pekerjaan menggunakan peta tangan kanan-kiri.

3. Dapat memahami bagaimana cara menghtiung waktu kerja dalam prorses pembuatan Tamiya

4. Dapat memahami bagaimana mengklasifikasikan value dan non-value activity.

1.5 Batasan Praktikum

Batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Dalam mengidentifikasi metode kerja, menggunakan studi gerakan therblig

2. Dalam menganalisa, menggunakan peta tangan kanan-kiri.

3. Alat untuk menghitung waktu adalah stopwatch 4. Alat untuk mengukur jarak yaitu penggaris.

5. Untuk dokumentasi menggunakan Handphone.

6. Produk yang dirakit adalah Tamiya.

Page 10

(11)

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 11

(12)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pemetaan Dan Analisis Metode Kerja

Analisis metode kerja terkait dengan waktu baku dan cara kerja seorang pekerja atau karyawan untuk mendukung produktivitas sehingga dapat dilakukan peningkatan lagi dengan melakukan perbaikan metode kerja yang ada sebelumnya. Seorang sarjana Teknik Industri diharapkan mampu mengelola faktor-faktor yang membentuk suatu sistem kerja yang terdiri dari pekerja (man), mesin (machine), metode kerja (method), material (material) dan lingkungan kerjanya (environment) sehingga sistem kerja yang dihasilkan lebih memenuhi kriteria efektif, aman, sehat, nyaman , dan aman.

Salah satu faktor dari sistem kerja yaitu metode kerja (method). Metode kerja merupakan faktor yang harus diperhatikan. Hal ini karena metode kerja berkaitan erat dengan waktu siklus karena waktu siklus dari suatu elemen kerja bergantung pada metode kerja yang diterapkan. Metode kerja yang lebih baik pada saat itu dipilih dari beberapa alternatif metode kerja yang didapatkan dari hasil eksperimen yang dilakukan dengan cara membandingkan peta-peta kerjadari metode-metode kerja tersebut.

Optimasi metode kerja tidak hanya sekedar memilih metode dan mencari waktu kerja yang tersingkat, tetapi juga harus mempertimbangkan adanya pengurangan terhadap kelelahan kerja, penghilangan masalah yang timbul pada sistem kerangka-otot, dan rasa tanggung jawabuntuk menjadikan pekerjaan tersebut tidak membosankan. Pengembangan metode kerja padaumumnya merupakan pekerjaan menerapkan prinsip - prinsip ekonomi gerakan, ergonomi, dan psikologi.

Modul ini menitikberatkan pada alasan serta dasar - dasar penggunaan prinsip

prinsip studi dan ekonomi gerakan, sedangkan untuk penggunaan prinsip - prinsip ergonomidan psikologi akan dibahas pada modul berikutnya.

2.2 Studi Gerakan

Studi gerakan adalah suatu analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian tubuh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian agar gerakan-gerakan yang tidak perlu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan baik dalam bentuk tenaga, waktu kerja maupun dana.

Untuk memudahkan penganalisisan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, perludikenali terlebih dahulu apa yang disebut sebagai gerakan-gerakan dasar sebagaimana yang dikembangkan secara mendalam oleh Frank b. Gilbreth beserta istrinya, Lilian. Ia telah menguraikan gerakan ke dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang mereka namakantherblig.

Sebagian besar dari gerakan-gerakan therblig ini merupakan gerakan-gerakan dasartangan dan sering dijumpai terutama dalam pekerjaan yang bersifat manual.

Suatu pekerjaan yang utuh dapat diuraikan menjadi beberapa gerakan dasar dan setiap pekerjaan mempunyai uraian pekerjaan yang berbeda. Kemampuan untuk mengurangi dengan

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 12

(13)

baik suatu pekerjaan ke dalam elemen-elemen gerakan sangat diperlukan untuk perancanganatau perbaikan sistem kerja, karena dengan demikian akan memudahkan penganalisisan.

Gerakan therblig sangat baik diperlukan untuk menghemat waktu kerja atau gerakan mana yang sebetulnya tidak diperlukan oleh pekerja tapi masih dilakukan pekerja. Adapun 17gerakan dasar atau elemen gerakan therblig dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mencari

Adalah suatu gerakan yang diawali saat mata atau tangan bergerak mencari objek yang serupa dan berakhir ketika objek sudah ditemukan.

2. Memilih

Adalah suatu gerakan yang diawali saat mata atau tangan bergerak mencari objek yang beragamdan berakhir ketika objek sudah ditemukan.

3. Memegang

Adalah suatu gerakan yang diawali saat jari tangan melakukan kontak pertama kali dengan objekdan berakhir ketika tangan telah menggenggamnya.

4. Menjangkau

Adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan mulai bergerak tanpa beban dan berakhir ketika tangan sudah berhenti bergerak.

5. Membawa

Adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan mulai bergerak membawa beban dan berakhir ketika tangan sudah berhenti bergerak

6. Memegang

Adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan sudah siap untuk memakai peralatan kerja dalamkeadaan memegang dan berakhir ketika tangan sudah berhenti memakainya.

7. Melepas

Adalah suatu gerakan yang diawali saat objek mulai terlepas dari tangan dan berakhir ketika seluruh jari tidak melakukan kontak dengan objek.

8. Mengarahkan

Adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan mengarahkan suatu objek pada arah tertentu dan berakhir ketika tangan sudah berhenti bergerak.

9. Mengarahkan sementara

Adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan mengarahkan suatu objek pada arah tertentuuntuk sementara waktu dan berakhir ketika tangan sudah berhenti bergerak.

10. Pemeriksaan (Inspect/I)

Adalah suatu gerakan yang diawali saat mata dan tangan mulai memeriksa objek dan berakhirketika proses pemeriksaan telah selesai.

11. Perakitan (Asembly/A)

Adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan mulai memasang objek dan berakhir ketikaproses penggabungan telah selesai.

12. Lepas rakit (Disasemble/DA)

Adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan berusaha memisahkan, melepaskan komponen dari objek dan berakhir ketika komponen-komponen tersebut telah sepenuhnya terpisah.

13. Memakai (Use/U)

(14)

Adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan mulai menggunakan peralatan yang dipakai danberakhir ketika proses pemakaian telah selesai.

(15)

14. Kelambatan yang tidak terhindarkan

Adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan memperlambat gerakannya akibat adanya gangguan dalam siklus kerjanya dan berakhir ketika gerakannya telah normal kembali.

15. Kelambatan yang dapat dihindarkan

Adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan memperlambat gerakannya akibat adanya gangguan diluar siklus kerjanya dan berakhir ketika gerakannya telah normal kembali.

16. Merencanakan

Adalah suatu gerakan yang diawali saat operator mulai berpikir, merencanakan langkah apa yangharus dilakukan selanjutnya dan berakhir ketika keputusan telah diambil.

17. Istirahat untuk menghilangkan kelelahan (Rest to Overcome Fatique/R)

Adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan menghentikan aktivitasnya akibat ketidakmampuannya atau keterbatasan fisik maupun mental dan berakhir ketika operator telah pulih kembali.

Kelompok Utama (Objective Basic Division), terbagi atas:

 A : Asemble (merakit)

 DA : Diasemble (mengurai rakit atau membongkar)

 U : Use (menggunakan)

Gerakan – Gerakan dalam kelompok utama ini bersifat memberikan nilai tambah perbaikan kerja untuk kelompok ini dapat dilakukan dengan cara mengefisienkan gerakan. Kelompok Penunjang (Physical Basic Division)

 RE : Reach (menjangkau)

 G : Grasp (memegang)

 M : Move (membawa)

 RL : Release Load (melepas)

Gerakan – gerkaan dalam kelompok penunjang ini diperlukan, tetapi tidak memberikan nilai tambah. Perbaikan kerja untuk kelompok ini dapat dilakukan dengan meminimkan gerakan.

Kelompok Pembantu (Mental atau Semi-Mental Basic Division)

 SH : Search (mencari)

 ST : Select (memilih)

 P : Position (mengarahkan)

 H : Hold (memgang atau memakai)

 I : Inspection (memeriksa)

 PP : Preposition (mengarahkan)

Gerakan – Gerakan dalam kelompok pembantu ini tidak memberikan nilai tambah dan mungkin dapat dihilangkan. Perbaikan kerja untuk kelompok ini dilakukan dengan pengaturan kerja yang baik atau menggunakan alat bantu.

Kelompok Gerakan Elemen Luar

 R : Rest

 Pn : Plan

 U : Unavoidable Delay

 AD : Avoidable Delay

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 15

(16)

Gerakan dalam kelompok ini sedapat mungkin dihilangkan. (Wignjosoebroto, 2001)

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 16

(17)

2.3 Analisa Kerja

Terdapat dua metode yang termasuk dalam penetapan waktu baku dengan data waktu gerakan (predetermined motion time system) yaitu sistem faktor kerja dan metode pengukuran waktu (methods-time measurement).

1. Work - factor system

Sistem faktor kerja merupakan salah satu sistem dari Predetermined time system yang paling awal dan secara luas diaplikasikan Sistem ini memungkinkan untuk menetapkan waktu untuk pekerjaan-pekerjaan manual dengan menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Langkah - langkah yang diambil di sini pertama kali adalah membuat analisa detail setiap langkah kerja yang ada berdasarkan 4 variabel yang merupakan dasar utama pelaksanaan kerja (anggota tubuh, kerja perpidahan gerakan, manual kontrol dan berat/hambatan yang ada) dan mengunakan data faktor kerjasebagai unit pengukurnya. Langkah berikutnya adalah menentukan waktu baku yang diperoleh dari Tabel data waktu baku gerakan.

2. Methods - Time Measurement

Methods Time Measurement (MTM) adalah suatu sistem penerapan awal waktu baku (predetermined time standard) yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan- gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film.

Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metode kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standar waktu dari masing- masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja yang ada.

2.4 Prinsip Ekonomi Gerakan

Menurut Ralph Barnes (1980) terdapat 3 prinsip dalam ekonomi gerakan, yaitu:

1. Gerakan yang berhubungan dengan tubuh manusia

2. Gerakan yang berhubungan denganperaturan tata letak tempat kerja 3. Gerakan yang berhubungan dengan perancangan peralatan

Masing-masing prinsip gerakan ekonomi tersebut memiliki spesifikasi gerakan sebagai berikut:

Gerakan yang berhubungan tubuh manusia dan gerakannya :

 Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan.

 Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur secara bersamaan kecuali sedang istirahat.

 Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah gerakannya.

 Gerakan tubuh atau tangan sebaiknya dihemat dan memperhatikan alam atau natural dari gerakan tubuh atau tangan.

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

(18)

 Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu

pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam bekerja.

 Gerakan yang patah-patah bayak perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut.

 Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan teliti dari pada gerakan yang dikendalikan.

 Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si pekerjanya.

 Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan berhubungan dengan pengaturan tata letak tempat kerja:

 Sebaiknya diusahakan agar peralatan dan bahan baku dapat diambil dari tempat tertentu dan tetap.

 Bahan dan peralatan diletakan pada tempat yang mudah, cepat dan enak untuk dicapai atau dijangkau.

 Tempat penyimpanan bahan yang dirancang dengan memanfaatkan prinsip gaya berat akan memudahkan kerja karena bahan yang akan diproses selalu siap di tempat yang mudah untuk diambil. Hal ini menghemat tenaga dan biaya.

 Objek yang sudah selesai penyalurannya dirancang menggunakan mekanisme yang baik.

 Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga gerakan– gerakan dilakukan dengan urutan terbaik.

 Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri dan duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang menyenangkan.

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan:

 Tangan sebaiknya dapat dibedakan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat ditingkatkan.

 Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari satu kegunaan.

 Peralatan sebaiknya sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanannya.

 Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing- masing jari.

 Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur sedemikian sehingga badan dapat melayaninya dengan posisi yang baik dan dengan tenaga yang minimum.

2.5 Pengukuran Waktu Kerja a. Waktu Siklus

Waktu siklus merupakan waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan baku hingga proses di tempat kerja sehingga menghasilkan produk yang merupakan

(19)

jumlah dari tiap elemen kerja. Waktu yang diperlukan untuk melakukan elemen- elemen kerja pada

(20)

dasarnya akan sangat berbeda dari suatu siklus ke siklus kerja yang lainnya, walaupun tenaga kerja berkerja pada kecepatan normal dan uniform. Waktu siklus dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

∑�

W=

� Dimana :

= waktu siklus

x = waktu pengamatan

n = jumlah pengamatan yang dilakukan

b. Westing House

Perfomance rating menurut Westing House mencakup antara lain kecakapan (skill) dan usaha (effort) yang dinyatakan oleh Bedeaux sebagai faktor yang mempengaruhi perfomansi manusia, lalu Westing House menambahkan faktor kondisi kerja (working condition) dan konsistensi (concistency) dari operator dalam melakukan kerja. Untuk mendukung ini Westing House membuat suatu tabel performance rating yang berisi nilai berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing-masing faktor tersebut.

c. Waktu Normal

Waktu normal merupakan waktu yang diperlukan oleh pekerja operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam keadaan wajar dengan kemampuan rata-rata.

Waktu Normal dapat dirumuskan sebagai berikut:

��= ��× � Dimana :

��= waktu normal

�� = waktu siklus

p = faktor penyesuaian d. Kelonggaran (Allowance)

Allowance adalah waktu yang diberikan kepada operator yang berguna untuk memberikan waktu kelonggaran pada saat bekerja. Waktu longgar yang dibutuhkan dan akan mempengaruhi proses produksi ini dapat diklasifikasikan menjadi personal allowance, fatigue allowance, dan delay allowance .

1) Personal Allowance

Pada dasarnya setiap pekerja/operator memiliki hak untuk mendapatkan kelonggaran waktu untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat pribadi.Jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personil dapat ditetapkan dengan jalan

(21)

melaksanakan aktivitas time study sehari kerja penuh atau dengan metode sampling

kerja. Untuk waktu kerja 8 jam sehari tanpa jam istirahat yang resmi, maka personal allowance-nya adalah 2-5% (10- 24 menit) setiap harinya

(22)

2) Fatigue Allowance

Merupakan kelonggaran waktu untuk pekerja/operator untuk melepaskan rasa lelah.Kelelahan fisik manusia pada umumunya disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya adalah pekerjaan yang membutuhkan pikiran yang banyak yang dapat mengakibatkan lelah mental.Umumnya perusahaan memberikan satu kali periode istirahat pada pagi hari dan pada siang hari menjelang sore hari yang berkisar antara 5- 15 menit.

3) Delay Allowance Delay

Atau keterlambatan biasa disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak dapat dihindarkan maupun yang dapat dihindarkan (avoidable dan unavoidable delay).

Avoidable delay biasanya disebabkan oleh mesin, operator, maupun hal-hal lain yang di luar control.Sedangkan unavoidable delay seharusnya dapat dieleminir agar tidak mengganggu jalannya lini produksi.

e. Waktu Baku

Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal pada umumnya dalam menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam system kerja terbaik saat itu dengan mempertimbangkan allowance.

��= ��× (1 + 𝐿) Dimana :

��= waktu baku

��= waktu normal L = kelonggaran

2.6 Jenis Pemborosan

Fujio Cho mendefinisikan pemborosan sebagai sesuatu yang lebih dari kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat dan waktu kerja, yang mutlak diperlukanuntuk proses nilai tambah suatu produk. Namun secara lebih jauh lagi, pemborosan diartikansebagai segala sesuatu yang tidak memberikan nilai tambah. Metode pengelompokkan pemborosan yang umum digunakan adalah 7 jenis pemborosan yang dikembangkan oleh Shigeo Shingo, yaitu sebagai berikut :

1. Over produksi Kegiatan produksi di luar kebutuhan menyebabkan pemborosan yang menimbulkan biaya - biaya tambahan seperti biaya inventory, ruang kerja, modal, mesin, tenaga kerja dan lain-lain.

(23)

2. Waktu menunggu Waktu menunggu, baik pada material, operator, maupun mesin, merupakan kegiatan pemborosan.

3. Transportasi Transportasi merupakan kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah, namun sifatnya perlu ada, sehingga perlu diminimasi.

4. Pemrosesan Proses produksi yang tergolong pemborosan adalah proses yang sebenarnya dapat dihilangkan, yang biasanya terjadi karena kesalahan penyusunan metode kerja.

5. Tingkat persediaan barang Penyimpanan barang yang berlebihan, baik berupa inventory maupun work in process, menimbulkan pemborosan terutama dalam hal biaya.

6. Gerakan kerja Seringkali terdapat gerakan kerja yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk, yang sebenarnya dapat dihilangkan.

7. Cacat produksi Cacat produksi dapat menimbulkan kerja, biaya dan waktu tambahan bila diperlukan rework, serta dapat menurunkan citra perusahaan bila cacat tersebut sampai di tangan konsumen

2.7 Langkah Pemecahan Masalah

Untuk memperbaiki suatu sistem kerja yang dikatakan tidak efisien, perlu dilakukan penelusuran sumber masalah yang menyebabkan ketidakefisienan tersebut. Setelah itu, masalah tersebut harus diperbaiki dan tidak boleh terjadi lagi. Metode 8 langkah pemecahan masalah memberikan tahapan sistematis yang membantu dalam perbaikan sistem kerja tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan prioritas masalah

2. Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan masalah 3. Meneliti sebab-sebab yang paling berpengaruh 4. Menyusun langkah-langkah perbaikan

5. Melaksanakan langkah-langkah perbaikan 6. Meneliti hasil perbaikan yang dilakukan 7. Mencegah terulangnya masalah yang sama

8. Menyelesaikan masalah selanjutnya yang belum terpecahkan sesuai dengan kategori skala prioritas berikutnya

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 23

(24)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Flow Chart Praktikum

Berikut merupakan alur praktikum yang di gambarkan dengan flow chart

Gambar 3.1 Flow Chart Praktikum

3.2 Kegiatan Praktikum

Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam praktikum perencanaan proses adalah sebagai berikut.

1. Melakukan disasembly (pembongkaran) pada Tamiya yang telah dipilih.

2. Menganalisa langkah kerja perakitan Tamiya sesuai dengan gerakan Therblig 3. Menganalisa pemborosan – pemborosan aktivitas dari proses perakita Tamiya yang

telah dilakukan

4. Membuat peta tangan kiri dan tangan kanan

5. Menentukan nilai penyesuaian dan kelonggaran untuk menghitung waktu baku 6. Menghitung waktu normal dan waktu baku

(25)

3.3 Prosedur Praktikum

Adapun urutan langkah - langkah yang dilakukan selama praktikum adalah sebagai berikut:Sesi Pertama

1. Praktikan berkumpul sesuai dengan kelompoknya di meja masing – masing.

2. Output berupa langkah kerja dari Modul 1, menjadi input di Modul 2 ini

3. Praktikan menganalisa langkah kerja di Modul 1 untuk mengisi Tabel Gerakan Therbligyang ada di lembar kerja praktikum. Gambar dari Modul 1 juga dapat dipindahkan ke Tabel tersebut.

4. Praktikan mengukur waktu Gerakan Therblig

5. Praktikan menganalisa pemborosan – pemborosan selama perakitan Tamiya dari GerakanTherblig yang ada

Sesi Kedua

1. Praktikan berkumpul sesuai dengan kelompoknya di meja masing – masing.

2. Praktikan mengerjakan worksheet Peta Tangan Kiri dan Peta Tangan Kanan 3. Praktikan mengambil gambar berupa foto susunan layout (tata letak) alat dan

bahan yangdigunakan (baik itu letak part tamiya maupun obeng yang ada) untuk Gambar 1 pada worksheet yang disediakan

4. Praktikan Menyusun layout yang akan digunakan sesuai dengan jangkauan Tangan Kiri dan Tangan Kanan

5. Praktikan mengambil gambar dari layout Tangan Kiri dan Tangan Kanan tersebut 6. Praktikan merakit Tamiya sesuai dengan penempatan Tangan Kiri dan Tangan

Kanan sesuai layout yang telah dibuat sebelumnya

7. Praktikan membagi tugas selama perakitan dengan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan, 1 orang bertugas sebagai operator 1 orang sebagai pencatat data di worksheet dan mengukur jarak perpindahan tangan 1 orang merekam video pengerjaan di setiap tahapanperakitan dengan peta tangan kiri dan tangan kanan.

8. Perakitan cukup dilakukan sekali saja hingga semua worksheet terselesaikan.

Dibagian akhir, terdapat perhitungan ukuran penyesuaian dan allowance yang harus ditentukan untuk perhitungan waktu normal dan waktu baku pada worksheet yang disediakan

9. Selesai

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 25

(26)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Daftar Operasi Kerja

Berikut adalah tabel daftar operasi kerja serta waktu perakitan tamiya yang dilakukanuntuk praktikum ini:

Tabel 4.1 Daftar Operasi Kerja

No. Langkah Kerja Waktu Pengerjaan

(detik) 1. Merakit ban, velg, dan as roda lalu memasukan

ke dalam chasis

58 2. Merakit chasis dan gear orange, lalu

memasukan ban yang sudah dirakit 34

3. Memasang bumber belakang lalu

memasang 6 roller besar, beserta ring dan baut

64

4. Memasang switch terminal lalu mengunci

pakai pengunci switch terminal 56

5. Memasang tuas on off 15

6. Memasangkan gear ungu ke 2 sisi dinamo dan memasangkan dinamo support 1 dan 2, lalu memasukan ke dalam chasis

67

7. Persiapkan gear biru dan as gear lalu masukan

ke dalam chasis 35

8. Memasang tutup dinamo dan penutup baterai

lalu memasang kedua body 78

Total 407

4.1.2 Elemen Therblig

Berikut ini adalah tabel Therblig yang dibuat berdasarkan praktikum yang telah dilakukan. Tabel ini memberikan informasi tentang gerakan-gerakan yang terlibat dalam prosesperakitan tamiya dan waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing gerakan.

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 26

(27)
(28)

4 Memasang switch terminal lalu mengunci pakai pengunci switch terminal

Merakit Menjangkau Memegang

A RE G

Utama, Penunjang, Penunjang

6 48,2 2

6 Merakit

gear ungu ke 2sisi dinamo dan memasangkan dinamo support 1 dan 2, lalu

memasukan ke dalaam chasis

Menjangkau Memegang Merakit

RE G A

Utama, Penunjang, Penunjang

6 58 3

7 Persiapkan gear Menjangkau RE Utama 3

biru dan as gear Memegang

Merakit G

A

Penunjang 26

lalu masukan Penunjang 4

kedalam chasis

8 Memasang tutup Menjangkau RE Utama 39

dinamo dan Memegang G Penunjang 3

penutup baterai Merakit A Penunjang 16

lalu memasang kedua body

total 407

..

.

..

.

No Langkah kerja

gambar Elemen

therblig

simbol kelompok Waktu yang diperlukan

(detik) 1 Merakit

ban, velg, dan as roda lalu

memasukan kedalam chasis

Merakit Menjangkau Memegang

A RE G

Utama, Penunjang ,

Penunjang 5 25 28

2 Merakit chasis dan gear orange, lalu

memasukan ban yang sudah dirakit

Menjangkau Memegang Merakit

RE G A

Penunjang ,

Penunjang ,

Utama

8 14,5 11,5

3 Massang bumber belakang lalu memasang 6 roller besar, beserta ring dan baut

Merakit Menjangkau Memegang

A RE G

Utama, Penunjang ,

Penunjang 15 5 44

(29)

4.1.2 Peta Tangan Kanan dan Peta Tangan Kiri Table 4.1 Peta Tangan Kanan dan Peta Tangan Kiri

Peta tangan kiri dan tangan kanan

pekerjaan : Merakit ban, velg, dan as roda lalu memasukan kedalam chasis Dipetakan : Rivcy Falbiano

Tanggal dipetakan : 19-03-2024

Gambar 1. Layout awal penempatan alat &

bahan

Gambar 2. Layout penempatan alat &

bahan untuk tanagan kiri dan kanan Tangan

kiri

Jarak (cm)

Waktu (detik)

lambang Waktu (detik)

Jarak (cm)

Tangan kanan Menjangkau

ban,ring

10 5 RE RE 5 10 Menjangkau

velg dan as roda

Merakit ban 0 25 A A 25 0 Merakit

velg dan as roda

Memegang ring dan chasis

0 14 G A 14 0 Merakit

ring ke chasis Memegang

chasis

0 14 G A 14 0 Merakit

ban, velg ke dalan chasis

Total 10 58 - - 58 10

Total waktu siklus

58 Total jarak 20

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 29

(30)

Peta tangan kiri dan tangan kanan

pekerjaan : Merakit chasis dan gear orange, lalu memasukan ban yang sudah dirakit Dipetakan : Rivcy Falbiano

Tanggal dipetakan : 19-03-2024

Gambar 1. Layout awal penempatan alat &

bahan

Gambar 2. Layout penempatan alat &

bahan untuk tanagan kiri dan kanan Tangan

kiri

Jarak (cm)

Waktu (detik)

lambang Waktu (detik)

Jarak (cm)

Tangan kanan Menjangkau

gear orange

20 8 RE G 2 20 Memegang

chasis Memakaikan

gear orange

0 14,5 H G 10,5 0 Memegang

chasis Memakaikan

ban yang sudah dirakit

0 11,5 H G 5 0 Memegang

chasis yang sudah dipsasng gear orange

Total 20 34 - - 34 20

Total waktu siklus

34 Total jarak 40

Peta tangan kiri dan tangan kanan

pekerjaan :memasang bumper belakang lalu memasang 6 roller besar, beserta ring dan baut Dipetakan : Rivcy Falbiano

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 30

(31)

Tanggal dipetakan : 19-03-2024

Gambar 1. Layout awal penempatan alat &

bahan

Gambar 2. Layout penempatan alat &

bahan untuk tanagan kiri dan kanan Tangan

kiri

Jarak (cm)

Waktu (detik)

lambang Waktu (detik)

Jarak (cm)

Tangan kanan Memegang

chasis yang sudah

dirakit tadi

0 15 G RE 15 10 Menjangkau

bumper lalu memasang ke chasis Menjangkau

ring

10 5 RE G 5 0 Memegang

chasis Merakit ring

dan roller dengan baut

0 44 A G 44 0 Memegang

chasis

Total 10 64 - - 64 10

Total waktu siklus

77,6 Total jarak 20

Peta tangan kiri dan tangan kanan

pekerjaan : Memasang switch terminal lalu mengunci pakai pengunci switch terminal Dipetakan : Rivcy Falbiano

Tanggal dipetakan : 19-03-2024

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 31

(32)

Gambar 1. Layout awal penempatan alat &

bahan

Gambar 2. Layout penempatan alat &

bahan untuk tanagan kiri dan kanan Tangan

kiri

Jarak (cm)

Waktu (detik)

lambang Waktu (detik)

Jarak (cm)

Tangan kanan Menjangkau

switch terminal

10 6 RE G 6 0 Memegang

chasis Merakit

switch terminal

0 48,2 A G 48,2 0 Memegang

chasis Memegang

chasis

0 1 G RE 1 20 Menjangkau

pengunci terminal Memegang

chasis

0 1 G A 1 0 Merakit casis

Total 10 56,2 - - 56,2 20

Total waktu siklus

56 Total jarak 30

Peta tangan kiri dan tangan kanan pekerjaan :Memasang tuas on off Dipetakan : Rivcy Falbiano Tanggal dipetakan : 20-03-2024

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 32

(33)

Gambar 1. Layout awal penempatan alat &

bahan

Gambar 2. Layout penempatan alat &

bahan untuk tanagan kiri dan kanan Tangan kiri Jarak

(cm)

Waktu (detik)

lambang Waktu (detik)

Jarak (cm)

Tangan kanan Menjangkau

tuas on off

10 3 RE G 3 10 Memegang

chasis yang sudah dirakit

Merakit 0 12 A G 12 0 Memegang

chasis tuas on off

Total 10 15 - - 15 10

Total waktu siklus

15 Total jarak 20

Peta tangan kiri dan tangan kanan

pekerjaan :Memasangkan gear ungu ke 2sisi dinamo dan memasangkan dinamo support 1 dan 2, lalu memasukan ke dalam chasis

Dipetakan : Rivcy Falbiano Tanggal dipetakan : 20-03-2024

Gambar 1. Layout awal penempatan alat &

bahan

Gambar 2. Layout penempatan alat &

bahan untuk tanagan kiri dan kanan

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 33

(34)

Tangan kiri Jarak (cm)

Waktu (detik)

lambang Waktu (detik)

Jarak (cm)

Tangan kanan Menjangkau

dinamo

0 6 RE RE 6 10 Menjangkau

gear ungu Merakit dinamo

ke

gear ungu

0 58 A A 58 0 Meraki Kte 2

gear ungu ke dinamo Memegang

dinamo yang sudah

dipasang gear ungu

10 1 G RE 1 10 Menjangkau

dinamo support 1 dan 2 Memegang

dinamo

0 1 G A 1 0 Merakit

dinamo support ke

dinamo Menjangkau

chasis

10 1 RE A 1 0 Merakit

dinamo yang sudah dirakit ke dalam chasis

Total 10 67 - - 67 20

Total waktu siklus

67 Total jarak 30

Peta tangan kiri dan tangan kanan

pekerjaan : Persiapkan gear biru dan as gear lalu masukan kedalam chasis Dipetakan : Rivcy Falbiano

Tanggal dipetakan : 20-03-2024

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 34

(35)

Gambar 1. Layout awal penempatan alat &

bahan

Gambar 2. Layout penempatan alat &

bahan untuk tanagan kiri dan kanan Tangan

kiri

Jarak (cm)

Waktu (detik)

lambang Waktu (detik)

Jarak (cm)

Tangan kanan Menjangkau

gear biru

20 3 RE G 3 0 Memegang

chasis Merakit

gear ungu

0 26 A G 26 0 Memegang

chasis ke dalam

chasis Menjangkau as gear

0 4 RE G 4 0 Memegang

chasis Merakit as

gear ke dalam chasis

0 2 A G 2 0 Memegang

chasis

Total 20 35 - - 35 0

Total waktu siklus

35 Total jarak 20

Peta tangan kiri dan tangan kanan

pekerjaan : Memasang tutup dinamo dan penutup baterai lalu memasang kedua body Dipetakan : Rivcy Falbiano

Tanggal dipetakan : 20-03-2024

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 35

(36)

Gambar 1. Layout awal penempatan alat &

bahan

Gambar 2. Layout penempatan alat &

bahan untuk tanagan kiri dan kanan Tangan

kiri

Jarak (cm)

Waktu (detik)

lambang Waktu (detik)

Jarak (cm)

Tangan kanan Memegang

chasis

0 39 G RE 39 20 Menjangkau

tutup dinamo Memegang

chasis

0 1 G A 1 0 Merakit

tutup dinamo

Memegang chasis

0 1 G RE 1 15 Menjangkau

penutup baterai Memegang

chasis

0 16 G A 16 0 Merakit

penutup baterai Memegang

chasis

0 1 G RE 1 20 Menjangkau

kedua body Memegang

chasis

0 20 G A 20 0 Merakit

kedua body ke chasis

Total 0 78 - - 78 55

Total waktu siklus

78 Total jarak 55

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 36

(37)

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Analisa Aktivitas Elemen Therblig

Berdasarkan Tabel Therblig di atas, diketahui aktivitas-aktivitas pemborosan pada perakitan tamiya adalah:

Tabel 4.11 Analisa Aktivitas Elemen Therblig

Elemen Therblig Simb

ol Value

Adde d

Non- Value Added 1. Merakit ban, velg, dan as roda lalu memasukan kedalam

chasis

Merakit A

Menjangkau RE

Memegang G

2. Merakit chasis dan gear orange, lalu memasukan ban yang sudah dirakit

Menjangkau RE

Memegang G

Merakit A

3. Massang bumber belakang lalu memasang 6roller besar, beserta ring dan baut

Merakit A

Menjangkau RE

Memegang G

(38)

4. Memasang switch terminal lalu mengunci pakai pengunci switch terminal

Merakit A

Menjangkau RE

Memegang G

5. Memasang tuas on off

Menjangkau RE

Memegang G

Merakit A

6. Memasangkan gear ungu ke 2sisi dinamo dan memasangkan dinamo support 1 dan 2, lalu memasukan ke dalaam chasis

Menjangkau RE

Merakit A

Memegang G

7. Persiapkan gear biru dan as gear lalu masukan kedalam chasis

Menjangkau RE

Memegang G

Merakit A

8. Memasang tutup dinamo dan penutup baterai

Menjangkau RE

Memegang G

Merakit A

Total 38 1

(39)

4.2.2 Perhitungan Waktu Kerja 4.2.2.1 Waktu Siklus

Berikut adalah hasil perhitungan waktu siklus pengerjaan perakitan Tamiya, di manatotal waktu yang dibutuhkan adalah sebesar 407 detik untuk satu kali pengamatan. Maka, waktu siklus untuk merakit Tamiya adalah:

Ws = x

n = 407

= 407 detik 1

Dengan demikian, didapatkan bahwa waktu siklus untuk merakit Tamiya adalah sebesar 407 detik.

4.2.2.2 Penyesuaian (P)

Metode Westinghouse adalah salah satu metode pengukuran waktu yang digunakan dalam manufaktur untuk menentukan waktu standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Metode ini menilai empat faktor yaitu skill (keterampilan), effort (usaha), consistency (konsistensi), dan working condition (kondisi kerja).

Berikut adalah hasil perhitungan penyesuaian (P) untuk keempat faktor tersebut.

Metode Westinghouse

faktor Kelas Lamb

ang Penyesuaian

Skill Good C2 +0.03

Effort Excellent B1 +0.01

Condition Averange D 0

Concisten

cy Averange B 0

Total +0.04 Maka P=(1+0,04)= 1,04

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 39

(40)

4.2.2.3 Waktu Normal

Waktu normal dihitung dengan mengalikan waktu siklus dengan penyesuaian waktu, yang mencerminkan kemampuan kerja dan kondisi lingkungan yang berbeda-beda.

Berikut adalah perhitungan waktu normalnya:

Wn = Ws × P = 407× 1,04 = 423,28 detik

Dengan demikian, didapatkan bahwa waktu normal dalam proses perakitan tamiya adalah sebesar 423,28 detik.

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 40

(41)

4.20 Kelonggaran ini di tabel kelonggaran (Allowance) Allowance

no faktor Contoh kelonggaran kelonggaran

a Tenaga yang

dikeluarkan Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk 3

b Sikap kerja Duduk Bekerja duduk, ringan 0,2

c Gerakan kerja Normal Ayunan bebas dari palu 0

d Kelelahan

mata Pandangan yang hamper terus

menerus

Pekerjaan yang

teliti,pencahayaan baik. 3

e Keadaan

temperature

tempat kerja Normal 22-28 derajat celcius 3

f Keadaan

atmosfer Baik Ruangan berventilasi

baik,udara segar 0

g Keadaan

lingkungan

yang baik Baik Bersih,sehat,cerah

dengan kebisingan

rendah 0

vsdgsrydgx

Dengan demikian, didapatkan bahwa kelonggaran (allowance) untuk proses perakitan tamiya adalah sebesar 9,2%.

4.2.2.5 Waktu Baku

Waktu baku yang telah kita cari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang diselesaikan secara wajar dan benar oleh operator. Berikut adalah perhitungan waktu normalnya:

Wb = Wn × (1 + L) = 423,28 × (1 + 0,092) = 462,221 = 462,2 detik

Hasil perhitungan waktu baku yang dilakukan setelah penyesuaian dan pemberian kelonggaran menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan oleh seorang pekerjadengan tingkat kemampuan rata-rata untuk merakit sebuah Tamiya adalah sekitar 462,2 detik atau sekitar 8 menit.

Kelonggaran (Allowance)

melakukan hal-hal yang harus dilakukannya. Berikut adalah hasil perhitungan kelonggaran (allowance) yang maksudkan untuk memberi kesempatan kepada operator untuk telah dilakukan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses perakitan Tamiya.

4.20 Kelonggaran ini di tabel kelonggaran (Allowance)

total 9,2

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 41

(42)

BAB V ANALISA

5.1 Elemen Therblig

Dalam perakitan Tamiya, terdapat 8 tahap yang harus dilakukan oleh praktikan. Tahapan tersebut dimulai dari Merakit ban, velg, ring, dan as roda lalu memasukan ke dalam chasis dan Merakit chasis dan gear orange, lalu measang bumber belakang kemudian memasang 6 roller besar, beserta ring dan baut, Memasang switch terminal lalu mengunci pakai pengunci switch terminal, Memasang tuas on off, Memasangkan gear ungu ke 2sisi dinamo dan memasangkan dinamo support 1 dan 2, lalu memasukan ke dalaam chasis, Persiapkan gear biru dan as gear lalu masukan kedalam chasis, hingga Memasang tutup dinamo dan penutup baterai. Total waktu elemen therblig yang dilakukan selama perakitan Tamiya ini adalah selama 407 detik.

Diperakitan Tamiya ini ada 5 elemen yang di gunakan yaitu elemen merakit, menjangkau,memegang,menggunakan, dan mengarahkan. Dan elemen yang paling lama waktunya itu elemen merakit yang dimana perakitannya butuh waktu yang lama untuk memasang suatu benda di Tamiya.

seluruh tahapan perakitan, aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh praktikan adalahmemegang dan menjangkau. Hal ini mungkin terjadi karena dalam tahap-tahap perakitan, praktikan perlu memegang berbagai komponen seperti roda, chasis, dan bumper untuk dipasang secara tepat dan rapi. Meskipun demikian, setiap tahap perakitan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda, sehingga praktikan harus memperhatikan setiap detail agar Tamiya dapat dirakit dengan baik.

Dalam perakitan Tamiya, keterampilan dan ketelitian praktikan sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, disiplin waktu juga menjadi faktor penting untuk menyelesaikan perakitan dalam waktu yang efisien. Dengan memperhatikan setiap tahap perakitandan memegang komponen dengan hati-hati, diharapkan praktikan dapat berhasil merakit Tamiya dengan sukses dan memperoleh pengalaman yang berharga dalam pratikum perakitan tamiya.

5.2 Peta Tangan Kanan dan Peta Tangan Kiri

Peta tangan kiri dan tangan kanan merupakan sebuah peta yang menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, serta menunjukkan

perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan ketika melakukan pekerjaan.

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 42

(43)

Dalam proses pemetaan yang telah di olah dengan data yang di kumpulkan di atas, terdiri dari 8 rakitan yang terperinci.rakitan yang terjadi pada proses pemetaan tangan kanan dan kiri Tamiya, yaitu:

1. Nomor peta 1: pada bagian ini operator merakit ban, velg, dan as roda lalu memasukan kedalam chasis. pada proses pemetaan ini tangan kiri menjangkau ban ring; memasang ban; memgangring& chasis; memegangchasis dengan total jarak 10 cm dalam waktu 10,5 detik dengan gerakan yang digunakan dilambangkan dengan RE, A, G. Tangan kanan menjangkau velg dan as roda; memasang velg dan as roda; memasang ring ke chasis; memasang ban, velg kedalam chasis dengan total jarak 10 cm dalam waktu 10,5 detik dengan gerakan yang digunakan disimbolkan A,RE, G. Jadi total jarak yang dibutuhkan untuk merakit ban, velg, dan as roda lalu memasukan kedalam chasis yaitu 20 cm dalam waktu 10,5 detik.

2. Nomor peta 2 : pada bagian ini operator merakit chasis dan gear orange, lalu memasukan ban yang sudah dirakit. pada proses pemetaan ini tangan kiri menjangkau gear orange; memasukkan gear orange; memasukkan ban yang sudah dirakit dengan total jarak 20 cm dalam waktu 17,5 detik dengan gerakan yang digunakan dilambangkan dengan RE,G,A. Tangan kanan memegang chasis;

memegang chasis; memegang chasis yang sudah dipasang gear orange total jarak 20 cm dalam waktu 17,5 detik dengan gerakan yang digunakan disimbolkan RE,G,A, Jadi total jarak yang dibutuhkan untuk merakit chasis dan gear orange, lalu memasukan ban yang sudah dirakit yaitu 40 cm dalam waktu 17,5 detik.

3. Nomor peta 3 : pada bagian ini operator memasang bumper belakang lalu memasang 6 roller besar, beserta ring dan baut. pada proses pemetaan ini tangan kiri memegang chasis yang sudah dirakit tadi; menjangkau ring; memasang ring dan roller dengan baut; dengan total jarak 10 cm dalam waktu 77,6 detik dengan gerakan yang digunakan dilambangkan dengan A, RE, G. Tangan kanan menjangkau bumper lalu pasang ke chasis; memegang chasis; memegang chasis yang sudah dipasang gear orange total jarak 10 cm dalam waktu 77,6 detik dengan gerakan yang digunakan disimbolkan A,RE,G. Jadi total jarak yang dibutuhkan untuk memasang bumper belakang lalu memasang 6 roller besar, beserta ring dan baut yaitu 20 cm dalam waktu 77,6 detik.

4. Nomor peta 4 : pada bagian ini operator memasang switch terminal lalu mengunci pakai pengunci switch terminal. pada proses pemetaan ini tangan kiri menjangkau switch terminal; memasukkan switch terminal; memegang chasis;

memegang chasis dengan total jarak 20 cm dalam waktu 23,2 detik dengan gerakan yang digunakan dilambangkan dengan RE,A,G. Tangan kanan memegang chasis;

memegang chasis; menjangkau pengunci terminal; memasukkan pengunci terminal total jarak 20 cm dalam waktu 23,2 detik dengan gerakan yang digunakan disimbolkan U,RE,G. Jadi total jarak yang dibutuhkan untuk memasang switch terminal lalu mengunci pakai pengunci switch terminal yaitu 40 cm dalam waktu 23,2 detik.

5. Nomor peta 5 : pada bagian ini operator memasang tuas on/off. pada proses pemetaan ini tangan kiri menjangkau tuas on/off; memasangkan tuas on/off dengan total jarak 18 cm dalam waktu 9,2 detik dengan gerakan yang digunakan dilambangkan dengan RE,G,A. Tangan kanan memegang chasis yang sudah dirakit; memegang chasis total jarak 0 cm dalam waktu 9,2 detik dengan gerakan

(44)

yang digunakan disimbolkan G, total jarak yang dibutuhkan untuk memasang tuas on/off yaitu 18 cm dalam waktu 9,2 detik.

6. Nomor peta 6 : pada bagian ini operator memasangkan gear ungu ke 2 sisi dinamo dan memasangkan dinamo support 1 dan 2, lalu memasukan ke dalam chasis. pada proses pemetaan ini tangan kiri menjangkau dinamo; memasangkan dinamo ke gear ungu; memegang dinamo yang sudah dipasang gear ungu;

memegang dinamo; menjangkau chasis dengan total jarak 10 cm dalam waktu 76,5 detik dengan gerakan yang digunakan dilambangkan dengan RE, A, G. Tangan kanan menjangkau gear ungu; memasang ke 2 gear ungu ke dinamo; menjangkau dinamo support; memasang dinamo support ke dinamo; memasukkan dinamo yang sudah dirakit ke dalam chasis total jarak 20 cm dalam waktu 76,5 detik dengan gerakan yang digunakan disimbolkan RE,G,A. Jadi total jarak yang dibutuhkan untuk memasangkan gear ungu ke 2 sisi dinamo dan memasangkan dinamo support 1 dan 2, lalu memasukan ke dalam chasis yaitu 30 cm dalam waktu 76,5 detik.

7. Nomor peta 7 : pada bagian ini operator mempersiapkan gear biru dan as gear lalu masukan kedalam chasis. pada proses pemetaan ini tangan kiri menjangkau gear biru;

memasukkan gear biru kedalam chasis; menjangkau as gear; memasukkan as gear ke dalam chasis dengan total jarak 20 cm dalam waktu 20,5 detik dengan gerakan yang digunakan dilambangkan dengan RE,G,A. Tangan kanan memegang chasis;

memegang chasis; memegang chasis; memegang chasis dengan total jarak 0 cm dalam waktu 20,5 detik dengan gerakan yang digunakan disimbolkan RE,G,A.

Jadi total jarak yang dibutuhkan untuk merakit ban, velg, dan as roda lalu memasukan kedalam chasis yaitu 20 cm dalam waktu 20,5 detik.

8. Nomor peta 8 : pada bagian ini operator memasang tutup dinamo dan penutup baterai lalu memasang kedua body. pada proses pemetaan ini tangan kiri memegang chasis; memegang chasis; memegang chasis; memegang chasis;

memegang chasis; memegang chasis dengan total jarak 0 cm dalam waktu 28,5 detik dengan gerakan yang digunakan dilambangkan dengan G. Tangan kanan menjangkau tutup dinamo; memasang tutup dinamo; menjangkau penutup baterai;

memasang penutup baterai; menjangkau kedua body; memasang kedua body ke chasis dengan total jarak 55 cm dalam waktu 28,5 detik dengan gerakan yang digunakan disimbolkan RE, G,AJadi total jarak yang dibutuhkan untuk memasang tutup dinamo dan penutup baterai lalu memasang kedua body yaitu 55 cm dalam waktu 28,5 detik.

Dari hasil yang didapat melalui peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan bahwa keadaan kinerja dari tangan kiri dan tangan yang sama, dimana waktu dari proses perakitan Tamiyatersebut menunjukkan waktu antara tangan kiri dan tangan kanan yang sama. Dengan jumlah jarakdari proses perakitan Tamiya ini dilakukan sebelum proses perakitan Tamiya dilakukan, operator sudah menyusun terlebih dahulu part-part Tamiya dengan jarak yang disesuaikan, agar memudahkan dalam proses perakitan Tamiya.

5.3 Waktu Kerja

Proses perakitan Tamiya dari awal hingga akhir memakan waktu 407 detik. Karena terbatasnya waktu, pengamatan hanya dilakukan satu kali. Dari hasil perhitungan waktu

(45)

siklus, didapatkan bahwa rata-rata waktu yang diperlukan oleh operator dalam merakit sebuah Tamiya adalah 407 detik. Dikarenakan pengamatan hanya dilakukan satu kali, maka waktu siklus yang didapatkan sama dengan waktu pengamatan yang dilakukan.

Untuk menentukan waktu normal, perlu dilakukan penyesuaian terlebih dahulu. Pada praktikum ini, kami menggunakan metode Westing house untuk menentukan nilai penyesuaiannya. Dari empat faktor yang dipertimbangkan, diperoleh nilai penyesuaian untuk masing-masing faktor, yaitu +0,03 untuk skill, +0,03 untuk effort, 0 untuk condition, dan 0 untuk consistency. Nilai-nilai tersebut kemudian dijumlahkan dan ditambah satu, sehingga nilai penyesuaian yang didapatkan adalah sebesar

+0.04.

Setelah nilai penyesuaian ditentukan, langkah selanjutnya adalah mencari nilai waktu normal.

Waktu normal diperoleh dengan mengalikan waktu siklus dengan nilai penyesuaian yang telah ditentukan. Dalam praktikum ini, nilai waktu normal yang didapatkan adalah sebesar 423,28 detik. Hal ini berarti bahwa waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja kecepatan/tempo kerja yang normal adalah selama Proses selanjutnya adalah menentukan kelonggaran. Terdapat tujuh faktor yang berpengaruh dalam menentukan kelonggaran (allowance). Faktor-faktor tersebut adalah tenaga yangdikeluarkan dengan nilai kelonggaran 3%, sikap kerja 0,2%, gerakan kerja 0%, kelelahan mata 3%, keadaan temperatur tempat kerja 3%, keadaan atmosfer 0%, dan keadaan lingkungan yang baik 0%. Setelah nilai kelonggaran untuk masing-masing faktor tersebut

diperoleh, kemudian nilai-nilai tersebut dijumlahkan. Dari penjumlahan tersebut, didapatkan nilai kelonggaran untuk proses perakitan Tamiya sebesar 9,2%.

Terakhir, proses pencarian waktu baku pada perakitan Tamiya melibatkan beberapa tahapan, antara lain penyesuaian dan pemberian kelonggaran yang telah dijelaskan di atas, barulah waktu baku dapat dicari. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja normal dan wajar dalam merakit Tamiya adalah 462,2 detik.

(46)

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Perhitungan waktu kerja dalam mengidentifikasi metode kerja dilakukan dengan mengamati setiap gerakan yang dilakukan dalam proses tersebut, kemudian mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan tersebut.

2. Analisis sistem kerja menggunakan peta tangan kanan-tangan kiri dilakukan dengan memetakan setiap langkah kerja yang dilakukan dengan tangan kanan (aktivitas nilai tambah) dan tangan kiri (aktivitas non-nilai tambah), sehingga dapat mengidentifikasi efisiensi dan pemborosan dalam proses tersebut.

3. Untuk mengklasifikasikan value added dan non-value added activity, perhatikan apakah aktivitas tersebut secara langsung memberikan nilai tambah kepada produk atau layanan. Aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah disebut non-value added activity.

4. Menentukan metode kerja menggunakan studi gerakan therblig melibatkan mengidentifikasi gerakan dasar yang terlibat dalam suatu tugas, kemudian mengurangi atau menghilangkan gerakan yang tidak perlu, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas dengan menggunakan pendekatan ini, perusahaan dapat mengoptimalkan proses kerja dan mengurangi pemborosan.

6.2 Saran

1 Minimalisasi gerakan-gerakan yang tidak memberikan nilai tambah (non-value added) dalam proses kerja, khususnya gerakan-gerakan yang termasuk dalam kelompok penunjang (RE, G, M, RL) dan kelompok pembantu (SH, ST, P, H, I, PP).

2. Perbaikan kerja untuk kelompok penunjang dan pembantu dapat dilakukan dengan pengaturan kerja yang lebih baik atau menggunakan alat bantu yang dapat mempermudah dan mempercepat proses.

3. Mengoptimalkan proses kerja dan mengurangi pemborosan dengan menggunakan pendekatan studi gerakan therblig, yaitu dengan mengidentifikasi gerakan dasar yang terlibat dalam suatu tugas, kemudian mengurangi atau menghilangkan gerakan yang tidak perlu.

4. Melakukan perhitungan waktu kerja dengan mengamati setiap gerakan yang dilakukan dalam proses dan mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan tersebut.

(47)

5. Melakukan analisis sistem kerja menggunakan peta tangan kanan- tangan kiri untuk memetakan setiap langkah kerja yang dilakukan dengan tangan kanan (aktivitas nilai tambah) dan tangan kiri (aktivitas non-nilai tambah), sehingga dapat mengidentifikasi efisiensi dan pemborosan dalam proses tersebut.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

ITEBA. 2024. Modul Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi: Pemetaan dan Analisis Metode Kerja. Batam: ITEBA.

Wignjosoebroto.2000.Ergonomi,Studi Gerak dan Waktu: Teknik Analisis untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja.Jakarta.

Sritomo, Wignjsoebroto. 2008. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Penerbit Guna Widya Widagdo, G. U. (2016). Analisis Perhitungan Waktu Baku Dengan Menggunakan Metode

Jam Henti Pada Produk Pulley. Jurnal PASTI, XII(2), 169–183.

Modul II (Pemetaan dan Analisis Metode Kerja)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 48

(49)

Laboratorium Rekayasa Industri Terintegrasi 49

Gambar

Gambar 3.1 Flow Chart Praktikum
Tabel 4.1 Daftar Operasi Kerja
gambar Elemen
Gambar 1. Layout awal penempatan alat &
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Analisis postur kerja dengan metode REBA pada Pekerja Proses Pengasahan Batu Akik sangat perlu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, permasalahan

Peta kerja setempat adalah suatu peta kerja yang menggambarkan proses yang terjadi pada suatu stasiun kerja atau departemen yang dapat digunakan untuk menganalisa

Berdasarkan hasil analisis perancangan dan pengembangan sistem informasi pembayaran untuk sekolah yang telah dilakukan dengan terintegrasi dengan pihak bank selama proses

Selain itu digunakan metode RWL dan MPL untuk memperoleh hasil berupa analisis beban kerja serta penggunaan data antropometri dalam rangka pembuatan design produk yang

Dokumen ini berisi laporan praktikum sistem komunikasi satelit dan modul mengenai pemetaan bumi serta sistem navigasi satelit global

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA PERANCANGAN KERJA PRODI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS

Laporan ini menyajikan hasil praktikum Geofisika Eksplorasi yang berfokus pada metode

Laporan praktikum perancangan stasiun kerja modul 3 di Departemen Teknik Industri Universitas