PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Kegunaan penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Tindak Pidana
- Pengertian Tindak Pidana
- Unsur-Unsur Tindak Pidana
Tindak Pidana Korupsi
- Pengertian Tindak Pidana Korupsi
- Asas-asas Hukum Dalam Pelaksanaan Tindak Pidana Korupsi
- Subjek Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi
- Jenis-jenis Tindak Pidana Korupsi
- Jenis-jenis Penjatuhan Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi
Kejahatan ini, kejahatan ini, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga oleh oknum-oknum di lembaga legislatif, yudikatif dan swasta. Banyak oknum yang melakukan tindakan korupsi karena ingin mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri dan orang lain. Tindak pidana korupsi, yang dalam bahasa Inggris disebut tindak pidana korupsi, terdiri dari dua suku kata, yang meliputi: 17 1) Tindak pidana, dalam.
Tindak pidana disebut dengan crime actions dalam bahasa Inggris, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut misdrijf, yang dikonseptualisasikan sebagai perbuatan yang berkaitan dengan kejahatan. UU no. 31 Tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Secara Damai Termasuk dalam Tindak Pidana Korupsi adalah. Prinsip hukum dalam pelaksanaan tindak pidana korupsi tidak secara khusus disebutkan dalam UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, namun asas hukum tersebut dimasukkan dalam Pasal 5 UU tersebut. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Subjek pidana yang disebut dengan subject of crime dalam bahasa Inggris dan het onderwerp of criminele dalam bahasa Belanda dikonseptualisasikan sebagai pelaku yang melakukan tindak pidana korupsi. Setiap orang, yang dalam bahasa Inggris disebut every person, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut iedereen, yaitu ditujukan kepada setiap orang atau manusia yang melakukan tindak pidana korupsi. Dari pasal-pasal tersebut terdapat 44 rumusan tindak pidana korupsi yang dapat dipisahkan dan digabungkan karena alasan-alasan tertentu sebagai berikut: 31.
2001, susunan kata tersebut berasal dari susunan kata pidana dalam KUHP, susunan susunan kata tersebut sedikit berbeda dengan susunan susunan kata aslinya pada KUHP yang bersangkutan, namun isinya sama. Selain itu, kata “dapat” bertentangan dengan asas bahwa perumusan suatu delik harus sesuai dengan asas hukum yaitu harus tertulis, harus ditafsirkan sebagaimana dibaca, dan tidak boleh multitafsir. Sanksi hukum bagi pelaku korupsi, tidak hanya berupa pidana kurungan dan denda, tetapi juga dapat dikenakan pidana tambahan, antara lain: 1.
Pembayaran ganti rugi dalam jumlah yang paling banyak sama dengan harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana korupsi.
Pemerintahan Desa
- Pengertian Pemerintahan Desa
- Dana Desa
- Tujuan Dana Desa
- Pengelolaan Dana Desa
Prinsip-prinsip otonomi daerah yang dijadikan pedoman dalam UU No. 32 Tahun 2004 adalah sebagai berikut. Asas otonomi daerah menggunakan asas otonomi luas dalam arti bahwa daerah diberi wewenang untuk mengurus dan mengatur segala urusan pemerintahan, kecuali urusan pemerintahan yang ditetapkan dalam undang-undang ini. Penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat.
Pelaksanaan otonomi daerah juga harus menjamin hubungan antar daerah dengan daerah lain, yang berarti mampu membangun kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah kesenjangan antar daerah. Penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Pelaksanaan otonomi daerah juga harus menjamin hubungan antar daerah dengan daerah lain, yang artinya mampu membangun kerjasama.
Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam kerangka sistem pemerintahan negara kesatuan republik indonesia. Dalam Pasal 1 angka 43 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Terkait Desa, berdasarkan undang-undang ini, desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan hukum masyarakat yang mempunyai batas wilayah yang diberi wewenang untuk mengatur dan mengatur urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia. Dalam undang-undang no. 6 Tahun 2014 tentang Desa, yaitu tentang adanya komitmen negara untuk melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri dan demokratis, sehingga dapat menciptakan landasan yang kokoh dalam penyelenggaraan pengelolaan dan pembangunan ke arah yang berkeadilan. masyarakat yang sejahtera dan sukses.
Pengelolaan Keuangan Dana Desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan peraturan pelaksanaannya diatur dan tertuang dalam Pasal 75 yaitu. Pengelolaan keuangan dana desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Kota Pasal 93 ayat (1) meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban.
METODE PENELITIAN
- Lokasi Penelitian
- Tipe Penelitian
- Jenis Dan Sumber Data
- Metode Pengumpulan Data
- Analisis Data
Menyatakan Terdakwa DANIEL KAPUANGAN terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Korupsi sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 2 ayat (1) Juncto Pasal 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagai tindak pidana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang – Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana tercantum dalam Dakwaan Utama Jaksa Penuntut Umum. 26/Pid.Sus-TPK/2020/PN.Mam, yaitu perkara tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Kepala Desa Sepakuan Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa yang diperiksa, diadili dan diputus di Pengadilan Negeri Mamuju oleh majelis hakim. hakim dengan bobot yang berbeda. Dalam surat tuntutan JPU tersebut, terdakwa DANIEL KAPUANGAN dijerat dengan dakwaan pokok yaitu Pasal 2 ayat (1) Juncto Pasal 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambahkan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001.
Mengenai Pasal 18 ayat (1) yang berbunyi: “Pembayaran ganti kerugian sebesar-besarnya sama dengan harta yang diperoleh dari tindak pidana korupsi”. Menyatakan terdakwa DANIEL KAPUANGAN tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah secara bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Pokok Jaksa Penuntut Umum; Menyatakan bahwa terdakwa DANIEL KAPUANGAN terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama sebagaimana dalam surat dakwaan tambahan dari Penuntut Umum;
26/Pid.Sus-TPK/2020/PN.Mam, sebagai perkara tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Lurah Sepakuana Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa yang diperiksa, diadili dan diputus oleh Majelis Hakim dengan berbagai pertimbangan di Kecamatan Mamuju Pengadilan. Setelah mempertimbangkan semua yang terungkap di persidangan, majelis hakim melakukan musyawarah dan memutuskan bahwa terdakwa terbukti secara meyakinkan dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi, sebagaimana tertuang dalam putusan Pengadilan Negeri Mamuju dalam perkara pidana no. . Menurut penulis, seharusnya hakim mempertimbangkan bahwa korupsi bukan hanya soal kerugian negara dan tidak mendukung program pemerintah, sebagaimana dinyatakan dalam perkara yang memberatkan.
Tindak pidana korupsi yang dilakukan lurah Sepakuan terbukti sesuai dengan bunyi pasal 3 juncto pasal 18 ayat (1) RI no. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang baru no. tindak pidana. Undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Sangsi Pidana
- Posisi Kasus
- Tuntutan jaksa penuntut Umum (Requisitor)
- Pertimbangan Hakim
- Amar Putusan
- Analisis Kasus
satu milyar enam puluh dua juta lima ratus lima puluh tujuh rupiah) yang terdiri dari Dana Desa (DDS) sebesar Rp. Pekerjaan Diskon Beton Langkea Dusun dengan anggaran sebesar Rp 16.114.000 dengan perhitungan nilai volume pekerjaan sebesar Rp Terdapat selisih atau kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp. Pekerjaan Potongan Beton Dusun Kira dengan anggaran sebesar Rp.19.525.000 dengan perhitungan nilai volume pekerjaan sebesar Rp.
Pekerjaan rabat beton Dusun Buntu-buntu dengan anggaran Rp 19.525.000. untuk perhitungan nilai volume pekerjaan sebesar Rp. Pekerjaan rabat beton Dusun Salunata dengan anggaran sebesar Rp 3.267.680. untuk perhitungan nilai volume pekerjaan sebesar Rp. Desa Talut Balma bekerja dengan anggaran Rp. dengan nilai perhitungan volume pekerjaan sebesar Rp. ada selisih atau kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp.
Pena dusun Talut bekerja dengan anggaran sebesar Rp 3.180.000 dengan perhitungan nilai volume pekerjaan sebesar Rp. Terdapat selisih atau kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp. Pekerjaan pipa Dusun Salunata dengan anggaran sebesar Rp 29.898.800 dengan nilai perhitungan volume pekerjaan sebesar Rp. Menghukum Terdakwa DANIEL KAPUANGAN dengan ganti rugi sebesar Rp. dua ratus empat puluh lima juta lima ratus lima puluh enam ribu enam ratus lima puluh empat rupiah).
Sehingga perbuatan terdakwa yang mendapatkan dana desa yang diperoleh dari APBN tidak digunakan sebagaimana mestinya mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp. dua ratus empat puluh lima juta lima ratus lima puluh enam ribu enam ratus lima puluh empat rupiah). Setelah itu, tergugat harus membayar ganti rugi sebesar Rp. dua ratus empat puluh lima juta lima ratus lima puluh enam ribu enam ratus lima puluh empat rupiah) sesuai dengan kerugian negara.
Faktor Yang Menjadi Hal Yang Memberatkan Dan Meringankan
- Faktor Memberatkan dan Meringankan
- Analisis Kasus
Berdasarkan penjelasan di atas, hakim dalam putusan no. 26/Pid.Sus-TPK/2020/PN.I menggunakan aspek hukum dan sosiologis. Aspek hukum yang berkaitan dengan fakta hukum yang ditetapkan sebelum persidangan, seperti dakwaan penuntut umum, keterangan saksi, keterangan ahli, alat bukti dan keterangan terdakwa, dsb, dan dalam undang-undang harus dicantumkan dalam putusan tersebut. Menurut analisis penulis, pertimbangan hukum hakim sudah cukup, yaitu memenuhi unsur pasal yang didakwakan kepada terdakwa.
Penerapan hukum pidana materiil terhadap terdakwa Daniel Kapuangan sudah sesuai dan memenuhi unsur tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan cabang penuntut umum yang pertama, berdasarkan pertimbangan badan persidangan terkait berbagai alat bukti yang diajukan di hadapan persidangan. uji coba. Sedangkan penerapan hukum pidana formil sesuai dengan syarat sahnya suatu putusan yang diatur dalam Pasal 197 KUHAP. Dasar pertimbangan hukum hakim dalam mengambil putusan menggunakan pertimbangan hukum dan sosiologis dan tidak menggunakan pertimbangan filosofis.
Pertimbangan hukum dengan melihat fakta-fakta persidangan yang diperoleh dari surat dakwaan penuntut umum, keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan, keterangan terdakwa dan lain-lain. Diharapkan masyarakat menanamkan dalam dirinya nilai-nilai kejujuran sehingga dapat melawan dan menekan terjadinya tindak pidana korupsi serta menanamkan nilai-nilai keadilan sebagai benteng untuk mencegah ketidakadilan, dan kasus korupsi sebagai pelajaran. untuk tidak jatuh ke dalam tindakan tercela ini. Diharapkan para pelaku korupsi diberikan hukuman yang lebih berat, karena kita tahu bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa yang tergolong sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, maka diperlukan juga perlakuan luar biasa untuk memberikan efek era bagi para koruptor untuk berkarya.
Hartanti Evi, 2016, Tindak Pidana Korupsi, Bagian Dua, Sinar Grafis, Jakarta Ilyas Amir, 2012, Pokok-Pokok Hukum Pidana, Pendidikan Rengkang dan Pukap. Undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan pilih kasih.
PENUTUP
Kesimpulan
Pertimbangan sosiologis didasarkan pada latar belakang tersangka, kemampuan bertanggungjawab terhadap tersangka, dan akibat yang mengikutinya. Pertimbangan filosofis juga harus menjadi dasar pertimbangan hakim, karena merupakan upaya hukum untuk mempertimbangkan kehidupan, kesadaran, dan cita-cita hukum, tetapi tidak dijadikan acuan oleh hakim dalam mengambil keputusan.
Saran