PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS
VIII SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I)
CHINTIA MARTHA NIM.11050052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2015
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS
VIII SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Chintia Martha*), Zulfaneti**), Siskha Handayani**)
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The background of this research is student learning is still low, the lack of active students in the learning process, and the learning is centered on the teacher. This study aims to determine whether the results of students mathematics learning by applying active learning strategies types The Power Of Two are better than the results of students mathematics learning by using conventional learning in SMPN 4 Batang Anai Padang Pariaman. This type of research is experimental, with the design of randomized trials on the subject. The study population was all students of class VIII SMPN 4 Batang Anai. The technique of the sample was radom sampling VIII3 class as experiment class and VIII2 control class. The instrument is a test in the form of an essay. Technique analyse data the using is t-test one, obtained ( )( )= 1.67 and thitung = 3.36. Because thitung >
( )( ) then reject H0 on the real level of α = 0.05. So it can be concluded that the results of students mathematics learning by applying active learning strategies types The Power Of Two are better than results student learning with conventional learning in SMPN 4 Batang Anai Padang Pariaman.
Key words: Results Learning Mathematics, Active Learning Strategies The Power Of Two Types.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Sesuai dengan Permen No. 22 tahun 2006 yang menyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD) untuk membekali siswa dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama.
Berdasarkan observasi di kelas VII SMPN 4 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman ditemukan bahwa pembelajaran masih terpusat pada guru. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan siswa tidak mau bertanya ketika ada materi yang
tidak dipahami karena siswa masih belum percaya diri untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Saat guru bertanya kepada siswa, hanya siswa aktif yang bisa menjawab pertanyaan dari guru.
Selain itu, saat diberi latihan siswa cenderung hanya menyalin hasil jawaban dari siswa lain. Siswa belum berani memberikan penjelasan kepada temannya sendiri meskipun siswa tersebut sudah mengerti. Hal ini dikarenakan siswa merasa takut salah tentang pemahamannya terhadap materi tersebut.
Hasil wawancara dengan guru matematika diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran, guru telah melakukan berbagai upaya untuk membuat pembelajaran matematika menarik dan tidak membosankan. Salah satunya adalah dengan menerapkan pembelajaran diskusi kelompok. Akan tetapi hal ini kurang efektif dan hasilnya kurang maksimal, karena dalam kerja kelompok hanya sebagian kecil anggota kelompok yang serius dan ikut berpartisipasi dalam berdiskusi.
Akibatnya tidak semua anggota kelompok yang bisa memahami dan
mengerti dengan tugas yang telah dikerjakan kelompok. Selain itu, hasil belajar matematika siswa pada umumnya berada di bawah KKM.
Jika hal ini tidak diatasi segera mungkin maka tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai.
Pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar sehingga hasil belajar matematika siswa menjadi lebih baik. Salah satu strategi pembelajaran aktif adalah tipe The Power Of Two. Silberman (2013: 173) menyatakan bahwa strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan menegaskan manfaat dari sinergi yaitu dua kepala lebih baik dari pada satu. Selain itu strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two juga dapat membantu siswa lebih terbiasa berkomunikasi dengan siswa lain dalam berdiskusi serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran sehingga dapat mendorong siswa untuk bertukar informasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka
telah dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe The Power Of Two Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 4 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/ 2016 tanggal 27 Juli - 11 Agustus 2015 di SMPN 4 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian seperti Tabel 1.
Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelas Perlakuan Tes
Akhir Eksperimen
Kontrol
X -
O O Sumber: Arikunto (2010: 126) Keterangan :
X :Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran aktif tipe The Power Of Two .
O : Tes akhir.
Populasi penelitian adalah seluruh kelas VIII SMPN 4 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman dan kelas sampel yaitu kelas VIII3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII2 sebagai kelas kontrol.
Instrumen yang digunakan adalah tes akhir yang berbentuk essay. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes akhir di SMPN 3 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal terpakai dengan reliabilitas 0,87.
Sudijono (2011: 301-302) menyatakan bahwa untuk mengukur hasil belajar siswa dengan cara pemberian skor tiap butir soal.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional di SMPN 4 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t satu pihak.
Sebelum menganalisis data hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas (Sudjana, 2005: 466- 467), uji homogenitas (Sudjana, 2005: 249), kemudian uji hipotesis dengan uji-t satu pihak (Sudjana, 2005: 239).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data tes akhir diperoleh rata-rata, simpangan baku,
nilai tertinggi dan terendah dari masing-masing kelas diperoleh data seperti Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel Kelas
Sampel ̅ S Eksperimen 77,
45 15,
91
94 37 Kontrol 62,
17 18,
64
90 34
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas kontrol. Simpangan baku kelas eksperimen lebih rendah daripada simpangan baku kelas kontrol, hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen memiliki keragaman yang kecil, sehingga menyebabkan nilai siswa tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata kelas. Berdasarkan hasil Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t satu pihak, diperoleh bahwa dan
( )( ) , karena thitung
> ( )( ) maka H0 ditolak.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran
aktif tipe The Power Of Two lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 4 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.
Strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two merupakan salah satu pembelajaran aktif, dimana siswa berpasangan dan berdiskusi satu sama lain untuk mencari solusi (jawaban) dari pertanyaan yang membutuhkan perenungan yang diberikan oleh guru. Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan pada materi bacaan yang sama.
Berdasarkan catatan lapangan, strategi ini juga mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengungkapkan pendapat, memberikan pertanyaan serta saling berbagi informasi satu sama lain.
Selain itu, strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two merupakan salah satu dari sistem terbaik untuk membantu pasangan siswa belajar dengan lebih efektif. Pertama guru menjelaskan materi pelajaran beserta contoh soal secara ringkas. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan
perenungan dan pemikiran sesuai dengan materi yang diberikan, guru meminta siswa untuk menyelesaikan pertanyaan tersebut secara individu.
Berikut ini hasil jawaban siswa secara individu pada pertemuan pertama terdapat pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Berdasarkan Gambar 1, siswa pertama tidak benar menjawab pertanyaan soal no 3 yakni siswa kurang mampu menerapkan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan dalam bentuk aljabar.
Sedangkan pada Gambar 2 terlihat siswa kedua sudah mampu menerapkan sifat distributif terhadap pengurangan dan mengurangkan suku sejenis.
Setelah siswa mengerjakan secara individu, guru menginstruksikan
siswa berpasangan untuk mendiskusikan pertanyaan perenungan yang diberikan oleh guru, guru meminta setiap kelompok pasangan membuat jawaban baru yang telah didiskusikan dengan pasangannya pada lembar diskusi yang telah disediakan oleh guru terlihat pada Gambar 3.
Berdasarkan Gambar 3, terlihat bahwa siswa telah bisa menjawab pertanyaan no 3 dengan benar sehingga pasangan siswa tersebut mendapatkan skor maksimum yaitu 5.
Setelah itu, guru memilih salah seorang dari pasangan secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Kemudian guru meminta pasangan lainnya memberikan tanggapan serta
Gambar 1. Jawaban siswa pertama secara individu
Gambar 2. Jawaban siswa pertama secara individu
Gambar 3. Jawaban siswa setelah berdiskusi dengan pasangannya.
mengoreksi hasil diskusi dari pasangan masing-masing. Adanya saling berbagi ilmu pengetahuan, saling mengajarkan, saling bekerja sama dalam memahami materi dan dalam menyelesaian pertanyaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari lembar jawaban siswa pada tes akhir di kelas eksperimen dan kontrol yang terlihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.
Gambar 4. Jawaban siswa berkemampuan sedang pada kelas eksperimen soal no 2.
Gambar 5. Jawaban siswa berkemampuan sedang pada kelas kontrol soal no 2.
Pada Gambar 4 terlihat bahwa siswa di kelas eksperimen sudah mampu menjawab dengan benar pertanyaan no 2 yaitu mengurangkan suku-suku sejenis dalam bentuk aljabar sehingga siswa mendapatkan skor maksimum yaitu 9. Sedangkan pada Gambar 5 terlihat bahwa siswa pada
kelas kontrol masih salah dalam menjawab pertanyaan no 2 yaitu mengurangkan suku-suku sejenis dalam bentuk aljabar serta belum mampu menerapkan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan dengan baik sehingga siswa mendapat skor minimum yaitu 3.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di SMPN 4 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Silberman, Melvi L. 2013. Aktif Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.
Sudijono, Anas. 2011. Pengatar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metoda Statistik.
Bandung: Tarsito.