PENDAHULUAN
Latar Belakang
Metode cerita bernuansa Islami yang digunakan di SD Negeri Mannuruki diimplementasikan dalam proses pengajaran pendidikan agama Islam. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Metode Bercerita dalam Pembinaan Akhlak Mulia Siswa di SD Negeri Mannuruki Jl.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Konsep penerapan metode bercerita untuk menumbuhkan akhlak mulia pada siswa SD Negeri Mannuruki Siswa SD Negeri Mannuruki. Karena peneliti melakukan penelitian berdasarkan permasalahan yang ada di lapangan, maka analisis yang peneliti cermati adalah hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penggunaan metode narasi untuk menumbuhkan akhlak mulia pada siswa SD Negeri Mannuruki. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan kepada siswa.
Proses penerapan metode bercerita dalam penanaman akhlak mulia pada siswa SD Negeri Mannuruki. Proses penerapan metode bercerita dalam pengajaran akhlak mulia pada siswa SD Negeri Mannuruki meliputi beberapa langkah untuk mengenalkan siswa. Disinilah metode bercerita dalam pembelajaran mengajarkan nilai-nilai moral yang luhur untuk melatih pemahaman dan konsentrasi siswa di SD Negeri Mannuruki Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Hal ini menunjukkan sebagian besar siswa tertarik pada materi agama Islam melalui metode narasi. Keaktifan siswa dalam kegiatan bercerita dapat ditentukan oleh beberapa pertanyaan, yaitu: Sebagai siswa yang aktif dalam proses pembelajaran metode bercerita, Bu. Permaisuri mengatakan bahwa: Secara umum siswa SD Negeri Mannuruki sangat senang dan bersemangat mendengarkan cerita-cerita tersebut.
Keupayaan pelajar menjawab soalan dalam proses pembelajaran boleh dipelajari melalui temu bual bersama guru.
TINJAUAN TEORITIS
Penerapan Metode Bercerita
- Pengertian Metode Bercerita
- Tujuan dan Fungsi Metode Bercerita
- Aspek-aspek dan Teknik-teknik Metode bercerita
- Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita
Penanaman Akhlak Mulia
- Pengertian Akhlak Mulia
- Metode Pembinaan Akhlak
Dalam proses pembelajaran, pendidik memegang peranan yang sangat penting dalam proses penerapan metode bercerita sehingga dapat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran serta menanamkan akhlak mulia pada diri siswa. Proses penerapan metode bercerita terdapat pada setiap mata pelajaran, tergantung pada materi yang memerlukan metode bercerita sebagai salah satu cara untuk memudahkan guru dalam proses pembelajaran dan menarik simpati siswa. Ketertarikan siswa terhadap bahan ajar Agama Islam yang diajarkan dengan metode storytelling dapat ditentukan oleh beberapa pertanyaan, yaitu: Sebagai siswa yang aktif dalam proses pembelajaran metode storytelling, Annisa Dian Tri Andari mengatakan bahwa:.
Keadaan siswa pada saat guru mendongeng dapat diketahui melalui beberapa pertanyaan yaitu: Annisa Dian Tri Andari sebagai siswa yang aktif dalam proses pembelajaran metode bercerita mengatakan bahwa:. Keberhasilan SD Negeri Mannuruki dalam penanaman akhlak mulia pada siswa tidak lepas dari faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan metode bercerita dalam penanaman akhlak mulia. Hal ini senada dengan penjelasan salah satu guru berikut ini. Apabila membahas mengenai hasil penggunaan metode bercerita dalam pendidikan akhlak mulia, maka akan terlihat jelas di sini bahwa terdapat perbedaan antara metode bercerita dengan penanaman akhlak mulia pada siswa.
Jawaban siswa terhadap penerapan Pendidikan Agama Islam melalui metode bercerita dalam penanaman akhlak mulia, sikap hormat terhadap teman sejawat akan diungkapkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan.Sebagai siswa yang aktif dalam proses pembelajaran metode bercerita, ungkap Ibu Permaisuri. itu:. Sikap hormat terhadap proses pembelajaran dapat diketahui melalui beberapa pertanyaan, yaitu: Sebagai mahasiswa yang aktif dalam proses pembelajaran metode bercerita, Annisa Dian Tri Andari mengatakan bahwa:. Dari kondisi siswa diatas, secara umum di SD Negeri Mannuruki hampir sebagian besar guru menggunakan metode bercerita, siswa lebih senang dan lebih pengertian.
Hasil Penerapan metode cerita sangat membantu siswa dalam mengenal dan memahami pembelajaran baik mata pelajaran pendidikan agama Islam maupun mata pelajaran umum lainnya.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian
Sumber data utama (primer) yaitu data yang dikumpulkan peneliti melalui wawancara, guru dan siswa pada pendidikan agama Islam. Hal ini menunjukkan siswa cukup aktif dan sangat aktif dalam kegiatan bercerita atau percakapan. Sekolah Dasar Negeri Mannuruki merupakan pendidikan formal tingkat pertama bagi siswa yang harus belajar selama 9 tahun, siswa berusia antara 6 sampai 12 tahun.
Untuk mengetahui tanggapan anak tersebut, penulis. mengamati siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran metode bercerita dan mengajukan pertanyaan langsung kepada guru.
Fokus Peneliitian
Deskripsi Fokus Penelitian
Metode digunakan sebagai cara menyampaikan pesan atau materi pembelajaran kepada siswa. Oleh karena itu, metode yang diterapkan guru hanya akan berhasil jika dapat digunakan untuk mencapai tujuan. Jika isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak SD maka mereka dapat memahaminya.
Kata ini mengandung aspek yang sesuai dengan kata kha-lqun yang berarti peristiwa, yang juga erat kaitannya dengan kha-li-q yang berarti pencipta masyarakat, bahkan tercakup dalam disiplin moral dalam Islam secara integrator. , cara yang sempurna dan bahkan memiliki nilai tambah. .
Sumber Data
Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. 50 Data sekunder juga dapat berupa jurnal, buletin, hasil survey, kajian sejarah dan lain-lain.
Instrumen Penelitian
“Cerita Bernuansa Islami Dalam Menanamkan Akhlak Mulia Pada Siswa SDN Manuruki Kecamatan Tamalate Kota Makassar.” Wawancara ini digunakan apabila ingin mengetahui hal-hal mengenai responden secara lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Dalam pelaksanaannya pewawancara membawa pedoman yang hanya bersifat gambaran umum saja terhadap hal-hal yang akan dicantumkan.
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung melalui tanya jawab lisan dengan narasumber. Peneliti mewawancarai guru pendidikan agama Islam, informan diberikan beberapa pertanyaan terkait “Penerapan metode bercerita dalam penanaman akhlak mulia siswa di SD Negeri Manuruki Kecamatan Tamalate Kota Makassar”. Pada kesempatan ini peneliti bertanya kepada berbagai staf di SD Negeri Manuruki, tentunya berkaitan dengan kegiatan yang akan diteliti.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Metode bercerita yaitu cara berbicara dan menyampaikan cerita atau memberikan informasi secara lisan kepada siswa.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
- Identitas Sekolah
- Visi Dan Misi
- Fasilitas Sekolah
- Keadaan Guru
- Keadaan Peserta Didik
Identitas sekolah merupakan identitas suatu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk diakui, seperti halnya Sekolah Dasar Negeri Mannuruki. Halaman sekolah, ruang III. kelas, kamar mandi (toilet), kantor, ruang I. kelas, ruang II. kelas, ruang IV. kelas, ruang V. kelas, ruang VI. kelas, ruang penjaga sekolah.54. 6 Peralatan yang baik untuk bermain bola basket di lapangan sekolah 7 Peralatan yang baik untuk bermain bola voli di lapangan sekolah 8 Peralatan yang baik untuk keterampilan di lapangan sekolah.
Konsep Penerapan Metode Bercerita dalam Penanaman Akhlak
Apa yang saya faham, kaedah bercerita mampu meningkatkan daya tarikan kepada pelajar yang secara langsung dapat menyentuh jiwa mereka, sehingga rasa simpati pelajar terhadap bahan yang diberikan dirasai dalam proses pembelajaran kaedah cerita yang kami sampaikan. 56. Hasil temu bual daripada dua sumber di atas, pengkaji dapat membuat kesimpulan yang sama bahawa kaedah bercerita sangat berkesan dalam proses pembelajaran, kerana dengan ini, lebih mudah bagi seorang pendidik untuk memberi kefahaman dan membuka pelajar. ' pemahaman. daripada materi yang diberikan dalam proses pembelajaran, agar peserta didik juga dapat mempraktikkan nilai-nilai moral atau akhlak mulia yang terdapat dalam cerita atau cerita yang disampaikan oleh guru, selain itu juga dapat meningkatkan motivasi peserta didik. Mengkhususkan diri dalam pengajaran pendidikan agama Islam, beliau tidak pernah terlepas daripada al-Quran dan hadis, tetapi sebagai proses pengajaran untuk menanamkan akhlak mulia pelajar sebagai model terbaik, tokoh-tokoh orang soleh di masa lampau juga penting. dalam perbincangan tentang bahan cerita yang disampaikan.
Untuk teknik bercerita, seperti yang sudah saya jelaskan di awal pada konsep perencanaan awal penerapan metode bercerita, saya menggunakan alat peraga dan media berupa gambar audio visual yang dapat membantu saya lebih menarik simpati siswa di sekolah. proses pembelajaran metode storytelling, selain itu saya juga menggunakan teknik storytelling dengan lebih banyak gambar yang sudah saya berikan di awal dan terkadang juga menggunakan buku cerita yang sesuai dengan bahan ajar yang saya bawa dalam pembelajaran 63. Berdasarkan hasil wawancara dari Dari kedua sumber diatas, peneliti menyimpulkan bahwa setiap guru mempunyai teknik yang berbeda-beda, dan perbedaan tersebut tentunya disebabkan oleh sulitnya setiap topik yang disampaikan oleh guru, selain itu guru juga memberikan teknik dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. sesuai dengan tingkat pemikiran atau pemahaman siswa itu sendiri dan juga ditentukan dari bentuk cerita yang akan disajikan. Dari hasil penelusuran pengalaman siswa terhadap guru yang menggunakan alat peraga di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam menyampaikan materi pelajaran.
Proses Penerapan Metode Bercerita dalam Penanaman Akhlak
Artinya sebagian besar guru menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan isi cerita dengan jelas dan mudah dipahami siswa. Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa sangat aktif dalam kegiatan bercerita atau percakapan, dan sebagian guru mengatakan bahwa siswa SD Negeri Mannuruki lainnya cukup aktif dalam kegiatan bercerita atau percakapan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu memperhatikan guru dalam kegiatan bercerita karena isi cerita menarik perhatian siswa.
Metode tugas, yaitu kegiatan belajar mengajar dengan membiarkan siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Ketika guru menyajikan sebuah cerita, siswa mendengarkan dengan baik dan antusias apa yang disampaikan guru. Berdasarkan hasil kajian siswa dengan guru yang menggunakan alat peraga diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian guru sering menggunakan alat peraga atau media penyebaran materi pelajaran agama.
Dan berdasarkan penelusuran hasil pengalaman siswa terhadap guru yang menggunakan alat ajar di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa guru sering menggunakan alat atau media ajar dalam menyampaikan bahan ajar. Terbukti metode bercerita dalam kehidupan sehari-hari lambat laun dapat membentuk akhlak mulia pada diri siswa, dengan adanya perubahan sikap dan perilaku siswa ke arah yang positif.