• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Proyek Konstruksi

N/A
N/A
Santoni Naibaho

Academic year: 2024

Membagikan "Pengantar Proyek Konstruksi"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek adalah sebuah perbuatan atau pekerjaan unik yang pada dasarnya mempunyai satu tujuan yang telah ditetapkan bidang atau lapangan, mutu, atau kualitas, waktu dan harga yang diinginkan (Alhuja et al., 1994). Ada begitu banyak jenis proyek yang biasa kita jumpai, contohnya seperti proyek pembangunan gedung, proyek pembangunan jalan tol, dan proyek pembangunan lainnya.

Sedangkan pengertian proyek konstruksi adalah suatu bentuk kegiatan yang menggunakan sumber daya tertentu untuk mencapai hasil berupa bangunan atau infrastruktur dalam jangka waktu terbatas yang melibatkan pemilik proyek, kontraktor, konsultan perencana serta konsultan pengawas yang saling terkait dalam suatu perjanjian yang disebut kontrak dan keberhasilannya tergantung pada kesesuaian, waktu, biaya dan mutu dalam dokumen kontrak (Messah et al., 2013).

Di Indonesia saat ini, banyak sekali pekerjaan proyek yang membutuhkan tenaga ahli yang kompeten dan berpengalaman. Lantas, pembelajaran di perkuliahan dengan aspek teoritis saja tentunya tidak cukup. Salah satu kegiatan yang mendukung mahasiswa/i agar dapat memiliki pengalaman dan dapat menerapkan apa yang sudah dipelajari selama perkuliahan adalah dengan mengikuti kerja praktik.

Kerja Praktik merupakan salah satu mata kuliah yang dilaksanakan bagi setiap mahasiswa/i untuk dapat menjadi bekal ke depannya pada saat bekerja. Mahasiswa/i diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dengan mengobservasi dan melihat langsung kegiatan yang sedang dilakukan di lapangan kerja. Maka dari itu, Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara mewajibkan mahasiswa/i untuk mengambil mata kuliah Kerja Praktik sebagai salah satu syarat kelulusan studi S1.

(2)

Sehubungan dengan kewajiban tersebut, saya sebagai salah satu mahasiswi S1 Teknik Sipil Sumatera Utara melaksanakan kerja praktik pada Proyek Pembangunan Gedung (Serbaguna dan Komersil) Kolaborasi UMKM USU yang beralamat di Jalan Dr. Mansyur No.63, Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara. Selama kurang lebih 2 bulan pelaksanaan kegiatan kerja praktik, saya sebagai penulis akan meninjau pelaksanaan pekerjaan proyek di tempat tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan kerja praktik adalah sebagai berikut:

1. Mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan terkait pada bidang pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi.

2. Menambah wawasan pengetahuan mengenai struktur organisasi proyek serta hubungan kerja antar unsur pengelola yang terkait dalam proyek.

3. Memberikan pemahaman tentang metode kerja dan pelaksanaan setiap unsur pekerjaan di dunia lapangan.

4. Dapat membandingkan teori yang telah didapat selama perkuliahan dengan penerapannya langsung di lapangan.

5. Meningkatkan keterampilan mahasiswa/i sebagai bekal untuk memasuki dunia pekerjaan.

1.3 Batasan Masalah

Tinjauan khusus dan analisa khusus penulis pada kerja praktik ini adalah peninjauan metode pelaksanaan pekerjaan balok dan kolom lantai 2 pada pembangunan gedung (serbaguna dan komersil) di lapangan.

1.4 Sasaran Pencapaian

Sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan kerja praktik ini adalah agar mahasiswa/i Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara dapat mengaplikasikan ilmu teori

(3)

dan praktik yang telah diperoleh dalam perkuliahan dan juga di lapangan. Selain itu juga diharapakan agar mampu memperoleh gambaran langsung mengenai situasi di lapangan, dan menganalisis kondisi lingkungan dunia kerja, dapat mengetahui istilah- istilah konstruksi bangunan di lapangan, dan mengetahui masing-masing tugas dan tanggung jawab pada struktur organisasi proyek.

Hal tersebut akan berguna bagi penunjang pengetahuan mahasiswa agar dapat membandingkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan.

1.5 Lokasi Proyek

Lokasi pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung (Serbaguna dan Komersil) Kolaborasi UMKM USU berada di Jalan Dr. Mansyur No.68, Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara.

Gambar 1.1 Lokasi Proyek

1.6 Metode Penulisan dan Pengumpulan Data

Metode yang dipakai dalam menulis laporan kerja praktik ini adalah sebagai berikut:

 Metode Observasi (Pengamatan)

Dalam metode ini, dilakukan pengamatan proses pekerjaan dengan melakukan tinjauan langsung ke lapangan terhadap pekerjaan proyek.

(4)

 Metode Interview (Wawancara)

Metode ini dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada pengawas lapangan ataupun pihak lain yang terlibat dalam proyek tersebut.

 Dokumentasi

Pada metode dokumentasi, dilakukan pengambilan beberapa foto yang bertujuan untuk melengkapi laporan kegiatan dan juga sebagai data yang dapat digunakan untuk pengecekan kembali data yang diperoleh dari metode observasi dan metode interview.

 Studi Literatur

Melalui metode studi literatur dapat dipahami suatu konsep dasar yang diperoleh dari buku bacaan atau literature agar dapat menunjang pemahaman pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

1.7 Kegiatan Kerja Praktik

Kegiatan Kerja Praktik pada Proyek Pembangunan Gedung (Serbaguna dan Komersil) Kolaborasi UMKM USU yang beralamat di Jalan Dr. Mansyur No.68, Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara ini dilakukan selama 2 bulan dengan jadwal kerja dua kali dalam seminggu. Kerja Praktik dimulai pada tanggal 23 September 2023.

Adapun pekerjaan yang dilakukan selama kegiatan Kerja Praktik secara garis besar adalah sebagai berikut:

a) Pekerjaan penulangan kolom dan balok lantai 2

b) Perkerjaan pemasangan bekisting kolom dan balok lantai 2 c) Pekerjaan pengecoran kolom dan balok lantai 2

d) Pekerjaan curing (perawatan) beton kolom dan balok lantai 2

(5)

1.8 Sistematika Penulisan Laporan

Penyusunan penulisan laporan kerja praktik ini terdiri dari 4 BAB, dimana setiap bab terbagi lagi dari beberapa sub-bab dan lampiran, yaitu:

 BAB I : Pendahuluan

 BAB II : Uraian Struktural Proyek

 BAB III : Pembahasan (Tinjauan Khusus)

 BAB IV : Kesimpulan

BAB II

(6)

URAIAN STRUKTURAL PROYEK 2.1 Definisi Struktural Proyek

Pengelolaan sebuah organisasi termasuk ke dalam fungsi manajemen.

Organisasi proyek sendiri merupakan alat untuk mencapai tujuan dengan mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan efisien. Yang bertugas untuk menyusun struktur organisasi proyek ini adalah manajemen personalia. Manfaat dari adanya struktur organisasi proyek adalah:

1. Identifikasi dan pembagian kegiatan;

2. Pengelompokan penanggung jawab kegiatan;

3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab;

4. Menyusun mekanisme pengendalian.

Secara umum, struktur organisasi proyek dapat diartikan dengan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaaan secara bersama sama dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan yang direncanakan atau tertuang dalam kontak.

Struktur organisasi sangatlah penting di dalam pengerjaan seuah proyek pembangunan, karena dengan adanya pembagian struktur organiasisi yang jelas maka semua pihak dapat saling mengerti kedududkan dan tugas masing masing sehingga dapat terjalin kerja sama yang baik. Dengan adanya kerja sama tersebut maka proyek tersebut akan dapat berjalan dengan lancar dan efisien.

2.2 Gambaran Umum Proyek

Nama Proyek : Proyek Pembangunan Gedung (Serbaguna dan Komersil) Kolaborasi UMKM Square USU

Lokasi Proyek : Jalan Dr. Mansyur No.68, Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru Kota Medan

Pemilik Proyek : Universitas Sumatera Utara

(7)

PT. RAMADIKA MANDIRI KONTRAKTOR

PT. ARIHTA TEKNIK PERSADA

KONSULTAN PENGAWAS PT. YODYA KARYA

(PERSERO)

KONSULTAN PERENCANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PEMILIK PROYEK/OWNER

Konsultan Perencana : PT. Yodya Karya (Persero) Konsultan Perencana : PT. Arihta Teknik Persada Kontraktor Pelaksana : PT. Ramadika Mandiri

Status : Proyek swasta

Waktu Pelaksanaan : 180 hari kalender Jenis Kontrak : Harga Satuan

Nilai Kontrak : Rp. 32.429.565.000,00

Gambar 2.1 Skema Hubungan Pihak Utama dalam Proyek

Dari gambar struktur organisasi proyek diatas dapat disimpulkan bahwa, hubungan tiga pihak yang terjadi antara pemilik proyek, konsultan dan kontraktor diartikan sebagai berikut :

 Konsultan perencana dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak. Konsultan perencana memberikan layanan konsultasi dan produk yang dihasilkan berupa gambar rencana dan syarat pelaksanaan bangunan, sedangkan pemilik proyek memberikan

(8)

biaya jasa yang dibutuhkan konsultan untuk mengimplementasikan perencanaan nya.

 Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak.

Kontraktor memberikan layanan jasa dilapangan berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang ada di dalam gambar rencana dan syarat pelaksanaan bangunan, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa atas pekerjaan kontraktor.

 Konsultan dengan kontraktor, mempunyai hubungan fungsional (fungsi masing–masing pihak yang terlibat dalam proyek). Konsultan memberikan gambar rencana dan syarat pelaksanaan bangunan, kemudian kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.

2.2.1 Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek adalah seorang, perkumpulan, lembaga ataupun instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikan pekerjaan ataupun proyek tersebut kepada pihak lain yang mampu untuk melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja.

Dalam proyek pembangunan Gedung (Serbaguna dan Komersil) ini yang menjadi pemilik proyeknya adalah Universitas Sumatera Utara. Tugas dan tanggung jawab pemilik proyek adalah sebagai berikut

Gambar 2.2 Logo Universitas Sumatera Utara

2.2.1.1 Tugas Pemilik Proyek

 Menyediakan lahan dan ruang untuk tempat pelaksanaan

(9)

pekerjaan

 Menunjuk pelaksana, perencana dan pengawas proyek

 Memberikan tugas kepada kontraktir pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan proyek.

 Mengadakan kegiatan administrasi proyek

 Meminta pertanggung jawaban laporan hasil pekerjaan kepada kontraktor pelaksana dan pengawas proyek

 Menerima proyek saat penyerahan oleh pihak kontraktor pelaksana sesuai perjanjian kontrak kerja.

2.2.1.2 Wewenang Pemilik Proyek

 Menyutujui biaya, mutu, dan waktu pelaksanaan

Memberikan persetujuan ataupun penolakan terhadap perubahan desain dengan pertimbangan dari konsultan dan manajemen konstruksi.

 Memutuskan hubungan kerja kepada pihak pengelola proyek apabila tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak kerja yang telah di setujui sebelumnya.

2.2.2 Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah badan, lembaga maupun perseorangan yang diberi kuasa secara hukum untuk mengawasi secara penuh segala bentuk kegiatan konstruksi. Konsultan pengawas akan memastikan bahwa hal yang dikerjakan di lapangan sama dengan yang telah direncanakan dan disepakati dalam kontrak konstruksi sebelumnya.

Konsultan pengawas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontaktual kepada pemimpin proyek / pemilik proyek. Hal hal yang menjadi hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah:

 Mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan

(10)

 Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar

 Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi di proyek, dan menghindari pembengkakan biaya

 Menerima dan menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor

 Menghentikan sementara kegiatan proyek apabila terdapat penyimpangan dari peraturan yang berlaku

Dalam proyek pembangunan apartement ini yang bertugas sebagai konsultan pengawas adalah PT. Arihta Teknik Persada.

Gambar 2.3 Logo PT. Arihta Teknik Persada

2.2.3 Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah orang/badan hokum yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik di bidang arsitektur, sipil, dan bidang lain yang melekat erat membentuk suatu sistem bangunan (W.I.

Ervianto, 2005).

2.2.3.1 Hak dan Kewajiban Konsultan Perencana

 Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja dan syarat syarat hitungan struktur, rencana anggaran biaya.

 Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan

 Memberikan penjelasan kepada kontraktor mengenai hal hal yang kurang jelas dalam gambar rencana yang telah disiapkan

(11)

 Merevisi gambar kerja apabila terdapat perubahan perencanaan

 Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek

Dalam Proyek Pembangunan Gedung (Serbaguna dan Komersil) Kolaborasi UMKM Square USU ini, yang menjadi konsultan perencana adalah PT. Yodya Karya (Persero).

Gambar 2.4 Logo PT. Yodya Karya (Persero)

2.2.4 Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana adalah pihak yang ditunjuk untuk melaksanakan pembangunan yang telah di rencankan oleh konsultan perencana. Kontraktor pelaksana biasanya akan di pilih dengan melihat pengalaman proyek yang pernah dikerjakannya.

Kontraktor pelaksana berperan penting dalam mewujudkan hasil proyek yang telah di rencankan. Karena semua perencanaan yang telah dibuat maka akan di realisasikan oleh kontraktor pelaksana.

Kontraktor dengan pemilik proyek terikat berdasarkan kontrak yang dimana kontraktor memberikan jasa profesionalyang direalisasikan berupa bangunan sebagai realisasi dari kemauan pemilik proyek yang sudah dituangkan dalam bentuk gambar rencana. Sedamgkan huungan kontraktor dengan konsultan adalah konsultan sebagai pemberi rencana, dan peraturan peraturan kemudian kontraktor yang bertugas merealisasikan rencananya.

Dalam Proyek Pembangunan Gedung (Serbaguna dan Komersil) Kolaborasi UMKM Square USU ini, yang menjadi kontraktor pelaksana adalah PT.

(12)

Ramadika Mandiri.

Gambar 2.5 Logo PT. Ramadika Mandiri 2.2.4.1 Tugas dan wewenang unum Kontraktor

 Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan secara langsung sesuai dengan dokumen perjanjian.

 Kontraktor harus menunjuk Manajer Proyek sebagai wakil penuh dari perusahaannya untuk menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan dalam hal manajemen proyek.

 Harus menempatkan Site Manager yang bertanggung jawab dan mempunyai kekuasaan penuh atas pelaksanaan pekerjaan dalam hal tersebut.

 Kontraktor wajib menanggung biaya pembuatan dokumen kontrak termasuk gambar kontrak dan wajib menyediakan satu set dokumen kontrak di lapangan untuk digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan tanpa kelengkapan dokumen kontrak.

 Kontraktor harus menjamin pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan peraturan dalam dokumen kontrak. Kontraktor wajib meneliti dokumen kontrak. Jika terdapat perbedaan - perbedaan yang dapat membawa akibat terhadap segi konstruksi, arsitektural fungsi teknik, baik menyangkut segi kemudahan pelaksanaan, pelayanan (operator), maupun perawatan (maintenance), ataupun pembiayaan, kontraktor harus segera memberitahukan kepada direksi lapangan/konsultan pengawas yang akan menetapkan kebijakan yang harus diambil.

 Kontraktor wajib mengindahkan petunjuk, teguran dan perintah tertulis Direksi Lapangan.

 Kontraktor bertanggung jawab atas perawatan, pengawasan dan penjagaan keamanan fisik dan teknis selama dalam hubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, sejak mulainya pelaksanaan pekerjaan sampai dengan penyerahan pekerjaan / proyek.

(13)

 Kontraktor wajib menyediakan kemudahan dan fasilitas bagi pemberi tugas, direksi lapangan dan perencana untuk bebas memasuki dan mengunjungi tapak/ lokasi selama penyelenggaraan pembangunan.

2.3 Struktur Organisasi Proyek

Gambar 2.6 Struktur Organisasi Kontraktor

2.3.1 Project Manager

Project Manger pada pembangunan Gedung (Serbaguna dan Komersil) Kolaborasi UMKM Square USU adalah Bapak Rinaldi Sianturi, ST. Project Manager memiliki tugas sebagai berikut:

1. Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh owner serta mengoreksi bila ada review design.

2. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelesaian hasil proyek yang tidak sesuai.

3. Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak.

(14)

4. Melakukan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah direkomendasi agar tetap sesuai dengan gambar rencana.

5. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan

6. Berkoordinasi dengan pihak apparat setempat dan direksi PU serta mennyelesaikan masalah teknis lapangan.

7. Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan menyetujui tagihan upah mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang berhubungan dengan prestasi fisik lapangan.

Project Manager memiliki wewenang sebagai berikut:

1. Menetapkan sasran mutu 2. Memimpin setiap pertemuan

3. Melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait di lokasi proyek.

4. Memberikan persetujuan atas permintaan kebutuhan proyek kek kantor pusat/cabang.

2.3.2 Site Manager

Site Manager adalah posisi penting dalam industri konstruksi yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi proyek konstruksi dari awal hingga selesai. Sebagai Site Manager, orang yang menjabat posisi ini bertanggung jawab atas pengawasan dan monitor seluruh aspek pekerjaan di lokasi proyek.

Berikut adalah tugas dan tanggung jawab Site Manager dalam kontraktor:

1. Site manager harus dapat mengidentifikasi dan mengelola risiko yang mungkin muncul selama proyek kontruksi melalui pengamatan langsung dilapangan. Risiko yang dapat muncul seperti risiko kesehatan dan keselamatan, risiko lingkungan, serta risiko terkait penggunaan sumber daya dan material.

2. Bertanggung jawab unntuk mengelola sumber daya di Lapangan meliputi pengaturan jadwal kerja dan pengelolaan persediaan material yang dibutuhkan.

3. Site manager harus mampu mengatasi berbagai masalah yang muncul

(15)

selama pelaksanaan Proyek secara cepat dan efektif.

2.3.3 Quantity Surveyor

Quantity Surveyor sendiri adalah anggota inti dari suatu tim konstruksi yang tugasnya berkaitan dengan hal-hal analisis, penghitungan dan kualitas bahan-bahan, volume dan biaya-biaya proyek konstruksi, legal dokumen dan sistem kontrak konstruksi, struktur pengorganisasian, sistem pengorganisasian dan kehandalan bangunan.

Tugas quantity surveyor :

1. Mengetahui bahan material menjadi modal yang baik

2. Memastikan menggunakan material sesuai dengan jumlah prakiraan dan juga dana yang disiapkan, jangan sampai terjadi kekurangan dana.

3. Mengecek kembali apabila ada gambar kerja yang berubah, karena gambar yang berubah mempengaruhi hitungan bahan atau materi yang digunakan.

2.3.4 Engineer

Seorang engineer dalam proyek konstruksi bertanggung jawab untuk merancang, mengembangkan, dan memelihara sistem, struktur, dan komponen yang dibutuhkan dalam proyek konstruksi. Tugas seorang engineer dalam proyek konstruksi adalah sebagai berikut:

1. Membuat perencanaan kegiatan operasional Engineering.

Merencanakan sasaran dan program kerja Engineering (memahami dokumen kontrak, shop drawing, as built drawing, approval material).

2. Mengatur kegiatan operasional engineering dan membantu mengkoordinasikan penerapan sistem/ teknologi konstruksi baru yang akan diimplementasikan.

3. Melaksanakan kegiatan operasional engineeria sesuai dokumen kontrak kerja dalam lingkup tugas dan tanggung jawabnya.

4. Mengontrol pelaksanaan operasional engineeria.

5. Mengontrol disiplin kerja bawahan.

2.3.5 Pelaksana Lapangan

(16)

Pelaksana adalah bagian dari kontraktor yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan teknik dilapangan. Tugas dan tanggung jawab seorang pelaksana lapangan adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran pekerjaan;

2. Mempersiapkan bahan-bahan bangunan yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam bestek;

3. Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuia dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat;

4. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai dengan surat perjanjian kontrak;

5. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung jawab pelaksana;

6. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan pada saat pelaksana pekerjaan.

7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan

2.3.6 Drafter

Pekerjaan seorang Drafter adalah menyiapkan gambar, peta topografi dan peta timbul yang digunakan dalam proyek, seperti jalan tol, jembatan, saluran pipa, proyek kontrol banjir, sistem kontrol air dan sistem pembuangan. Dalam proyek Pembangunan Gedung serbguna dan komersil ini ada tiga yaitu Drafter Struktur, Drafter Arsitektur, dan Drafter MEP (Mechanical, Electrical, Plumbing).

Tugas Drafter meliputi :

1. Membuat gambar rancangan menggunakan program komputer, mesin drafting, atau secara manual

2. Menggambar peta, diagram, dan profil, menggunakan contoh keseluruhan dan survei, untuk mewakili elevasi, kontur topografi, bentuk sub-permukaan, serta struktur

3. Membuat konsep perencanaan dan gambar detail bangunan, instalasi, serta proyek konstruksi

(17)

4. Menyelesaikan dan menggandakan paket gambar dan dokumentasi, sesuai dengan media yang dibutuhkan dan spesifikasi reproduksi, menggunakan blueprint, foto, atau metode duplikasi lainnya

2.3.7 Logistik

Logistik proyek bangunan adalah suatu bagian profesi yang ada dalam rangkaian struktur organisasi proyek dengan tugas pendatangan, penyimpanan dan penyaluran material atau alat proyek ke bagian pelaksana lapangan. Tugas logistik proyek ada beberapa macam yang jika dilaksanakan dengan baik diharapkan kegiatan pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini beberapa tugas yang dilakukan :

1. Mencari dan mensurvei data jumlah bahan material beserta harganya dari beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih harga terbaik dan memenuhi standar dan spesifikasi atau kualitas yang telah ditetapkan.

2. Menentukan lokasi penyimpanan bahan material konstruksi yang sudah didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan baik jumlah pendatangan dan pemakaiannya.

3. Menandai label atau keterangan pada bahan material atau alat konstruksi yang disimpan untuk menghindari kesalahan penggunaan akibat tertukar dengan bahan material atau alat proyek yang lain.

4. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung jawab atas ketersediaan bahan material yang dibutuhkan.

2.3.8 Quality Control

Quality control merupakan bagian dari manajemen mutu untuk memastikan bahwa produk atau jasa sesuai dengan ketentuan. QC sendiri adalah sebuah metode kerja yang memfasilitasi pengukuran karakteristik mutu dari sebuah unit, membandingkan mutunya dengan standar yang telah ditetapkan, dan menganalisis perbedaan antara hasil yang diperoleh dengan yang dikehendaki untuk membuat keputusan yang akan membenahi perbedaan yang teridentifikasi. Tugas dan tanggung jawab seorang Quality Control adalah sebagai berikut:

4. Menjalankan serta memeriksa hasil uji atau evaluasi kelayakan hasil di

(18)

lapangan maupun laboratorium.

5. Memahami perencanaan mutu untuk proyek yang dikerjakan.

6. Mencegah risiko perbedaan ataupun penurunan mutu proyek.

7. Membuat dan mempersiapkan bahan laporan mengenai pengendalian mutu.

8. Memastikan metode kerja, spesifikasi teknis, dan efisiensi waktu selaras untuk kelancaran proyek.

9. Memberikan teguran secara tertulis maupun lisan apabila ada hasil pengerjaan proyek yang ternyata tidak sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

10. Mempersiapkan dan memberikan data pemeriksaan mutu kepada bagian quality assurance (penjaminan mutu).

11. Melakukan pemeriksaan dan memastikan mutu pekerjaan terjaga berdasarkan standar dan perjanjian (kontrak) yang telah ditetapkan.

2.3.9 Surveyor

Surveyor adalah seseorang yang melakukan survei atau pengukuran untuk mendapatkan data tentang suatu wilayah atau objek tertentu. Surveyor dapat melakukan survei untuk berbagai tujuan, seperti survei tanah untuk tujuan konstruksi atau survei peta yang bertujuan untuk navigasi jalan.

Adapun tugas surveyor yaitu:

1.Melakukan survei dan pemetaan lahan untuk keperluan konstruksi, seperti pembangunan jalan, gedung, instalasi listrik, dan lain sebagainya.

2.Membuat laporan dari hasil survei, kemudian disampaikan kepada pemilik atau investor properti baru.

3.Mengawasi staff di lapangan saat bekerja.

4.Menganalisis data survei dan mengecek sertifikat tanah atau bangunan.

5.Mencatat garis dan bidang properti atau lahan secara akurat.

2.3.10 Healthy Safety Enviroment (HSE Officer)

Health, Safety, and Environment (HSE) dapat diartikan bahwa sebuah perusahaan bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja, serta

(19)

pengelolaan lingkungan. Pengadaan divisi HSE di perusahaan sudah diatur dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Adapun tugas dari HSE yaitu:

1. Memastikan, memeriksa dan melakukan inspeksi bulanan mengenai kelayakan dan kesediaan APD serta peralatan keselamatan kerja seperti APAR, P3K, dll.

2. Memastikan safety sign di lokasi kerja sudah di pasang dengan baik.

3. Memberikan pelatihan kepada pekerja seperti pemakaian APAR, P3K, Tanggap Darurat, dll.

4. Memantau penerapan SOP sudah dilaksanakan dengan baik oleh seluruh karyawan.

2.4 Kontrak Kerja Konstruksi

Perjanjian antara dua pihak dalam pelaksanaan konstruksi bangunan maupun infrastruktur biasa disebut sebagai Kontrak Konstruksi. Tetapi Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 46 menyatakan bahwa pengaturan hubungan kerja antara pengguna Jasa dan Penyedia Jasa harus dituangkan dalam Kontrak Kerja Konstruksi. Maka selanjutnya perjanjian semacam itu tidak lagi disebut sebagai Kontrak Konstruksi melainkan Kontrak Kerja Konstruksi. Menurut Pasal 1 angka 8, Kontrak Kerja Konstruksi didefinisikan sebagai keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur hubungan hukum antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Jenis kontrak kerja konstruksi menurut Peraturan Presiden No.54 tahun 2010 sebagai penyempurnaan dari peraturan sebelumnya Peraturan pemerintah No. 29 Tahun 2000 dibedakan berdasar:

1) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran terdiri atas:

a) Kontrak Lump Sum b) Kontrak Harga Satuan

c) Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan

(20)

d) Kontrak Persentase

e) Kontrak Terima Jadi (Turnkey).

2) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran terdiri atas:

a) Kontrak Tahun Tunggal b) Kontrak Tahun Jamak

3) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan sumber pendanaan terdiri atas:

a) Kontrak Pengadaan Tunggal b) Kontrak Pengadaan Bersama c) Kontrak Payung

4) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan jenis pekerjaan terdiri atas:

a) Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal b) Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi

Pada proyek Pembangunan Gedung (Serbaguna dan Komersil) Kolaborasi UMKM Square USU ini digunakan jenis kontrak Harga Satuan (Unit Price). Secara umum, kontrak unit price adalah kontrak yang volume pekerjaannya dalam kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur ulang untuk menentukan volume pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan (dan nilai kontraknya).

Kontrak Harga Satuan berbeda dari kontrak lump sum. Kontrak lump sum meliputi satu harga pasti/tetap untuk semua atau beberapa bagian pekerjaan, sedangkan kontrak harga satuan hanya mengatur harga satuan yang pasti dan tetap. Total nilai kontrak diperoleh dengan mengalikan harga satuan dengan volume pekerjaan yang di laksanakan.

Kontrak harga satuan tidak mengandung resiko kelebihan membayar bagi pengguna jasa jika volume pekerjaan sesungguhnya lebih kecil dari yang tercantum dalam kontrak. Penyedia jasa juga tidak menanggung resiko rugi dalam hal volume pekerjaan sesungguhnya lebih besar dari yang tercantum

(21)

dalam kontrak karena yang dibayarkan kepada penyedia jasa adalah pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan. Bahkan penyedia jasa mendapat keuntungan tak terduga. Yang menjadi masalah dalam menggunakan bentuk kontrak ini adalah banyaknya pekerjaan pengukuran ulang yang harus dilakukan bersama antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk menetapkan volume pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan.

2.5 Permasalahan yang Terjadi di Lapangan

Masalah utama yang dihadapi di lapangan adalah datangnya hujan yang menghambat dalam penyelesaian pekerjaan tepat waktu. Pada saat hujan turun deras dapat menyebabkan banyak pekerjaan yang tidak dapat dilakukan. Selain itu, volume air hujan yang besar dapat menyebabkan banjir di sekitar area proyek, sehingga dibutuhkan waktu untuk menguras air agar pekerjaan dapat dilanjutkan.

Dampak lain dari hujan adalah menjadi beceknya akses ke dalam proyek, sehingga menjadi masalah dalam akses masuk dan keluarnya kendaraan yang membawa material seperti beton, besi tulangan, tanah urugan dan, material lainnya.

(22)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Umum

Metode Pelaksanaan konstruksi adalah penjelasan tata cara dan teknik-teknik atau prosedur dalam melaksanakan sebuah pekerjaan konstruksi. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa berhubungan dengan keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pengadaan, keadaan teknis dan ekonomis yang ada dilapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor. Pada bab ini Saya akan menguraikan metode pelaksanaan konstruksi pada bagian pengerjaan Kolom.

Kolom merupakan salah satu elemen penting dalam struktur bangunan. Kolom berfungsi untuk meneruskan beban aksial dan diteruskan ke fondasi. Keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkam keruntuhan total dalam -suatu bangunan ( total collapse ). Menurut SNI 2847-2013 kolom adalah komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral terkecil melampaui 3 yang digunakan terutama untuk menumpu beban tekan aksial. Gaya aksial sendiri adalah gaya yang utama dalam menyebabkan tekuk batang ( kolom ). Jika beban yang bekerja pada kolom ditambah besarnya secara berangsur-angsur, maka akibatnya kolom akan mengalami lenturan lateral dan kemudian mengalami keruntuhan.

Jenis-jenis kolom berdasarkan bentuk dan susunan tulangannya yaitu : 1. Kolom segiempat dengan tulangan memanjang dan sengkang

2. Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berupa sengkang atau spiral

(23)

3. Kolom komposit yang merupakan gabungan atau perpaduan antara beton dengan profil baja structural

Gambar 3.1. Detail Penulangan kolom Kolom

3.2 Metode Pelaksaan Kerja

Pada pembangunan gedung bertingkat tinggi ,kolom berfungsi sebagai batang tekan vertikal yang meneruskan beban bagian atas struktur ( pelat, atap, dll ) ke bagian bawah struktur ( pondasi). Dalam pelaksaan kerja terdapat ketentuan untuk memasuki lapangan, oleh karena itu semua pekerja, tamu, pegawai diberikan sosialisasi mengenai K3( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di proyek, prosedur umum disebut sebagai safety induction. Tujuan dari adanya safety induction adalah untuk mengkomunikasikan resiko keselamatan dan kesehatan kerja secara umum yang mungkin akan terjadi ketika bekerja, sehingga semua pihak menyadari resiko tersebut. Hal-hal yang termuat dalam safety induction antara lain adalah:

1. Alat Pelindung Diri (APD)

Perlengkapan yang wajib digunakan sebagai syarat memasuki proyek. Alat Pelindung Diri adalah alat yang memiliki kemampuan untuk melindungi seseorang atau sebagian tubuh dari potensi bahaya di lapangan.APD yang digunakan dalam proyek pembangunan ini adalah :

a. Safety Helmet

Peralatan yang dugunakan untuk melindungi kepala para pekerja di lapangan,maupun pegawai yang sedang berkunjung ke lapangan.

(24)

b. Safety Shoes

Setiap pekerja harus memakai sepatu dengan sol tebal agar dapat berjalan bebas kemana saja tanpa terluka oleh benda tajam. Dalam proyek pembangunan Apartemen ini menggunakan safety shoes berjenis PVC boats.

c. Safety Belt

Alat yang digunakan bagi pekerja yang melakukan pekerjaan pada ketinggian tertentu atau dalam posisi yang beresiko, dalam pengerjaan dingding pada proyek ini menggunakan Safety Belt.

d. Rompi Safety

Alat keselamatan kerja dari bahan polyester yang dibuat khusus dan dilengkapi dengan reflector atau pemantul cahaya. Hal ini bertujuan agar pekerja dapat melihat satu sama lainnya saat bekerja pada malam hari.

2. Tool Box Meeting

Safety Toll Box Meeting adalah kegiatan K3 kepada pekerja yang terencana sebagai media koordinasi untuk menginformasikan segala sesuatu yang berkaitan tentang K3 kepada pekerja, diantaranya adalah, informasi penjelasan prosedur, training singkat kepada pekerja, dan info-info lainnya.

Kegiatan ini dilakukan di pagi hari dan dihari oleh Pimpinan/supervisor, officer HSE/Safety Man, sub kontraktor, sera semua pekerja pada bagian tersebut.

3.2.1 Bahan Material Pengerjaan Kolom 1. Beton Ready Mix

Bahan cor beton curah yang siap pakai atau pada umumnya disebut beton Ready Mix yang diproduksi di pabrik olahan beton atau batching plant (Marlon, dkk. 205). Proses pengolahan formulasi khusus dibuat hingga menjadi beton cor yang dapat digunakan dan disajikan pada proyek tertentu.

Dalam proyek pembangunan kolom Apartemen Princeton Boutique Living nilai f”c yang dipakai adalah nilai f’c 40 yang berarti bahwa kekuatan tekan beton yang disyaratkan adalah 40 Mpa pada saat 28 hari.

2. Baja Tulangan

Baja yang dibuat dengan bentuk batang penampang bundar dan berfungsi

(25)

sebagai penulangan beton, terbuat dari material baja disebut dengan tulangan beton (SNI 07-2052-2007). Salah satu material khusus dalam pekerjaan struktur, yaitu baja tulangan yang mempunyai fungsi sebagai penambah kekuatan tarik beton.

Kolom termasuk salah satu jenis item pekerjaan kolom dan wall. Dalam pekerjaan kolom kualitas baja tulangan yang dipakai adalah baja dengan ukuran diameter 25 mm dan baja dengan ukuran 13 mm.

Gambar 3.2. Tulangan BjTS 420 B 3.2.2 Alat Kerja Pengerjaan Kolom

1. Bar Cutter Machine

Penggunaan Bar Cutter Machine gunanya untuk mempersingkat waktu pengerjaan karena fungsinya sebagai pemotong besi tlangan yang ukurannya telah disesuaikan dengan kebutuhan.bar cutter listrik merupakan salah satu yang digunakan pada proyek pembangunan Apartemen

Gambar 3.3. Bar Cutter Machine

(26)

2. Bar Bender Machine

Bar Bender merupakan alat yang berfungsi untuk membengkokkan baja tulangan di berbagai macam sudut sesuai dengan kebutuhan perencanaan. Bar Bender mempermudah pekerjaan dalam proses pembengkokan tulangan dengan mudah, rapi, serta cepat. Alat ini biasanya ada di tempat fabrikasi pembesian.

Gambar 3.4. Bar Bender Machine 2. Tower Crane

Tower Crane sebagai alat pengangkut besi dan bekisting, pengecoran pada daerah vertikal seperti kolom dan Shear Wall.

Gambar 3.5. Tower Crane

(27)

3. Truck Mixer

Moda Transportasi khusus yang digunakan untuk beton cor curah yang siap dipakai (Ready mix concrete) dan digunakan pada proyek besar.

Gambar 3.6. Truck Mixer 4. Concrete Bucket

Alat yang berfungsi sebagai penampung beton yang akan dipindahkan sexara vertikal dan horizontal dengan bantuan concrete Bucket yang dilakukan untuk pengecoran kolom dan Shear Wall.

Gambar 3.7. Concrete Bucket 5. Pipa Tremie

Pipa ini berfungsi sebagai pengatur ketinggian jatuh beton saat pengecoran berlangsung. Pipa ini dipasangkan pada concret bucket bagian

(28)

bawah agar beton yang dikeluarkan dapat disalurkan ke daerah pengecoran.

Gambar 3.8. Pipa Tremei 6. Bekisting

Bekisting adalah salah satu alat pembantu untuk mencetak beton dengan ukuran yang telah dibuat.

Gambar 3.9 Bekisting Balok

3.2.3 Pelaksanaan Pengerjaan Kolom 3.2.3.1 Pekerjaan Pembesian

(29)

Pekerjaan pertama dalam pembuatan kolom adalah dengan melakukan pembesian. Dalam proyek pembangunan Apartement Princeton Boutique Living pekerjaan pembesian dilakukan langsung di tempat proyek oleh para pekerja yang ada. Jenis besi yang digunakan dalam proyek ini sudah ditentukan sebelumnya. Besi tulangan yang digunakan dibagi atas dua jenis yaitu tulangan utama dan tulangan sengkang.

Tulangan utama adalah tulangan yang berfungsi untuk menahan kombinasi beban aksial dan momen lentur, sedangkan tulangan sengkang adalah tulangan yang berfungsi sebagai pengekang ( confinement ) agar akibat gaya aksial suatu kolom tetap menyatu dan tidak pecah.

Langkah langkah pekerjaan pemasangan pembesian kolom adalah sebagai berikut:

a. Tulangan disambungkan terhadap tulangan utama di bawahnya. Kemudian masukkan tulangan sengkang dari bagian atas tulangan utama yang telah tersusun sebelumnya. Kaitkan antara tulangan utama menggunakan kawat bendrat.

b. Pada bagian luar penulangan kolom akan diberi beton decking untuk selimut beton

(30)

Gambar 3.10 3.2.3.2 Tahapan Pemasangan Bekisting

Proses pemasangan bekisting dapat dilakukan setelah proses pembesian tulangan kolom telah selesai dilakukan dan telah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.

Pekerjaan pekerjaan yang dilakukan pada proses pemasangan bekisting adalah sebagai berikut:

a. Pembersihan plywood dan mengolesi dengan minyak pelumas/oli. pelumas oli berfungsi untuk melumasi permukaan bekisting agar beton tidak menempel pada permukaan bekisting dan memudahkan dalam pembongkaran bekisting.

b. Setelah proses perawatan selesai, berikutnya bekisting akan diangkat menggunakan tower crane menuju posisi kolom yang akan dicor.

c. Sebelum bekisting dipasangkan, tulangan kolom terlebih dahulu diberikan beton decking untuk mendapatkan ketebalan selimut beton yang diinginkan

d. Setelah bekisting sudah diposisikan pada garis marking yang telah disiapkan, selanjutnya kickers dan push dan pull prop dipasang pada base plate yang sudah terpasang sebelumnya, lalu dilakukan pengencang tie rod pada bekisting.

(31)

Gambar 3.11 sketsa bagian bekisting

Gambar 3.12 Foto Hasil Pemasangan Bekisting pada Kolom (Sumber: Dokumen Penulis, 2023)

(32)

3.2.3.3 Tahapan Pengecoran Kolom

Pengecoran kolom dilakukan setelah memastikan bahwa seluruh kolom yang akan dicor telah dipasangi bekisting dan siap untuk proses pengecoran. Pengecoran juga dapat dilaksanakan apabila beton ready mix telah melewati tahapan pengujian slump test dan telah mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawasan.

Pada proyek pembangunan apartement Princeton Boutique Living ini pengecoran kolom dilakukan dengan memakai beton dengan nilai fc’ 40. Adapun alat alat yang digunakan dalam melakukan pengecoran adalah concrete bucket dengan bantuan tower crane.

Urutan tahap pengecoran kolom adalah sebagai berikut :

a. Concrete bucket dan pipa tremi disiapkan dahulu dan bersihkan bekisting dengan kompressor dan air. Kemudian memeriksa tulangan, jumlah tulangan, jarak sengkang, selimut beton dan batas cor.

b. Periksa sambungan panel bekisting kolom dan periksa list corner 4 sisi yang dilanjutkan dengan memeriksa support bekisting, dimensi kolom dan vertikalitinya dengan unting- unting/theodolite.

c. Beton dituang dari mobil mixer ke dalam concrete bucket. Saat beton dituang concrete bucket harus dalam keadaan tertutup agar tidak tumpah.

d. Pemindahan concrete bucket yang berisi beton dari lokasi penuangan ke lokasi pengecoran dengan menggunakan tower crane.

e. Pada saat dilokasi pengecoran tutup concrete bucket dibuka dan campuran beton dituang ke dalam bekisting dengen menggunakan pipa tremi.

f. Pada saat beton dituang bersamaan juga dilakukan pemadatan beton menggunakan concrete vibrator, hal ini dilakukan agar coran yang baru dituangkan dapat terpadatkan dengan baik dan coran dapat mengisi rongga-rongga udara yang kosong.

g. Setelah semua proses pengecoran kolom selesai, lalu dilaksanakanlah curring setelah beton dibiarkan 24 jam.

(33)

Gambar 3.12

(34)

3.2.3.4 Pembongkaran Bekisting

Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton dianggap mulai mengeras. Pada proyek ini bekisting kolom dilepas sekitar 12 jam setelah proses pengecoran. Bekisting yang telah dilepas tersebut diangkat dengan bantuan tower crane dan dibersihkan bagian permukaan dalamnya serta diolesi pelumas untuk kemudian dipasang pada kolom berikutnya.

Berikut adalah tahapan pembongkaran bekisting:

a. Siapkan peralatan yang digunakan untuk pembongkaran.

b. Bongkar clamp yang terpasang pada sabuk pengikat.

c. Bongkar bagian-bagian bekisting kolom dengan hati-hati agar tidak merusak kolom dan bekisting masih dapat digunakan untuk pekerjaan kolom.

d. Angkut bekisting kolom dengan tower crane ke daerah yang terlindungi.

Gambar 3.13

Setelah proses pembongkaran bekisting, maka selanjutnya pengecekan hasil cor yang dilakukan oleh QC. Jika ditemui hasil cor yang kurang bagus, maka selanjutnya dilakukan perbaikan sesuai dengan instruksi yang QC berikan.

(35)

3.2.3.5 Proses Curing

Setelah pembongkaran bekisting selesai, maka proses curring langsung dilakukan.

Tujuan utama dari perawatan beton yaitu untuk menghindari hal-hal berikut ini:

a. Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan beton yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.

b. Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari pertama.

c. Perbedaan temperature beton yang dapat mengakibatkan retak-retak.

Gambar 3.14

3.2.4 Permasalahan Di Lapangan

a. Sulit dalam pengadaan material/barang serta perletakan alat-alat berat karena daerah pembangunan memiliki lahan yang sempit dan dekatnya akses dengan jalan raya.

b. Datangnya hujan baik skala besar atau pun kecil yang membutukan persediaan pelindung hujan dalam melindungi material/pekerja proyek.

(36)

Gambar

Gambar 1.1 Lokasi Proyek
Gambar 2.1 Skema Hubungan Pihak Utama dalam Proyek
Gambar 2.2 Logo Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Logo PT. Yodya Karya (Persero)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tugas akhir ini membahas mengenai faktor-faktor, dampak serta cara mengatasi kegagalan pada proyek konstruksi berdasarkan tiga pihak yaitu kontraktor,

Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab konflik pada proyek konstruksi adalah kondisi kontrak pada proyek konstruksi di Kota

Dokumen ini membahas tentang rencana pengangkatan (lifting plan) yang diperlukan untuk menghindari kecelakaan pada peralatan crane yang digunakan dalam proyek

Dokumen ini membahas tentang keselamatan di proyek

Dokumen ini membahas tentang konsep dasar K3 dan aspek hukum dalam industri

Makalah ini membahas tentang parameter kelayakan proyek dalam bisnis jasa

Dokumen ini menjelaskan tahapan kegiatan dan dampak lingkungan yang ditimbulkan selama pra-konstruksi, konstruksi, dan operasi proyek, termasuk dampak terhadap masyarakat, kualitas air, udara, dan

Dokumen ini membahas pentingnya pengendalian mutu dalam proyek konstruksi melalui penerapan sistem kendali mutu yang sistematis dan standarisasi prosedur untuk mencapai hasil yang