PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN NILAI-NILAI IDEOLOGI PANCASILA
Syamukdin IAIN Palangka Raya
E-maiL: [email protected] Abstract
Kurangnya literasi terhadap nilai-nilai ideologi Pancasila menyebabkan pemahaman peserta didik rendah, hal ini dibuktikan dengan nilai peserta didik masih dibawah KKTP yakni 75. Model pembelajaran yang tepat mampu meningkatkan pemahaman peserta didik. Penelitian ini ini bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan model cooperative leraning tipe number head together dalam meningkatkan pemahaman nilai-nilai ideologi Pancasila Peserta didik kelas V SDN 3 kota Besi Hilir. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Subyek penelitian ini adalah peserta didik berjumlah 12 orang terdiri dari 6 laki-laki dan 6 perempuan.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, Tes dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis dekriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe Number Head Together (NHT) di kelas V SDN 3 Kota Besi Hilir dapat meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai ideologi Pancasila.Hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh peserta didik pada masing-masing siklus. Pada siklus I mendapatkan nilai rata-rata peserta didik 70,00 dengan ketuntasan hasil belajar kalsikal 66,66%, sedangkan pada siklus II mendapatkan nilai rata-rata peserta didik 78,33 dengan ketuntasan hasil belajar kalsikal 91,66%.
Kata kunci: number head together, nilai-nilai ideologi pancasila
Pendahuluan
Transformasi menuju sekolah bermutu diawali dengan totalitas dan komitmen semua pihak termasuk guru, seperti yang dikemukakan oleh Masaong bahwa kualitas proses pembelajaran dan kualitas peserta didik tidak dipisahkan dari ketiga komponen pendidikan yaitu, pengawas, guru dan peserta didik. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Robert Alfonso yang dikutip Ali Imron (2012:186) bahwa learning behavior banyak ditentukan oleh teaching behavior, sedangkan teaching behavior banyak ditentukan oleh supervision behavior. Maka tentu menjadi guru profesional adalah sebuah
keniscayaan, karena berdiri di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi dengan peserta didik. Artinya selama dalam kelas pikiran, prilaku dan juga sikap peserta didik ditentukan oleh seorang guru.untuk itu guru harus mampu meningkatkan metode dan model mengajar dikelas.
Terkait dengan model mengajar Anurrahman yang dikutip Syamsu Sanusi (2015:73) berpendapat penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang peserta didik terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan mereka mencapai hasil belajar yang baik
Suyono (2016:111) mengatakan model Cooperative Learning dibangun atas dasar Konstruktivis Sosial dari Vygotsky, teori konstruktivis personal dari Piaget dan teori motivasi. Menurut prinsip utama teori Vygotsky, perkembangan pemikiran merupakan proses sosial sejak lahir. Kontruktivisme sosial berpandangan bahwa pembelajar merupakan individu yang unik dengan kebutuhan dan latar belakang yang unik pula”. Sedangkan Miftahul Huda (214:211) mengatakan “Pembelajaran cooperative memiliki berbagai jenis, yang dibedakan berdasarkan cara kerja pembelajaran secara berkelompok.
Diantaranya yaitu seperti pembelajaran Student Team Achiement Division (STAD), Teams Games Turnament (TGT), Jigsaw, Team Assisted Individualization (TAI) dan Number Head Together (NHT)”
Menurut Lie dalam Ibrahim dkk (2000:25) “Number Head together merupakan teknik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling membagikan ide-ide atau gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”. Merujuk pada pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran cooperative learning tipe Number Head Together adalah model pembelajaran yang konsen pada interaksi dan komunikasi peserta didik untuk memperoleh pemahaman terhadap materi AdapunLangkah-langkah model pembelajaran Cooperative Learning tipe number head together menurut Agus Suprijono (2009:60) dikembangkan menjadi 6 langkah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini karena melangkah tersebut yaitu:
Penomoran (numbering), Pertanyaan (Questioning), berfikir bersama (head together), jawaban (answering), kesimpulan (conclusion), penghargaan (apreciation).
Pancasila memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, menanamkan nilai-nilai Pancasila sehingga terbentuk manusia yang berkepribadian utuh. Mahfud MD (2012:120) berpendapat “Nilai-Nilai Pancasila Pancasila merupakan pandangan dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai etika dan moral yang luhur, memiliki karakteristik negara kekeluargaan yang mengakui hak-hak setiap manusia, mengutamakan kepentingan yang bersifat Nasional diatas kepentingan pribadi.
Nilai sosial masyarakat Indonesia bersifat paguyuban yang dapat membentuk sikap saling menghormati dan menghargai
Berdasarkan observasi awal yang dialakukan di SDN 3 Kota Besi Hilir, saat proses kegiatan pembelajaran pada materi ideologi dan pandangan hidup yang lebih mnetikan pada nilai-nilai ideologi dengan menggunakan metode konvensional, terlihat masih banayak peserta didik yang kurang memperhatikan, kurang serius, dan sepertinya pelajarn Pancasila dianggap hal yang biasa saja. Disamping itu peserta didik terlihat pasif tidak nmau bertanya.sehingga pembelajaran berjalan monoton. Pada akhirnya hasil tes akhir pemahaman peserta didik rendah dengan hasil yang dibawah KKTP yaitu 75.
Berdasarkan kondisi tersebut perlu kiranya diadakan inovasi dan model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik, agar peserta didik tertarik, tidak jenuh, pun juga peserta didik bisa terlibat aktif serta guru tidak terlalu mendominasi pada kegiatan pembelajaran. Hal ini penting dilakukan agar sejalan dengan gagasan dan kebijakan pemerintah untuk menjadikan peserta didik yang memiliki prototipe Profil Pelajar Pancasila serta Profil Pelajar Rahmatan LilAlamin.
Berdasarkan penjelasan di atas tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Cooperative Tipe Number Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Pemahaman Nilai-Nilai Ideologi Pancasila”
Metode/Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. PTK berfokus pada kelas atau berfokus pada proses belajar mengajar yag terjadi
(Arikunto:2011,58) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Data yang bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas peserta didik yang dianalisa secara deskriptif. Soedarsono (2001:26) mengatakan: jika yang dikumpulkan berupa data kualitatif, maka analisis dilakukan secara kualitatif pula. Proses tersebut dilakukan melalui tahap: menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorganisasi (mengaitkan gejala) secara sistematis dan logis, serta membuat abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN 3 Kota Besi Hilir tahun pelajaran 2023/2024 dengan jumlah peserta didik 12 orang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Untuk memperoleh data yang akurat peneliti menggunakan Teknik pengumpulan data dengan observasi dan tes. Adapun lembar obeservasi dengan coklist ya dan tidak. Sedangkan untuk variabel terikat yakni pemahaman nilai-nilai ideologi Pancasila peneliti menggunakan tes terhadap peserta didik. Tes hasil belajar ini dianalisis dengan menggunakan rumus persentase sederhana sebagai berikut.
KS =STx100 N Keterangan:
KS = Ketuntasan klasikal
ST = Jumlah peserta didik yang tuntas N = Jumlah peserta didik dalam kelas
Tabel 1
Kriteria Tingkat Pemahaman
Interval ketuntasan Pemahaman Kategori
0-39% sangat rendah
40-59% rendah
60-74% sedang
75-84% tinggi
85-100% sangat tinggi
Menurut Riduan (2005:43) “rumus di atas menunjukkan langkah-langkah untuk memperoleh ketuntasan hasil pemahaman peserta didik. Untuk memperoleh hasil pemahaman peserta didik, maka diperlukan hasil tes
pemahaman peserta didik untuk melihat jumlah berapa peserta didik yang mencapai ketuntasan dan yang tidak tuntas. Kemudian hasil tersebut dapat diukur sesuai dengan KKTP (Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran) yang telah ditentukan di sekolah”. Tahap-tahap penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang yng pada akhirnya menghasilkan beberapa tindakan dalam penelitian tindakan kelas. Samsu somadayo (2013:27)” lngkah- langkah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas empat tahap, yaitu:
perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (Observation), dan refleksi (reflection). Keempat tahap tersebut merupakan proses siklus atau spiral”. Data yang diperoleh berkaitan dengan variabel bebas yaitu Penerapan model cooperative learning tipe Number head together dan variabel terikat yakni pemahaman nilai-nilai ideologi Pancasila dilakukan Analisa terhadap masalah yang terjadi. Setelah dilakukan refleksi maka diadakan kembali tindakan yang ke dua. Penelitian ini penelitian ini dilaksanakan hanya dua siklus.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil tes dan pengamatan proses kegiatan pembelajaran siklus I pada penerapan model cooperative learning tipe number head together dalan peningkatan pemahaman nilai-nilai ideologi Pancasila di SDN 3 Kota Besi Hilir.
Maka untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau peningkatan, peneliti melakukan refleksi atas hasil pengamatan. Berdasarkan hasil refleksi ditemukan hasil sebagai berikut;
1. Hasil tes peserta didik belum menunjukkan peningkatan, sehingga pemahaman peserta didik terhadap nilai-nilai ideologi Pancasila belum tercapai, yakni;
a. Dari 12 peserta didik yang ikut tes, hanya 8 orang yang memenuhi kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran (KKTP), 4 peserta didik belum tuntas masih dibawah KKTP yakni 75, dan nilai rata-rata peserta didik hanya 70 berada pada kategori sedang.
b. Persentase ketuntasan pemahaman peserta didik terhadap nilai-nilai ideologi Pancasila hanya mencapai 66,66%, hal ini masih dibawah kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan yakni 80%.
Tabel 2
Data Hasil Post Tes siklus I
Peserta Didik Skor Keterangan
Ahmad Rahil 75 tuntas
Arifa biru fajrina 60 tidak tuntas
fatir Hidayat 75 Tuntas
febryani 60 tidak tuntas
firyal afifah 75 tuntas
helmaliani 75 tuntas
ilyasa 60 tidak tuntas
mahlan maulana 75 tuntas
muhammmad fiqri 60 tidak tuntas
putri sinta 75 Tuntas
rois 75 tuntas
shelfi 75 tidak tuntas
Jumlah 840 Dari 12 peserta didik hanya 8 yang tuntas Rata-rata 70,00 66,66%
2. Hasil aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajarana mata pelajaran PAI pada materi Nilai Ideologi Pancasila melalui model cooperative learning tipe number head together masih belum masksimal, karena ada beberapa proses yang tak terpenuhi diantaranya;
a. Peserta didik masih bingung dalam menerapakan model cooperative yipe Numberhead together
b. Peserta didik masih terlihat malu dan belum mampu mengajukan pertanyaan.
c. Peserta didik kurang mampu dan kurang percaya diri berdiskusi dengan temannya
d. Peserta didik belum mampu mepresentasikan hasil diskusinya.
3. Hasil aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe Number Head Together (NHT) di kelas V SDN 3 Kota Besi Hilir dinyatakan dalam kategori baik, ini terlihat dalam hasil observer pertama terkait proses pembelajaran dari pendahuluan, kegiatan inti dan akhir lebih banyak yang terlaksana. Dari 21 item instrument yang terlaksana berjumlah 15 item kegiatan. Sedangkan yang belum terpenuhi berjumlah lima item diantaranya; kaitan materi dengan sebelumnya tidak tersampaikan, setting tempat belum tepat. Kemudian langkah-langkah pembelajaran kurang
berurutan, serta guru tidak melakukan kegiatan refleksi terhadap peserta didik tidak secara utuh. Sedangkan dari hasil observasi lembar kedua yakni penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe number head together dalam peningkatan pemahaman nilai-nilai ideologi Pancasila hampir semua terlaksana, namun dari indikator keberhasilan dari hasil tes peserta didik masih belum tercapai, bardasar data nilai rerata peserta didik hanya 70 masih dibawah KKTP. Serta ketuntasa secara klasikal masih belum tercapai karena hanya 66,66%. Pada siklus II hasil Post Tes meningkat seperti terlihat pada table berikut:
Tabel 3
Data Hasil Post Tes siklus II
Berdasarkan hasil post tes peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran model cooperative learning tipe Number Head Together (NHT) pada siklus II di atas, maka dapat dilihat bahwasannya 11 peserta didik mendapat nilai ≥ 75 sehingga perolehan skor rata-rata dan persentase hasil ketuntasan adalah:
KS= ST x100 N
= 11 x100 = 91,66%
12
Peserta Didik Skor Keterangan Ahmad Rahil 80 tuntas Arifa biru fajrina 85 tuntas fatir Hidayat 80 tuntas febryani 75 tuntas firyal afifah 80 tuntas helmaliani 80 tuntas ilyasa 70 tidak tuntas mahlan maulana 80 tuntas muhammmad fiqri 75 tuntas putri sinta 75 tuntas
rois 80 tuntas
shelfi 80 tuntas
Jumlah 940 Dari 12 peserta didik yang tuntas 11 orang
Rata-rata 78,33 91,66%
Hasil tes belajar diatas menunjukkan jumlah peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar secara individu sebanyak 11 orang atau 91,66 %. Rata-rata hasil pemahaman yang diperoleh peserta didik adalah 78,33 maka dengan hasil ini sudah memenuhi pencapaian nilai ketuntasan belajar klasikal yaitu 80% dan nilai kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran (KKTP) yang telah ditentukan oleh SDN 3 Kota Besi Hilir. Maka dari itu ketuntasan pemahaman Peserta didik pada pembelajaran PAI materi nilai-nilai Ideologi Pancasila pada siklus II mengalami peningkatan secara signifikan dan sudah mecapai ketuntasan pemahaman secara individual mapun klasikal pada siklus II. Namun dari keseluruhan peserta didik ada satu peserta didik yang belum tuntas ini trelihat dari nilai hasil tes akhir, hanya memperoleh nilai 70, masih dibawah kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran yang ditetapkan SDN 3 kota Besi Hilir. Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan penerapan model cooperative learning tipe number head together pada materi nilai-nilai ideologi Pancasila sudah dikatakan berhasil. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Juariah (2017:53) Hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) pada siklus I rata–rata sebesar 77.83 dengan tuntas klasikal sebesar 65.22% dan pada siklus II rata-rata sebesar 88.70 dengan tuntas klasikal sebesar 91.30%, ini menunjukkan tuntas secara individu dan klasikal sesuai KKM PAI yang telah ditetapkan di SD Negeri 175 Hutatinggi.
Adapun rekap hasil pemahaman peserta didik sebagai berikut;
Tabel 4
Hasil pemahaman peserta didik pada siklus I dan II Keterangan Tuntas Presentase Tidak
Tuntas
Persentase Rata- Rata
Pretest 0 0% 12 100% 58,33
Siklus I 8 66,66% 4 33,34% 70,00
Siklus II 11 91,66% 1 8,34% 78,33
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II bahwa tingkat aktivitas peserta didik lebih baik dari hasil sebelumnya, hal menunjukkan adanya peningkatan aktivitas peserta didik untuk setiap siklusnya. Dalam aktivitas peserta didik terlihat peserta didik mengikuti semua proses pembelajaran dengan baik baik mulai dari pendahuluan yakni berdo’a, peserta didik juga sudah mampu menjawab setiap
pertanyaan guru, peserta didik juga mendengarkan motivasi dan jug atujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Begitu juga pada kegiatan inti peserta didik antusia mengamti video pembelajaran yang ditayangkan guru, duduk juga berkelompok sesuai dengan arahan guru, berdiskusi dengan temannya, mmapu menjawab pertanyaan sesuai dengan nomornya serta mampu mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok. Temuan ini diperkuat oleh Juariah berdasar data aktivitas siswa menurut pengamatannya pada setiap siklus antara lain menulis/membaca mengerjakan LKS, bertanya sesama teman, bertanya kepada guru. Dari data ini terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa sesuai dengan harapan dan juga model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together).
Kemudian hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus II menunjukkan bahwa hasil penelitian aktivitas guru dalam pembelajaran pada materi Nilai-nilai Ideologi pancasila dengan menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT), siklus II ada peningkatan dari pada siklus pertama, hal terlihat dari instrument proses pembelajaran yang berjumlah 21 item hampir terpenuhi. Sedangkan pada hasil pengamatan lembar observasi yang kedua yakni isntrumen penerapan model cooperative learning tipe number head together (terkampir), menunjukan bahwa aktivitas guru sudah sangat baik.
Hal ini juga terlihat dari jumlah item sintak pembelajaran model cooperative leraning tipe number head together yang hampir terlaksana semua. Dan indikator keberhasilan dalam penerapan model cooperative learning terlihat dari hasil tes peserta didik yang mencapai 91,66% dengan nilai rata-rata 78,33. Hal ini menunjukkam bahwa ada peningkata signifikan serta sudah memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu 80%. Hasil ini juga diperkuat temuan dari Hendri Marhadi bahwa aktivitas guru pada setiap pertemuan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) mengalami peningkatan setiap pertemuan.
Peningkatan aktivitas guru terjadi karena adanya perbaikan dalam proses pembelajaran setiap pertemuan. Temuan ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Ummu Aiman (2018:168) bahwa Pembelajaran dengan model
“CooperativeLearning” dengan “Picture and Picture” dapat meningkatkan pemahaman materi nilai-nilai Pancasila dengan model “CooperativeLearning”
dengan “Picture and Picture” dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan perolehan peningkatan taraf keberhasilan pada siklus pertama yaitu sebesar 80,4%.Sedangkan peningkatan keberhasilan siswa pada siklus kedua adalah sebesar 88,4%. Dengan demikian terjadi peningkatan taraf keberhasilan hasil belajar pada aspek pemahaman materipada siklus pertama ke siklus kedua yaitu sebesar 8,0%. Kemudian hasil temuan Nur Kholis (2017:86) dalam penelitiannya bahwa model pembelajaran koopertaif tipe
Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar dengan rata-rata 70,95 pada siklus I dan 79,90 pada siklus II, dengan presentase peningkatan hasil belajar yaitu 60% pada siklus I dan 90% pada siklus II.
Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran Number Head Together (NHT) di kelas V SDN 3 Kota Besi Hilir dapat meningkatkan pemahaman nilai-nilai ideologi Pancasila pada siklus I yakni 66,66 % dan meningkat pada siklus II menjadi 91.66 % dengan nilai rata-rata kelas dari 70 pada siklus 1 menjadi 78,33 pada siklus II. Aktivitas guru dalam Penerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT) di kelas V SDN 3 Kota Besi Hilir dinyatakan berhasil Pernyataan ini sesuai dengan hasil observasi dari item proses pembelajaran hampir semua terlakasana. Begitu juga dengan model yang diterapakan dari enam langkah pembelajaran lima sudah terpenuhi. Kemudian aktivitas peserta didik dalam menerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT) di kelas V SDN 3 kota Besi Hilir dapat meningkat pada siklus II. Hal ini terlihat dari 13 item kegiatan mulai dari pendahuluan sampai penutup hampir semua terpenuhi begitu juga dengan model yang diterapkan semua terlaksana.
Referensi
Agus, Suprijono. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:Pustaka Pelajar. ←Book
Hendri, Marhadi. 2014. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (Nht) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Kelas Vd SDN 184 Pekanbaru”. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 3, (2):73-81. ←Journal
Imron, Ali. 2012. Supervisi pembelajaran Tingkat satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. ←Book
Juariah. 2017. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht Guna Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV Sd.
Jurnal Sekolah, 1 (3): 53←Journal
Miftahul Huda. 2014. Mode-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. ←Book
M. Mahfud, dkk. (2012) “Kongres Pancasila IV: Strategi Pelembagaan Nilai- Nilai Pancasila dalam menegakkan Konstitusionalitas Indonesia,”
Yogyakarta: PSP UGM. ←Conference Proceeding
Nur Kholis. 2017. “Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” Jurnal Iqra’ 2 (1) 69.
http://dx.doi.org/10.25217/ji.v2i1.76.69-88. ←Journal
Suharsimi Arikunto. 2011. Penelitian Tindakan,Yogyakarta: Aditiya Media.
←Book
Suyono. 2016. Belajar dan Pembelajaran, Bandung; Rosda Karya. ←Book
Syamsu, S. 2015. Strategi Pembelajaran: Meningkatkan Kompetensi Guru, Makassar:
Aksara Timur. ←Book
Ummu Aiman, 2018. Peningkatan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila dan Prestasi Belajar PKn dengan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Model Picture and Picture di MIN 2 Sleman. Jurnal Pendidikan Madrasah, 3, (1):168←Journal