i
PEMETAAN POTENSI TANAH WAKAF SEBAGAI WAKAF YANG PRODUKTIF TAHUN 2021 DI KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN
LOMBOK UTARA Skripsi
OLEH : BAIQ SUNATI NIM. 180501056
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2022
ii
PEMETAAN POTENSI TANAH WAKAF SEBAGAI WAKAF YANG PRODUKTIF TAHUN 2021 DI KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN
LOMBOK UTARA Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Syariah
OLEH : BAIQ SUNATI NIM. 180501056
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2022
iii
iv
v
vi
vii MOTTO
* ِساَّنلِل مُهُعَفنَأ ِسانلا ُرْيَخ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (Hadits riwayat Ath-Thabrani).*1
*Sulaiman Bin Ahmad Al-Thabrany, Kitab Mu‟jam Al-Ausath, (Khairo: Darul Haromain, t.th), hlm. 1766.
*https://www.risalahislam.com di akses tanggal 28 Agustus 2022
viii
PERSEMBAHAN
“Sripsi ini penulis
persembahkan untuk kedua orang tua penulis yaitu Bapak Lalu Sanusi dan Ibu Baiq Sarkiah, Keluarga besar Lalu Ja‟far dan Lalu Safiah”
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Pemetaan Potensi Tanah Wakaf Sebagai Wakaf yang Produktif Tahun 2021 di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara”
dapat diselesaikan dengan baik untuk menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Mataram. Tak lupa kita layangkan soalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw beserta sahabat dan keluarganya, semoga dengan seringnya kita melafalkan sholawat kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan syafa‟at dari Beliau kelak di hari penghisaban.
Skripsi ini bisa terselesaikan bukan karena hasil kerja keras saya sendiri, melainkan berkat motivasi terutama motiasi pasif Ibu, Ayah dan saudara yang selalu mendukung saya baik dengan motivasi maupun do‟a sehingga saya bisa semakin bersemangat. Begitu juga dengan motivasi aktif dari sahabat- sahabat, teman-teman tercinta, saya ucapkan terimakasih atas segala do‟a serta dukungannya sehingga saya dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.
Dengan segala hormat juga saya sampaikan terimakasih kepada : 1. Drs. H. Agus Mahmud, M.Ag selaku pembimbing I dan H.
Samahuddin, ME selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
x
2. Ibuk Dr. Zulpawati, M.A sebagai Ketua Program Studi Ekonomi Syariah yang tetap mengingatkan untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak Dr. Riduan Mas‟ud, M.ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menimba ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.
5. Sahabat penulis, almamater UIN Mataram, semua guru dan dosen penulis.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah swt dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Aamin.
Mataram, 2 Oktobet 2022 Penulis
Baiq Sunati NIM. 180501056
xi DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN ... vi
MOTTO ... vii
PEMSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
ABSTRAK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 5
E. Telaah Pustaka ... 6
F. Kerangka Teori... 10
G. Metodologi Penelitian ... 26
H. Sistematika Pembahasan ... 28
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 30
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 30
B. Pemetaan Potensi Tanah Wakaf Produktif di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara ... 34
BAB III PEMBAHASAN ... 42
A. Analisis Pemetaan Potensi Tanah Wakaf Produktif di Kecamatan Tanjung Kabipaten Lombok Utara ... 4
xii
BAB IV PENUTUP ... 48
A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 53
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 32 Tabel 2.2 Data Penduduk Berdasarkan Agama ... 33 Tabel 2.3 Data Penduduk Secara Keseluruhan ... 34 Tabel 2.4 Jumlah Tanah Wakaf di Kecamatan
Tanjung Kabupaten Lombok Utara ... 35 Tabel 2.5 Data Peruntukan Tanah Wakaf
di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok
Utara. ... 35 Tabel 2.6 Potensi Tanah Wakaf Produktif Kecamatan
Tanjung Kabupaten Lombok Utara. ... 36 Tabel 3.7 Pemanfaatan Aset Tanah Wakaf Produktif
di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok
Utara ... 45
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Luas Tanah Wakaf Kecamatan Tanjung
Kabupaten Lombok Utara... 44
xv
PEMETAAN POTENSI TANAH WAKAF SEBAGAI WAKAF YANG PRODUKTIF TAHUN 2021 DI KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN
LOMBOK UTARA Oleh :
Baiq Sunati NIM. 180501056
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi untuk mengetahui bagaimana pemetaan potensi tanah wakaf sebagai wakaf yang produktif tahun 2021 di Kecamatan Tanjung. Kebangkitan wakaf sangat penting karena memiliki potensi yang besar dalam membantu prekonomian masyarakat di Kecamatan Tanjung.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pemetaan potensi tanah wakaf sebagai wakaf yang produktif tahun 2021 di Kecamatan Tanjung. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik pengumpulan data deskriptif kualitatif, menggunakan metode obserasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wakaf produktif di Kecamatan Tanjung belum optimal karena kurangnya masyarakat dalam berwakaf secara produktif serta partisipasi pemerintah untuk lebih mengoptimalkan pemberdayaan wakaf di Kecamatan Tanjung pada umumnya. Hambatan dan kendala Badan Wakaf Indonesi (BWI) tingkat Kabupaten dalam proses pengawasan lembaga wakaf di Kecamatan Tanjung yaitu: pertama, minimnya anggaran sosialisasi untuk wakaf khususnya wakaf produktif.
Kedua, minimnya Sumber Daya Manusia yang menguasai bidang dalam mengelola wakaf produktif. Dan ketiga, masyarakat masih berfikir konsumtif untuk berwakaf.
Kata kunci: Pemetaan, Potensi, Tanah Wakaf, Produktif.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai masyarakat agraris, dimana masyarakat selalu membutuhkan tanah, karena tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat.
Pemanfaatan tanah digunakan untuk kepentingan rakyat demi tercapainya masyarakat yang adil dan makmur. Tanah merupakan salah satu faktor dalam pembangunan yang bersifat fisik, seperti gedung pemerintahan, sekolah, pabrik.
Tanah juga sangat berperan untuk membangun masyarakat, baik dalam jumlah, kepemilikan, maupun proses peralihan haknya. Seiring waktu, tanah mengalami perubahan kedudukan dan fungsi melalui beberapa proses peralihan hak, seperti hibah, wakaf, dan jual beli. Salah satu proses peralihan hak yang pengaruhnya sangat besar pada kedudukan dan fungsi tanah adalah wakaf.1
Menurut Sayyid Ameer Ali, hukum wakaf merupakan cabang yang terpenting dalam hukum Islam.
Karena terjalin ke dalam seluruh kehidupan ibadah dan prekonomian sosial kaum muslim. Dengan demikian, wakaf merupakan sumber daya ekonomi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan ekonomi. Yang mana pemanfaatan wakaf tidak hanya untuk kegiatan keagamaan dan sosial belaka, namun juga dapat digunakan untuk
menopang prekonomian masyarakat. 2
1Fakhruddin M, “Pemetaan Tanah Wakaf di Kabupaten Karawang”, Multikultural dan Multireligius, Vol. 17, Nomor 1, Juni 2018, hlm. 158
2Abdul Nasir Khoerudin, “Tujuan dan Fungsi Wakaf Menurut Para Ulama dan Undang-Undang di Indonesia”,Tazkia, Vol. 19, Nomor 2, Desember 2018, hlm. 2
2
Wakaf termasuk salah satu diantara sekian banyak penyerahan harta atau hak milik secara ikhlas dari seseorang kepada orang lain atau kepada suatu kelompok untuk dimanfaatkan sebagai sarana ubudiyah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, manfaatnya sangat besar untuk perkembangan umat Islam, baik dari segi prekonomian maupun segi sosial dan keagamaannya.
Diantara ayat-ayat al-qur‟an yang mendasari ibadah wakaf adalah Q.S Ali Imron (03):92.
ۦِهِب َ َّللَّٱ َّنِإَف ٍءْىَش نِم ۟اوُقِفنُت اَم َو ۚ َنوُّب ِحُت اَّمِم ۟اوُقِفنُت ٰىَّتَح َّرِبْلٱ ۟اوُلاَنَت نَل
3 ميِلَع
Artinya : Kamu sekalian tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah SWT mengetahuinya.4
Wakaf diharapkan menjadi salah satu alternatif yang mampu memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah ekonomi, mengingat salah satu tujuan wakaf ialah menjadikannya sebagai sumber dana yang produktif. Ibadah wakaf ini tidak akan terputus pahalanya sepanjang manfaat harta yang diwakafkan itu masih dapat diambil, meskipun Wakif sudah meninggal dunia. Oleh karena itu, wakaf tergolong kepada kelompok amal jariyah yang mengalir, sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Al- Bukhari.
3QS. Ali-Imran[3]: 92
4Depag RI, Al-Qur‟anul Karim Tafsir Perkata Tajwid Kode, terj.
Muhamad Shohib, (Jakarta: Al-Fatih, 2009), hlm. 62
ٍدَل َو َو ِهِب ُعَفَحْىُي ٍمْلِع َو ٍةَي ِزاَج ٍةَقَدَص ْهِم ٍةَث َلََث ْهِم الَِّإ ُهُلَمَع َعَطَقْوا ُناَسْوِ ْلْا َتاَم اَذِإ
5 ُهَل ىُعْدَي ٍحِلاَص Artinya : Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda :“Bahwa manusia mati, maka tetrputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang mendoakan kedua orangtuanya (Al-Bukhari:196).6
Wakaf merupakan salah satu sumber dana yang memiliki potensi dalam pengembangan ekonomi umat selain infak, zakat dan sedekah. Wakaf bisa dijadikan sebagai dana abadi umat yang memberikan manfaat dalam mensejahterakan masyarakat. Aspek kemanfaatan benda yang diwakafkan menjadi esensi dari wakaf itu sendiri.
Sehingga dengan diaturnya benda wakaf diharapkan bisa menggerakkan seluruh potensi wakaf untuk mensejahterakan masyarakat luas.7
Data yang diperoleh dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara, luas tanah wakaf di Kecamatan Tanjung 7.673Ha yang terdiri dari 151 titik. Dengan harta wakaf yang begitu besar masalah prekonomian masyarakat bukan mejadi masalah bagi masyarakat yang ada di Kecamatan Tanjung, apabila harta wakaf yang ada dapat dikelola dengan baik. Namun seperti yang kita lihat bahwa pengelolaan wakaf masih banyak yang bersifat tradisional dan lebih menekankan pada aspek sosial dan keagamaan seperti untuk membangun masjid, mushola, sekolah, ponpes, dan kuburan, dan belum dikelola dalam
5Al-Nawawi al-Syafi‟i Imam Abi Zakaria bin Syaraf, Riyadus Al-Shalihin, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Islami, 2010), hlm. 280
6 Siswahyudianto, “Potensi Wakaf Untuk Perumahan dan Permukiman Rakyat”, Akuisisi, Vol. 12, Nomor 2, November 2016, hlm. 18
7Ahmad Djunaidi, Menuju Era Wakaf Produktif, (Jakarta:
Mumtaz Publishing, 2007), hlm. 47
bentuk prekonomian yang hasilnya dapat di manfaatkan untuk kaum-kaum yang membutuhkan, terutama fakir miskin.
Sehubungan dengan ini, di Kecamatan Tanjung ada banyak tanah wakaf yang secara pengelolaan masih tradisional, dan tergolong belum memberikan kontribusi kepada prekonomian masyarakat disekitarnya, karena kebanyakan para wakif yang ada hanya menggunakan tanah wakaf sebagai kegiatan-kegiatan peribadatan dan belum diproduktifkan. Padahal Kecamatan Tanjung tempat yang strategis untuk dikembangkan harta wakaf secara modern seperti membangun pusat perbelanjaan, hotel, villa sebagai tempat para wisatawan yang datang untuk menginap. Dan belum adanya pemetaan lokasi secara jelas sehingga sulit untuk mengembangkan tanah wakaf yang ada. Sehubungan dengan inilah yang menjadi alasan pemulis memilih Kecamatan Tanjung. Melihat masalah yang ada akhirnya penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan memberikan judul “Pemetaan Potensi Tanah Wakaf Sebagai Wakaf yang Produktif Tahun 2021 di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara”.
B. Rumusan Masalah
Penelitian memfokuskan kajian agar tidak mmengalami perluasan masalah dengan merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana pemetaan potensi tanah wakaf sebagai wakaf yang produktif tahun 2021 di Kecamatan Tanjung?
C. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat penelitian ini adalah
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemetaan potensi tanah wakaf sebagai wakaf yang produktif tahun 2021 yang ada di Kecamatan Tanjung.
2. Manfaat Penelitian a. Teoritis
Secara teoritis untuk meningkatkan pemahaman, memberikan informasi dan pengetahuan, dalam kajian teori-teori terhadap pemetaan potensi tanah wakaf sebagai wakaf yang produktif tahun 2021 dengan masalah praktek tanah wakaf di Kecamatan Tanjung.
Dan dapat di jadikan sebagai acuan penelitian-penelitian berikutnya.
b. Praktis
Memberikan kontribusi informasi dan bahan referensi bagi pengelola wakaf maupun masyarakat terhadap pemetaan yang digunakan dalam pengelolaan wakaf produktif.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Sesuai dengan tujuan dan manfaat di atas, maka ruang lingkup dan setting penelitian ini adalah :
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini agar tidak mengalami perluasan masalah, maka peneliti membatasi ruang lingkupnya. Penelitian hanya pada pemetaan potensi tanah wakaf sebagai wakaf yang produktif di Kecamatan Tanjung.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka ini merupakan karya-karya terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang diteliti, karena itu peneliti menelaah karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian teliti, yakni antara lain :
1. Jurnal ditulis oleh Daharmi Astuti.dkk, yang berjudul
“Pemetaan Potensi Wakaf Produktif di Kota Pekanbaru”.
Dalam jurnal ini membahas tentang kurangnya implementasi wakaf produktif di Pekanbaru dan adanya informasi beberapa kasus baik dimedia cetak dan elektronik tentang kurangnya pengelolaan wakaf produktif di Pekanbaru. Kebangkitan wakaf sangat penting karena memiliki potensi besar dalam membantu pertumbuhan ekonomi di Pekanbaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pemetaan wakaf produktif di Pekanbaru. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik pengumpulan data deskriptif kualitatif, menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wakaf produktif di Kota Pekanbaru belum dilakukan dengan baik, karena kurangnya orang dalam melakukan wakaf secara produktif dan partisipasi pemerintah untuk lebih mengoptimalkan pemberdayaan wakaf di Kota Pekanbaru.8
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Daharmi Astuti.dkk, dengan penelitian ini adalah dari sisi objek penelitian yang mana kedua penelitian ini sama- sama mengkaji tentang wakaf. Selain itu, dari sisi metode penelitiannya sama-sama menggunakan teknik pengumpulan data deskriptif kualitatif, menggunakan
8 Daharmi Astuti.dkk, “Pemetaan Potensi Wakaf di Kota Pekanbaru”, Agama dan Ilmu Pengetahuan, Vol.18, Nomor 2, Oktober 2021, hlm. 104
metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan Daharmi Astuti.dkk dengan penelitian ini adalah terletak pada sisi subjek penelitian yakni penelitian ini ada di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara sedangkan penelitian Dahami Astuti Dkk ada di Kota Pekanbaru.
2. Jurnal ditulis oleh Fakhruddin M dengan judul “Pemetaan Tanah Wakaf di Kabupaten Karawang”.Penelitian ini mengkaji implementasi kebijakan sertifikat tanah wakaf di Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat. Kajian ini menjelaskan bahwa tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat masih jauh lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan yang sudah memiliki sertifikat. Sebagian besar tanah wakaf digunakan untuk masjid dan mushola, proses dan kinerja administrasi perlu ditingkatkan untuk mengurangi terjadinya perbedaan data. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode wawancara, observasi, dan kajian dokumen.9
Persamaan dari penelitian Fakhruddin dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang tanah wakaf, dan menggunakan pendekatan kualitatif dengn metode wawancara, observasi. Sedangkan perbedaan dari penelitian Fakhruddin dengan penelitian ini adalah terletak pada potensi tanah wakaf sebagai wakaf yang produktif sedangkan penelitian Fakhruddin hanya mengkaji masalah pemetaan tanah wakaf.
3. Skripsi ditulis olehSuriawati dengan judul “Pandangan Tokoh Masyarakat Terhadap Pengelolaan Tanah Wakaf di Desa Lingsar Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat”. dalam penelitian di bahas mengenai pandangan tokoh masyarakat terhadap pengelolaan tanah wakaf oleh
9Fakhruddin M, “Pemetaan Tanah Wakaf..., hlm. 157
masyarakat Desa Lingsar tentang pengelolaan administrasi yang kurang baik terutama dalam cara pengelolaan benda wakaf dan pemeliharaannya. Dimana nadzir kurang disiplin dalam menjaga harta wakaf yang di berikan kepadanya sebagai amanah. Harta wakaf yang di wakafkan oleh wakif untuk kepentingan ibadah bisa jadi milik tetap anak cucu wakif sendiri karena kurangnya bukti-bukti yang kuat dari nadzir bahwa harta yang di wakafkan sudah menjadi milik umum dan untuk kepentingan beribadah.10
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Suriawati dengan penelitian ini adalah dari sisi objek penelitian yang mana kedua penelitian ini sama-sama mengkaji tentang tanah wakaf, selain itu dari sisi metode penelitiannya sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data sama-sama menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan perbedaan penelitian yang di lakukan Suriawati dengan penelitian ini adalah terletak pada pemetaan potensi tanah wakaf sebagai wakaf yang produktif sementara Suriawati melihat dari pandangan tokoh masyarakat terhadap pengelolaannya.
4. Skripsi ditulis oleh Dhevia Nursafitri dengan judul
“Praktik Tukar Tambah Tanah Wakaf Persfektip Hukum Ekonomi Syariah”. Penelitian ini mengkaji tentang transaksi tukar tambah tanah wakaf di Kelurahan Pagesangan Kecamatan Mataram Kota Mataram.
Transaksi yang di lakukan oleh seorang warga dengan pihak yayasan yang berdiri di atas tanah wakaf ditukar dengan 4 meter tanah warga yang berada di belakang
10 Suriawati, “Pandangan Tokoh Masyarakat Terhadap Pengelolaan Tanah Wakaf di Desa Lingsar Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat”, (Skipsi: UIN Mataram, 2016), hlm. 63-64
yayasan, satu meter tanah wakaf tersebut dijadikan sebagai akses jalan pribadi menuju jalan raya. Dalam tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap praktik tukar tambah tanah wakaf di kelurahan Pagesangan ini tidak diperbolehkan dikarenakan penukaran tanah wakaf diperuntukkan untuk kepentingan pribadi bukan untuk kepentingan masyarakat umum.11
Persamaan penelitian Dhevia Nursafitri dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi, dan juga terletak pada objek penelitian sama-sama mengkaji tentang tanah wakaf. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan Dhevia Nursafitri dengan penelitian ini yaitu pada transaksi tukar tambah, sementara dalam penelitian ini mengkaji tentang pemetaan potensi tanah wakaf sebagai wakag yang produktif.
5. Skripsi ditulis oleh Rahmawati yang berjudul
“Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah Wakaf di Desa Pemenang Barat Lombok Utara (Tinjauan Hukum Islam)”. Penelitian ini mengkaji tentang pengelolaan dan pemanfaatan tanah wakaf di Desa Pemenang Barat, Lombok Utara (Tinjauan Hukum Islam). Tanah wakaf yang ada di Desa Pemenang Barat ini pada umumnya keberadaan tanah wakaf yang diwakafkan oleh wakif di Desa Pemenang Barat rata-rata telah dimanfaatkan dan di arahkan sesuai dengan tujuan ketika pertama kali diwakafkan oleh wakif. Tanah-tanah wakaf tersebut dimanfaatkan untuk kepeluan peribadatan, keperluan sosial, dan sudah dikembangkan dalam bentuk bangunan
11Dhevia Nursafitri, “Praktik Tukar Tambah Tanah Wakaf Persfektip Hukum Ekonomi Syaiah”, (Skripsi: UIN Mataram,2020), hlm. xiii
ruko yang ada di lahan depan masjid pinggir jalan raya Pemenang Barat.12
Persamaan dari penelitian Rahmawati dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode kulitatif dan pengumpulan data sama-sama menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan juga terletak pada objek penelitian yakni sama-sama mengkaji tentang tanah wakaf. Perbedaan dari penelitian ini yakni pada pemetaan potensi tanah wakaf sebagai wakag yang produktif, sedangkan penelitian Rahmawati fokus terhadap pengelolaan dan pemanfaatan.
F. Kerangka Teori 1. Pengertian Potensi
Potensi adalah kemampuan, kekuatan, kesanggupan, daya yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. 13 Dalam KBBI potensi memiliki pengertian yaitu kemampuan yang memiliki segala harapan ataupun kemungkinan untuk mengalami pengembangan, hal tersebut dapat berupa daya, kesanggupan, ataupun kekuatan yang mana dapat diproleh serta-merta maupun memerlukan waktu untuk berproses.14 Potensi juga dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kemampuan, kekuatan, daya maupun kesanggupan yang mempunyai harapan untuk dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih baik. Hal tersebut
12Rahmawati, “Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah Wakaf di Desa Pemenang Barat Lombok Utara (Tinjauan Hukum Islam)”, (Skipsi: IAIN Mataram, 2015), hlm. xii
13Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 1096
14Indah Yuliana & Surya Perdana Hadi, “Model Penerapan dan Potensi Wakaf Saham di Indonesia”, Perspektif Ekonomi Darussalam, Vol. 5, Nomor 2, September 2019, hlm. 230
umumnya diproleh dengan pembangunan bagi masyarakat yang sejahtera.15
2. Pemetaan
a. Pengertian Pemetaan
Pengertian pemetaan secara hafiah adalah suatu proses, cara, pebuatan membuat peta, kegiatan pemotretan yang dilakukan melalui udara dimana dalam kegiatan tersebut betujuan meningkatkan hasil pencitraan yang baik tentang suatu daerah. Pengertian lain tentang pemetaan adalah pengelompokan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah meliputi dataran tinggi.16
Definisi pemetaan dalam KBBI menekankan ungkapan perasaan dalam bentuk gambar, tulisan, peta, dan grafik. Definisi ini menekankan produk atau output dari data.17 Sedangkan menurut para ahli, pemetaan adalah pengelompokan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memiliki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat.
b. Proses pemetaan
Proses pemetaan dilakukan dalam tiga tahap yaitu : 1) Pengumpulan data
Pemetaan dimulai dengan pengumpulan data. Keberadaan data ini penting, karena dengan
15Ibid.
16Aditya Nugroho & Wahyu Andhyka K, “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lokasi Bird Contesr Kota Malang Berbasis Android”, SISTEMASI, Vol. 7, Nomor 3, September 2018, hlm. 215-216
17Restu Mahdila & Eki Saputra, “Sistem Informasi Pemetaan Kualitas Pendidikan di Kota Pekanbaru Berbasis WEB”,Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2015, hlm. 2
data seseorang dapat melakukan analisis evaluasi tentang data tertentu. Data yang dipetakan dapat berupa data primer dan data skunder.
2) Penyajian data
Tahap ini merupakan upaya melukiskan atau mengelompokkan data dalam bentuk simbol, supaya data tersebut menarik, mudah dibaca, dan dimengerti oleh pengguna. Penyajian data dalam sebuah peta harus dirancang secara baik dan benar supaya tujuan pemataan dapat tercapai.
3) Penggunaan peta
Penggunaan peta adalah tahap penting karena menentukan keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang dirancang dengan baik dapat digunakan atau dibaca dengan mudah. Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi, sehingga pada peta harus terjalin interaksi antara pembuat peta dengan pengguna peta. Pembuat peta harus dapat merancang peta sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca, mudah dipahami, dan dianalisis oleh pengguna peta. Pengguna harus dapat membaca peta dan memperoleh gambaran informasi sebenarnya dilapangan.18
3. Wakaf
a. Pengertian Wakaf
Wakaf secara bahasa berasal dari bahasa arab waqafa yang artinya menahan, diam ditempat atau tetap berdiri.19Kata waqafa-yaqifu-waqfan sama artinya dengan habasa-yahbisu-tahbisan yang artinya menahan.
18 Daharmi Astuti.dkk, “Pemetaan Potensi Wakaf di Koa Pekanbaru”, Agama dan Ilmu Pengetahuan, Vol.18, Nomor 2, Oktober 2021, hlm. 106
19Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), hlm. 1576
Sedangkan dalam istilah syara‟ wakaf adalah sejenis pemberian dengan cara menahan kepemilikan kemudian menjadikan manfaatnya berlaku umum. Yang dimaksud kepemilikan adalah menahan barang yang diwakafkan agar tidak diwariskan, dijual, dihibahkan, didagangkan, ataupun disewakan. Sedangkan pemanfaatannya menggunakan sesuai dengan kehendak sangpemberi wakaf tanpa imbalan.20
Al-Minawi berpendapat wakaf adalah manahan harta benda yang dimiliki dan menyalurkan manfaatnya dengan tetap menjaga pokok barang dan keberadaannyayang berasal dari para dermawan atau pihak umum,selain harta yang dihasilkan dari perbuatan maksiat semata-mata karena ingin mendekatkan diri kepada Allah.21
Menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia, rumusan definisi wakaf adalah
1. Undang-Undang Wakaf No.41 Tahun 2004 dinyatakan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya untuk keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari‟ah.22
2. Peraturan pemerintah No.28 Tahun 1977, wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya
20Hamdan Firmansyah, “Penafsiran Ayat-Ayat Ahkam Tentang Wakaf”,Wakaf dan Ekonomi Islam, Vol 12, Juni 2019, hlm. 2
21Mohamad Ainun Najib, “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Melalui Manajemen Aset Wakaf Berbasis Skim Mudhorobah dan Ijarah”, Wakaf dan Ekonomi Islam, Vol 13, No. 2, hlm. 98
22Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia,(Jakarta:
Sinar Grafika, 2009), hlm. 153
yang berupa tanah milik dan kelembagaannya untukselama-lamanya untuk kepentingan atau keperluan umat lainnya sesuai ajaran agama islam.23 3. Kompilasi Hukum Islam (KHI), wakaf adalah
perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan kelembagaannya untuk selama- lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai ajaran islam.24
4. Peraturan Wakaf Indonesia No.4 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf mendefinisikan wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk di manfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.25
Beberapa definisi wakaf menurut ulama fiqh sebagai berikut.26
1. Mazhab Hanafi yaitu menahan benda wakif dan menyedekahkan manfaatnya untuk kebaikan.
Mewakafkan harta bukan berarti meninggalkan hak milik secara mutlak, dengan dekimikian wakif boleh saja menarik wakafnya kembali kapan saja dikehendakinya dan boleh diperjualbelikannya. Selain itu, dijelaskan pula bahwa kepemilikan harta yang
23Ibid., hlm. 220
24 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, Fiqh Muamalah, (Jakarta:Kencana Prenadamedia Grup, 2013), hlm. 357
25Peraturan Badan Wakaf Indonesia(BWI) Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Pegembangan Harta Benda Wakaf, Pasal 1 ayat (1), dalam www.bwi.go.id diakses tanggal 16 januari 2022.
26Suhrawardu K. Lubis. dkk, Wakaf dan Pemberdayaan Umat, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm.4-6
diwakafkan berpindah menjadi hak ahli waris apabila wakif meninggal dunia. Namun demikian, Mazhab Hanafi mengakui eksistensi harta wakaf yang tidak dapat ditarik kembali yaitu wakaf yang dilakukan dengan cara wasiat, berdasarkan keputusan hakim bahwa harta wakaf tidak boleh dan tidak dapat ditarik kembali, dan harta wakaf yang dipergunakan untuk pengembangan masjid.
2. Mazhab Maliki yaitu menjadikan manfaat harta wakif, baik berupa sewa atau hasilnya untuk diberikan kepada yang berhak secara berjangka waktu sesuai kehendak wakif. Memperlihatkan pendapat Mazhab Maliki disebutkan bahwa kepemilikan harta tetap pada wakif dan masa berlakunya wakaf tidak untuk selama- lamanya kecuali untuk waktu tertentu menurut keinginan wakif yang telah ditentukannya sendiri.
3. Mazhab Syafi‟i yaitu menahan harta yang dapat diambil manfaatnya dengan tetap utuhnya barang dan barang tersebut hilang kepemilikannya dari wakif, serta dimanfaatkan pada sesuatu yang dibolehkan.
4. Mazhab Hambali yaitu menahan secara mutlak kebebasan pemilik harta dalam menjalankan hartanya yang bermanfaat dengan tetap utuhnya harta dan memutuskan seluruh hak penguasaan terhadap harta, sedangkan manfaat harta adalah untuk kebaikan dalam mendekatkan diri kepada Allah.
b. Dasar Hukum Wakaf27 1. Al-Qur‟an
Dalam Al-Qur‟an terdapat beberapa ayat yang menganjurkan untuk menunaikan wakaf, beberapa di antaranya adalah QS. Ali-Imran :92
27Depag RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktoat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depatemen Agama RI, 2007), hlm. 11-13
28 ميِلَعَۦِهِب َ اللَّٱ انِإَف ٍءْىَش هِم ۟اىُقِفى ُج اَم َو ۚ َنىُّب ِحُج اامِم ۟اىُقِفىُج ٰىاحَح اسِبْلٱ ۟اىُلاَىَج هَل
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada keebajikan (yang sempurna), sebelum kamu memanfaatkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”.29
Abu Thalhah, seorang sahabat setelah mendengar ayat diatas ingin mewakafkan hartanya yang sangat dicintainya, berupa kebun di Birha.30
Abu Thalhah menemui Nabi SAW dan berkata
“aku ingin mengamalkan wahyu illahi itu, ya Rasulullah, kekayaan yang paling aku cintai sehingga tidak ada yang lain lagi adalah kebun yang di Birha.
Terimalah dia sebagai sedekahku, ya Rasulullah aku menyerahkan kepada yang patut menerimanya”.31
Ayat lain yang menjadi acuan mengenai wakaf adalah QS Al-Baqarah :261.
ْثَحَبْوَأ ٍةاب َح ِلَثَمَك ِ االلَّ ِليِبَس يِف ْمُهَلا َى ْمَأ َنىُقِفْىُي َهيِرالا ُلَثَم ْه َمِل ُف ِعاَضُي ُ االلَّ َو ۗ ٍةابَح ُةَئا ِم ٍةَلُبْىُس ِّلُك يِف َلِباَىَس َعْبَس
32 ميِلَع ع ِسا َو ُ االلَّ َو ۗ ُءاَشَي
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang- orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus
28QS. Ali-Imran[3]: 92
29Depag RI, Al-Qur‟anul Karim..., hlm. 62
30Devi & Megawati, “Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Produktif di Kota Pekanbaru”, Hukum Islam, Vol. XIV, Nomor 1, November 2014, hlm. 109
31Achmad Dzikri Rajuli. Dkk, “Studi Analisis Ayat-Ayat Wakaf dalam Tafsir Al-Azhar”, Ekonomi Islam, Vol. 1, Nomor 13, hlm. 68
32QS. Al-Baqarah [2]:261
biji, Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki, dan Allah maha luas (karunianya) lagi Maha Mengetahui”.33
Dalam tafsir Buya Hamka menjelaskan makna ayat diatas bahwasanya pengorbanan harta menegakkan jalan Allah bukanlah merugikan melainkan memberikan untung.34
2. Hadist
Selain Al-Qur‟an sebagai dasar hukum wakaf, terdapat juga hadist diantaranya sebagai berikut : ُعَفَتْنُي ٍمْلِع َو ٍةَي ِراَج ٍةَقَدَص ْنِم ٍةَث َلََث ْنِم َّلَِّإ ُهُلَمَع َعَطَقْنا ُناَسْنِ ْلْا َتاَم اَذِإ
35 ُهَل وُعْدَي ٍحِلاَص ٍدَل َو َو ِهِب
“Dari Abu Hurairah R.a sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: apabila manusia mati, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang saleh yang mendoakannya” (HR Muslim).36
Hadist Nabi yang secara jelas membicarakan dianjurkannya ibadah wakaf yaitu perintah Nabi kepada Umar untuk mawakafkan tanahnya yang ada di Khaibar :
“Bahwa Umar Ibnul Khaththab menghadapi masalah tanah di Khaibar lalu menghadap kepada Nabi Saw mempetanyakan hal itu kepadanya:”Ya Rasulullah aku
33Nunung Lasmana, “Wakaf dalam Tafsir Al-Manar (Penafsiran Atas Surah Al-Baqarah Ayat 261-263 dan Al-Imran Ayat 92)” Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 1, Nomor 2, 2016, hlm. 203
34Achmad Dzikri Rajuli. Dkk, “Studi Analisis Ayat-Ayat Wakaf..., hlm. 65
35Al-Nawawi al-Syafi‟i Imam Abi Zakaria bin Syaraf, Riyadus Al-Shalihin..., hlm. 280
36Hamdan Firmansyah, Penafsiran Ayat-Ayat..., hlm.7
mendapatkan tanah di Khaibar tidak ada harta lain yang lebih berharga dari tanah itu, maka apa yang harus aku kerjakan? Beliau berkata: “jika kalian suka tahanlah tanahnya lalu sedekahkan hasilnya”.
Kemudian Umar menyedekahkan hasilnya, tanah itu tidak dijual, tidak dihibahkan, tidak diwariskan, tetapi hasilnya disedekahkan kepada para fakir miskin, kerabat dekat, budak, sabilillah, ibnu sabil dan tamu.
Tidak mengapalah orang yang mengelolanya untuk makan mengambil hasil dari tanah itu secara baik- baik, memberi makan tanpa ingin memilikinya”(HR Bukhari dan Muslim).37
c. Rukun dan Syarat-syarat Wakaf38
Menurut para ulama‟ rukun wakaf ada empat yaitu : 1. Waqif (orang yang mewakafkan). Syarat waqif
adalah merdeka, berakal sehat, dewasa, tidak berada dibawah pengampuan. Karena waqif adalah pemilik sah harta yang diwakafkan, maka wakaf hanya bisa dilakukan jika tanahnyaadalah milik sah wakif tersebut.
2. Mauquf bih (barang atau harta yang diwakafkan).
Dalam perwakafan, supaya diangap sah maka harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a) Harta wakaf itu memiliki nilai (ada harganya).
Maksudnya adalah dalam praktiknya harta tersebut dapat bernilai apabila telah dimiliki oleh seseorang, dan dapat dimanfaatkan dalam kondisi bagaimanapun.
b) Harta wakaf itu jelas bentuknya. Artinya diketahui dengan yakin ketika benda tersebut diwakafkan, sehingga tidak akan menimbulkan persengketaan.
37Ibid., hlm. 6
38Hamdan Firmansyah, Penafsiran Ayat-Ayat..., hlm. 21-23
c) Harta wakaf merupakan hak milik dari wakif.
d) Harta wakaf itu berupa benda yang tidak bergerak, seperti tanah, atau benda yang disesuaikan dengan wakaf yang ada.
3. Mauquf „alayh (peruntukan wakaf). Wakaf harus dimanfaatkan dalam batas-batas yang diperbolehkan oleh syarat islam, karena pada dasarnya wakaf merupakan amal yang bertujuan mendekatkan manusia pada Tuhan. Untuk menghindari penyalahgunaan wakaf, maka wakif perlu menegaskan tujuan wakafnya. Apakah harta yang diwakafkan itu untuk menolong keluarganya sendiri sebagai wakaf keluarga, atau untuk fakir miskin, atau untuk kepentingan umum yang jelas untuk kebaikan.
4. Shighat (ikrar wakaf). Pernyataan atau ikrar wakaf itu harus dinyatakan secara tegas baik lisan maupun tertulis, dengan redaksi “aku mewakafkan” atau kalimat yang sama dengannya. Namun shighat wakaf cukup dengan ijab saja dari wakif dan tidak perlu qabul dari mauquf „alayh. Ikrar ini penting karena membawa implikasi gugurnya hak kepemilikan wakaf dan harta wakaf menjadi milik Allah atau milik umum yang dimanfaatkan sesuai dengan tujuan wakif itu sendiri.
d. Macam-macam Wakaf
Macam-macam wakaf bisa dilihat dari beberapa aspek. Dilihat dari aspek penerimaan manfaatnya, wakaf dibagi menjadi tiga katagori :
1. Wakaf Khairi yaitu wakaf yang manfaatnya diterima oleh masyarakat umum. Misalnya wakaf
masjid, wakaf produktif yang hasilnya untuk beasiswa pelajar miskin dan lain-lain.39
2. Wakaf ahli (Dzurri) yaitu wakaf yang manfaatnya hanya diterima oleh keluarga dan anak cucu wakif.
Misalnya wakaf rumah yang hanya boleh ditempati oleh anak cucu dan lain-lain.40
3. Wakaf Musytarak yaitu tujuan wakafnya untuk umum dan keluarga secara bersamaan. Wakaf ini lebih banyak digunakan daripada wakaf keluarga, karena wakif menggunakannya untuk tujuan umum dan khusus yang mana separuhnya untuk kepentingan keluarga dan separuhnya untuk kepentingan umum.41
Dilihat dari aspek pemanfaatan harta benda wakaf, wakaf dibagi menjadi dua katagori :
1. Wakaf Mubasyir yaitu harta benda wakaf yang manfaatnya langsung diterima oleh mauquf „alaih. Contoh wakaf tanah yang manfaatkan untuk membangun masjid dimana umat islam langsung menerima manfaat masjid tersebut untuk beribadah.
2. Wakaf Istismari (wakaf produktif) yaitu harta benda wakaf yang harus di kelola terlebih dahulu agar menghasilkan manfaat yang diberikan kepada mauquf „alaih.
Dilihat dari aspek peruntukan harta benda wakaf, wakaf dibagi menjadi dua katagori :
1. Wakaf „am yaitu wakaf yang peruntukannya umum, tidak ditentukan secara spesifik oleh wakif.
39Ibid., hlm.16
40Ibid., hlm. 14
41Nur Azizah Latifah, “Analisis Pelaksanaan Wakaf di Kuwait”, Zakat dan Wakaf, Vol .6 , Nomor 1, 2019, hlm. 10
2. Wakaf „khasb yaitu wakaf yang peruntukannya khusus, ditentukan secara spesifik oleh wakif.
Dilihat dari aspek jangka waktunya, wakaf dibagi menjadi dua katagori:42
1. Wakaf mu‟abbad (wakaf selamanya) yaitu wakaf yang tidak dibatasi dengan jangka waktu tertentu.
2. Wakaf mu‟aqqat (wakaf untuk jangka waktu tertentu) yaitu wakaf yang dibatasi dengan jangka waktu tertentu.
e. Tujuan dan Manfaat Wakaf
Fungsi wakaf telah disebutkan secara jelas dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 216 yang berbunyi bahwa fungsi wakaf adalah mengekalkan manfaat benda wakaf sesuai dengan tujuan wakaf.
Melihat hal tersebut, tentunya manfaat wakaf sudah banyak yang dinikmati oleh masyarakat, baik itu dibidang ibadah, pendidikan, kesehatan, dan sosial dengan tetap menjadi kekekalan nilainya. Oleh karena itu, fungsi utama dari wakaf yaitu mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.43
Tujuan wakaf adalah membantu yayasan pendidikan umum atau khusus, kelompok profesi, yayasan islam, perpustakaan umum atau khusus, membantu pelajar dan mahasiswa untuk belajar didalam dan diluar negeri, membantu yayasan riset ilmiah islam, memelihara anak yatim, janda dan orang- orang lemah, memelihara orang tua jompo dan yayasan yang memberi pelayanan kepada mereka, membantu fakir miskin dan semua keluarga yang berpenghasilan
42Ibid., hlm. 9
43Aries Mufti dan Muhammad Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa, Konsep Sistem Ekonomi Syariah, (Jakarta: MES, 2009), hlm. 213
rendah, memberikan pelayanan umum berupa air dan lsitrik, pelayanan kesehatan, penyeberangan dan lainnya baik di kota maupun di desa tempat tinggal, membangun masjid dan memberi perlengkapannya, serta mengisinya dengan mushaf Al-Qur‟an dan kitab- kitab, juga berinfak untuk keperluan masjid,44 dan memberi bantuan keuangan dengan syarat yang ringan kepada pengusaha kecil yang memerlukan tambahan modal.45
3. Wakaf Produktif
a. Pengertian wakaf produktif
Wakaf produktif adalah harta benda atau pokok tetap yang diwakafkan untuk dipergunakan dalam kegiatan produksi dan hasilnya disalurkan sesuai dengan tujuan wakaf. Seperti wakaf tanah untuk digunakan bercocok tanam, mata air untuk diambil airnya. Wakaf produktif juga dapat didefinisikan yaitu harta yang dapat digunakan untuk kepentingan produksi baik dibidang pertanian, perindustrian, perdagangan, dan jasa yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih dari hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf.46
44Amelia Fauzi.dkk, Filantropi Islam dan Keadilan Sosial, Studi Tentang Potensi, dan Pemanfaatan Filantropi Islam di Indonesia, (Jakarta:
CSRC,2006), hlm. 73
45 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta:
Khalifa, 2004), hlm. 159-160
46Veithzal Rival Zainal, “Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Produktif” Wakaf dan Ekonomi, Vol. 9, Nomor 1, 2016, hlm. 6.
b. Macam-macam wakaf produktif 1. Wakaf uang
Wakaf uang dalam bentuknya, dipandang sebagai salah satu solusi yang dapat membuat wakaf menjadi lebih produktif, karena uang disini tidak lagi dijadikan alat tukar menukar saja. Wakaf uang dipandang dapat memunculkan sesuatu hasil yang lebih banyak.
Dari Wahbah az-Zuhaily dalam kitab al- fiqh islamy wa adilatuhu menyebutkan bahwa mazhab Hanafi membolehkan wakaf uang karena uang yang menjadi modal usaha itu, dapat bertahan lama dan manfaatnya untuk kemaslahatan umat. Bahkan MUI juga telah mengeluarkan fatwa tentang wakaf tunai sebagai berikut :
a) Wakaf uang (cash wakaf / waqf al-nuqut) adalah wakaf yang dilakukan oleh sekelompok atau seseorang maupun badan hukum yang berbentuk wakaf tunai.
b) Termasuk dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.
c) Wakaf yang hukumnya jawaz (boleh).
d) Wakaf yang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar‟i.
e) Nilai pokok wakaf yang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan atau wariskan.47
2. Wakaf uang tunai
Secara umum definisi wakaf tunai adalah penyerahan aset wakaf berupa uang tunai yang tidak dapat dipindah tangankan dan dibekukan untuk selain
47Ibid., hlm. 7
kepentingan umum yang tidak mengurangi ataupun jumlah pokoknya. Di Indonesia wakaf uang relatif baru dikenal. Wakaf uang tunai adalah objek wakaf selain tanah maupun bangunan yang merupakan harta tak bergerak. Wakaf dalam bentuk uang tunai dibolehkan, dan dalam prakteknya sudah dilaksanakan oleh umat islam. Manfaat wakah uang tunai adalah
a) Seseorang yang memiliki dana terbatas sudah bisa mulai memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu menjadi tuan tanah terlebih dahulu.
b) Melalui wakaf uang, asset-asset berupa tanah-tanah kosong bisa mulai dimanfaatkan dengan sarana yang lebih produktif untuk kepentingan umat.
c) Dana wakaf tunai juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan islam.
3. Sertifikat wakaf tunai
Sertifikat wakaf tunai adalah salah satu instrumen yang sangan potensial dan menjanjikan, yang dapat dipakai untuk menghimpun dana umat dalam jumlah besar. Sertifikat wakaf tunai merupakan semacam dana abadi yang diberikan oleh individu maupun lembaga muslim yang mana keuntungan dari dana tersebut akan digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
Sertifikat wakaf tunai ini dapat dikelola oleh suatu badan investasi sosial tersendiri atau dapat juga menjadi salah satu produk dari institusi perbankan syariah. Tujuan dari sertifikat wakaf tunai adalah a) Membantu dalam pemberdayaan tabungan sosial.
b) Melengkapi jasa perbankan sebagai fasilitator yang menciptakan wakaf tunai serta membantu pengelolaan wakaf.
4. Wakaf saham
Saham sebagai barang yang bergerak juga dipandang mampu menstimulus hasil-hasil yang dapat didedikasikan untuk umat, bahkan dengan modal yang besar, saham malah justru akan memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan jenis perdagangan yang lain.48
c. Program pengelolaan wakaf produktif 1. Program jangka pendek49
Dalam rangka mengembangkan tanah wakaf secara produktif, satu hal yang dilakukan oleh pemerintah dalam program jangka pendek adalah membentuk Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Keberadaan BWI mempunyai posisi yang sangat strategis dalam memberdayakan wakaf secara produktif. Pembentukan BWI bertujuan untuk menyelenggarakan koordinasi dengan nazhir dan pembina manajemen wakaf secara nasional maupun internasional.
2. Program jangka menengah dan panjang50
Dengan mengembangkan lembaga-lembaga nazhir yang sudah ada agar lebih profesional dan amanah. Dalam rangka upaya tersebut BWI yang berfungsi sebagai mengkoordinir lembaga perwakafan harus memberikan dukungan manajemen bagi pelaksanaan pengelolaan tanah-tanah produktif seperti dukungan SDM, dukungan advokasi, dukungan keuangan, dan dukungan pengawasan.
48Ibid., hlm. 9
49Depag RI, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia, (Jakarta: Direktoat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depatemen Agama RI, 2007), hlm. 83
50Ibid.,hlm. 84
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, (lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti merupakan instrumen kunci.51
Adapun alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif yakni karena pokok masalah yang akan diteliti merupakan suatu proses dan intraksi langsung antara manusia yang satu dengan yang lain secara alami. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dimana peneliti akan mendeskrifsikan secara jelas dan rinci seputar Pemetaan Potensi Tanah Wakaf Sebagai Wakaf yang Produktif di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
2. Sumber dan Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini yakni data primer dan data skunder.
a. Data primer
Data primer adalah suatu objek atau dokumenta asli dari pelaku yang disebut sebagai first hand information.
Data primer dalam penelitian ini bersumber dari : 1) Nadzir
2) Anggota BWI Kabupaten 3) KUA Kecamatan Tanjung b. Data skunder
Data skunder adalah sumber data yang memberikan data secara tidak langsung yaitu melalui orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data-data yang berhubungan dengan teori masalah wakaf, dan sumber data sekunder
51Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2012), hlm. 57
yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan wakaf, maupun hasil laporan penelitian yang relevan.
3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Observasi terdiri atas dua macam yaitu observasi partisipasi dan observasi non partisipasi. 52 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipasi.
Peneliti menggunakan observasi partisipasi dengan cara melakukan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung ke lokasi penelitian dengan melakukan pengamatan terhadap tanah wakaf yang berpotensi menjadi tanah wakaf produktif yang ada di Kecamatan Tanjung.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. 53 Wawancara terdiri atas tiga macam yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak tersetruktur.
Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara tidak terstruktur atau bebas, di mana peneliti mengggunakan pedoman wawancara yang digunakan hanya menanyakan garis-garis besar permasalahan yang dikaji peneliti secara langsung kepada responden. Peneliti
52Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: ALFABETA cv, 2014), hlm. 105
53Ibid., hlm. 130
malakukan wawancara dengan nadzir, anggota BWI serta staf KUA Kecamatan Tanjung untuk mendapatkan data dan informasi terkait potensi tanah wakaf sebagai wakaf yang produktif di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumen.
Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, cacatan harian, cendera mata, laporan, dan foto.54
Teknik dokumentasi peneliti gunakan untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan jumlah tanah wakaf secara keseluruhan di Kecamatan Tanjung, dan data terkait dengan profil Kecamatan Tanjung.
4. Teknis Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga tema dapat ditemukan dan hipotesis kerja dapat dirumuskan seperti yang disarankan oleh data.55.
Analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu analisis data kualitatif deskriftif yang mana peneliti akan memaparkan informasi yang didapatkan dilapangan secara akurat yang banyak bersifat informatif dan keterangan- keterangan baik secara tersirat maupun tersurat.
H.Sistematika Pembahasan
Perlu diketahui bahwa penelitian ini berbentuk penelitian lapangan, penulisannya mengacu pada pedoman penulisan skripsi atau pedoman karya ilmiah UIN Mataram,
54 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi,dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 141
55 Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2014), hlm. 217
maka penelitian ini menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bab I, bab ini adalah pendahuluan. Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan atau menggunakan latar belakang , rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II, bab ini berisi tentang paparan data dan temuan oleh peneliti yang dilakukan dilapangan, serta memaparkan lokasi penelitian.
Bab III, bab ini membahas tentang data-data yang ada dilapangan, apakah sesuai dengan teori yang ada.
Bab IV, pada bab ini akan menyimpulkan hasil dari penelitian dan saran-saran penelitian.
30 BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis
Kecamatan Tanjung merupakan ibu kota dari Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pusat perdagangan dan pemerintahan Kabupaten ada di Kecamatan ini. Pada tahun 2021 jumlah penduduk Kecamatan Tanjung sebanyak 54.984 jiwa, yang terdiri dari 17.797 KK. Kecamatan Tanjung memiliki 8 (delapan) desa atau kelurahan, yaitu Desa Sigar Penjalin, Desa Medana, Desa Sokong, Desa Tanjung, Desa Jenggala, Desa Tegal Maja, Desa Teniga, dan Desa Samaguna56
Kecamatan Tanjung memiliki luas 44,45 , dengan posisi sebelah Timur dibatasi oleh Kecamatan Gangga, sebelah Barat Kecamatan Pemenang, sebelah Selatan Kabupaten Lomok Barat dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Bali.57
2. Keadaan Sosial a. Ekonomi
Dilihat dari segi keadaan ekonomi masyarakat Kecamatan Tanjung memiliki berbagai macam sumber mata pencaharian yang terdiri dari pertanian, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, buruh, perikanan dan parawisata. Untuk lebih jelasnya dapat diliihat pada tabel dibawah ini :
56http://camattanjung.lombokutarakab.go.id , diakses tanggal 27 Juni 2022
57Ibid.
Tabel 2.1 Data Penduduk Berdasarkan Pekerjaan.58
NO DESA/
KELURAHAN PEKERJAAN LK PK JUMLA
H
1 Sigar Penjalin
Pedagang 14 122 136
Petani 178 45 223
Buruh Harian 1.211 222 1.433 Karwayan Swasta 559 120 679
Wiraswasta 204 65 269
Buruh Tani 466 183 649
2 Medana
Pedagang 18 91 109
Petani 201 48 249
Buruh 436 98 534
PNS 73 39 112
Wiraswasta 159 45 204
Rumah Tangga 0 1.063 1.063
3 Sokong
Pedagang 71 272 343
Petani 545 170 715
Buruh 1.081 314 1.395
PNS 124 65 189
Wiraswasta 295 81 376
Rumah Tangga 1.784 1.783 3.567
4 Tanjung
Pedagang 86 398 484
Petani 219 60 279
Buruh 465 107 572
PNS 165 82 247
Wiraswasta 400 142 542
Rumah Tangga 1 119 120
5 Jenggala
Pedagang 27 57 84
Petani 111 50 161
Buruh 398 173 571
58Ibid.
Nelayan 53 27 80
Wiraswasta 79 23 102
Rumah Tangga 0 529 529
6 Tegal Maja
Pedagang 1 78 79
Petani 742 509 1251
Buruh 196 83 279
PNS 59 12 71
Wiraswasta 1 78 79
Rumah Tangga 0 676 676
7 Teniga
Guru 16 14 30
Petani 492 208 700
Buruh 49 18 67
PNS 13 2 15
Wiraswasta 84 7 91
Rumah Tangga 0 579 579
8 Sama Guna
Karyawan
Honorer 43 38 81
Petani 293 147 440
Buruh 498 208 706
PNS 53 13 66
Wiraswasta 126 29 155
Rumah Tangga 0 697
b. Agama
Kondisi sosial keagamaan di Kecamatan Tanjung terbagi menjadi empat (4) kelompok yaitu agama Islam, Budha, Hindu, dan Kristen. Kehidupan keempat agama ini terjalin sejak lama, bahkan hingga kini hidup rukun berdampingan dan rasa toleransi antar umat beragama. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk beragama di Kecamatan Tanjung dapat dilihat pada tebel berikut.
Tabel 2.2 Data Penduduk Berdasarkan Agama.59
NO DESA/
KELURAHAN AGAMA
Islam Hindu Budha Kristen Katholik
1 Sigar Penjalin 10.472 16 2 10 0
2 Medana 5.293 239 4 1 2
3 Sokong 9.917 1.563 256 4 0
4 Tanjung 6.319 2.201 429 0 0
5 Jenggala 3.753 42 31 1 0
6 Tegal Maja 2.477 17 3.824 2 0
7 Teniga 2.965 0 0 0 0
8 Sama Guna 4.272 0 873 0 0
c. Penduduk
Penduduk Kecamatan Tanjung sangat heterogen, dimana ada berbagai macam suku, adat istiadat, dan budaya. Adapun jenis suku yang ada di Kecamatan Tanjung yaitu suku Sasak, suku Jawa, suku Arab dan suku Bali. Melihat dari perkembangan penduduk Kecamatan Tanjung terus mengalami peningkatan, baik disebabkan tingginya angka kelahiran dan juga kematian serta banyaknya para pendatang baru baik dari luar daerah maupun dari daerah lain. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Tanjung, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
59Ibid.
Tabel 2.3 Data Penduduk Secara Keseluruhan.60
NO DESA/
KELURAHAN KK LK PR Jumlah
1 Sigar Penjlin 3.415 5.202 5.298 10.500
2 Medana 1.853 2.737 2.793 5.530
3 Sokong 3.736 5.864 5.876 11.740
4 Tanjung 2.796 4.332 4.645 8.977
5 Jenggala 1.212 1.903 1.923 3.826
6 Tegal Maja 2.107 3.162 3.158 6.320
7 Teniga 1.033 1.465 1.500 2.965
8 Sama Guna 1.645 2.539 2.587 5.126
JUMLAH 17.797 27.204 27.78 54.984
B. Pemetaan Potensi Wakaf Sebagai Wakaf yang Produktif Tahun 2021 di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara
Dari sepanjang fakta yang ditemui di lapangan secara langsung terkait dengan aset tanah wakaf yang dimiliki oleh Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara mencapai 7.673 Ha yang terdiri dari 151 titik yang tersebar diseluruh Desa atau Kelurahan yang ada di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
Di Desa Sigar Penjalin tanah wakaf memiliki luas 2.133Ha yang terdiri dari 37 titik. Desa Medana tanah wakaf memiliki luas 1.597Ha yang tedapat di 27 titik, kemudian Desa Sokong tanah wakafnya dengan luas 1.244Ha dengan 23 titik. Desa Tanjung tanah wakaf memiliki luas 778Ha dengan 24 titik, Desa Jenggala tanah wakaf memiliki luas 1.095Ha dengan 22 titik, Desa Tegal Maja memiliki luas
60Ibid.
tanah wakaf 325 dengan 7 titik, dan Desa Teniga memiliki lus tanah wakaf 501Ha dengan 11 titik.61
Dari uraian diatas dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut.
Tabel 2.4 Jumlah Tanah Wakaf di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
No
Desa/
Kelurahan Luas (Ha) Jumlah 1 Desa Sigar Penjalin 2.133 37
2 Desa Medana 1.597 27
3 Desa Sokong 1.244 23
4 Desa Tanjung 778 24
5 Desa Jenggala 1.095 22
6 Desa Tegal Maja 325 7
7 Desa Teniga 501 11
Jumlah 7.673 151
Adapun data peruntukan tanah wakaf di Kecamatan Tanjung yang terdapat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.5 Data Peruntukan Tanah Wakaf di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.62
Desa/Kelurahan
Peruntukan Wakaf Tempat
Ibadah
Sekolah/
Madrasah Ponpes Makam Desa Sigar
Penjalin 32 0 2 3
Desa Medana 22 0 2 3
Desa Sokong 11 2 1 9
Desa Tanjung 16 1 2 5
61Dokumentasi Pengurus Wakaf Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
62Ibid.
Desa Tegal
Maja 7 0 0 0
Desa Jenggala 16 0 3 3
Desa Teniga 11 0 0 0
Jumlah 115 3 10 23
Sampai dengan dewasa ini, pengelolaan tanah wakaf yang ada di Kecamatan Tanjung ini masih konsumtif, dalam artian bahwa tanah wakaf yang ada hanya dikelola dalam bentuk ibadah dan sosial belaka. Akan tetapi, ada tanah wakaf yang sangat berpotensi untuk dijadikan wakaf yang produktif yang bisa membantu prekonomian masyarakat setempat. Untuk lebih jelasnya terdapat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.6 Potensi Tanah Wakaf Produktif Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.63
No Alamat Luas Bentuknya Nazhir
1
Batu Rakit Desa Sama
Guna 470.269 Pekebunan Raden Supartono
2
Batu Rakit Desa Sama
Guna 472.235 Pekebunan Rahmat S
3
Batu Rakit Desa Sama
Guna 470.274 Pekebunan Melti
4
Batu Rakit Desa Sama
Guna 470.144 Pekebunan H. Bakti Ketayadi 5
Batu Rakit Desa Sama
Guna 418.418 Pekebunan H. Johdi
6
Batu Rakit Desa Sama
Guna 522.358 Pekebunan
Raden Sumawadi, S.Pd
7
Batu Rakit Desa Sama
Guna 470.235 Pekebunan Ingersah
8
Batu Rakit Desa Sama
Guna 209.724 Pekebunan
63Ibid.