• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL AJAR PENDIDIKAN ANTI KORUPSI PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKes KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MODUL AJAR PENDIDIKAN ANTI KORUPSI PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKes KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2018"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara pemerintahan dengan maksud untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya; Memberikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara pemerintahan karena atau sehubungan dengan suatu kewajiban, baik yang dilakukan dalam jabatannya maupun tidak; Bagi pegawai negeri atau pejabat pemerintah yang menerima hadiah atau janji, meskipun diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji itu diberikan untuk membujuknya agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;

Sejarah Korupsi

MASA PEMERINTAHAN KERAJAAN

MASA KOLONIAL BELANDA

Soebandrio mengumumkan pembubaran PARAN/Operasi Budhi, yang kemudian berganti nama menjadi Kotrar (Komando Tertinggi Reorganisasi Aparatur Revolusi), dengan Presiden Soekarno sebagai ketuanya dan dibantu oleh Soebandrio dan Jenderal-Lant. Ahmad Yani. Di era reformasi, hampir seluruh elemen penyelenggara negara terjangkit “Virus Korupsi” yang sangat ganas. Selain membubarkan TGPTPK, Presiden Gus Dur juga dinilai belum mampu menunjukkan kepemimpinan yang mampu mendukung upaya pemberantasan korupsi.

RANGKUMAN

Komisi Pemberantasan Korupsi atau disingkat KPK merupakan komisi yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi, dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. KPK ingin memposisikan dirinya sebagai katalis (pemicu) bagi pejabat dan lembaga lain untuk menciptakan “good and clean governance”. pemerintahan yang baik dan bersih) di Republik Indonesia.

TES FORMATIF 1

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Pada pertemuan kali ini anda akan mempelajari lanjutan dari modul pendidikan antikorupsi yaitu kegiatan pembelajaran 2 yang akan memberikan anda pengetahuan dan wawasan tentang penyebab terjadinya korupsi, antara lain : penyebab korupsi, penyebab korupsi dari segi teori, internal dan faktor eksternal penyebab korupsi.

URAIAN MATERI

Faktor Penyebab Korupsi

Ketika dorongan untuk menjadi kaya tidak dapat dibendung sementara akses terhadap kekayaan dapat diperoleh melalui korupsi, maka seseorang akan melakukan korupsi. Dilihat dari sudut pandang pelaku korupsi, alasan melakukan korupsi dapat berupa dorongan dari dalam diri, yang juga dapat dilihat dari keinginan, niat atau kesadarannya untuk melakukan hal tersebut. Bisa jadi orang yang melakukan korupsi adalah orang-orang yang pendapatannya cukup tinggi, bahkan berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan hidupnya.

Dalam kasus seperti ini, berapapun kekayaan dan pendapatan yang diperoleh seseorang, jika ada peluang untuk melakukan korupsi, maka mereka akan melakukannya. Godaan seorang pegawai untuk melakukan korupsi berasal dari atasan, rekan kerja, bawahan atau dari pihak luar yang dilayani. Kemungkinan lainnya, orang yang melakukan korupsi adalah orang yang ingin segera mendapatkan sesuatu yang banyak, namun malas bekerja keras untuk menambah penghasilannya.

Dalam suatu organisasi, para pemimpinnya baik formal maupun informal (sesepuh) akan menjadi teladan bagi setiap anggota atau orang yang terafiliasi dengan organisasi tersebut. Dalam organisasi yang pengendalian manajemennya lemah maka akan lebih banyak pegawai yang melakukan korupsi dibandingkan pegawai yang mengetahui bahwa sistem pengendalian manajemen di organisasi tempatnya bekerja lemah maka akan timbul peluang atau peluang bagi mereka untuk melakukan korupsi. Masyarakat pada umumnya beranggapan jika korupsi terjadi maka negara atau pemerintahlah pihak yang paling dirugikan.

Umumnya masyarakat menganggap pemerintah bertanggung jawab dalam pemberantasan korupsi.

Penyebab Korupsi dalam Perspektif Teoritis

Teori lain yang menjelaskan munculnya korupsi adalah teori solidaritas sosial yang dikembangkan oleh Emile Durkheim. Menurut pandangan teoritis ini, masyarakat mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pembentukan perilaku individu dibandingkan lingkungan. Dalam konteks korupsi, hal ini berarti bahwa dalam masyarakat yang sistem budaya dan institusinya korup, maka individu juga akan ikut korup, betapapun salehnya individu tersebut.

Opportunity, merupakan suatu sistem yang memberikan peluang terjadinya korupsi, yang dapat diperluas pada kondisi organisasi atau masyarakat sedemikian rupa sehingga terbuka peluang bagi seseorang untuk melakukan kecurangan. Kebutuhan yaitu pola pikir mental yang tidak pernah merasa cukup, selalu penuh dengan kebutuhan yang tidak pernah ada habisnya. Faktor internal merupakan penyebab terjadinya korupsi yang berasal dari dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor penyebab terjadinya korupsi yang disebabkan oleh faktor eksternal.

Faktor internal terdiri dari aspek moral misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku seperti gaya hidup konsumen dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku korupsi. Faktor eksternal dapat ditelusuri dari aspek ekonomi misalnya pendapatan atau upah yang tidak memenuhi kebutuhan, aspek politik misalnya ketidakstabilan politik, kepentingan politik, perolehan dan mempertahankan kekuasaan, aspek manajerial dan organisasi yaitu tidak adanya akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum , terlihat dari buruknya bentuk peraturan perundang-undangan dan lemahnya penegakan hukum serta aspek sosial yaitu lingkungan atau masyarakat yang tidak mendukung perilaku antikorupsi. Perbuatan melawan hukum dengan maksud untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara, yang dimaksud dengan...

Korupsi B. Politik

Pemberantasan tindak pidana korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang dikategorikan melanggar hukum, melakukan perbuatan untuk memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, penyalahgunaan wewenang atau kesempatan atau fasilitas yang tersedia. kepadanya karena kedudukannya atau kedudukannya yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, termasuk dalam Undang-undang No. Jika seorang dosen tidak masuk kelas pada saat pembelajaran, padahal dosen tersebut berada di kampus, maka hal tersebut merupakan suatu tindakan.

Korupsi waktu B. Korupsi uang

Pemberian hadiah dilakukan karena kepentingan pribadi, pemberian hadiah seperti ini sudah menjadi budaya di kalangan birokrat dan pengusaha karena adanya interaksi kepentingan, termasuk dalam bentuk tip. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk mempengaruhi suatu keputusan penting, termasuk dalam bentuk korupsi. Pegawai yang ditugaskan secara permanen atau sementara pada jabatan publik dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang mereka miliki karena jabatan mereka, termasuk beberapa bentuk korupsi.

Pemberian hadiah dilakukan dengan niat yang tulus dari seseorang kepada orang lain tanpa ada pamrih, yang artinya pemberian dalam bentuk “tanda cinta”. Pada pertemuan kali ini anda akan mempelajari lanjutan dari Modul Pendidikan Anti Korupsi yaitu kegiatan pembelajaran 3 yang akan memberikan anda pengetahuan dan pemahaman tentang jenis-jenis korupsi yang meliputi: kerugian keuangan negara, penyuapan, penggelapan jabatan, pemerasan, tindakan penipuan, konflik kepentingan dalam akuisisi dan kepuasan. Korupsi yang berlebihan mengacu pada pemaksaan pemberi suap untuk mencegah kerugian yang mengancam dirinya, kepentingannya atau hal-hal yang dia hargai.

Korupsi sistemik, yaitu korupsi yang dilakukan oleh mayoritas (mayoritas) orang dalam suatu organisasi (yang mencakup banyak orang). Berdasarkan tipologinya, jenis korupsi dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu korupsi transaktif, korupsi pemerasan, korupsi investigatif, korupsi nepotistik, korupsi defensif, korupsi autogenous, korupsi suportif. Korupsi dilihat dari proses perilaku koruptifnya dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu Graft, Bribery (penyuapan, penyuapan) dan Nepotisme.

Sedangkan jika dilihat dari sifat korupsinya dibedakan menjadi dua yaitu korupsi individualistis dan korupsi sistemik.

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Pada pertemuan ini anda akan mempelajari kelanjutan dari Modul Pendidikan Anti Korupsi yaitu kegiatan pembelajaran 4 yang akan memberikan anda pengetahuan dan pemahaman mengenai dampak masif korupsi yang meliputi: dampak ekonomi, sosial dan kemiskinan terhadap masyarakat, birokrasi pemerintahan, politik . dan demokrasi, penegakan hukum, pertahanan dan keamanan, serta kerusakan lingkungan. Berbagai dampak masif korupsi yang menggerogoti berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara akan diuraikan di bawah ini. Fakta bahwa korupsi berkaitan langsung dengan permasalahan ini mendorong pemerintah untuk berupaya memberantas korupsi, baik secara preventif, represif, dan kuratif.

Penanaman modal yang dilakukan oleh pihak dalam negeri (PMDN) dan pihak luar negeri (PMA) untuk digunakan bagi pembangunan negara sangat sulit dilaksanakan, karena permasalahan kepercayaan dan kepastian hukum dalam melakukan penanaman modal, selain permasalahan stabilitas. Dari laporan yang diberikan PERC (Political and Economic Risk Consultancy) pada akhirnya akan mempersulit pertumbuhan investasi di Indonesia, khususnya investasi asing karena iklim yang ada tidak kondusif. Hal ini jelas disebabkan oleh maraknya tindakan korupsi yang sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan yang secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan ketidakpercayaan dan ketakutan di kalangan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

Selain itu, ICC bersama OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) memantau dan menyampaikan kasus-kasus korupsi yang terjadi di negara asal perusahaan. Hal ini terjadi ketika sektor industri dan manufaktur terhambat dalam pengembangan atau peningkatan kapasitas yang lebih baik. Hal ini mungkin tidak akan terjadi jika tersedia transportasi umum yang baik, manusiawi dan terjangkau.

Ke depan, kita tidak bisa membayangkan apa jadinya jika utang negara yang semakin meningkat ini digunakan untuk sesuatu yang sama sekali tidak produktif dan sangat korup.

LATIHAN

Kondisi ekonomi biaya tinggi ini berimplikasi pada tingginya harga jasa dan pelayanan publik, karena harga yang ditetapkan harus mampu menutup kerugian para pelaku ekonomi akibat besarnya modal yang dilakukan akibat penyelewengan yang berujung pada tindakan korupsi. Sebab korupsi dan permasalahan kemiskinan itu sendiri pada akhirnya akan mempersulit masyarakat dalam mengakses lapangan kerja karena latar belakang pendidikannya, sedangkan untuk mendapatkan pekerjaan sendiri seringkali terhambat oleh keterampilan, masalah teknis dan pendanaan. Korupsi menyebabkan semua harga meroket dan semakin tidak terjangkau oleh masyarakat miskin.Kondisi ini mengakibatkan masyarakat miskin semakin tidak mampu memperoleh berbagai macam akses dalam kehidupannya.

Seperti halnya polisi yang korup, mereka dengan mudah disuap untuk memberikan perlindungan terhadap organisasi kriminal yang pemerintahannya korup. Besarnya korupsi yang terjadi membuat masyarakat merasa tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi akibat tindakan korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh pejabat tinggi pemerintah, legislatif, atau pejabat partai politik.

RANGKUMAN

TES FORMATIF 1

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Multi disiplin B. Birokrasi

Tindakan yang dengan sengaja dimaksudkan untuk melakukan kesalahan atau melakukan tugas yang diketahui sebagai kewajiban

Kekuasaan yang diperoleh seseorang melalui usaha yang disengaja, misalnya menduduki jabatan dalam suatu instansi pemerintah, merupakan kekuasaan yang diperoleh dengan cara.

Kehilangan sejumlah uang

Penyuapan B. Pemerasan

Korupsi yang tujuannya untuk membela kepentingan/hak yang diperoleh dari suatu perbuatan tertentu, sehingga hak tersebut dapat hilang, mengacu pada jenis korupsi menurut Alatas.

Dukungan B. Defensif

Patronase B. Nepotisme

Bahwa pengungkapan korupsi lebih berwujud gosip sehingga sukar diketahui faktanya

Pemegang kekuasaan lapisan bawah dengan lapisan bawah C. Lapisan menengah dengan pemegang kekuasaan lapisan atas

Perlunya pertimbangan moral dalam melihat fungsi positif dari korupsi

Melakukan integrasi sosial

Mendukung perkembangan dan pertumbuhan ekonomi

Kelompok lapisan atas pada lingkungan yang terbatas

Merosotnya kepercaayaan masyarakat terhadap pemerintah

Rapuhnya ketahanan suatu rezim pemerintahan C. Dampak korupsi telah menjadi metastatis di masyarakat

Sikap apatis terhadap keadaan yang ada

Fungsionalisme struktural

Terciptanya aspek pemerataan dalam kesempatan berusaha terabaikan

Adanya kelompok tertentu yang memperoleh fasilitas dan secara ekonomi terbantu

Bahwa kepemilikan modal masih dikuasai oleh lapisan atas B. Modal tidak lagi sepenuhnya dimiliki kelompok-kelompok tertentu

Asosiasi differensial D. Fungsionalisme struktural

Mobilitas vertikal C. Mobilitas horizontal

Penggunaan fasilitas pribadi untuk tujuan tertentu D. Penggunaan fasilitas umum untuk kelompok tertentu

Mempertahankan kedudukan sosial

Kaidah sosial D. Benda pusaka

Hubungan patron klien

Nilai moral bersumber pada hati nurani setiap individu

Longgarnya ikatan pergaulan dalam masyarakat yang mengarah pada individualisme akan berubah dengan cepat. Perubahan yang bermula dari suatu aspek tertentu kemudian merambah ke berbagai aspek lainnya yang berkaitan dengan aspek yang menjadi sumber awalnya, mengacu pada pola pergerakan perubahan sosial.

Inward oriented society D. Outward oriented society

Kontrol sosial B. Sosialisasi

Bentuk sanksi kontrol sosial dari kelompok sekunder antara lain bentuk-bentuk di bawah ini, kecuali.

Anton dijuluki “si pelit” di kampungnya karena tidak mau mengeluarkan uang untuk iuran kampung padahal dia termasuk

Pemberlakuan norma-norma hukum yang berlaku

Proses pemilihan kepala daerah yang masih mengandalkan politik uang

Referensi

Dokumen terkait

Tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu1. korporasi dengan

 Tindak Pidana Korupsi (TPK) adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, yang dapat

 Tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang

pasal 2 ayat (1) UU Tindak Pidana Korupsi “TPK” yang menyatakan bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah “setiap orang yang melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya

Dalam kerangka hukum, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, korupsi diartikan sebagai perbuatan memperkaya diri

Bunyi Pasal 1 ayat 1 sub a Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ; “barangsiapa dengan melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tenang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah : “Setiap orang dikategorikan melawan hukum, melakukan

BAB II HAKIKAT PENYEBAB KORUPSI Pengertian korupsi menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah setiap perbuatan melawan hukum yang