• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh empati dan pendidikan kewirausahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh empati dan pendidikan kewirausahaan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EMPATI DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK MENJADI WIRAUSAHA

SOSIAL

(Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Unisma)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Miftahul Khoirun Nisa NPM. 21801083071

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERBANKAN SYARIAH 2022

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh empati dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat mahasiswa untuk menjadi wirausaha sosial. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Perbankan Syariah di Universitas Islam Malang yang sudah menempuh mata kuliah Pengantar Bisnis, sebanyak 100 responden di dapatkan oleh peneliti yang sudah memenuhi kriteria.

Pengambilan jumlah sampel menggunakan metode non probabilty sampling dengan menggunakan pendekatan purposive sampling untuk memperoleh responden. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda dengan alat analisis SPSS. Hasil analisis menunjukkan bahwa 1) Hasil penelitian menunjukkan variabel empati tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa dalam berwirausaha sosial. 2) Hasil penelitian menunjukkan variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa dalam berwirausaha sosial. 3) Hasil penelitian menunjukkan variabel empati (X1) dan pendidikan kewirausahaan (X2) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa dalam berwirausaha sosial.

Kata Kunci : Empati, Pendidikan Kewirausahaan, Minat Wirausaha Sosial

(3)

ABSTRACT

This study was conducted to determine the effect of empathy and entrepreneurship education on students' interest in becoming social entrepreneurs.

This type of research is quantitative. In this study, the samples taken were active students of the Faculty of Economics and Business, Department of Sharia Banking at the Islamic University of Malang who had taken the Introduction to Business course, as many as 100 respondents were obtained by researchers who had met the criteria.

Taking the number of samples using non-probabilty sampling method using a purposive sampling approach to obtain respondents. The analysis used is multiple linear regression analysis with SPSS analysis tool. The results of the analysis show that 1) The results show that the empathy variable has no significant effect on students' interest in social entrepreneurship. 2) The results showed that the entrepreneurship education variable had a positive and significant effect on students' interest in social entrepreneurship. 3) The results showed that the variables of empathy (X1) and entrepreneurship education (X2) together (simultaneously) had a significant effect on student interest in social entrepreneurship.

Keyword: Empathy, Entrepreneurship Education, Social Entrepreneurship Intention

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan bertambahnya tingkat sarjana yang ada di Indonesia mengisyaratkan semakin besar pula tingkat kesadaran masyarakat mengenai betapa pentingnya pendidikan, namun fenomena masyarakat yang terjadi pada saat ini adalah banyaknya sarjana yang justru menjadi pengangguran. Tingginya angka pengangguran ini terjadi karena meningkatnya jumlah penduduk yang tidak diiringi dengan peningkatan jumlah industri atau usaha yang ada. Jumlah sarjana yang semakin banyak dengan tidak tersedianya lapangan pekerjaan akan memicu tingginya angka sarjana yang menjadi pengangguran. Pada bulan Agustus 2021 tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 6,49 persen atau 9,1 juta jiwa.

Angka ini menurun ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 7,07 persen atau sebanyak 9,77 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2021).

Kewirausahaan merupakan salah satu alternatif yang patut di pandang saat ini untuk menekankan angka kemiskinan di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga September 2021, angka kemiskinan sebanyak 26,50 juta orang atau turun 1,04 juta orang dari data Maret 2021 yang sebanyak 27,54 juta orang, walaupun ekonomi terpukul karena dampak pandemi Covid-19 namun angka kemiskinan di Indonesia masih tetap menurun (Badan Pusat Statistik, 2022).

Menurut Mutiarasari (2018) dengan berwirausaha, seseorang dapat mandiri dalam berbisnis, tidak cemas akan status pekerjaan pada perusahaannya dan lebih bebas

(5)

dalam menjalankan usahanya. Di samping itu, wirausahawan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain sehingga memberikan manfaat bagi lingkungan sosial. Wirausaha dapat memberikan kemudahan bagi seseorang untuk mendapatkan pendapatan dibandingkan menjadi pengangguran. Maka dari itu, dengan adanya wirausaha diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran karena tingkat keberhasilan pemerintahan di suatu negara sering kali diukur dari kemampuan untuk menyediakan lapangan pekerjaan agar dapat mengurangi tingkat pengangguran yang dapat menyebabkan tingkat kemiskinan bertambah (Indriyani, 2017).

Di Indonesia sendiri jumlah wirausaha masih rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Jumlah wirausaha di Indonesia sendiri baru sekitar 3,47 persen dari total penduduk, sementara jika melihat negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, tingkat kewirausahaannya sudah berada di sekitar 4,74 persen dan 4,26 persen. Sedangkan Singapura menjadi negara yang tinggi angka kewirausahaannya yaitu mencapai sebesar 8,76 persen (Putra, 2021). Salah satu faktor yang menjadi rendahnya jumlah wirausaha di Indonesia di sebabkan oleh kurangnya individu yang berketerampilan tinggi sehingga Indonesia sulit mencetak para pengusaha yang berpeluang tinggi dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat (Lidwina, 2019).

Kemunculan wirausaha sosial (sociopreneur) pertama kali di gagas oleh Bill Drayton pada tahun 1980 yang mendirikan Ashoka Foundation yaitu komunitas yang bergerak dalam bidang kewirausahaan, namun tetap memperhatikan misi

(6)

sosial dengan cara memberi bantuan pendidikan kepada masyarakat miskin. Setelah itu, disusul berbagai praktik kewirausahaan sosial lainnya, seperti pembiayaan mikro Grameen Bank yang didirikan oleh Muhammad Yunus bagi kaum miskin di Bangladesh, jasa keuangan Aavishkaar di Singapura, pembangunan jaringan listrik di Brazil oleh Fabio Rosa, unit dana pertanian (Farm Shop) di Kenya oleh Madison Ayer, dan wirausaha sosial lainnya (Firdaus, 2014). Di Indonesia telah didirikan Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) pada tahun 2009 dan Indonesia Setara yang di bentuk pada November 2010, kedua komunitas ini di bangun untuk membangun pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan melalui inovasi di bidang sosial dan membangun pola pikir kepercayaan diri pada masyarakat bahwa Indonesia mampu berprestasi untuk mendorong kemajuan bangsa.

Dalam rangka membantu membangun perekonomian, kepentingan akan kewirausahaan sosial menjadikan suatu peluang dan tantangan bagi para generasi muda untuk memilih karirnya sebagai seorang sociopreneur. Sebagai generasi muda, mahasiswa merupakan agent of change yang dapat memberikan perubahan sosial ekonomi dengan memberikan peluang baru bagi masyarakat (Hasanah, 2018). Bagi mahasiswa, persiapan diri sangat diperlukan sehingga ketika lulus mahasiswa tidak kesulitan mencari pekerjaan dan tidak menambah jumlah pengangguran yang bisa meningkatkan angka kemiskinan di Indonesia. Untuk itu solusi nyata sangat di perlukan untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya adalah dengan meningkatkan minat kewirausahaan sosial pada setiap individu mahasiswa agar bisa melihat peluang untuk menciptakan inovasi-inovasi yang kreatif dari potensi lokal yang dimiliki masyarakat.

(7)

Kewirausahaan sosial (social entrepreneurship), saat ini didefinisikan sebagai aktivitas bisnis yang didasari oleh tujuan sosial. Social entrepreneurship biasanya dimulai dari inisiatif kecil dengan dampak yang luas bagi masyarakat.

Hadirnya social entrepreneur menciptakan solusi baru bagi permasalahan- permasalahan sosial ekonomi yang ada. Dengan demikian, hal ini telah memicu munculnya para social entrepreneur baru atau disebut dengan sociopreneur dengan mengemban misi penting untuk masyarakat luas (Sari, 2022). Perbedaan wirausaha sosial dengan wirausaha pada umumnya salah satunya terletak pada ukuran keberhasilan, keberhasilan wirausaha bisnis adalah kinerja keuangan (nilai perusahaan, keuntungan bagi pemegang saham/pemilik). Sedangkan ukuran keberhasilan wirausaha sosial adalah hasil keuangan dan sosial. Keuntungan finansial diarahkan untuk meningkatkan skala kegiatan bukan dibagikan pada pemegang saham. Sedangkan hasil sosial yang diharapkan adalah masalah sosial teratasi atau setidaknya berkurang (Utomo, 2015).

Selain itu, Palesangi (2012) menyimpulkan bahwa kewirausahaan sosial merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah sosial berupa pengangguran, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, kepentingan suatu kewirausahaan sosial sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah sosial di atas yang sering kali muncul di Indonesia. Utomo (2015) mengatakan bahwa kewirausahaan sosial dapat dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran dalam pendidikan karakter. Sehingga melalui hasil penelitiannya memberikan saran bahwa untuk menjadikan mata pelajaran kewirausahaan sosial sebagai salah satu metode dalam pembentukan mahasiswa. Sesuai dengan

(8)

hakikatnya karakter lebih mengarah pada tingkah laku seseorang yang positif.

Karakter menjadi dasar utama dalam membentuk sikap manusia, dengan karakter individu menjadi bermoral dalam kehidupannya.

Dengan adanya pendidikan kewirausahaan ini diharapkan dapat mempengaruhi mahasiswa dengan meningkatkan minat untuk menumbuhkan serta mengembangkan bisnis sosial. Menurut Utomo (2015) menjelaskan bahwa gairah kewirausahaan sosial di Indonesia mulai tumbuh ditandai dengan maraknya seminar tentang kewirausahaan sosial, berdirinya pusat studi kewirausahaan sosial di beberapa kampus, hadirnya organisasi yang peduli dengan pengembangan kewirausahaan sosial seperti Ashoka Indonesia, dan terbentuknya Asosiasi Kewirausahaan Indonesia (AKSI).

Terdapat beberapa faktor yang bisa menjadi pendorong bagi para mahasiswa untuk dapat menumbuhkan minat mereka dalam memulai bisnis wirausaha sosial.

Salah satunya adalah dengan memberikan ilmu atau pendidikan mengenai bisnis kewirausahaan kepada mahasiswa. Pendidikan kewirausahaan yang diberikan tidak hanya melalui pemahaman landasan teoritis berupa konsep dasar-dasar kewirausahaan saja, melainkan pendidikan kewirausahaan yang baik juga harus mampu untuk membentuk sikap, perilaku, serta pola pikir seseorang untuk menjadi wirausahawan. Namun menurut penelitian yang dilakukan Wijaya & Handoyo (2022) dan Putri (2018) yang menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha sosial.

(9)

Adapun juga beberapa faktor lainnya yang dapat mendorong orang untuk berkeinginan mulai berwirausaha sosial salah satunya adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan kepada orang lain atau biasa disebut dengan empati. Empati merupakan seseorang untuk membayangkan perasaan orang lain atau menempatkan diri pada posisinya. Dengan adanya rasa empati yang mereka miliki dapat membantu permasalahan sosial yang terjadi. Namun demikian pada penelitian lain menurut Jadmiko (2019), Juwita et al. (2019) dan Jadmiko (2020) mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa empati tidak berpengaruh secara langsung terhadap niat berwirausaha sosial.

Isu mengenai kewirausahaan sosial saat ini menjadi bahan kajian dan studi oleh peneliti. Kewirausahaan sosial dianggap sebagai fenomena baru sebagai bidang penelitian. Kewirausahaan sosial dipandang menjadi jawaban atas permasalahan sosial yang terjadi. Konsep kewirausahaan sosial sangat berbeda dengan business entreprenuer. Business entreprenuer hanya berfokus terhadap profit serta kepuasan pelanggan, berbeda halnya dengan kewirausahaan sosial yakni lebih berfokus terhadap tujuan sosial/nilai sosial (Mair et al., 2006). Namun fenomena yang sering terjadi saat ini wirausaha masih berfokus pada kepuasan pelanggan dengan meraup keuntungan yang tinggi supaya dapat menghasilkan profit yang memuaskan tanpa memikirkan nilai sosial yang seharusnya juga ditanamkan demi kemajuan perekonomian.

Sampai saat ini, penelitian mengenai minat kewirausahaan sosial telah mulai banyak diteliti. Namun demikian, penelitian yang menggunakan responden mahasiswa masih belum banyak dikaji. Penelitian yang telah banyak diteliti masih

(10)

fokus pada minat berwirausaha, belum spesifik pada kewirausahaan sosial. Minat berwirausaha sosial dikalangan mahasiswa menjadi hal penting dimana peran mahasiswa sebagai agent of change di masyarakat sangat dinanti dan dibutuhkan untuk mengatasi berbagai persoalan sosial. Selain itu, generasi milenial kini tumbuh diera digitalisasi dan otomasi yang memungkinkan untuk menciptakan misi dan nilai sosial melalui inovasi bisnis sosial (Jadmiko, 2020).

Oleh karena itu, peneliti tertarik memilih objek penelitian dengan menggunakan responden mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah sebagai sampel karena penelitian ini sangat relevan dengan Program Studi Perbankan Syariah yang mempelajari mata kuliah Pengantar Bisnis Islam sebagai mata kuliah yang wajib ditempuh dan mata kuliah Sociopreneur sebagai mata kuliah tambahan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Empati Dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Wirausaha Sosial (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Unisma)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Empati dapat berpengaruh terhadap Minat Mahasiswa untuk menjadi Wirausaha Sosial?

2. Apakah Pendidikan Kewirausahaan dapat berpengaruh terhadap Minat Mahasiswa untuk menjadi Wirausaha Sosial?

(11)

3. Apakah Empati dan Pendidikan Kewirausahaan berpengaruh secara simultan terhadap Minat Mahasiswa untuk menjadi Wirausaha Sosial?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka dapat dikemukakan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh Empati terhadap Minat Mahasiswa untuk menjadi Wirausaha Sosial.

2. Untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Mahasiswa untuk menjadi Wirausaha Sosial.

3. Untuk mengetahui pengaruh Empati dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Mahasiswa untuk menjadi Wirausaha Sosial.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan pemikiran yang dapat mendukung teori yang ada mengenai masalah yang diteliti.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan pijakan pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan minat wirausaha sosial.

a. Bagi Perguruan Tinggi

(12)

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi perguruan tinggi dalam mempertimbangkan kurikulum tambahan untuk kewirausahaan/kewirausahaan sosial sehingga dapat menjadi bekal dan memotivasi mahasiswa untuk berwirausaha sosial.

b. Bagi Pembaca

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan teori dalam bidang kewirausahaan sosial, dapat mengetahui apa itu perbedaan wirausaha konvensional dan wirausaha sosial.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menjadi media bagi peneliti untuk menambah pengalaman di bidang penelitian menambah pemahaman mengenai kewirausahaan sosial.

Memperkaya kajian empiris serta menjadi bahan referensi untuk penelitian yang akan datang dalam tema yang serupa dengan masalah dan wilayah yang lebih luas.

d. Bagi Bidang Ilmu

Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang ilmu terutama ilmu di bidang kewirausahaan sosial. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kewirausahaan konvensional dengan kewirausahaan sosial.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi Pelaku Usaha

(13)

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber pengetahuan dan informasi bagi para pelaku usaha untuk menerapkan wirausaha sosial dalam merintis usahanya, serta lebih banyak membantu orang-orang sekitar dalam bidang sosial.

b. Bagi Masyarakat

Untuk Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasi tentang faktor dominan apa saja yang dapat mempengaruhi persepsi mahasiswa mengenai minat berwirausaha sosial serta dapat menumbuhkan motivasi masyarakat untuk berwirausaha sosial.

(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan variabel empati tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa dalam berwirausaha sosial.

2. Hasil penelitian menunjukkan variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa dalam berwirausaha sosial.

3. Hasil penelitian menunjukkan variabel empati (X1) dan pendidikan kewirausahaan (X2) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa dalam berwirausaha sosial.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah:

1. Sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang, akan lebih baik jika sampel yang diambil meliputi seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di beberapa kampus yang berada di Kota

(15)

Malang, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan dalam lingkup yang lebih luas.

2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan kuesioner sehingga simpulan yang dapat diambil hanya berdasarkan data yang disimpulkan melalui kuesioner.

3. Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel independen yang mempengaruhi minat wirausaha sosial yaitu: empati dan pendidikan kewirausahaan, masih terdapat beberapa variabel independen lain yang mampu menjelaskan dan kemungkinan memiliki pengaruh terhadap variabel minat wirausaha sosial.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa saran diantaranya:

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan sampel yang diambil meliputi seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di beberapa kampus yang berada di Kota Malang, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan dalam lingkup yang lebih luas.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan instrumen yang digunakan, misalnya dengan angket, wawancara dan lain sebagainya.

Sehingga simpulan yang di dapat diambil berdasarkan data yang lebih banyak lagi.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain yang mempengaruhi minat wirausaha sosial selain variabel yang digunakan

(16)

agar hasilnya dapat terdefinisi dengan lebih sempurna, atau bisa juga menambahkan variabel moderating atau intervening.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Albinsaid, dr. G. (2018). Era Baru Wirausaha Sosial. CV.Indonesia Medika.

Ali, H., & Faizin, H. (2010). Teologi Entrepreneurship. Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Anas, M. Y. A. (2019). Mengapa Sociopreneur Bukan Social Entrepreneur?

Repo.Uniramalang.Ac.Id. http://repo.uniramalang.ac.id/157/

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Asmahasanah, S., Ibdalsyah, & Sa’diyah, M. (2018). Social Studies Education in Elementary Schools Through Contextual REACT-Based on Environment and Sociopreneur.

Ijmmu.Com. https://doi.org/10.18415/ijmmu.v5i6.487

Atmaja, A. T., & Margunani, M. (2016). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Dan Aktivitas Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

Economic Education Analysis Journal, 5(3), 774–774.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/view/13578

Austin, J., Stevenson, H., & Wei-Skillern, J. (2006). Social and commercial entrepreneurship:

same, different, or both? Journals.Sagepub.Com.

https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1111/j.1540-6520.2006.00107.x Azwar, S. (2010). Metode Peneltian. Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, S. (2013). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik. (2021). Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik.

https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/11/05/1816/agustus-2021--tingkat- pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-6-49-persen.html

Badan Pusat Statistik. (2022). Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik.

https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/01/17/1929/persentase-penduduk-miskin- september-2021-turun-menjadi-9-71-persen.html

Bahri. (2018). Kewirausahaan Islam: Penerapan Konsep Berwirausaha dan Bertransaksi Syariah dengan Metode Dimensi Vertikal (Hablumminallah) dan Dimensi Horizontal.

Neliti.Com. https://www.neliti.com/publications/289456/kewirausahaan-islam- penerapan-konsep-berwirausaha-dan-bertransaksi-syariah-denga

Baptista, S. M. J., & Dewi, A. S. (2021). The Influence of Financial Attitude, Financial Literacy, and Locus of Control on Financial Management Behavior.

Ejournal.Undiksha.Ac.Id, 5(1), 93–98.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJSSB/article/view/31407

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi social. jilid 2. Alih Bahasa: Ratna Djuwita. Edisi kesepuluh. Erlangga.

(18)

Bastomi, M., & Sudaryanti, D. (2022). Analisis Faktor Penentu Minat Berwirausaha Pada Santri Pondok Pesantren Anwarul Huda. Ejurnal.Seminar-Id.Com, 3(4), 882.

https://doi.org/10.47065/ekuitas.v3i4.1549

Daryanto, & Cahyono, A. D. (2013). Kewirausahaan (Penanaman Jiwa Kewirausahaan) (Tastrial (ed.)). Gava Media.

Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. PT Bumi Aksara.

Faizah, F. N. (2019). Pemikiran Muhammad Abdul Mannan Tentang Produksi. SERAMBI:

Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis Islam, 1(2), 55–68.

https://doi.org/10.36407/SERAMBI.V1I2.71

Firdaus, N. (2014). Pengentasan Kemiskinan Melalui Pendekatan Kewirausahaan Sosial.

Ekonomi Dan Pembangunan. https://media.neliti.com/media/publications/77955-ID- pengentasan-kemiskinan-melalui-pendekata.pdf

Fishbein, M., & Ajzen, I. (2005). Theory-based behavior change interventions: Comments on Hobbis and Sutton. Journal of Health Psychology, 10(1), 27–31.

https://doi.org/10.1177/1359105305048552

Fitria, A. (2018). Social entrepreneurship dalam perspektif maqashid al-syariah.

Pdfs.Semanticscholar.Org.

https://pdfs.semanticscholar.org/3ad3/7ed46390e74d78695efe6b669573e3087601.pdf Fu’adi, I. F., Eko, B., & Murdani. (2009). Hubungan Minat Berwirausaha Dengan Prestasi

Praktik Kerja Industri Siswa Kelas Xii Teknik Otomotif Smk Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2008. Journal.Unnes.Ac.Id.

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPTM/article/view/205

Ghozali, I. (2011a). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS. BP UNDIP.

Ghozali, I. (2011b). Aplikasi Analisis Mulvariate Dengan Program IBM SPSS 19 (Kelima).

Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Mulvariate Dengan Program IBM SPSS (KE-7).

Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Mulvariate dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Goleman, D. (2003). Kecerdasan emosional: Mengapa El lebih penting dari pada IQ. PT Gramedia Pustaka Umum.

Hasanah, L. lak N. El. (2018). Pengembangan Kewirausahaan Sosial Pada Perguruan Tinggi Melalui Social Project Competition. Journal.Ugm.Ac.Id.

https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.40210 Hendro. (2011). Dasar-Dasar Kewirausahaan. Erlangga.

Hermina, U., Novieyana, S., & Zain, D. (2013). Pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap minat mahasiswa menjadi wirausaha pada program studi administrasi bisnis

(19)

Politeknik Negeri Pontianak. 7(2). http://222.124.219.216/xmlui/handle/123456789/129 Hulgard, L. (2010). Discourses of social entrepreneurship–Variations of the same theme.

Base.Socioeco.Org. https://base.socioeco.org/docs/wp_10-01_hulg_rd__web_.pdf

Hurlock, E. B. (1999). Perkembangan anak.jilid 2. Alih Bahasa: Med. Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zakasih. Edisi keenam. Erlangga.

Indriantoro, I., & Priyana, Y. (2014). Pengetahuan Masyarakat Terhadap Mitigasi Bencana Kekeringan di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.

http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/27997

Indriyani, S. N. (2017). Peran Wirausahaan Dan Ukm Untuk Mengatasi Pengangguran Dan Kemiskinan Ditinjau Dari Geografi Ekonomi Indonesia. Ojs.Ekonomi-Unkris.Ac.Id.

https://ojs.ekonomi-unkris.ac.id/index.php/SNEBIS/article/view/211

Jadmiko, P. (2019). Peran Pemediasi Attitude Becoming Social Entrepreneur (Atb) Pada Pengaruh Antara Empati Terhadap Minat Berwirausaha Sosial. Ejournal.Lldikti10.Id, 4(3). https://doi.org/10.22216/jbe.v4i3.4617

Jadmiko, P. (2020). Minat Berwirausaha Sosial Dikalangan Mahasiswa.

Journal.Undiknas.Ac.Id, 17(3). http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister- manajemen/article/view/2532

Juwita, S., Prasetyo, T., & Jadmiko, P. (2019). Peran Empati Dan Persepsi Dukungan Sosial Terhadap Niat Menjadi Wirausaha Sosial. Ojs.Unitas-Pdg.Ac.Id. http://ojs.unitas- pdg.ac.id/index.php/manajemen/article/view/579

Kasmir. (2014). Kewirausahaan. Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada.

Lawrence, E. J., Shaw, P., Baker, D., Cohen, B. S., & David, A. S. (2004). Measuring empathy:

reliability and validity of the Empathy Quotient. Cambridge.Org.

https://www.cambridge.org/core/journals/psychological-medicine/article/measuring- empathy-reliability-and-validity-of-the-empathy-

quotient/ED28176A91CEA481A37A8155364F3643

Lestari, R. B., & Wijaya, T. (2012). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat

Berwirausaha Mahasiswa. Academia.Edu.

https://www.academia.edu/download/34222465/6.Pengaruh_Pendidikan_Kewirausahaa n_Terhadap_Minat_Berwirausaha_Mahasiswa_di_STIE_MDP__STMIK_MDP__dan_S TIE_MUSI_.pdf

Lidwina, A. (2019, October 1). Minim Keterampilan, Indonesia Sulit Cetak Pengusaha -

Infografik Katadata.co.id. Katadata.Co.Id.

https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/5e9a4e6b4b710/minim-keterampilan- indonesia-sulit-cetak-pengusaha

Mair, J., & Marti, I. (2006). Social entrepreneurship research: A source of explanation,

prediction, and delight. Elsevier, 5.

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1090951605000544

Mair, J., & Noboa, E. (2006). Social entrepreneurship: How intentions to create a social venture

(20)

are formed. Springer. https://link.springer.com/chapter/10.1057/9780230625655_8 Mair, J., Robinson, J., & Hockerts, K. (2006). Social Entrepreneurship. Palgrave Macmillan

Houndmills.

Malhotra, N. K. (2009). Riset Pemasaran Pendekatan Terapan Jilid 1. PT Index.

McMullen, J., & Shepherd. (2006). Entrepreneurial action and the role of uncertainty in the theory of the entrepreneur. Journals.Aom.Org, 31(1), 132–152.

https://doi.org/10.5465/AMR.2006.19379628

Mort, S., Maree, G., Weerawardena, J., & Carnegie, K. (2003). Social entrepreneurship:

Towards conceptualisation. Wiley Online Library.

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/nvsm.202

Mutiarasari, A. (2018). Peran Entrepreneur Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Tingkat Pengangguran. Dinar : Jurnal Prodi Ekonomi Syariah, 1(2), 51–75.

http://e-jurnal.stail.ac.id/index.php/dinar/article/view/83

Nadhira, Z. H. (2020). Mengulik Sisi Syariah Social Entrepreneur – SEF UGM. SEF FEB UGM. https://sef.feb.ugm.ac.id/mengulik-sisi-syariah-social-entrepreneur/

Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Nurfaqih, M. I., & Fahmi, R. A. (2018). Social Entrepreneurship (Kewirausahaan Sosial) dalam Perspektif Ekonomi Islam. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/9780

Palesangi, M. (2012). Pemuda indonesia dan kewirausahaan sosial.

Mail.Journal.Unipdu.Ac.Id.

https://mail.journal.unipdu.ac.id/index.php/seminas/article/view/198

Pamungkas, A. P. (2018). Pengaruh Self Efficacy, Pendidikan Kewirausahaan Dan Ekspektasi Pendapatan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Eprints.Uny.Ac.Id.

Putra, D. A. (2021). Jumlah Wirausaha Indonesia Jauh di Bawah Malaysia dan Thailand | merdeka.com. Merdeka.Com. https://www.merdeka.com/uang/jumlah-wirausaha- indonesia-jauh-di-bawah-malaysia-dan-thailand.html

Putri, I. S. S. (2018). Analisis intensi kewirausahaan sosial mahasiswa program studi

administrasi bisnis. Jurnal.Polban.Ac.Id, 4(2).

https://jurnal.polban.ac.id/an/article/view/1184

Sanawiri, B., & Iqbal, M. (2018). Kewirausahaan. UB Press.

Santoso, S. (2002). SPSS Statistik Parametrik. PT Elex Media Komputindo.

Sari, G. (2012). Hubungan Antara Empati Dengan Memaafkan (Forgiveness) Pada Pasangan Yang Melakukan Perselingkuhan (Studi pada Suatu Hubungan.

https://eprints.umm.ac.id/30015/

Sari, W. D. (2022). Gambaran karakter sociopreneur dari kaum millennial.

(21)

Ejurnal.Mercubuana-Yogya.Ac.Id. http://ejurnal.mercubuana- yogya.ac.id/index.php/SemNasPsikologi/article/viewFile/2715/996

Sarkam, S. F., & Hussain, N. J. (2018). Factors Influencing Student’s Social Entrepreneurship Intention: A Case of Duta Jauhar Program. https://doi.org/10.6007/IJARBSS/v8-i4/4538

Sudrajad. (2011). Kiat Mengentaskan Pengangguran Dan Kemiskinan Melalui Wirausaha.

Bumi Aksara.

Sugihartono, Fathiyah, K. N., Harahap, F., Agus, F., & Rohma, S. (2007). Psikologi Pendidikan. UNY Press.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta.

Sugiyono, E. W., Wibowo, E., & Pd, S. (2001). Statistika penelitian. Edisi I, Bandung:

Alfabeta.

Suhartini, L. (2011). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat kewirausahaan

(entrepreneurial intention). 203.189.120.189.

http://203.189.120.189/ejournal/index.php/man/article/view/18329

Suharyat, Y. (2009). Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia. Academia.Edu.

https://www.academia.edu/download/37999753/article.php.pdf

Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya.

Syaifudin, A. (2016). Pengaruh kepribadian, lingkungan keluarga dan Pendidikan kewirausahaan terhadap minat Berwirausaha mahasiswa program studi akuntansi Universitas. Eprints.Uny.Ac.Id. https://eprints.uny.ac.id/43292/1/Skripsi_Achmad Syaifudin_12812141040.pdf

Turker, D., & Selcuk, S. S. (2009). Which factors affect entrepreneurial intention of university students? Emerald.Com. https://doi.org/10.1108/03090590910939049

Utama. (2009). Aplikasi Analisis Kuantitatif (Edisi Ketiga). Sastra Utama.

Utomo, H. (2015). Menumbuhkan minat kewirausahaan sosial. Jurnal.Stieama.Ac.Id.

https://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/view/99

Widiyatnoto, E. (2013). Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Budaya Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa SMKN 1 Wonosari dan SMKN 2 Wonosari di Kabupaten.

Eprints.Uny.Ac.Id. https://eprints.uny.ac.id/27375/1/Erfikas W 07503244026.pdf

Wijaya, W., & Handoyo, S. E. (2022). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Empati Dan Dukungan Sosial Terhadap Intensi Berwirausaha Sosial Mahasiswa. Journal.Untar.Ac.Id.

http://journal.untar.ac.id/index.php/JMDK/article/view/18263

Wulandari, R. (2019). Penerapan Islamic social entrepreneurship bagi penyandang disabilitas di Tiara Handicraft Surabaya. http://digilib.uinsby.ac.id/31266/

(22)

Zaroni, A. N. (2007). Bisnis dalam Perspektif Islam (Telaah aspek keagamaan dalam

kehidupan ekonomi). Journal.Uinsi.Ac.Id.

https://journal.uinsi.ac.id/index.php/mazahib/article/view/507

Zimmerer, T. W., Scarborough, N. M., & Wilson, D. (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

2016.. “ Pengaruh Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Karakter Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan dan pusat kendali terhadap niat wirausaha himpunan pengusaha mahasiswa

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN INDIVIDU TERHADAP INTENSI WIRAUSAHA DENGAN TEACHING FACTORY SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI SMK N 6 SURAKARTA

PENGARUH AKTIVITAS USAHA MAHASISWA, PENGETAHUAN PRODUK TABUNGAN, DAN PROFIT SHARING TERHADAP MINAT MENABUNG DI BANK SYARIAH (studi Kasus Mahasiswa Perbankan Syariah FEBI

Dengan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Sikap, Lingkungan Keluarga, dan Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha” (Studi Kasus

Pengaruh Persepsi Mahasiswa tentang Bank Syariah Terhadap Minat Menabung di Perbankan Syariah Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2011 dan 2012 FTKIP Universitas

Peran Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Praktik Kewirausahaan Untuk Menumbuhkan Minat Berwirausaha Bagi Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Angkatan 2019 IAIN Kediri, Skripsi, Program

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Bisnis FKIP Universitas Jember Angkatan Tahun