• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANGGULANGAN ANGKA STUNTING DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENANGGULANGAN ANGKA STUNTING DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENREKANG "

Copied!
140
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang…

Sedangkan pada tahun 2019, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah anak penyandang disabilitas di Kabupaten Enrekang meningkat hingga 45,8%, menempatkan Kabupaten Enrekang pada peringkat pertama penderita disabilitas terbanyak di Sulawesi Selatan. Dengan demikian, Kabupaten Enrekang bisa dikatakan memiliki angka stunting tertinggi di wilayah Sulawesi Selatan.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Secara teori, kami berharap dapat menjadi bahan referensi kajian kinerja pelayanan kesehatan dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Enrekang dan dapat mendukung perlunya penelitian lebih lanjut. Secara praktis, kami berharap dapat menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Enrekang.

LANDASAN TEORI

Penelitian Terdahulu

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim Irfani A. 2017) menurunkan angka stunting di Daerah Pegunungan, Desa Bontongan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menyelidiki langsung di Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa.

Pengertian Stunting

Prevalensi stunting di Indonesia masih di atas 20%, artinya belum mencapai target WHO yaitu di bawah 20%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 36,8%.

Pengukuran Kinerja

Kinerja diartikan sebagai gambaran tingkat kinerja dalam melaksanakan kegiatan, program dan kebijakan dengan menggunakan sejumlah cara untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Sembiring, 2012: 81). Pengukuran kinerja harus dilakukan agar dapat diketahui apakah kinerja telah menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan, apakah kinerja dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, atau apakah hasil pekerjaan telah tercapai. sesuai dengan apa yang diharapkan.

Desain Sistem Pengukuran Kinerja

Oleh karena itu, orang yang akan melakukan pengukuran kinerja harus memenuhi syarat-syarat berikut (Kreitner dan Kinicki): (1) ketika berada dalam posisi mengamati perilaku dan kinerja yang menjadi kepentingan individu; (2) mampu memahami dimensi atau gambaran kinerja; (3) memiliki pemahaman tentang skala dan instrumen, dan (4) harus termotivasi untuk melakukan pekerjaan pemeringkatan dengan cara yang terstandar (Wibowo. Untuk memastikan penggunaan yang relevan, pengukuran kinerja tertentu harus dikaitkan dengan pengguna tertentu berdasarkan nama atau posisi.

Elemen Pokok Pengukuran Kinerja

Pengukuran tingkat pencapaian tujuan, sasaran dan strategi dilakukan untuk membandingkan hasil aktual dengan indikator dan target kinerja yang telah ditentukan. Indikator produktivitas, yaitu indikator yang memusatkan perhatian pada jumlah pekerjaan yang dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Metode penilaian

Metode obyektif, dimana metode ini menyangkut sejauh mana seseorang dapat bekerja dan menunjukkan kemampuannya dalam bekerja sesuai dengan kemampuannya. Bagi banyak pihak, cara objektif dapat memberikan hasil yang tidak terlalu akurat atau mengandung bias, karena seorang pegawai bisa saja mempunyai peluang yang baik dan dipandang sebagai orang yang dapat bekerja dengan sangat baik dan penuh semangat, sedangkan ada pula pegawai yang kurang mempunyai kinerja yang baik. peluang dan tidak dapat menunjukkan kemampuannya secara maksimal.

Evaluasi Kinerja

  • Sasaran Evaluasi

Pemerintah Kabupaten Enrekang terus melakukan langkah nyata dalam upaya menurunkan jumlah penderita stunting, akibat gizi buruk kronis yang menyebabkan anak lebih pendek dari usianya. Sumber Daya Manusia (SDM), Pemkab Enrekang selenggarakan “Rapat Aksi Percepatan Penurunan Stunting” yang melibatkan seluruh OPD terkait dan juga meluncurkan kegiatan pendampingan di 22 desa lokus stunting di Kabupaten Enrekang.

Kerangka Pikir

Untuk mengetahui kinerja sistem kesehatan dalam mengatasi angka stunting di Kabupaten Enrekang, peneliti menggunakan 4 variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pelayanan kesehatan dalam mengatasi angka penghambatan di Kabupaten Enrekang dengan menggunakan variabel biaya sudah berjalan dengan baik.

Deskripsi Fokus

Fokus Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Lokasi Penelitian
  • Jenis dan Tipe Penelitian
  • Informan
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Hasil penelitian menunjukkan realitas kinerja Dinas Kesehatan dalam menangani angka stunting di Kabupaten Enrekang dengan menggunakan 4 variabel yang menjadi dasar penelitian ini. Selain itu, disampaikan pula pendapat informan bernama Lahijah, 48 tahun asal Kecamatan Malua, dari masyarakat mengenai kinerja Dinas Kesehatan dalam mengatasi angka stunting di Kabupaten Enrekang saat sosialisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa informan untuk mengetahui biaya pencegahan stunting di Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang.

Hasil penelitian menunjukkan realitas kinerja Dinas Kesehatan dalam mengatasi angka stunting di Kabupaten Enrekang dengan menggunakan variabel timeline dan 3 indikator meliputi sosialisasi, pencegahan dan prediksi sudah berjalan dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Dinas Kesehatan dalam mengatasi angka stunting di Kabupaten Enrekang dengan menggunakan variabel Time Cycle sudah berjalan dengan baik. Hasil penelitian ini menunjukkan realita kinerja Dinas Kesehatan dalam mengatasi angka stunting di Kabupaten Enrekang dengan menggunakan variabel Pemanfaatan Sumber Daya selama ini dikatakan masih kurang baik.

Tabel 3.1 Nama Nama Informan
Tabel 3.1 Nama Nama Informan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi dan Karakteristik Objek Penelitian

Kabupaten Enrekang merupakan daerah yang bisa dikatakan mempunyai potensi yang cukup besar dari segi sumber daya alamnya. Fokus utama tujuannya adalah tindakan dan alokasi sumber daya daerah dalam kegiatan pemerintahan Kabupaten Enrekang. Memperhatikan fundamental pembangunan kesehatan, maka visi Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang adalah “terwujudnya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat menuju Enrekang, Maju, Aman dan Sejahtera”.

Dengan visi Dinas Kesehatan tersebut diharapkan Dinas Kesehatan menjadi garda terdepan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk mewujudkan Kabupaten Enrekang sehat mandiri pada tahun 2018. 12 Tujuan. Sebagai penjabaran visi Dinas Kesehatan, maka tujuan yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya pembangunan kesehatan khusus di Kabupaten Enrekang adalah: Program kerja peningkatan status gizi masyarakat Kabupaten Enrekang Meningkatkan status gizi masyarakat Sasaran tersebut diukur dengan 10 (sebelas) indikator kinerja dan mencapai tingkat pencapaian target kinerja sebesar 95,68%.

Cakupan anak kasus gizi buruk yang mendapat pengobatan di Kabupaten Enrekang adalah 100% Semua kasus gizi buruk yang ditemukan segera mendapat pengobatan, baik kasus gizi buruk maupun rawat jalan atau rawat inap. Pelaporan menunjukkan rata-rata persentase cakupan vitamin A di Kabupaten Enrekang telah mencapai lebih dari 80%.

Hasil Penelitian

Selain itu, pendapat lain disampaikan salah satu Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang bernama Sulhari, kata SKM.M.Adm.Kes. Selain itu, pendapat lain disampaikan dari masyarakat yang pernah mengikuti kegiatan para nakes untuk mengurangi jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Enrekang, bernama Suci, 32 tahun, Kabupaten Enrekang. Berdasarkan hasil yang diperoleh, terdapat 3 tahapan yang telah ditetapkan oleh pihak dinas kesehatan untuk mengatasi angka kecacatan di kabupaten Enrekang, antara lain: Pemeriksaan kehamilan, imunisasi dan pemeriksaan anak kecil terkait hal tersebut. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu informan tersebut bernama H.

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa informan untuk mengetahui siklus waktu penurunan angka stunting di Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa informan yang berpendapat mengenai pemanfaatan sumber daya dalam menurunkan angka stunting di Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang, dari ketiga hasil wawancara tersebut semuanya berpendapat bahwa Pemanfaatan sumber daya dalam program pencegahan warung di Kabupaten Enrekang, walaupun terkendala dengan kurangnya fasilitas, namun seluruh petugas lapangan dan petugas tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa informan yang mempunyai pendapat mengenai pemanfaatan sumber daya dalam menurunkan angka stunting di Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang, seluruh hasil wawancara tersebut berpendapat bahwa biaya program pencegahan stunting di Enrekang Kabupaten berasal dari pemerintah dan juga ADD dana desa sebesar 10% yang disisihkan khusus untuk menurunkan angka stunting.

Pembahasan

Pemanfaatan sumber daya untuk mengatasi angka stunting di Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang dimana fasilitas yang tersedia dalam hal entri data masih minim dimana peralatan yang digunakan dalam entri data masih menggunakan peralatan pribadi namun kendaraan dan peralatan medis sudah disiapkan, sehingga penggunaan sumber daya untuk mengatasi angka stunting masih dikategorikan kurang karena masih terdapat beberapa fasilitas yang kurang dalam hal pemasukan data, namun pemanfaatan sumber daya dalam program pencegahan stunting di Kabupaten Enrekang meskipun dibatasi oleh kurangnya fasilitas bukanlah suatu hal yang baik. masalah bagi seluruh karyawan dan petugas lapangan. Bedanya dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini khusus berfokus pada kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang dalam mengatasi angka kecacatan pada anak dan lokasi penelitiannya di Dinas Kesehatan, sedangkan peneliti dengan menggunakan metode kualitatif akan mengungkap kenyataan yang ada pada penelitian tersebut. lokasi mengenai kurangnya kinerja pelayanan di berbagai kecamatan, yang dilakukan peneliti disini adalah kurangnya komunikasi antara peneliti dan aparat dengan dinas kesehatan di kabupaten enrekang, hal ini dikarenakan peneliti lebih fokus pada penelitian secara langsung. di lapangan. Kinerja Dinas Kesehatan dalam menanggulangi angka stunting di Kabupaten Enrekang dengan menggunakan variabel Time Cycle sudah berjalan dengan baik, dimana saat ini sedang ditangani dua jenis program di Kabupaten Enrekang, dimana program tersebut dilakukan untuk menurunkan angka kejadian stunting maka memberi makan Petugas memberikannya mulai dari tahap pemberian vitamin, pemeriksaan dan memberi nasehat cara hidup sehat dan semuanya berjalan dengan baik.

Bagi masyarakat sebaiknya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan agar tidak terjadi stunting dan gizi buruk di lingkungan serta dapat membantu tenaga kesehatan untuk menangani angka stunting di kabupaten Enrekang. Data penghambat di Kabupaten Enrekang : . http://enrekangkab.go.id/?news=enrekang-menggelar-rembuk-aksi-cepat-penurunan-stunting, diakses pada 19 November 2020. Bagaimana ketepatan waktu petugas pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya menanggulangi logam heme di Kabupaten Enrekang, seperti

PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil survei kinerja dinas kesehatan dalam mengatasi angka stunting di kabupaten enrekang didasarkan pada hasil survei menurut data sekunder yang diperoleh peneliti mengenai tujuan dinas kesehatan kabupaten enrekang yaitu mengatakan : Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat dan kemudian bertujuan Badan tersebut menyatakan : Meningkatkan pemerataan cakupan vaksinasi di seluruh desa, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Kemudian peneliti disini mengklarifikasi hasil penelitian dengan terjun ke lapangan dengan menggunakan 4 variabel berikut yaitu ketepatan waktu, waktu siklus, penggunaan sumber daya dan biaya, dan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan sesuai dengan fakta sebagai berikut.

SARAN

Analisis determinan kegagalan tumbuh kembang (stunting) pada balita usia 12-36 bulan di daerah pegunungan Desa Bontongan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Hubungan asupan zat gizi makro dan zat gizi mikro dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di wilayah tersebut. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan penelitian pengembangan. Upaya perbaikan gizi 1000 hari pertama kehidupan dalam rangka pencegahan stunting pada balita melalui optimalisasi peran ahli gizi di Kabupaten Banyumas.

Kegiatan untuk mencegah stunting: . https://www.jogloabang.com/kesehatan/permenkeu-61pmk072019-dana-desa-mendukung-pelaksanaan-kegiatan-intervensi-pengcepatan?amp, diakses 3 April 2020. Pelajari tentang stunting dan cara pencegahannya: . http://awalbros.com/anak/kenali-stunting-dan-cara mencegahnya/, diakses 3 April 2020.. http://id.theasianparent.com/ciri-ciri-anak-stunting/amp, diakses November 15, 2020.

Gambar

Tabel 3.1 Nama Nama Informan

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian tersebut maka didapatkan kesimpulan bahwa bentuk pembelajaran dengan media video sebagai sarana media pembelajaran yang sangat disukai oleh murid selama