• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Displin dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Baranah Indonesia Kota Jakarta - Repository ITB Ahmad Dahlan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Displin dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Baranah Indonesia Kota Jakarta - Repository ITB Ahmad Dahlan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk menjadikan sebuah perusahaan maju dalam pencapaiannya dengan memiliki laba ratusan juta. Maka perusahaan tersebut haruslah memiliki sebuah manajemen yang handal. Sebagaimana yang kita tahu, baik sistem manajemen ataupun perilaku organisasi yang baik itu dapat menghasilkan variabel bawaan yang mendukung kesuksesaan dari tujuan variabel utama. Sehingga apabila manajemen atau perilaku organisasi adalah variabel utama tentunya, sebagian orang juga telah mengetahui kalau menginginkan manajemen yang berjalan dengan baik maka harus didukung oleh para pegawai yang patuh dan dapat menjalankan peranannya masing-masing.

Sehingga dengan kata lain, variabel yang bermunculan untuk mendukung peran aktif dari manajemen atau perilaku organisasi yang baik adalah displin dan motivasi kerja yang dimiliki para pegawai. Mengapa hal tersebut dapat dikatakan menjadi hal yang dapat bermunculan ketika manajemen dijalankan? Karena pada dasarnya fungsi dari manajemen adalah fungsi perencanaan (planning) yang meliputi definisi tujuan suatu organisasi, penentuan strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan dan pengembangan serangkaian rencana komperehensif untuk menggabungkan dan mengordinasi berbagai aktifitas.

Dengan konsekuensi, seluruh manajer pada setiap tingkatan di dalam manajemen tersebut juga diharuskan melibatkan diri untuk mengontrol para staff yang dimilikinya. Karena selain fungsi dari perencanaan tersebut. Manajemen juga menggerakkan fungsi lain yaitu fungsi penyediaan pegawai yang pantau langsung manajemen melalui manajer lini yang sudah dipercaya oleh manajemen.

Sehingga ketika kedua fungsi atau fungsi-fungsi yang lainnya dianggap sudah dapat berjalan dengan baik maka stabilitas menuju tujuan semakin signifikan.

(2)

Maka dari itulah dalam proses penyediaan pegawai ini juga, harus menjadi pondasi utama manajemen yang ditujukan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Karena apabila dari penyediaan pegawai bisa mendapatkan pegawai- pegawai terbaik, tentu dapat menjadikan ruang lingkup perusahaan menjadi kondusif. Dan karena dari hal itulah, manajemen mengalami klasifikasi- klasifikasi penentu untuk eksekutif, generalis hingga spesialis. Tentu saja dari klasifikasi tersebut harus didukung dengan ilmu yang cukup untuk memegang tanggung jawab yang diberikan oleh manajemen. Selain ilmu yang memadai, tentu saja dengan adanya kepatuhan dan sikap lain, yang harus dibawa oleh pegawai tersebut dan mampu mendasari segala tujuan yang sudah ditetapkan dari manajemen yang sudah terbentuk. Sehingga mulai dari sinilah, kita dapat mengatakan manajemen adalah hal utama yang sangat penting dan berperan langsung dalam keberlangsungan suatu organisasi.

Karena kepentingan ini jugalah kita menjadi mengetahui beberapa peranan tidak langsung dilakukan oleh manajemen untuk organisasi, yaitu membuat seluruh pegawai yang ada di dalam perusahaan memiliki sebuah dorongan untuk memiliki sikap yang sama sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh manajemen.

Tentunya dengan maksud agar tujuan tersebut dapat berjalan dengan baik.

Sehingga apabila ada suatu masa dimana tujuan tidak tercapai dengan baik. Itu dikarenakan ketiadaan dorongan secara sadar untuk patuh yang dimiliki pegawai tersebut. Sehingga dengan kata lain pegawai tersebut, setiap pegawai memang wajib dan dipaksa untuk memiliki sikap displin pada kebijakan yang dikeluarkan oleh manajemen tersebut. Agar dapat berjalan bersama-sama untuk keberlangsungan tujuan dari manajemen.

Lalu mengapa pegawai wajib memiliki sikap displin atau termotivasi dalam bekerja? Karena dengan memiliki sikap displin kita mampu patuh pada semuanya. Sementara motivasi adalah hal lain, yang tidak kalah pentingnya untuk dimiliki untuk tujuan manajemen sendiri. Karena dengan adanya motivasi dalam bekerja. Para pegawai yang selalu dituntun untuk mampu bertahan dalam mencapai keberlangsungan tujuan manajemen secara bersama-sama. Dapat

(3)

menyelesaikan tugasnya dengan baik. Namun ketika manajemen memiliki masalah dari organisasinya. Tentunya manajemen diharuskan membuat perencanaan yang terbaru secepatnya. Karena seperti yang kita ketahui jika tidak cepat ditangani akan timbul biaya-biaya lain yang dapat merusak tujuan manajemen, dan biasanya masalah yang sering ditemukan dalam perusahaan ini adalah ketiadaan motivasi kerja dan kurangnya sikap displin dalam melakukan pekerjaan.

Sebagai contoh tentang seorang pegawai B telah bekerja selama dua tahun di PT. Baranah Indonesia, namun selama tiga bulan terakhir. Dia dianggap tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Apapun yang dikerjakannya selalu salah, sikap yang dimilikinya juga nilai tidak baik karena sering menggunakan fasiliitas kantor di luar jam kantor dan sering sekali melakukan ijin dadakan dalam bekerja.

Sehingga perlakuan yang dilakukan manajemen ketika menemukan masalah seperti ini adalah melakukan observasi terhadap pegawai B tersebut. Dan karena ini harus segera diselesaikan. Pegawai A yang bertugas menjadi managernya juga harus mengetahui apa yang dilakukan bawahannya.

Agar membuat suasana kembali kondusif dalam bekerja. Dan hal utama yang harus dilakukan perubahan adalah faktor objektif dalam melakukan perencanaan. Baik dalam melakukan sebuah inovasi dan pengambilan resiko harus disertai dengan hal-hal yang nanti akan datang. Agar dapat menambah nilai ketelitian, sikap displin bahkan motivasi dalam bekerja. Jika nilai-nilai tersebut sudah diangggap mampu di atas rata-rata maka sudah dapat diakui kalau orientasi perencanaan MSDM telah menuju tujuan dalam menciptakan ruang lingkup yang kondusif dan sosialisasi yang menyenangkan bagi seluruh pegawai.

Sehingga dengan hal tersebut dapat memberikan jawaban secara langsung dalam penilaian pada masa depan, apakah grafiknya akan naik atau turunnya pada kinerja yang dimiliki oleh pegawai tersebut. Untuk itulah kita terus menerus melakukan penekanan kalau sikap displin dan motivasi itu sangatlah penting untuk pondasi utama dalam sebuah manajemen. Sehingga, hal utama yang kemungkinan akan diberikan manajemen selain melakukan pemecatan adalah

(4)

masih memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan sesuai dengan masalah yang diterima oleh pegawai tersebut. Seperti halnya yang terjadi dengan pegawai B tersebut. Dengan segala ketentuan manajemen menerima segala keputusan pengambilan resiko yang diberikan manajer untuk perusahaan agar pegawai dapat meningkatkan motivasinya dan rasa displinnya.

Dan manajemen juga menerima pengambilan resiko apabila diharuskan melakukan pengambilan pegawai baru kembali. Berdasarkan penjelasan dari contoh displin dan nilai motivasi yang diberikan manajer untuk manajemen tersebut, tentu yang menjadi hal pertama dalam memperbaiki hal tersebut adalah peningkatan pada sikap displin dan motivasi. Seperti penambahan gaji atau pemberian komisi. Karena seperti pembahasan pada faktor objektif sebelumnya.

Faktor objektif adalah salah satu faktor pendukung yang dapat mempengaruhi adanya budaya dan sosialisasi yang dimiliki. Seperti gambar di bawah ini:

Gambar 1.1 | Hubungan Antara Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja Pegawai.

Dengan demikian, mulai dari sinilah. Kita semakin memahami tanpa bantuan dari komunikasi yang diberikan manajemen mengenai pengertian displin dan hal-hal lain yang terkait motivasi kerja. Perkembangan perusahaan tidak mungkin terjadi. Perusahaan akan berjalan begitu saja, tanpa target, tanpa aturan dan akan tetap akan rusak dan tidak berfungsi dengan baik seperti yang dilakukan pegawai B di dalam perusahaan tersebut.

Kinerja Tinggi

Rendah Manajemen

Puncak Faktor Objektif

Budaya

Inovasi dan Pengambilan Resiko Kepuasaan

Sosialisasi Orientasi Hasil

Teliti

Keaktifan Orientansi MSDM

(5)

Namun apabila pegawai B, memiliki nilai displin dan sebuah motivasi kerja dalam perusahaan. Maka semua akan baik-baik saja. Dan berdasarkan uraian yang menjelaskan kalau manajemen adalah faktor utama yang mendukung faktor lain bermunculan. Bahkan seringkali dianggap saling timbal balik tersebut, mulai dari hal tersebutlah, saya sebagai peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Displin Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Baranah Indonesia Kota Jakarta”.

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan contoh yang diuraikan dalam latar belakang. Mengenai seorang pegawai yang terkena ancaman pemecatan dari manajemen. Karena pegawai tersebut, tidak teliti, selalu datang terlambat dan tidak fokus dalam bekerja. Sehingga diduga oleh manajemen dapat menurunkan kinerja pegawai di dalam perusahaan.

Namun masih dipertahankan manager karena manager merasa kalau pegawai tersebut masih dapat lebih baik dari kemarin. Sehingga melalui hal tersebutlah, peneliti akan menjelaskan lebih mendalam mengenai pengaruh displin dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada PT. Baranah Indonesia Kota Jakarta.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai ruang lingkup dari latar belakang yang dijelaskan dan fokus peneliti di atas, permasalahan yang sering terjadi adalah kurangnya sebuah motivasi kerja dan displin yang dimiliki pegawai terhadap kinerja pegawai, sehingga rumusan masalah ini meliputi :

1. Bagaimana pengaruh displin terhadap kinerja pegawai pada PT. Baranah Indonesia kota Jakarta?

2. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai pada PT. Baranah Indonesia Kota Jakarta?

3. Seberapa besar pengaruh nilai motivasi dan displin terhadap kinerja pegawai pada PT. Baranah Indonesia Kota Jakarta ?

(6)

1.4 Tujuan Penelitian

Hasil penelitian dilakukan sebagai persyaratan tugas akhir dan diharapkan dapat memberikan masukan untuk beberapa golongan, meliputi:

A. Untuk mengetahui nilai displin terhadap kinerja pegawai pada PT.

Baranah Indonesia Kota Jakarta.

B. Untuk mengetahui nilai relevansi pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai pada PT. Baranah Indonesia Kota Jakarta.

C. Untuk mengetahui seberapa besar hasil presentase pengaruh nilai motivasi dan displin terhadap kinerja pegawai pada PT. Baranah Indonesia Kota Jakarta.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian :

A. Untuk sebuah manajemen dalam perusahaan.

a. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk menempatkan sumber daya manusia dengan benar dan tepat guna meningkatkan kinerja pegawai.

b. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk mengetahui seberapa pentingnya sebuah kedisplinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai.

B. Untuk perpustakaan.

Sebagai tambahan informasi untuk semua pihak yang membutuhkan dan dapat memperluas wawasan bagi pembaca. Dengan harapan, penelitian ini dapat menambah wawasan dalam menerapkan sistem manajemen sumber daya manusia dengan baik dan tepat, khususnya yang sesuai dengan kedisplinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Di samping itu berharap penelitian ini bermanfaat bagi penelitian lain, yang memiliki judul serupa.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI Studi Pada Pegawai Kantor Administrasi Pelabuhan Kota Banjarmasin Nikodemus

Dengan demikian penulis hanya membatasi masalah pada Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai BPJS Cabang Bogor Cileungsi 2021.. Rumusan Masalah Berdasarkan