• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran inovatif tipe picture

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran inovatif tipe picture"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI

SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Misri Yunita1, Lince Meriko2, Annika Maizeli2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

The learning process is still using conventional methods, the use of learning models is less varied, the media used only charta. This resulted in children quickly bored to follow the learning process, thus affecting the results of student learning class XI SMA N 3 Lengayang on plant tissue materials that under KKM that 75. This study aims to determine the application of innovative learning models picture and picture type of biology learning outcomes students of grade XI SMA N 3 Lengayang. The type of this research is experimental research using Randomized Control-Group Posttest Only Design design. The population in this study were all students of class XI SMAN 2 Lengayang registered in the academic year 2016/2017. Sampling by purposive sampling technique to get sample that is class XI3 as experiment class and XI2 as control class. The instrument used is written test in the form of objective questions. Data analysis technique use t-test with level of 0,05. Based on the data analysis, the average value of cognitive domain in the experimental class 74.04 and in the control class is 53.88 after the t test is obtained tcount4.80 while the ttableis 1.67. This means that tcount> ttableis thus accepted hypothesis. From the research results can be concluded that the application of innovative learning model of picture and picture type can improve the biology learning result of grade XI students of SMA 3 Lengayang.

Keywords: Learning Model,Picture And Picture, Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMAN 3 Lengayang, pembelajaran di sekolah tersebut masih menggunakan metode pembelajaran secara konvensional, menggunakan model pembelajaran kurang bervariasi, dan media yang digunakan hanya charta. Proses

pembelajaran masih berpusat pada guru, pembelajaran masih menggunakan metode ceramah. Guru menjelaskan materi pembelajaran kemudian siswa hanya mendengar, mencatat, dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran, seperti sedikitnya siswa yang bertanya serta memberikan tanggapan terhadap

(2)

materi yang diberikan guru. Hal ini mengakibatkan anak cepat bosan untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan masih banyak siswa tidak mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian 2 materi jaringan tumbuhan di kelas XI semester 1, seperti yang terlihat rata-rata nilai siswa XI178,54, rata-rata nilai siswa XI2 72,92 dan XI3 60,38. Dengan persentase ketuntasan 54,66 % dan persentase ketidak tuntasan 41,33 %.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran pada saat proses pembelajran. Salah satunya adalah model pembelajaran Picture and Picture dimana model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis.

Menurut Istarani (2014:7) Picture and Picture merupakan suatu rangkaian penyampaikan materi ajar dengan menunjukkan gambar- gambar konkrit kepada siswa

sehingga siswa dapat memahami secara jelas tentang makna hakiki dari materi ajar yang disampaikan kepadanya. Jadi, bahan utama pengunaan Picture and Picture adalah gambar-gambar yang menyangkut materi pelajaran. Tanpa ada gambar, tidak mungkin bisa dilakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan model Picture and Picture.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susanti (2009:

35) dengan judul pengaruh penerapan model pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA pembangunan UNP pada materi hubungan antara komponen ekosistem dan aliran energi serta peran manusia dalam keseimbangan ekosistem dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada materi biologi.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inovatif Tipe Picture and Picture Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMAN 3 Lengayang Kabupaten

(3)

Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September Semester 1 di Kelas XI IPA SMA N 3 Lengayang pada tahun 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Rancangan yang digunakan adalah Randomized Control-Group Posttest Only Design. kelas eksperimen yaitu kelas IPA 3, dan yang terambil kedua sebagai kelas kontrol yaitu kelas IPA 2. Instrument penelitian yang digunakan yaitu soal yang diberikan tes hasil belajar. Soal yang diberikan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan lima option.

Teknik Analisis Data pada tes diadakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian di SMAN 3 Lengayang maka didapatkan th 4,80 dan tt 1,67, maka th > tt, sehingga hipotesis diterima.

Hasi belajar kedua kelas terlihat pada

nilai rata-rata eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol dimana hasil belajar siswa pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata 74,04 dan hasil belajar pada kelas kontrol diperoleh rata-rata 53,88 seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Nilai Rata-rata Kognitif Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji-t. Hasil uji hipotesis diketahui thitung lebih besar dari ttabel, yang berarti terdapat

74,04

Lampiran. Uji Homogenitas

UJI HOMOGENITAS

Kelas N S ����

Eksperimen 25 70,08 9,50 90,25

Kontrol 24 55,48 9,73 94,67

F =

F = Varians Kelompok data

S12= Varians Hasil Belajar Kelompok Besar S22= Varians Hasil Belajar Kelompok Kecil

Ft

=

90,25

94,67

= 0,95

dk pembilang = n pembilang–1 dk penyebut = n penyebut–1

= 25–1 = 24–1

= 24 = 23

Jadi Fhitung= 0,95 sedangkan Ftabelpada taraf nyata 0,05 dengan dk 24 : 23 adalah 1,98 berarti :

0,95 < 1,98 Fhitung < Ftabel

Dari hasil perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai varian yang homogen.

53,88

Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September Semester 1 di Kelas XI IPA SMA N 3 Lengayang pada tahun 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Rancangan yang digunakan adalah Randomized Control-Group Posttest Only Design. kelas eksperimen yaitu kelas IPA 3, dan yang terambil kedua sebagai kelas kontrol yaitu kelas IPA 2. Instrument penelitian yang digunakan yaitu soal yang diberikan tes hasil belajar. Soal yang diberikan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan lima option.

Teknik Analisis Data pada tes diadakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian di SMAN 3 Lengayang maka didapatkan th 4,80 dan tt 1,67, maka th > tt, sehingga hipotesis diterima.

Hasi belajar kedua kelas terlihat pada

nilai rata-rata eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol dimana hasil belajar siswa pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata 74,04 dan hasil belajar pada kelas kontrol diperoleh rata-rata 53,88 seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Nilai Rata-rata Kognitif Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji-t. Hasil uji hipotesis diketahui thitung lebih besar dari ttabel, yang berarti terdapat

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Eksperimen Kontrol 74,04

Lampiran. Uji Homogenitas

UJI HOMOGENITAS

Kelas N S ����

Eksperimen 25 70,08 9,50 90,25

Kontrol 24 55,48 9,73 94,67

F =

F = Varians Kelompok data

S12= Varians Hasil Belajar Kelompok Besar S22= Varians Hasil Belajar Kelompok Kecil

Ft

=

90,25

94,67

= 0,95

dk pembilang = n pembilang–1 dk penyebut = n penyebut–1

= 25–1 = 24–1

= 24 = 23

Jadi Fhitung= 0,95 sedangkan Ftabelpada taraf nyata 0,05 dengan dk 24 : 23 adalah 1,98 berarti :

0,95 < 1,98 Fhitung < Ftabel

Dari hasil perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai varian yang homogen.

53,88

Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September Semester 1 di Kelas XI IPA SMA N 3 Lengayang pada tahun 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Rancangan yang digunakan adalah Randomized Control-Group Posttest Only Design. kelas eksperimen yaitu kelas IPA 3, dan yang terambil kedua sebagai kelas kontrol yaitu kelas IPA 2. Instrument penelitian yang digunakan yaitu soal yang diberikan tes hasil belajar. Soal yang diberikan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan lima option.

Teknik Analisis Data pada tes diadakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian di SMAN 3 Lengayang maka didapatkan th 4,80 dan tt 1,67, maka th > tt, sehingga hipotesis diterima.

Hasi belajar kedua kelas terlihat pada

nilai rata-rata eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol dimana hasil belajar siswa pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata 74,04 dan hasil belajar pada kelas kontrol diperoleh rata-rata 53,88 seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Nilai Rata-rata Kognitif Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji-t. Hasil uji hipotesis diketahui thitung lebih besar dari ttabel, yang berarti terdapat

Eksperimen Kontrol 74,04

Lampiran. Uji Homogenitas

UJI HOMOGENITAS

Kelas N S ����

Eksperimen 25 70,08 9,50 90,25

Kontrol 24 55,48 9,73 94,67

F =

F = Varians Kelompok data

S12= Varians Hasil Belajar Kelompok Besar S22= Varians Hasil Belajar Kelompok Kecil

Ft

=

90,25

94,67

= 0,95

dk pembilang = n pembilang–1 dk penyebut = n penyebut–1

= 25–1 = 24–1

= 24 = 23

Jadi Fhitung= 0,95 sedangkan Ftabelpada taraf nyata 0,05 dengan dk 24 : 23 adalah 1,98 berarti :

0,95 < 1,98 Fhitung < Ftabel

Dari hasil perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai varian yang homogen.

53,88

(4)

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang dengan menggunakan model pembelajaran inovatife tipe Picture and Picture di kelas X1 SMA N 3 Lengayang.

Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari siswa kelas kontrol. Ketuntasan hasil belajar kelas eksperimen Siswa yang tuntas sebanyak 21 orang dengan presentase 72% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 orang dengan presentase 27%. Ini menunjukkan bahwa siswa sudah baik dalam memahami materi. Hal ini sesuai Menurut Djamarah dan Zain (2010:107) “Keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf, tingkat keberhasilan atau taraf dikatakan baik apabila bahan pembelajaran yang diajarkan 60% -75% dikuasai oleh siswa.

Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan mengunakan model inovatif tipe Picture and Picture disebabkan karena pada proses belajar siswa diminta untuk menyusun, memasangkan atau mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis.

Dengan menyusun, memasang dan mengurutkan gambar pada saat proses pembelajaran siswa dapat paham terhadap materi yang diajarkan guru. melihat sistematika penyusunan gambar, dapat meningkatkan daya pikir dan tanggung jawab siswa sehingga siswa paham terhadap konsep materi yang diberikan guru. karena setelah selesai siswa menyusun atau memasangkan gambar guru akan menanyakan alasan dari urutan gambar tersebut. Menurut pendapat Sardiman (2011:77) menyatakan bahwa memberikan motivasi kepada siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan suatu aktivitas atau ingin melakukan suatu aktivitas dalam belajar.

Dilihat dari hasil belajar, siswa tersebut masih berada di bawah KKM. Hal ini disebabkan masih adanya siswa yang tidak serius pada saat diskusi berlangsung. Dalam proses pembelajaran belum terbiasanya siswa dengan penerapan model pembelajaran inovatif tipe Picture and Picture yang mengutamakan kerjasama antar siswa dalam proses belajarnya serta

(5)

dituntut dapat mempresentasikan hasil diskusi membuat kegiatan belajar menjadi kurang efektif karena pada siswa yang senang berbicara, cenderung ingin menonjolkan diri dan menciptakan kegaduhan selama kegiatan berlangsung. Hal tersebut dapat mengganggu siswa lainnya dan dapat menimbulkan kesalahan persepsi mengenai konsep pengetahuan yang menjadi pokok dari materi pembelajaran sehingga menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal.

Rendahnya hasil belajar siswa juga di buktikan guru pada saat proses pengambilan kesimpulan hanya beberapa siswa yang ikut berpartisipasi. Pada hal ini menyebabkan banyak siswa yang tidak mengerti dengan isi materi pembelajaran.

Pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah lebih rendah jika dibandingkan dengan kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran inovatif tipe Picture and Picture. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan kerena pada kelas kontrol proses pembelajaranya hanya menggunakan metode

ceramah, Rendahnya hasil belajar pada kelas kontrol disebabkan kerena pada saat proses pembelajaran hanya sebagian siswa yang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dan pada saat proses tanya jawab tidak semua siswa yang aktif dalam bertanya sedangkan siswa yang lainnya tidak serius memperhatikan guru dan mengobrol dengan teman yang lainnya pada saat guru menjelaskan pelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri (2007:34) bila anak didik tidak mempunyai bekal awal tentang materi yang akan dibahas maka kondisi belajar atau kelas tidak akan aktif, dengan kata lain metode tanya jawab tidak akan berjalan dengan baik.

Hal ini dapat dilihat dari rata- rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol 53,88 penilaian kompetensi pada kelas kontrol 53,88. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 4 orang dengan persentase ketuntasan 16%

sedangkan nilai siswa yang berada dibawah KKM sebanyak 21 orang dengan persentase ke tidak tuntasan 84% .

(6)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran inovatife tipe Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X1 di SMAN 3 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan

: Media Persada.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. padang: UNP Press.

Sadiman, Arief, dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grapindo Persada.

Susanti, Nelvi. 2009. Pengaruh Penerapan Model Pembelajara Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Pembangunan UNP Tahun Pembelajaran 2008/2009. Padang: Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan Proklamasi Kemerdekaan Indonesi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan nilai

Berdasarkan perhitungan rata-rata pemerolehan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, terlihat bahwa rata-rata belajar yang menggunakan metode

Dengan melihat rata-rata kedua kelompok dimana kelompok kontrol rata-ratanya adalah 75,26 jauh lebih tinggi dari kelompok eksperimen yang hanya memiliki nilai rata-rata

Nilai rata-rata kognitif Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapat hasil rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 46,56 dan kelas kontrol didapatkan rata-rata nilai 39,69,

Grafik nilai rata-rata ranah kognitif Berdasarkan Gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen dengan penerapan model

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Pada Ranah Psikomotor Kelas Sampel Ranah Kognitif Hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

meskipun rata-rata nilai siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, namun dari kedua kelas sampel ini ada juga yang membuat peta konsep tidak sesuai dengan

Nilai rata – rata pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dimana selisih nilai rata – rata pemhaman konsep siswa antara kedua kelas