E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365 Website: http://jonedu.org/index.php/joe
Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SDN
066050 Medan
Juliana1, Meikardo Samuel Prayuda2, Darinda Sofia Tanjung3
1, 2, 3
Universitas Katolik Santo Thomas, Jl. Setia Budi No.476-F, Tanjung Sari, Medan [email protected]
Abstract
The backgrounds of carrying out this research are: 1) the students find it difficult to comprehend reading materials; 2) the students’ learning results are low or less than Mastery Minimum Criteria; 3) the teaching strategy used by the teacher is inappropriate in teaching reading comprehension to the students. The objective of this research is to prove that the implementation of Directed Reading Thinking Activity (henceforth, DRTA) strategy is effective to enhance reading comprehension of the fifth grade students of SD Negeri 066050 Medan.
This is Classroom Action Research (henceforth, CAR). The sample of this CAR are the fifth grade students of SD Negeri 066050 Medan consisting of 25 students. The students’ learning results in the pre-cycle or pre-test is still categorized unsatisfactory (very low). The students’ mean score in the pre-cycle or pre-test is 56.80 (24%).
After completing cycle one, the students’ mean score increased into 66.20 (40%). After doing reflection and finishing cycle two, it was found out that the students’ mean score increased into 77.28 (80%). It is concluded that the application of DRTA strategy is able to improve reading comprehension of the fifth grade students of SD Negeri 066050 Medan.
Keyword: Directed Reading Thinking Activity (DRTA) strategy, reading comprehension
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh: (1) siswa mengalami kesulitan memahami isi bacaan; (2) rendahnya hasil belajar siswa atau nilai rata-rata masih di bawah KKM; (3) strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat dalam mengajarkan membaca pemahaman kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA) dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SDN 066050 Medan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan sampel 25 siswa kelas V. Hasil belajar siswa yang memperoleh ketuntasan pada pra siklus atau pre tes masih termasuk kategori kurang baik (sangat rendah) dengan nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 56,80 atau 24,00%. Setelah melakukan siklus I terjadi peningkatan nilai rata-rata 66,20 atau 40,00% dan setelah dilakukan refleksi dilanjutkan ke siklus II diproleh nilai rata-rata siswa 77,28 atau 80,00%. Dapat disimpulkan bahwa Penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SDN 066050 Medan
Kata kunci : Strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA), Membaca Pemahaman
Copyright (c) 2023 Juliana, Meikardo Samuel Prayuda, Darinda Sofia Tanjung Corresponding author: Juliana
Email Address: [email protected] (Jl. Setia Budi No.476-F, Tanjung Sari, Medan) Received 28 February 2023, Accepted 6 March 2023, Published 6 March 2023
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa terdiri atas empat aspek keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Keempat aspek tersebut merupakan fokus dari tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dan pelaksanaannya disajikan secara terpadu. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk meningkatkan komunikasi secara lisan dan tulis dengan efektif. Proses belajar yang efektif dilakukan melalui membaca. Dengan membaca seseorang memperoleh pengetahuan dan wawasan luas dan mampu menjawab tantangan hidup pada masa yang akan mendatang.
Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan terutama oleh siswa dalam proses pembelajaran. Membaca merupakan kegiatan untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Dengan membaca seseorang akan dapat mengetahui pesan atau makna yang disampaikan penulis melalui tulisan. Menurut Farr dalam Dalman (2013:5) menyatakan “Reading is the heart of education”
artinya membaca merupakan jantung pendidikan. Dalam proses pembelajaran membaca mendapatkan posisi yang begitu penting karena dengan membaca siswa dapat mengakses informasi-informasi yang berguna dan semakin meningkatkan kecerdasan siswa.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan kesulitan menangkap dan memahami informasi yang disajikan dari buku-buku pelajaran di sekolah. Menurut Anggreini, dkk. (2013) bahwa saat ini siswa dihadapkan pada kesulitan memahami suatu bacaan secara efektif. Rendahnya minat siswa dalam membaca semakin memperburuk kualitas pendidikan, sehingga berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pandangan terhadap kegiatan membaca harus didasari pada kebutuhan, bukan karena suatu paksaan sehingga informasi dan pengetahuan yang diharapkan dapat diperoleh.
Kondisi kurangnya minat membaca pada siswa di Indonesia juga menjadi perhatian di SDN 066050 Medan. Hasil observasi dan wawancara dengan wali kelas V pada tanggal 01 Maret 2022 ditemukan bahwa masih banyak yang sulit untuk memahami isi bacaan dengan baik, hal ini disebabkan oleh: (1) guru masih menggunakan metode yang sama yaitu ceramah yang membuat siswa mudah bosan mengikuti pembelajaran (2) Bahan bacaan (buku teks) dan strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran kurang menarik sehingga tidak mendorong timbulnya semangat siswa untuk membaca atau dengan kata lain siswa malas membaca. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata siswa yang ditemukan memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 40-65. Sedangkan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan di SDN 066050 Medan adalah 65.
Berdasarkan permasalahan tersebut guru perlu mengubah cara mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran untuk menciptakan kondisi pembelajaran bahasa Indonesia yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa dalam meningkatkan membaca pemahaman Kelas V SD 066050. Salah satu alternatif pemecahan masalah yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman adalah dengan menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA).
Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) memfokuskan keterlibatan siswa dengan bahan bacaannya. Stauffer dalam Rahim (2018:47) menyatakan strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dalam memprediksi dan membuktikan prediksinya ketika mereka membaca teks.
Dalam strategi DRTA proses membaca suatu teks melalui media gambar, sehingga mendorong anak berpikir dan memprediksi mengenai bacaan suatu teks. Dalam memprediksi bahan bacaan akan
memudahkan siswa dalam memahami isi suatu bacaan dan memudahkan siswa menyerap informasi dari bacaan suatu teks. Oleh karena itu, dengan penerapan strategi DRTA kemampuan membaca pemahaman siswa diharapkan dapat semakin meningkat.
Membaca pemahaman adalah membaca bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam dan dalam, sehingga terasa ada kepuasan tersendiri setelah bahan bacaan itu dibaca sampai selesai. Untuk dapat memahami isi suatu bahan bacaan dengan baik diperlukan adanya kemampuan membaca pemahaman yang baik pula. Tarigan (Dalman 2017:70) menjelaskan bahwa membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan (literal standars), resensi kritis (critical review), drama tulis (printed drama) serta pola-pola fiksi (pattern of ficion). Seorang pembaca dikatakan mampu memahami bacaan yang dibacanya apabila pembaca tersebut dapat memahami isi dan makna dari bacaan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SDN 066050 Medan”.
Pengertian Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) adalah suatu strategi yang memfokusksan keterlibatan siswa dengan teks dan siswa akan membuat prediksi apa yang akan terjadi dalam teks dan membuktikannya pada saat mereka membaca. Stauffer (dalam Puspitasari:
2015), “Strategi DRTA merupakan strategi pembelajaran yang memberikan motivasi terhadap usaha dan konsentrasi siswa dengan cara melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara”.
Keunggulan strategi ini dibanding dengan strategi membaca lainnya yaitu menggunakan bantuan media berupa gambar. Penggunaan gambar akan meningkatkan rasa ingin tahu mereka terhadap teks bacaan ditambah lagi siswa diminta untuk membuat prediksi berdasarkan gambar yang ada dan membuktikan nya sendiri setalah membaca teks. Hal ini sejalan dengan pendapat Lutfiana (dalam Putri, dkk. 2019:160) bahwa “Rasa ingin tahu siswa terhadap jawaban akan memotivasi mereka untuk membaca lebih cermat sehingga mereka dapat lebih mudah paham terhadap bacaan yang telah dibacanya dan menemukan kalimat utama”.
Langkah-langkah penggunaan strategi membaca DRTA dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Rahim, 2018:48):
1. Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul. Pada tahap ini guru menuliskan judul teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa di papan tulis. Setelah itu guru meminta siswa memprediksikan isi teks bacaan yang akan dibaca berdasarkan judul tersebut.
2. Membuat prediksi dari petunjuk gambar. Langkah yang dilakukan guru pada tahap ini adalah memajang gambar dari teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa. Setelah itu siswa memprediksi apa kira-kira isi dari teks bacaan yang akan dibacanya nanti.
3. Membaca bahan bacaan atau teks. Siswa membaca teks bacaan yang dibagikan guru berdasarkan pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh siswa tersebut.
4. Menilai prediksi dan menyesuaikan prediksi. Setelah membaca teks tersebut guru melakukan penilaian terhadap hasil prediksi siswa, dengan cara mengajukan pertanyaan siapakah diantara kamu yang prediksinya tadi sama dengan teks bacaan yang baru saja dibaca.
5. Ulangi kembali semua prosedur (1-4) hingga semua bagian pelajaran diatas telah tercakup.
6. Membuat ringkasan sesuai dengan versinya masing-masing.
Membaca Pemahaman
Membaca merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Pada prinsipnya membaca merupakan usaha yang dilakukan seorang pembaca untuk memahami makna yang terkandung dalam teks yang dibacanya.
Jainayah (2015:2) Belajar membaca merupakan usaha terus menerus yang dilakukan seseorang, dan anak-anak yang menyadari akan tingginya nilai (value) dari kegiatan membaca dalam pribadinya akan lebih giat membaca dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca. Keterampilan membaca dan menulis, terutama keterampilan membaca harus dikuasai oleh siswa di sekolah dasar karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di sekolah dasar dan lingkungan sekitar.
Membaca pemahaman adalah membaca bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam dan dalam, sehingga terasa ada kepuasan tersendiri setelah bahan bacaan itu dibaca sampai selesai. Untuk dapat memahami isi suatu bahan bacaan dengan baik diperlukan adanya kemampuan membaca pemahaman yang baik pula. Tarigan (Dalman 2017:70) menjelaskan bahwa membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan (literal standars), resensi kritis (critical review), drama tulis (printed drama) serta pola-pola fiksi (pattern of fiction). Seorang pembaca dikatakan mampu memahami bacaan yang dibacanya apabila, pembaca tersebut dapat memahami isi dan makna dari bacaan tersebut.
Penelitian Terdahulu
Hasil Penelitian Evita Krismonika (2020) dengan judul “Pengaruh Strategi DRTA terhadap kemampuan membaca”. Berdasarkan hasil pretest diperoleh rata-rata 60,74. Sedangkan hasil posttest mendapatkan nilai rata-rata sebesar 78,89 membuktikan bahwa strategi directed reading thinking activity (DRTA) berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V di SDN 03 Madiun Lor.
Selanjutnya Dilla Puspita Sari (2020) dengan judul “Improving Short Stories Reading Comprehension Through “Directed Reading Thinking Activity” (DRTA) Strategy To Fifth Year Students Of Rabak 1 Elementary School In Purbalingga Regency. Dapat disimpulkan adanya
peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada siklus I ke siklus II. Persentase siklus I adalah 72,7% sedangkan persentase siklus II adalah 100%.
Hasil penelitian oleh Satrianti, Ide Said, Munirah (2020) dengan judul “Pengaruh Directed Reading Thinking Activity terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model DRTA terhadap keterampilan membaca pemahaman berpengaruh signifikan.
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan campuran melalui metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian campuran itu sendiri merupakan gabungan dari pendekatan kualitatIf dan kuantitatif. Menurut Sanjaya (2012:26) Penelitian Tindakan Kelas diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melalui berbagai tindakaan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan dalam siklus tindakan, dimana pelaksanaannya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan oleh pendidik/
calon pendidik di dalam kelasnya itu sendiri secara kolaboratif/ partisipatif untuk memperbaiki kinerja pendidik menyangkut proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 066050 yang terletak di Jl. Kutilang II, Kecamatan Medan Denai selama 3 bulan. Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas V SDN 066050 Medan semester genap Tahun Pembelajaran 2022 dengan jumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik yakni teknik observasi dan teknik tes.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Sedangkan observasi menurut Sugiyono (2018:145) menyatakan bahwa observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
2. Tes
Salah satu evaluasi untuk mengetahui kemampuan belajar siswa adalah tes. Tes juga sebagai alat penilai dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan) dan dalam bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes ini dapat digunakan untuk kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda”.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi dilaksanakan dengan menyertakan dokumen yang berkaitan seperti silabus, RPP, buku pelajaran beserta gambar/foto pada saat dilaksanakannya penelitian.
Analisis data yang dilakukan adalah kuantitatif dan kualitatif. Dalam hal ini kuantitatif digunakan dengan mengadakan tes awal dan akhir untuk mengetahui hasil yang akan didapatkan, kualitatif lebih ditekankan dalam proses terhadap pelaksanaan pelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru. Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Secara garis besar untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ada empat tahapan yang harus dilaksanakan yaitu, 1) perencanaan, 2) pelaksnaan, 3) pengamatan, 4) refleksi. Pada penelitian ini akan dilakukan 2 siklus, dimana siklus I digunakan sebagai acuan dan menentukan perbaikan tindakan pada siklus II, sedangkan siklus II nantinya digunakan segabai acuan untuk rencana tindak lanjut pembelajaran berikutnya.
HASIL DAN DISKUSI Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 066050 Medan. Sekolah ini berlokasi di Jl.
Kutilang II, Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai. Jenis Penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan menerapkan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa.
Pada tahap awal dilakukan observasi untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas V. Obervasi dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Nilai mata pelajaran tersebut masih tergolong rendah, sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan dengan menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, obervasi, dan refleksi.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti dan guru melakukan kerjasama, yang mana peneliti bertindak sebagai guru dan guru bertindak mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Faktor penting yang merupakan salah satu penentu keberhasilan proses belajar siswa adalah strategi pembelajaran yang digunakan saat mengajarkan materi kepada siswa, artinya pembelajaran harus menarik dan tidak bersifat satu arah. Peneliti melakukan pengamatan terhadap kondisi kelas saat guru menerangkan, peneliti mengamati guru mengajar tanpa metode pembelajaran yang tepat.
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan mengamati cara guru kelas V mengajar siswanya. Kemudian setelah melakukan pretes kepada siswa untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum tindakan yakni dengan menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Untuk mengetahui gambaran-gambaran kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menjawab soal dalam teks bacaan. Pra siklus (tes awal) diberikan kepada siswa.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pembelajaran siklus I ini dilakukan dengan durasi waktu 2 x 35 menit. Materi yang akan dipelajari dalam siklus ini adalah membaca pemahaman pada teks bacaan. Sebelum siklus I dilaksanakan, peneliti melakukan persiapan beberapa persiapan yaitu :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA).
2) Mempersiapkan bahan yang akan digunakan oleh peneliti di kelas dalam melaksanakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA).
3) Mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar obrservasi siswa mengamati pembelajaran
b. Pelaksanaan
Penelitian siklus I dilaksanakan pada 02 Juli 2022 di kelas V SD Negeri 066050 Medan, dengan subjek penelitian sebanyak 25 siswa. Berdasarkan penelitian diperoleh data mengenai kemampuan membaca pemahaman siswa. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus pembelajaran, dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk melihat peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengajar sedangkan yang bertindak sebagai observer adalah guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disiapkan. Observer melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Setelah semua siswa siap mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, guru membuat apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran, terlebih dahulu peneliti memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa sebelum dilaksanakan penelitian. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dalam proses belajar mengajar. secara umum hasil evaluasi siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Individual Pada Pra Siklus
Penelitian dimulai dengan memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui kemmapuan awal siswa dan juga untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi pelajaran yang hendak dijelaskan. Hasil pra siklus menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar kelas V masih rendah. Hal ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus
No Nama Siswa (N) KKM PRA SIKLUS (X) KETERANGAN
1 001 65 50 Tidak tuntas
2 002 65 60 Tidak tuntas
3 003 65 40 Tidak tuntas
4 004 65 50 Tidak tuntas
5 005 65 65 Tuntas
6 006 65 60 Tidak tuntas
7 007 65 75 Tuntas
8 008 65 60 Tidak tuntas
9 009 65 60 Tidak tuntas
10 010 65 60 Tidak tuntas
11 011 65 75 Tuntas
12 012 65 70 Tuntas
13 013 65 60 Tidak tuntas
14 014 65 50 Tidak Tuntas
15 015 65 45 Tidak tuntas
16 016 65 50 Tidak Tuntas
17 017 65 70 Tuntas
18 018 65 40 Tidak tuntas
19 019 65 50 Tidak tuntas
20 020 65 45 Tidak tuntas
21 021 65 60 Tidak tuntas
22 022 65 70 Tuntas
23 023 65 50 Tidak tuntas
24 024 65 60 Tidak tuntas
25 025 65 45 Tidak tuntas
𝚺X 1420 19 Orang 6 orang
𝚺N 25
Rata-rata 56,80
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Postes Siklus I
Pada akhir pembelajaran, setelah guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA), guru kembali memberikan tes dimana yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah diberikan. Dari hasil tes yang telah diperoleh dalam pelaksanaan penelitian siklus I maka diperoleh hasil belajar siswa secara individual dalam tabel berikut ini:
Tabel 2. Ketuntasan Hasil belajar Siswa pada Postes Siklus I
No Nomor Responden KKM POSTES (X) KETERANGAN
1 001 65 55 Tidak tuntas
2 002 65 70 Tuntas
3 003 65 55 Tidak Tuntas
4 004 65 60 Tidak tuntas
5 005 65 70 Tuntas
6 006 65 63 Tidak tuntas
7 007 65 80 Tuntas
8 008 65 63 Tidak tuntas
9 009 65 65 Tuntas
10 010 65 64 Tidak tuntas
11 011 65 85 Tuntas
12 012 65 80 Tuntas
13 013 65 78 Tuntas
14 014 65 55 Tidak tuntas
15 015 65 60 Tidak tuntas
16 016 65 60 Tidak tuntas
17 017 65 80 Tuntas
18 018 65 60 Tidak tuntas
19 019 65 55 Tidak tuntas
20 020 65 60 Tidak tuntas
21 021 65 75 Tuntas
22 022 65 80 Tuntas
23 023 65 60 Tidak tuntas
24 024 50 62 Tidak tuntas
25 025 60 60 Tidak tuntas
𝚺X 1655 15 orang 10 orang
𝚺N 25
Rata-rata 66,20
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Pengamatan dilakukan sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditentukan, baik terhadap aktivitas guru maupun aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran.
1) Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti yang bertindak sebagai guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Observer atau pengamat yang menilai proses pelaksanaan pembelajaran adalah guru kelas V SDN 066050. Observer memiliki peranan penting dalam mengamati aktivitas guru dan siswa yang terjadi di dalam kelas selama proses penelitian. Lembar observasi guru digunakan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran yang diadakan guru di dalam kelas dengan menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Adapun aspek yang diamati dalam kegiatan mengajar adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Pengamatan untuk Aktivitas Guru pada Siklus I
No Aspek yang Diobservasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Keterampilan membuka pelajaran 3
2. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran 3
3. Melaksanakan pembelajaran secara sistematis sesuai dengan langkah-langkah Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
3
4. Mengarahkan siswa untuk mengamati penjelasan/yang dipaparkan guru
3
5. Menanya kepada siswa tentang materi yang sudah dipelajari 3 6. Menggunakan alokasi waktu sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3
7. Volume dan nada suara 3
8. Mengadakan evaluasi 3
9. Membuat rangkuman (kesimpulan) sesuai dengan Strategi 3
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) pembelajaran yang sudah diterapkan
10. Menutup pelajaran 3
Jumlah 30
Persentase 60 %
Kriteria cukup
Nilai =
x 100 % =
Hasil data obervasi guru dinilai berdasarkan kriteria sebagai berikut:
81 - 100 % ( Sangat berkualitas) 61 – 80 % (Berkualitas)
41 – 60 % (Cukup)
21 – 40 % (Kurang berkualitas) 0 - 20 % (Sangat kurang berkualitas)
Hasil data yang diperoleh digunakan untuk melihat tingkat pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan jumlah data yang diperoleh di atas, peneliti sebagai guru dalam penelitian menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada siklus I masih tergolong rendah dengan persentase 60% sehinngga peneliti harus memperbaiki cara mengajar terhadap siswa di siklus berikutnya.
2) Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai observer atau pengamat yang menilai kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar sesuai dengan isi langkah-langkah pembelajaran dan langkah-langkah Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA).
Adapun hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Pengamatan untuk Aktivitas Siswa pada Siklus I
No Aspek yang Diobservasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Kesiapan menerima pelajaran. 3
2. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 3
2. Memprediksikan isi teks bacaan yang akan dibaca berdasarkan judul
3
3. Siswa memprediksi apa kira-kira isi dari teks bacaan yang akan dibacanya
3
4. Siswa membaca teks bacaan yang dibagikan guru berdasarkan pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh siswa
3
5. Keaktifan siswa menjawab pertanyaan berdasarkan prediksi berdasarkan prediksi teks bacaan
3
6. Membuat ringkasan dari teks bacaan sesuai versi masing- masing
3
Jumlah 21
Persentase 60 %
Kriteria Cukup
Nilai =
x 100 =
Hasil data observasi aktivitas siswa dinilai berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1 = 10 - 29 (Sangat kurang) 2 = 30 - 49 (Kurang) 3 = 50 - 69 (Cukup) 4 = 70 - 89 (Baik)
5 = 90 - 100 (Sangat Baik)
Berdasarkan tabel hasil pengamatan aktivitas siswa di atas, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) belum maksimal untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I, maka dilakukanlah refleksi terhadap seluruh kegiatan pada siklus I yang hasilnya sebagai berikut:
a) Siswa belum mampu memprediksi apa kira-kira isi dari teks bacaan yang akan dibacanya dengan baik.
b) Siswa kurang aktif menjawab pertanyaan berdasarkan prediksi berdasarkan prediksi teks bacaan.
c) Guru belum maksimal menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) pada saat proses pembelajaran sehingga masih terlihat ada beberapa siswa yang kurang serius pada saat guru menerangkan materi pembelajaran. Untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I, maka dilakukan kegiatan belajar mengajar pada siklus II. Adapun evaluasi kekurangan dan solusi pelaksanaan tindakan pada siklus I yang didapat dari diskusi dengan guru kelas IV adalah:
Kemampuan siswa dalam membaca pemahaman pada siklus I masih rendah, oleh karena itu guru menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dengan memperhatikan langkah-langkah nya secara maksimal.
Guru harus melibatkan seluruh siswa secara aktif dalam pembelajaran,
Untuk siklus II evaluasi guru harus bisa membuat siswa aktif di dalam dan peneliti berkonsultasi dengan guru kelas tersebut.
Deskripsi dan Hasil Tindakan Siklus II
Tindakan dalam penelitian siklus II ini merupakan tindak lanjut dari refleksi I. Tindakan siklus II ini dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah yang muncul pada siklus I.
deskripsi hasil penelitian pada siklus II sebagai berikut:
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pada siklus I, peneliti selanjutnya akan melakukan perbaikan di siklus II dengan memperhatikan hal-hal yang perlu diperbaiki. Adapun perbaikan- perbaikan yang dilakukan di siklus II antara lain sebagai berikut :
a. Memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat dan mempersiapkan teks bacaan yang akan digunakan
b. Membuat lembar observasi guru dan dan siswa untuk mengamati proses pembelajaran c. Menyiapkan soal tes evaluasi berdasarkan teks bacaan yang digunakan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian siklus II dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Individu Siklus II
Di akhir pembelajaran, setelah materi pelajaran sudah di jelaskan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru maka selanjutnya adalah memberikan tes yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah diberikan. Dari hasil tes yang diperoleh 25 siswa, maka diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Individu Siklus II No Nama Siswa (N) KKM POSTES (X) KETERANGAN
1 001 65 70 Tuntas
2 002 65 80 Tuntas
3 003 65 68 Tuntas
4 004 65 75 Tuntas
5 005 65 75 Tuntas
6 006 65 80 Tuntas
7 007 65 90 Tuntas
8 008 65 85 Tuntas
9 009 65 75 Tuntas
10 010 65 85 Tuntas
11 011 65 90 Tuntas
12 012 65 95 Tuntas
13 013 65 85 Tuntas
14 014 65 60 Tidak
Tuntas
15 015 65 65 Tuntas
16 016 65 62 Tidak
Tuntas
17 017 65 90 Tuntas
18 018 65 70 Tuntas
19 019 65 62 Tidak
Tuntas
20 020 65 70 Tuntas
21 021 65 85 Tuntas
22 022 65 90 Tuntas
23 023 65 80 Tuntas
24 024 65 75 Tuntas
25 025 65 70 Tuntas
𝚺X 1932 3 orang 22 orang
𝚺N 25
Rata-rata 77,28
1. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan kegaiatan pembelajaran.
Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran.
a. Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti yang bertindak sebagai guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Observer atau pengamat yang menilai proses pelaksanaan pembelajaran adalah guru kelas V SDN 066050 Medan.
Lembar observasi guru digunakan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran yang diadakan guru di dalam kelas dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Adapun aspek yang diamati dalam kegiatan mengajar ini adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Pengamatan untuk Aktivitas Guru pada Siklus II
No Aspek yang Diobservasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Keterampilan membuka pelajaran 4
2. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran 5
3. Melaksanakan pembelajaran secara sistematis sesuai dengan langkah-langkah Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
4
4. Mengarahkan siswa untuk mengamati penjelasan/yang dipaparkan guru
4
5. Menanya kepada siswa tentang materi yang sudah dipelajari 5 6. Menggunakan alokasi waktu sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
5
7. Volume dan nada suara 5
8. Mengadakan evaluasi 5
9. Membuat rangkuman (kesimpulan) sesuai dengan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) pembelajaran yang sudah diterapkan
4
10. Menutup pelajaran 5
Jumlah 46
Persentase 92 %
Kriteria Sangat berkualitas
Nilai
=
Hasil data obervasi guru dinilai berdasarkan kriteria sebagai berikut:
81 - 100 % ( Sangat berkualitas) 61 – 80 % (Berkualitas)
41 – 60 % (Cukup)
21 – 40 % (Kurang berkualitas) 0-20 (Sangat kurang berkualitas) b. Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai observer atau pengamat yang menilai kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar sesuai dengan isi langkah-langkah pembelajaran dan langkah-langkah Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA).
Adapun hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Hasil Pengamatan untuk Aktivitas Siswa pada Siklus II
No Aspek yang Diobservasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Kesiapan menerima pelajaran. . 4
2. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik . 4
3. Memprediksikan isi teks bacaan yang akan dibaca . berdasarkan judul
4 4. Siswa memprediksi apa kira-kira isi dari teks bacaan yang .
akan dibacanya
4 5. Siswa membaca teks bacaan yang dibagikan guru .
berdasarkan pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh siswa
4
6. Keaktifan siswa menjawab pertanyaan berdasarkan prediksi berdasarkan prediksi teks bacaan
5 7. Membuat ringkasan dari teks bacaan sesuai versi masing-.
masing
4
Jumlah 29
Persentase 83 %
Kriteria Baik
Nilai
=
Hasil data observasi aktivitas siswa dinilai berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1 = 10 - 29 (Sangat kurang) 2 = 30 - 49 (Kurang) 3 = 50 - 69 (Cukup) 4 = 70 - 89 (Baik)
5 = 90 - 100 (Sangat Baik)
Hasil data observasi aktivitas siswa di atas, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) sudah maksimal untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, hal ini dapat dlihat dari hasil observasi yang diperoleh sekitar dengan kriteria baik.
c. Refleksi
Dari hasil analisis pada siklus I diperoleh tingkat ketuntasan secara klasikal yaitu 40,00 % sedangkan pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan secara klasikal 77,28 %.
Dengan demikian maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, sehingga tidak perlu perbaikan lagi, dikarenakan peneliti telah melakukan tindakan secara optimal dalam melaksanakan pembelajaran dan telah menggunakan strategi pembelajaran menarik bagi siswa. Dan di akhir pembelajaran peneliti telah memberikan soal unttuk mengukur tingkat pemahaman membaca siswa yang dikerjakan setelah peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Dengan demikian setelah melihat hasil yang diperoleh pada siklus II, peneliti tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya Karenna hasil belajar yang diperolah siswa telah meningkat.
Perbandingan Hasil Belajar Tindakan antar Siklus 1. Perbandingan Hasil Belajar Tindakan antar Siklus
Dari data hasil belajar siswa secara individu, klasikal dan rata-rata hasil belajar kemampuan membaca pemahaman siswa mulai dari pretes, siklus I dan siklus II terjadi perbandingan peningkatan.
Untuk lebih jelas mengenai perbandingan peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 7. Perbandingan Hasil Belajar Tindakan Antar Siklus
No Nama Siswa KKM PRETES SIKLUS I SIKLUS II Keterangan
1 001 65 50 55 70 Meningkat
2 002 65 60 70 80 Meningkat
3 003 65 40 55 68 Meningkat
4 004 65 50 60 75 Meningkat
5 005 65 65 70 75 Meningkat
6 006 65 60 63 80 Meningkat
7 007 65 75 80 90 Meningkat
8 008 65 60 63 85 Meningkat
9 009 65 60 65 75 Meningkat
10 010 65 60 64 85 Meningkat
11 011 65 75 85 90 Meningkat
12 012 65 70 80 95 Meningkat
13 013 65 60 78 85 Meningkat
14 014 65 50 55 60 Meningkat
15 015 65 45 60 65 Meningkat
16 016 65 50 60 62 Meningkat
17 017 65 70 80 90 Meningkat
18 018 65 40 60 70 Meningkat
19 019 65 50 55 62 Meningkat
20 020 65 45 60 70 Meningkat
21 021 65 60 75 85 Meningkat
22 022 65 70 80 90 Meningkat
23 023 65 50 60 80 Meningkat
24 024 65 60 62 75
25 025 65 45 60 70
Jumlah 1185 1520 1860
Jumlah siswa yang tuntas
6 orang 10 orang 22 orang Jumlah siswa tidak
tuntas
19 orang 15 orang 3 orang Ketuntasan secara
klasikal
24,00 % 40,00 % 80,00 %
Rata-rata 56,80 66,20 77,28
Jika perbandingan hasil belajar pada pretes, siklus I dan siklus II digambarkan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti gambar di bawah ini :
Gambar 1. Perbandingan hasil belajar tindakan antar siklus 2. Perbandingan Hasil Tindakan Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari observasi aktivitas guru pada siklus I dan siklus II dapat dilihat terjadi peningkatan. Dimana pada siklus I hasil obervasi aktivitas guru diperoleh sebesar 60 % dan pada siklus II meningkat menjadi 92 %. Untuk lebih jelas mengenai peningkatan hasil dari observasi aktivitas guru dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini:
Gambar 2. Perbandingan Hasil Tindakan Aktivitas Guru pada Siklus I dan Siklus II 80,00%
24,00 %
40,00 %
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Pre tes Siklus 1 Siklus 2
tidak tuntas tuntas
60 %
92 %
0 20 40 60 80 100
aktivitas guru siklus I
aktivitas guru siklus II
aktivitas guru siklus II aktivitas guru siklus I
3. Perbandingan Hasil Tindakan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat adanya peningkatan. Dimana pada siklus I hasil obervasi aktivitas siswa diperoleh sebesar 60 % dan pada siklus II meningkat menjadi 83 %. Untuk lebih jelas mengenai peningkatan dari hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
Gambar 3. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dikategorikan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil aktivitas guru pada siklus I diperoleh sebanyak 60% dan pada siklus II sebanyak meningkat menjadi 92%.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) di kelas V SDN 066050 dikategorikan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I diperoleh sebanyak 60% dan pada siklus II meningkat menjadi 83%.
3. Dengan menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) di kelas V SDN 066050 dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu pada pra siklus dengan nilai rata-rata 56,80 dan ketuntasan klasikal 24,00%, pada siklus I meningkat dengan nilai rata-rata 66,20 dan ketuntasan klasikal 40,00%. Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata diperoleh sebesar 77,28 dan ketuntasan klasikal 80,00%. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus I dan siklus mengalami peningkatan.
REFERENSI
Anggreni, Marhaeni, D. Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap Sikap Sosial dan Kemampuan Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Siswa Kelas VII SMP Dharma Wiweka Denpasar. 3, 0-11 (2013)
Dalman. 2013. Keterampilan membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
60
83
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Aktivitas siswa siklus I
Aktivitas siswa siklus II
Aktivitas siswa siklus II Aktivitas siswa siklus I
Jainiyah, S. Penerapan Strategi Direct Reading Thinking Activity (Drta) Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Tema Berbagai Pekerjaan Siswa Kelas Sekolah Dasar. J.
Penelit. Pendidik. Guru Sekol. Dasar 3, 253582 (2015).
Karakaita Putri, P. N. A., Arini, N. W. & Sumantri, M. Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Berbantuan Media Flip Chart Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman. J. Ilm. Sekol. Dasar 3, 158 (2019).
Krismonika, E. & Madiun, U. P. Jurnal: Pengaruh strategi DRTA terhadap kemampuan membaca. 2, 321–325 (2020).
Puspitasari, D. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman cerita pendek melalui penerapan strategi directed reading thinking activity (DRTA) pada siswa kelas V SD Negeri 1 Rabak Kabupaten Purbalingga . 2, 1–18 (2015).
Rahim, F. (2018). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Bumi Aksara.
Satrinti, Ide Said, M. Pengaruh Directed Reading Thinking Activity Keterampilan empat aspek, ada Keterampilan bermanfaat interaksi dalam komunikasi berbahasa melakukan dalam yaitu keterampilan menyimak , berbicara , membaca. 6, 27–40 (2020).
Suharsimi Arikunto. (2020). Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta.
Tampubolon. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. PT Erlangga.