PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA
MATARAM
PERIODE TAHUN 2015-2021
DISUSUN OLEH : Afip Ahyari NIM 180501078
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA
MATARAM
(Analisis Kasus Tahun 2015-2021)
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ekonomi
Oleh Afip Ahyari NIM 180501078
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2022
i
ii
iii
iv
v MOTTO
“Allah (Tuhan) tidak membebani jiwa lebih dari yang dapat ditanggungnya.”
(QS. Al-Baqarah: 286)
“Allah SWT. senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya yang lain.” (HR. Muslim)
“Hidup adalah sekolah sampai mati. Yang tak mau belajar sudah pasti mati sebelum mati”
vi
PERSEMBAHAN
“Skripsi ini sayang persembahkan untuk kedua orang tua saya yang telah mengorbankan segalanya untuk pendidikan saya dan juga untuk semua keluarga saya yang telah memberikan dukungan untuk pendidikan saya, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua, karena tidak ada balasan kebaikan melainkan kebaikan itu sendiri”
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul
"Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Terbuka di Kota Mataram Periode Tahun 2015-2021" ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa'atnya di akhirat nanti.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program Strata-1 di Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Mataram, Mataram.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Amir Aziz, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Lalu Ahmad Ramadani, M.E, selaku Dosen Pembimbing II yang memberikan motivsi, koreksi dan bimbingan serta arahannya selama ini;
2. Dr. Muhammad Yusup, M.S.i dan Siti Ahdina Saadatirrohmi, M.E. sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini;
3. Ibu Dr. Zulfawati, M.A, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Mataram
4. Bapak Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Mataram
viii
5. Bapak Prof. Dr. Masnun Tahir, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Mataram
6. Kepada orang tua saya, atas doa dan kasih sayangnya yang selalu tercurahkan selama ini
7. Kepada seluruh keluarga saya, yang selalu mendukung penuh segala kegiatan yang saya lakukan selama ini.
8. Kepada sahabat dan teman-teman saya semua, baik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, maupun di Fakultas lain, yang sudah berjuang bersama selama ini.
Penyusun tentu menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan peneraapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Aamiin.
Mataram, 11 Oktober 2022 Penulis
Afip Ahyari
ix DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN LOGO ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
NOTA DINAS PEMBIMBING ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... iv
HALAMAN MOTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
ABSTRAK ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
GAFTAR GRAFIK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 10
D. Definisi Operasional ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 13
A. Kerangka Teori ... 13
B. Kajian Pustaka ... 31
C. Kerangka Berpikir ... 36
x
D. Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 39
B. Populasi dan Sampel ... 39
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 40
D. Sumber Data ... 40
E. Variabel Penelitian... 41
F. Desain Penelitian ... 41
G. Indtrumrn Penelitian ... 42
H. Teknik Pengumpulan Data ... 44
I. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Kesimpulan ... 49
1.Gambaran Umum Kota Mataram ... 49
2.Inlasi Kota Mataram ... 53
3.Pertumbuhan Ekonomi Kota Mataram ... 53
4.Pengangguran Terbuka Kota Mataram ... 56
5.Analisis Data ... 57
B. Pembahasan ... 66
1. Pengaruh Inflasi Terhadap Pengangguran di Kota Mataram ... 66
2. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Kota Mataram ... 66
3. Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Kota Mataram... 69
xi
BAB V PENUTUP... 71
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN ... 73 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA MATARAM
PERIODE TAHUN 2015-2021
Oleh:
Afip Ahyari NIM 180501078
ABSTRAK
Permasalahan ekonomi yang menjadi isu sentral hingga saat ini adalah masalah pengangguran, tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Kajian ekonomi juga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan inflasi yang terjadi setiap tahun di duga menjadi faktor yang mempengaruhi tingginya angka pengangguran. Oleh karena itu, skripsi ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran terbuka di Kota Mataram peridoe tahun 2015- 2021.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif karena data yang digunakan berupa angka dengan pendekatan regresi linier berganda untuk megetahui hubungan atau pengaruh dua variabel atau lebih. Data yang digunakan adalah time series (runtun waktu), yaitu data besarnya tingkat pengangguran, tingkat inflasi, dan pertumbuhan ekonomi di Kota Mataram selama periode tahun 2015-2021. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, dan uji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengangguran terbuka di Kota Mataram tahun 2015-2021 dengan nilai signifikansi adalah 0,008 lebih kecil dari 0,05, artinya jika inflasi di Kota Mataram naik maka tingkat pengangguran juga akan naik.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengangguran terbuka di Kota Mataram tahun 2015-2021 dengan nilai signifikansi pertumbuhan ekonomi adalah 0,841 lebih besar dari 0,05, artinya berapapun jumlah kenaikan pertumbuhan ekonomi tidak akan berpengaruh terhadap pengangguran terbuka. Sedangkan secara simultan, inflasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap pengangguran terbuka di Kota Mataram tahun 2015-2021 dengan nilai signifikansi inflasi dan pertumbuhan ekonomi adalah 0,36 lebih kecil dari 0,05, artinya kenaikan inflasi dan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh terhadap tingkat pengangguran terbuka.
Kata kunci: inflasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi
xiii
THE EFFECT OF INFLATION AND ECONOMIC GROWTH ON OPEN UNEMPLOYMENT IN MATARAM CITY
PERIOD YEAR 2015-2021
By:
Afip Ahyari NIM 180501078
ABSTRACT
Economic problems that have become the central issue to date are unemployment, inflation and economic growth. Economic studies also state that high economic growth and annual inflation are thought to be factors influencing the high unemployment rate. Therefore, this thesis was prepared with the aim of knowing the effect of inflation and economic growth on open unemployment in Mataram City for the 2015-2021 period.
This type of research uses quantitative research because the data used are numbers with a multiple linear regression approach to determine the relationship or influence of two or more variables. The data used is a time series, namely data on the magnitude of the unemployment rate, inflation rate, and economic growth in Mataram City during the 2015-2021 period. Methods of data collection using the method of documentation and literature. While the data analysis technique used the classical assumption test, multiple linear regression test, and hypothesis testing.
The results show that partially inflation has a positive and significant effect on open unemployment in Mataram City in 2015-2021 with a significance value of 0.008 which is smaller than 0.05, meaning that if inflation in Mataram City rises, the unemployment rate will also increase.
While economic growth partially has no significant effect on open unemployment in Mataram City in 2015-2021 with a significance value of economic growth is 0.841 greater than 0.05, meaning that any amount of increase in economic growth will not affect open unemployment. Meanwhile, simultaneously, inflation and economic growth affect open unemployment in Mataram City in 2015-2021 with a significance value of inflation and economic growth is 0.36 less than 0.05, meaning that the increase in inflation and economic growth has an influence on the open unemployment rate.
Keywords: inflation, unemployment, economic growth
xiv
ت ماراتام ةنيدم يف ةحوتفملا ةلاطبلا ىلع يداصتقلاا ومنلاو مخضتلا ريثأ
نم ةرتفلا 2015
- 2021
:ةطساوب يرايحأ فيفع
مين 180501078
ةرصتخم ةذبن
ومنلاو مخضتلاو ةلاطبلا يه نلآا ىتح ةيزكرملا ةيضقلا تحبصأ يتلا ةيداصتقلاا لكاشملا تقلاا ومنلا نأ ىلإ اًضيأ ةيداصتقلاا تاساردلا ريشت .يداصتقلاا مخضتلاو عفترملا يداص
يتلا لماوعلا نم امهنأ دقتعي يونسلا هذه دادعإ مت ، كلذل .عفترملا ةلاطبلا لدعم ىلع رثؤت
ماراتام ةنيدم يف ةحوتفملا ةلاطبلا ىلع يداصتقلاا ومنلاو مخضتلا ريثأت ةفرعم فدهب ةلاسرلا ةرتفلل 2015 - 2021 .
رادحنا جهن تاذ ماقرأ يه ةمدختسملا تانايبلا نلأ يمكلا ثحبلا ثحبلا نم عونلا اذه مدختسي دحتل ددعتم يطخ ةلسلس نع ةرابع ةمدختسملا تانايبلا .رثكأ وأ نيريغتم ريثأت وأ ةقلاعلا دي
ةنيدم يف يداصتقلاا ومنلاو مخضتلا لدعمو ةلاطبلا لدعم مجح نع تانايب يهو ، ةينمز ةرتفلا للاخ ماراتام 2015
- 2021 امنيب .بدلأاو قيثوتلا بولسأب تانايبلا عمج قرط .
ا تانايبلا ليلحت ةينقت تمدختسا ددعتملا يطخلا رادحنلاا رابتخاو يكيسلاكلا ضارتفلاا رابتخ
.تايضرفلا رابتخاو ماراتام ةنيدم يف ةحوتفملا ةلاطبلا ىلع ماهو يباجيإ ريثأت هل يئزجلا مخضتلا نأ جئاتنلا رهظت
يف 2015 - 2021 ةيونعم ةميقب 0.008
نم رغصأ يهو 0.05
عافترا ةلاح يف هنأ ينعي امم ،
نيدم يف مخضتلا يداصتقلاا ومنلا نأ نيح يف .اًضيأ عفتريس ةلاطبلا لدعم نإف ، ماراتام ة
يف ماراتام ةنيدم يف ةحوتفملا ةلاطبلا ىلع ريبك ريثأت هل سيل اًيئزج 2015
- 2021 ةميق عم
يه يداصتقلاا ومنلل ةريبك 0.841
نم ربكأ 0.05 ومنلا يف ةدايزلا نم ردق يأ نأ ينعي امم ،
رثؤي نل يداصتقلاا يداصتقلاا ومنلاو مخضتلا رثؤي ، هسفن تقولا يفو .ةحوتفملا ةلاطبلا ىلع
يف ماراتام ةنيدم يف ةحوتفملا ةلاطبلا ىلع 2015
- 2021 ومنلاو مخضتلل ةيونعم ةميق عم
لقي يداصتقلاا 0.36
نع 0.05 امهل يداصتقلاا ومنلاو مخضتلا يف ةدايزلا نأ ينعي امم ،
فملا ةلاطبلا لدعم ىلع ريثأت . .ةحوت
يداصتقلاا ومنلا ، ةلاطبلا ، مخضتلا :ةيحاتفملا تاملكلا
xv DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Angka Pengangguran Terbuka di Nusa Tenggara Barat Tahun 2021 ... ... 3 Tabel 1.2 : Persamaan dan Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian
Terdahulu ... ... 45 Tabel 1.3 : Instrumen Penelitian... ... 53 Tabel 1.4 : Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian... ... 58
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Kurva Philips ... ... 23 Gambar 1.2 : Skema Hubungan Antara Inflasi dan Pertumbuhan
Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran... ... 47 Gambar 1.3 : Desain Penelitian... ... 52
xvii DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Mataram Tahun 2015-2021 ... ... 4 Grafik 1.2 : Laju Inflasi Kota Mataram Tahun 2015-2021 ... ... 6 Grafik 1.3 : Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan PDRB Menurut
Laoangan Usaha Kota Mataram Tahun 2015-2021 ... ... 7
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang padat akan penduduk. Data dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia di tahun 2021 mencapai angka 273.879.750 jiwa, meningkat sebanyak 2.529.861 jiwa dari tahun sebelumnya.1 Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat menyebabkan Indonesia tidak terlepas dari berbagai permasalahan, terutama masalah sosial dan ekonomi. Adapun permasalahan sosial ekonomi yang menjadi isu sentral hingga saat ini adalah masalah pengangguran, tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Pengangguran merupakan suatu permasalahan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Pengangguran muncul disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu:
adanya proses pencarian kerja, adanya kekakuan upah upah minimum, peraturan upah minimum, serikat pekerja dan tawar menawar kolektif serta teori upah efisiensi. Mulyadi juga mengungkapkan beberapa penyebab pengangguran, antara lain karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja, kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja, kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Lebih lanjut, Mulyadi menyebutkan bahwa fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan
1 Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencacatan Sipil, “273 Penduduk Indonesia Terupdate versi Kemendagri” diakses malalui https://dukcapil.kemendagri.go.id/berita/baca/1032/273-juta-penduduk- indonesia-terupdate-versi-kemendagri pada tanggal 30 Maret 2022, Pukul 17.08 WITA.
2
terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan oleh:
perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat inventasi, hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain.2
Pengangguran yang terjadi dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia secara langsung. Semakin tinggi angka pengangguran juga akan menunjukkan ketidakstabilian ekonomi sutau negara, dimana pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal.
Lebih penting dari itu, pengangguran dapat berdampak pada timbulnya berbagai kriminalitas, sosial politik, dan kemiskinan.
Salah satu jenis pengangguran yang paling berpengaruh pada perekonomian suatu negara, termasuk di Indonesia adalah pengangguran terbuka, yaitu tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak memiliki pekerjaan. Adapun penyebab terjadinya pengangguran terbuka adalah lapangan kerja yang tidak tersedia atau tidak adanya kecocokan antara lowongan kerja dan latar belakang pendidikan. Pengangguran terbuka juga digunakan sebagai indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.3
2Muhammad Mulyadi. “Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran Dan Kemiskinan Dalam Masyarakat”, Jurnal Kajian, Vol. 21 No. 3 (2016), h.34.
3Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi NTB. “Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTB Sebesar 3,01 Persen”. Diakses melalui https://disnakertrans.ntbprov.go.id/tingkat-pengangguran-terbuka-tpt-ntb- sebesar-301-
prsen/#:~:text=BPS%20Prov%20NTB%20merilis%2C%20jumlah,ribu%20ora ng%20dibanding%20Agustus%202020 pada tanggal 30 Maret 2022, pukul 18.44 WITA.
3
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2021 mencapai angka 6,49%. Dari angka tersebut, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu provinsi dengan jumlah pengangguran terendah, yakni hanya 3,01%. Adapun data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di NTB pada tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Angka Pengangguran Terbuka di Nusa Tenggara Barat Tahun 20214
Kabupaten/Kota Tingkat Penggura Terbuka (TPT) (%)
Lombok Barat 3,32
Lombok Tengah 2,33
Lombok Timur 2,79
Sumbawa 3,39
Dompu 3,02
Bima 1,58
Sumbawa Barat 5,52
Lombok Utara 1,75
Kota Mataram 5,19
Kabupaten Bima 3,56
Berdasarkan data di atas, Kota Mataram menjadi salah satu daerah di Provinsi NTB yang memiliki angka
4 Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat. “Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi NTB Menurut Kabupaten/Kota (Persen), 2015-2021”.
Diakses melalui https://ntb.bps.go.id/indicator/6/415/1/tingkat-pengangguran- terbuka-tpt-provinsi-ntb-menurut-kabupaten-kota.html pada tanggal 30 Maret 2022, Pukul 18.32 WITA.
4
pengangguran terbuka tertinggi setelah Kabupaten Sumbawa Barat. Pada tahun 2021, jumlah pengangguran di Kota Mataram mencapai angka 5,19%, sedikit lebih rendah dari Kabuoaten sumbawa Barat, yaitu 5,52%. Adapun jumlah pengangguran paling rendah terjadi pada Kabupaten Bima, yakni 1,58%. Untuk lebih memahami jumlah pengangguran terbuka di Kota Mataram, berikut disajikan data dalam bentuk grafik.
Grafik 1.1
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Mataram Tahun 2015-20215
Grafik 1.1 menunjukkan bahwa Tingkat Penagguran Terbuka (TPT) paling tinggi terjadi pada tahun 2015, yakni mencapai angka 7,5%. Sementara TPT paling rendah terjadi pada tahun 2016, yaitu hanya sebesar 3,52%. Selanjutnya,
5 Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat. “Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi NTB Menurut Kabupaten/Kota (Persen), 2015-2021”.
Diakses melalui https://ntb.bps.go.id/indicator/6/415/1/tingkat-pengangguran- terbuka-tpt-provinsi-ntb-menurut-kabupaten-kota.html pada tanggal 30 Maret 2022, Pukul 18.32 WITA.
7.5
3.52
5.35
6.49
5.28
6.83
5.19
0 1 2 3 4 5 6 7 8
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
5
antara tahun 2020-2021 terjadi penurunan TPT sebanyak 1,64%, dimana tahun 2020 angka pengangguran di Kota Mataram mencapai 6,83% menjadi 5,19% di tahun 2021.
Penurunan angka pengagguran ini tidak terlepas dari pengaruh berbagai faktor, seperti: tingkat inflasi dan laju pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana diungkapkan oleh Harahap dan Nasir bahwa indikator-indikator ekonomi yang mempengaruhi tingkat pengangguran antara lain adalah pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan, tingkat inflasi, serta besaran upah yang berlaku.6
Inflasi memiliki peran penting dalam perubahan jumlah pengangguran. Inflasi merupakan kenaikan harga-harga secara umum. Inflasi yang terjadi karena adanya tarikan permintaan (demand pull) secara tidak langsung dapat mengurangi jumlah pengangguran. Sesuai dengan hukum permintaan, apabila permintaan akan suatu barang meningkat, maka harga barang itu sendiri akan meningkat dikarenakan terbatasnya ketersediaan barang tersebut. Pada kondisi tersebut produsen akan berusaha memenuhi permintaan pasar dengan meningkatkan kapasitas produksinya. Peningkatan kapasitas produksi ini berdampak pada penyerapan tenaga kerja.
Philips dalam Nanga dalam Ningsih7 menggambarkan bagaimana hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran. Hubungan tersebut di dasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agregat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka
6 Wardah Harahap dan Bachtiar Nasir, Analisis Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi dan Upah terhadap Pengangguran Terdidik di Indonesia, (Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, 2015), h. 13.
7 F. R. Ningsih, “Pengaruh Inflasi dan Petumbuhan Ekonomi terhadap Pengangguran di Indonesia Periode Tahun 1998-2008”. (Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidaytaullah, 2010), h. 21.
6
untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka pengangguran berkurang.
Grafik 1.2
Laju Inflasi Kota Mataram Tahun 2015-20218
Berdasarkan data di atas, di ketahui bahwa laju inflasi Kota Mataram dari tahun 2015 hingga tahun 2021 mengalami fluktuasi. Laju inflasi tertinggi Kota Mataran terjadi pada tahun 2017, yakni mencapai 3,35% dan tahun 2015, yaitu sebesar 3,25%. Sementara laju inflasi paling rendah di Kota Mataram terjadi pada tahun 2020, yakni hanya 0,58%.
Selain inflasi, faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat pengangguran adalah pertumbuhan ekonomi. Menurut Biro analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur bagi keberhasilan pembangunan suatu negara, khususnya dibidang ekonomi.
8 Badan Pusat Statistik. “Inflasi Kota Mataran (Persen) 2015-2021”.
Diakses melalui https://mataramkota.bps.go.id/indicator/3/34/1/inflasi-kota- mataram.html, pada tanggal 30 Maret 2022, Pukul 19.32 WITA
3.25
2.47
3.35 3.1
1.31
0.58
2.28
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
7
Pertumbuhan ekonomi diukur dari tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk lingkup nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk lingkup wilayah. Selain dipengaruhi faktor internal, pertumbuhan ekonomi suatu negara juga di pengaruhi oleh faktor eksternal, terutama setelah era ekonomi yang semakin mengglobal.
Secara internal, tiga komponen utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi tersebut adalah pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.9 Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menhasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menjunjukan peningkatan menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik.
9 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 42.
8
Grafik 1.3
Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Mataram Tahun 2015-202110
Data di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kota Mataram dari tahun 2015-2021 mengalami fluktuasi.
Dari tahun 2015 hingga 2017, fluktuasi yang terjadi tidak terlalu siginifikan. Namun dari tahun 2017 hingga 2018, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi yang cukup drastis, yakni dari 8,07% di tahun 2017 menjadi 4,95% di tahun 2018.
Pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi terjadi pada tahun 2017, yakni 8,07%, sedangkan pertumbuhan ekonomi paling rendah terjadi pada tahun 2021, yakni hanya 3,27%.
Berdasarkan paparan data terkait jumlah pengangguran terbuka dan inflasi di Kota Mataram, ditemukan bahwa:
pertama, kenaikan ataupun penurunan angka inflasi belum menunjukkan pengaruh yang pasti terhadap tingkat
10 Badan Pusat Statistik. ”Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan
Usaha (Persen), 2019-2021”. Diakses melalui
https://mataramkota.bps.go.id/indicator/52/287/1/laju-pertumbuhan-pdrb- menurut-lapangan-usaha.html, pada tanggal 30 Maret 2022, Pukul 19.32 WITA.
7.99 8.01 8.07
4.95 5.58 5.52
3.27
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
9
penganguran terbuka di Kota Mataram. Hal ini terlihat dari tahun 2015, 2017, dan 2018, dimana tingkat inflasi yang tinggi tidak dibarengi dengan penurunan angka pengangguran terbuka. Sedangkan di tahun 2016, tingkat inflasi yang rendah justru dibarengi dengan angka pengangguran yang rendah juga. Sementara pada tahun 2019, 2020, dan 2021 tingkat inflasi yang rendah disertai dengan tingkat pengangguran terbuka yang tinggi. Kedua, pertumbuhan ekonomi juga belum menunjukkan pengaruh yang pasti terhadap penurunan angka pengangguran terbuka di Kota Mataram. Hal ini terlihat dari tahun 2015 dan 2017, dimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi justru menunjukkan pengangguran terbuka yang juga tinggi. Sementara di tahun 2016, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat memberikan pengaruh pada rendahnya pengangguran terbuka. Tahun 2018-2021, Kota Mataram mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, dan dilihat dari tingkat pengangguran di tahun tersebut juga mengalami peningkatan.
Berangkat dari permasalahan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa inflasi maupun pertumbuhan ekonomi belum menunjukkan pengaruh yang jelas terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota Mataram. Oleh karenanya, hal ini kemudian menjadi masalah pokok yang diangkat dalam penelitian ini. Untuk mengatasi masalah pengangguran terbuka tersebut perlu dianalisis mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengangguran di Kota Mataram sehingga nantinya dapat dirumuskan strategi dan kebijakan yang tepat dalam menguranginya. Sebagaimana dalam kajian ekonomi menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan inflasi yang terjadi setiap tahun di duga merupakan faktor yang mempengaruhi masih tingginya angka pengangguran di Kota Mataram. Sehingga lebih lanjut, penelitian ini akan meneliti bagaimana “Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan
10
Ekonomi terhadap Pengangguran Terbuka Di Kota Mataram Tahun 2015-2021”.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terfokus dan tidak meluas dari pembahasan dimaksudkan, maka skripsi ini membataskan ruang lingkup penelitian kepada pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota Mataram periode tahun 2015-2021. Dengan demikian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah inflasi berpengaruh terhadap pengangguran terbuka di Kota Mataram pada periode tahun 2015-2021?
2. Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap pengangguran terbuka di Kota Mataram pada periode tahun 2015-2021?
3. Apakah inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara bersama- sama berpengaruh terhadap pengangguran terbuka di Kota Mataram pada periode tahun 2015-2021?
C. Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menguji pengaruh inflasi terhadap pengangguran terbuka di Kota Mataram periode tahun 2015-2021.
2. Menguji pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran terbuka di Kota Mataram periode tahun 2015-2021.
3. Menguji pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran terbuka di Kota Mataram periode tahun 2015-2021.
Penelitian ini juga memiliki beberapa manfaat yang diharapkan. Adapun manfaat dalam penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat Teoriritis
11
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ekonomi khususnya ilmu ekonomi untuk mengetahui pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama dalam ilmu ekonomi untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran di Kota Mataram.
b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan yang berguna bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
3. Manfaat Kebijakan
Manfaat kebijakan dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pemerintah untuk menangani permasalahan inflasi dan pertumbuhan ekonomi agar mampu menekan angka pengangguran di Kota Mataram. Dan bagi pihak lain, seperti Lembaga Swadaya Masayakat (LSM) penelitian ini juga di harapkan dapat membantu pihak lain (LSM) dalam penyajian informasi untuk pengadaan penelitian serupa.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
12
1) Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus.
2) Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah.
Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini dihitung berdasarkan perubahan PDRB riil harga konstan tahun 2015-2020.
3) Tingkat pengangguran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pengangguran yang dikembangkan oleh BPS sejak tahun 2015-2021.
4) Tingkat pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Teori 1. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Sementara, jika harga barang yang naik hanya terdiri satu atau barang saja, maka kenaikan tersebut tidak termasuk inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut meluas kepada (mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Parakkasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa dalam inflasi, terdapat kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama satu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja, meskipun dengan persentase yang cukup besar bukanlah merupakan inflasi.11
Samuelson memberikan definisi bahwa inflasi sebagai suatu keadaan dimana terjadi kenaikan tingkat harga umum, baik barang-barang, jasa-jasa maupun faktor-faktor produksi.12 Dari definisi tersebut mengindikasikan keadaan melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara. Sementara definisi lain menegaskan bahwa inflasi terjadi pada saat kondisi ketidakseimbangan (disequilibrium) antara permintaan dan penawaran agregat, yaitu lebih
11 Idris Parakkasi, “Inflasi dalam Perspektif Islam”, Laa Maisyir, Vol.
3, No. 1, 2016.
12 Samuelson, Ekonomi Makro, (Jakarta: Media Global, 2001).
14
besarnya permintaan agregat daripada penawaran agregat. Dalam hal ini tingkat harga umum mencerminkan keterkaitan antara arus barang atau jasa dan arus uang. Bila arus barang lebih besar dari arus uang maka akan timbul deflasi, sebaliknya bila arus uang lebih besar dari arus barang maka tingkat harga akan naik dan terjadi inflasi.
Berdasarkan definisi di atas, Ragarja Prathama13 mengungkapkan tiga komponen yang harus ada agar suatu kenaikan harga dapat dikatakan sebagai inflasi. Komponen tersebut terdiri dari:
1) Kenaikan harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya. Perbandingan tingkat harga bisa dilakukan dengan jarak waktu yang lebih panjang seminggu,sebulan,triwulan dan setahun.
2) Bersifat umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.
Contohnya, kenaikan harga BBM juga membuat harga jual produk-produk industri, khususnya kebutuhan pokok merambat naik. Sebab biaya operasional untuk menjalankan mesin-mesin pabrik menjadi lebih mahal. Bahkan, kenaikan harga BBM akan mengundang kaum buruh menuntut kenaikan upah harian, untuk memelihara daya beli mereka.
3) Berlangsung terus-menerus.
13 Rahardja P. & Manurung, M., Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi), (Jakarta: Salemba Empat, 2008).
15
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.
Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat umum dan terus-menerus.
Rentang waktu yang lebih panjang adalah triwulanan dan tahunan.
b. Penyebab Inflasi
Sumber inflasi di negara berkembang berasal dari beberapa faktor, seperti defisit anggaran belanja pemerintah yang kemudian berdampak pada peningkatan jumlah uang beredar. Dilihat dari faktor- faktor utama yang menyebabkan inflasi, inflasi dapat disebabkan dari sisi permintaan, sisi penawaran dan ekspektasi, maupun gabungan dari ketiga faktor tersebut. Adapun faktor-faktor tersebut dijelaskan dalam buku Kebanksentralan seri inflasi sebagai berikut:14
1) Faktor permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi permintaan atau demand pull inflation adalah inflasi yang timbul sebagai hasil interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa domestik dalam jangka panjang. Tekanan inflasi dari sisi permintaan akan timbul jika permintaan agregat berbeda dengan penawaran agregat atau potensi output yang tersedia.
Perbedaan antara permintaan agregat dan penawaran agregat disebut output gap. Jika
14 Suseno dan Siti Astiyah, Inflasi, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia, 2009), h. 90.
16
permintaan agregat lebih besar dibandingkan penawaran agregat, maka tekanan terhadap inflasi akan semakin besar, dan sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut, output gap dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur tekanan terhadap laju inflasi. Namun, output gap hanya dapat digunakan dalam kondisi ekonomi yang nornal, bukan pada keadaan ekonomi yang tidak baik seperti dalam keadaan ekonomi pasca mengalami krisis moneter.
2) Inflasi Penawaran (cost push inflation/ supply shock inflation)
Inflasi penawaran disebabkan oleh adanya kenaikan biaya produksi secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Adapun kenaikan biaya produksi disebabkan oleh depresiasi atau turunnya nilai nata uang asing. Selain itu inflasi ini disebabkan oleh faktor alam seperti kondisi cuaca yang tidak menentu yang mengakibatkan gagalnya panen, faktor sosial ekonomi seperti adanya hambatan dalam distribusi barang, maupun faktor- faktor yang timbul karena kebijakan pemerintah seperti kebijakan tarif, pajak dan pembatasan impor.
3) Inflasi Campuran (Mixed Inflation)
Inflasi campuran merupakan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan permintaan dan kenaikan penawaran, perilaku permintaan dan penawaran tidak seimbang ataupun permintaan terhadap barang dan jasa bertambah. Hal tersebut mengakibatkan faktor produksi dan persediaan barang menjadi turun. Sementara, substitusi atau barang pengganti terbatas atau bahkan tidak ada.
17
Keadaan seperti itu pada akhirnya akan menyebabkan harga-harga menjadi naik.
4) Inflasi Ekspektasi (Expected Inflation)
Inflasi tidak hanya disebabkan oleh faktor permintaan dan penawaran, namun inflasi dapat disebabkan oleh adanya ekspektasi para pelaku ekonomi atau disebut inflasi ekspektasi.15 Inflasi ekspektasi adalah inflasi yang terjadi akibat adanya perilaku masyarakat secara umum yang bersifat adatif atau foward looking. Dalam hal ini, masyarakat menilai bahwa di masa yang akan datang kondisi ekonomi menjadi semakin baik dari masa sebelumnya. Harapan masyarakat tersebut dapat menyebabkan terjadinya demand pull inflation maupun cost push inflation, tergantung pada harapan masyarakat dan kondisi persediaan barang dan faktor produksi saat itu dan masa mendatang.
c. Jenis-jenis Inflasi
Iskandar Putong membagi inflasi ke dalam beberapa jenis, yaitu:16
1) Berdasarkan sifatnya, terdiri dari:
a) Inflasi rendah/merayap (Creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarannya kurang dari 10%
pertahun.
b) Inflasi menengah (Galloping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 10-30% pertahun.
15 M. Anwar & Chawwa T., Analisis Ekspektasi Inflasi Indonesia Pasca ITF, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia, 2008), h. 62.
16 Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro Edisi II.
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h. 76.
18
Inflasi ini biasanya ditandai dengan naiknya harga-harga dengan cepat dan relatif besar.
c) Inflasi berat (High Inflation) yaitu inflasi yang besarnya antara 30-100% pertahun.
d) Inflasi sangat tinggi (Hyper Inflation), yaitu inflasi yang ditandai dengan naiknya harga secara drastis hingga mencapai 6 digit (di atas 100% pertahun). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang karena nilainya merosot sangat tajam sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
2) Berdasarkan asal-usulnya, terdiri dari:
a) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), disebabkan oleh adanya shock dari dalam negeri, baik karena tindakan masyarakat maupun tindakan pemerintah dalam melakukan kebijakan-kebijakan perekonomian.
b) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation), yaitu inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya pengaruh kenaikan harga dari luar negeri, terutama kenaikan harga barang-barang impor yang selanjutnya juga berdampak pada kenaikan harga barangbarang input produksi yang masih belum bisa diproduksi secara domestik.
d. Hubungan Inflasi dan Pengangguran
Hubungan terbalik (tradeoff) antara pengangguran dan inflasi disebut kurva philips. Dari grafik kurva philips dapat dilihat bahwa tingkat inflasi dan pengangguran memiliki hubungan yang negatif. Semakin tinggi tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran akan turun begitupun sebaliknya.
19
Kondisi dimana secara simultan pengangguran tinggi dan diikuti inflasi yang tinggi disebut stagflasi.17
Gambar 1.1 Kurva Philips
Sumber: Dornbusch dkk., 2008.
e. Inflasi dalam Islam
Istilah inflasi tidak pernah tersurat secara eksplisit dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Inflasi yang merupakan permasalahan masyarakat modern timbul karena beberapa sebab, antara lain keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi secara berlebih.
Dari siniah, jauh sebelum timbulnya masalah inflasi, dalil-dalil dalam Al-Qur’an maupun Hadits telah memberikan petunjuk.
Dalam rangka menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia sangat mencintai materi, antara lain ditunjukkan dalam QS Ali Imran: 14, sebagai berikut:
18
17 Dornbusch, Rudiger & Fischer, Macroeconomics (9th ed), (New York: Mc Graw – Hill Companies, 2004), h. 15.
18 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 2012.
20
Artinya : “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”.
Adapun dalil dari Sabda Rasulullah SAW yang mengingatkan manusia akan bahayanya kemewahan dunia (materi), antara lain:
“….Bergembiralah dan renungkanlah apa sesungguhnya yang menggembirakan kamu.
Demi Allah! Aku tidak mengkuatirkan kemelaratan menimpa kamu, tetapi yang aku kuatirkan ialah bila kemewahan dunia menimpamu sebagaimana orang-orang yang sebelum kamu ditimpa kemewahan dunia. Lalu kamu berlom-lomba (dengan kemewahan) dan kamu binasa oleh mereka”.
Makna yang segera bisa dipaham dari ayat tersebut yaitu supaya tidak terjadi goncangan (inflasi, resesi, dan bahkan depresi) dalam aktivitas ekonomi masyarakat, ayat di atas memberikan orientasi agar bisnis yang dilakukan tidak semata-mata demi bisnis.
Alquran menganjurkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta jihad di jalan Allah harus dalam
21
skala perioritas ketimbang kecintaan kepada harta benda.19
2. Pertumbuhan Ekonomi
a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat juga bertambah.20 Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai suatu proses perubahan kondisi perekonomian disuatu Negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.21
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output perkapital dalam jangka Panjang. Ada tiga aspek yang perlu dilihat dalam definisi tersebut, yaitu: proses, output perkapital, dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.22 Pertumbuhan ekonomi juga di definisikan sebagai aktivitas ekonomi di suatu negara atau wilayah yang disertai perubahan dari kondisi konstan menuju kondisi yang dinamis dengan didukung pertambahan jumlah angkatan kerja dan sarana prasarana produksi, kemampuan menyerapkan tenaga kerja dan perhitungan pertambahan
19 Rukmana, I., “Pengaruh Disparitas Pendapatan, Jumlah Penduduk Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah Tahun 1984- 2009”. Economics Development Analysis Journal, 1(1), 2012, h. 54.
20 Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2012), h. 98.
21 Rizka Franita, “Analisa pengangguran di Indonesia”, Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1), 2016, h. 89.
22 A. Putra, “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pendapatan Asli Daerah”, Jurnal Logika, 7(2), 2009, h. 57.
22
kemampuan industri beserta infrastruktur yang ditunjukkan melalui penurunan ketergantungan pada aktivitas ekonomi tradisional.23
b. Faktor Penyebab Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Zainuddin, terdapat beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Adapun faktor- faktor tersebut terdiri dari:
(1) faktor penawaran sumber daya manusia, sumber daya alam, stok modal, kewirausahaan dan ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) faktor permintaan, jika permintaan lebih kecil dari penawaran, investasi akan turun sehingga memudarkan efek faktor-faktor pertumbuhan lainnya.24 Sementara menurut Todaro, ada tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu:25
1) Akumulasi modal termasuk semua investasi yang berwujud tanah (lahan), peralatan fisikal, dan sumber daya manusia (human resources).
2) Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja.
3) Kemajuan teknologi disebabkan oleh teknologi cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam pekerjaan-pekerjaan tradisional. Ada 3 klasifikasi kemajuan teknologi, yakni 1) kemajuan teknologi bersifat netral, terjadi tingkat output yang dicapai lebih tinggi pada kuantitas dan kombinasi-kombinasi input yang sama, 2) kemajuan teknologi bersifat hemat tenaga kerja
23 A. H. A. Abdullah, Ekonomi islam prinsip dasar dan Tujuan.
(Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004), h. 43.
24 Moch Zainuddin, Pertumbuhan Ekonomi Perspektif Ekonomi Islam.
Jurnal ISTITHMAR, 1(2), 2017, h. 15.
25 M. P. Todaro, Pembangunan Ekonomi Edisi Kesebelas, (Jakrata:
Penerbit Erlangga, 2011), h. 213.
23
(labor saving), yaitu tingkat output lebih tinggi bisa dicapai dengan jumlah tenaga kerja atau input modal yang sama, 3) kemajuan teknologi yang meningkatkan modal, terjadi jika penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara produktif.
c. Mengukur Pertumbuhan Ekonomi
Dumairy menyebutkan bahwa dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, terdapat tiga metode yang dapat dilakukan, yaitu:26
1) Metode perhitungan Pendapatan Nasional a) Pendekatan Produksi
PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diperoleh dari berbagai hasil unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun. Unit-unit produksi yang dimaksud secara garis besar adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolaan, sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bank dan lembaga keuangan lainnya, sektor sewa rumah, sektor pemerintahan dan sektor jasa-jasa.
b) Pendekatan Pendapatan
PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam produksi diwilayah suatu negara
26 Dumairy, Perekonomian Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 109.
24
dalam setahun. Seperti upah, gaji, sewa, bunga modal dan keuntungan lainnya dan semua itu dihitung sebelum dikenakan pajak.
c) Pendekatan Pengeluaran
PDB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir, meliputi konsumsi rumah tangga dan lembaga swadaya yang tanpa mencari keuntungan, pembentukan modal domestik bruto perubahan stok, pengeluaran konsumsi pemerintah dan ekspor neto.
2) Metode Penghitungan Pertumbuha Riil
PDB, PNB, PNN (Produk Nasional Neto), dan PN secara umum disebut agregat ekonomi. Dari agregat ekonomi ini dapa diukur pertumbuhan ekonomi dengan menghilangkan terlebih dahulu pengaruh perubahan harga yang berlaku sehingga terbentuk ekonomi menurt harga konstan. Terdapat 3 metode untuk mengubah angka menurut harga berlaku menjadi menurut harga konstan, yaitu: (1) metode revaluasi, dilakukan dengan cara menilai produksi masing-masing tahun dengan menggunakan harga tertentu yang menjadikan tahun dasar, (2) metode ekstrapolasi, dilakukan dengan cara memperbarui nilai tahun dasar sesuai dengan indeks produksi atau tingkat pertumbuhan riil dari tahun sebelumnya, (3) metode deflasi, dilakukan dengan cara membagi nilai masing-masing tahun dengan harga relatif yang sesuai.
3) Metode Perhitungan Nilai Tambah
Nilai tambah adalah selisih antara nilai akhir suatu produk dengan nilai bahan bakunya. Nilai tambah dihitung menurut harga konstan terdapat 4 cara, yaitu:
a) Metode Deflasi Ganda
25
Dalam menghitung nilai tambah dilakukan jika keluaran menurut harga konstan dihitung terpisah dari masukan-antara menurut harga konstan. Dalam hal ini, nilai tambah menurut harga konstan adalah selisih antara keluaran dan masukan-antara menurut harga konstan. Untuk menghitung keluaran dan masukan-antara menurut harga konstan adalah dengan salah satu kombinasi perhitungan pertumbuhan riil.
b) Metode Eksplorasi Langsung
Dilakukan dengan menggunakan perkiraan-perkiraan dari perhitungan keluaran menurut konstan, atau langsung menggunakan indeks produksi yang sesuai. Dalam metode ini nisbah masukan-antara riil dianggap tetap.
c) Metode Deflasi Langsung
Dilakukan dengan menggunakan indeks harag implisit dari keluaran atau secara langsung menggunakan indeks harga produksi yang sesuai, kemudian dijadikan angka pembagi terhadap nilai tambah menurut harga yang beraku.
d) Metode Deflasi Komponen Pendapatan
Dilakukan dengan cara mendeflasikan komponen-komponen nilai tambah atas pendaptan-pendapatan yang membentuk untuk niali tambah tersebut, yakni pendapatan tenaga kerja, modal dan manajemen. Metode ini hanya cocok bila komponen nilai tambah terutama terdiri dari kompensasi tenaga kerja dan penyusutan dan biasanya diterapkan untuk sektor-
26
sektor tertentu dimana ketiga metode sebelumnya sukar diterapkan.
d. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran
Studi yang dilakukan oleh ekonom Arthur Melvin Okun dalam Okuns’s law atau hukum okun menggambarkan hubungan antara pengangguran dan pertumbuhan ekonomi adalah negativ atau berbanding terbalik, semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka tingkat pengangguran akan mengalami penurunan.27 Dalam halaman Web Bank Indonesia Palembang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungna yang erat karena penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan jasa sedangkan pengangguran tidak memberikan kontribusi.
e. Pertumbuhan Ekonomi dalam Islam
Dasar hukum mengenai pertumbuhan ekonomi dalam islam ada banyak yang salah satunya tertuang dalam firman Allah Q.S An-Nahl ayat 112 sebagai berikut:28
27 Toto Gunarto dan Marselina, Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan antar wilayah (Studi kasus Provinsi Lampung), Jurnal JEP, Volume 3 Nomor 1, 2016, h.29.
28 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Tahun 2012.
27
Artinya : “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpahkan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat”.
Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa ketaqwaan kebaikan dan ketundukkan kepada aturan Allah swt menjadi unsur pokok untuk mendatangkan rezeki dan kemajuan ekonomi, kemaksiatan dan kekufuran akan menyebabkan kemungkaran-Nya dan hilangnya ketenangan dan kedamaian. Hal ini tidak berarti bahwa masyarakat non muslim tidak mungkin meraih kemajuan ekonomi dan peradaban. Mereka dapat merealisasikan kemajuan tersebut, tetapi berakhir dengan kehancuran jika mereka tidak kembali kepada jalan yang lurus.
3. Pengangguran
a. Pengertian Pengangguran
Mankiw berpendapat bahwa, pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat.29 Kebanyakan orang beranggapan bahwa kehilangan pekerjaan merupakan penurunan standar kehidupan dan tekanan pada psikologi. Tidak mengejutkan jika pengangguran merupakan topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik.
Sehingga para politisi sering mengklaim bahwa
29 G. Mankiw, Makro Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.145.
28
kebijakan yang mereka ajukan akan membantu menciptakan lapakan pekerjaan yang baru.
Menurut Sukirno,30 pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaaan tetapi belum dapat memperolehnya. seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolongh sebagai pengangguran. Seangkan menurut Putong pengangguran adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang akan mencari pekerjaan.31
b. Jenis Pengangguran
1) Pengangguran berdasarakan penyebabnya terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
a) Pengangguran siklis yaitu pengangguran yang terjadi apabila permintaan terlalu rendah dari output potensian perekonomian.
b) Pengangguran Friksional yaitu pengangguran yang terjadi karena adanya perputaran dalam lingkup pekerjaan dan ketenaga kerjaan.
c) Pengangguran struktural yaitu pengangguran yang disebabkan oleh ketidak sesuaian antara struktur angkatan kerja, berdasarkan Pendidikan, dan keterampilan, jenis kelamin, pekerjaan, industry, geografis, informasi dan tentu saja struktur permintaan tenaga kerja.
2) Pengangguran berdasarkan ciri-cirinya dibagi menjadi 4, yaitu:
30 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2012), h. 152.
31 Iskandar Putong, Economics Pengantar Mikro dan Makro, (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2010), h. 68.
29 a) Pengangguran terbuka
Pengangguran terbuka merupakan wujud dari kegiatan ekonomi yang menurun, kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri. Menurut BPS pengangguran terbuka terdiri atas : Penduduk yang sedang mencari pekerjaan, Penduduk yang sedang mempersiapkan usaha, penduduk yang merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, penduduk yang sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja.
b) Pengangguran tersembunyi
Pengangguran ini banyak dijumpai di sektor pertanian dan jasa. Pengangguran ini terjadi karena penggunaan tenaga kerja yang melebihi kapasitas yang diperlukan, dimana tenaga kerja banyak akan tetapi hasil produksi tidak bertambah. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan inilah yang disebut dengan pengangguran tersembunyi.
c) Pengangguran bermusim
Pengangguran ini sering kali terdapat dalam sektor pertanian dan dan perikanan. Jadi menganggur bisa terjadi pada waktu-waktu tertentu. Di sektor pertanian misalnya seorang petani pada saat sesudah menanam dan sesudah menuai, biasanya petani tidak begitu aktif dan tidak memiliki pekerjaan lain, sehingga terpaksa menganggur. Dalam sektor perikanan, apabila musim penghujan, nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur.
d) Setengah menganggur
30
Di negara berkembang migrasi terjadi sangat pesat dengan tujuan untuk memperoleh pekerjaan. Akan tetapi, tidak semua dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Ada yang menganggur sepenuh waktu dan ada yang terpaksa bekerja separuh waktu, yang mana jam kerja mereka berbeda dari jam kerja normal.
Misalnya dua hari dalam seminggu atau 1 sampai 4 jam sehari.
c. Pengangguran dalam Islam
Islam telah memproklamirkan dengan tegas baik di al-Quran maupun hadits yang menganjurkan manusia untuk bekerja keras dan cerdas. Bahkan Islam menilai bekerja merupakan salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah, sehingga bekerja dinilai sebagai bentuk ibadah, karena dengan bekerja berarti seseorang telah mempotensikan sumber daya alam yang telah disediakan oleh Allah. Sebaliknya, menganggur berarti menyia-nyiakan amanah Allah.
Allah SWT berfirman dalam Q. S An-Najm ayat 39:32
Artinya : “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya (Q.
S An-Najm ayat 39)”.
32 Kemeterian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Tahun 2012.
31
Nash diatas memberikan penjelasan, bahwa pada mulanya pemenuhan kebutuhan pokok dan upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia adalah tugas individu, yakni dengan bekerja. Dalam islam konsep bekerja adalah eneterpreneurship (kewirausahaan). Kewirausahaan bukan hanya sekedar berbisnis namun juga melakukan kretivitas apa saja dari produksi sampai berjualan yang dapat menjadi perantara datangnya rezeki dari Allah.
Rezeki Allah pintunya disiapkan berjuta juta tanpa batas. Jadi kalau hanya terpaku pada salah satu pintu saja,sama sekali kita tidak percaya bahwa Allah Mahakaya. Oleh sebab itu, itu islam tidak suka orang yang berpangku tangan dan meminta-minta.33
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antara fokus dan objek penelitian tentang pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran di Koata Mataram periode tahun 2015-2021. Adapun beberapa penelitian yang menjadi telaah pustaka dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Asri Lestari dengan judul
“Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengangguran Terbuka di Indonesia Periode Tahun 2014-2019”. Penelitian ini membahasan pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran dalam lingkup yang lebih luas, yaitu pada level negara Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif menggunakan alat analisis regresi
33 Hafidzie, Islam Anti Pengangguran, diakses melalui https://www.pzu.or.id/islam-anti-pengangguran pada tanggal 20 Januari 2022 pukul 10.37 WIB.
32
linear berganda. Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa variabel inflasi berpengaruh signifikan terhadap pengangguran terbuka. Selanjutnya variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap pengangguran terbuka. Sedangkan untuk variabel inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengangguran terbuka. 34
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rian Noor Satriawan, Theresia Militina, Sjamsu Djohan dengan judul
“Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Samarinda”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Samarinda. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan data sekunder tahun 2009-2018. Berdasarkan hasil analisis data yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa, Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Samarinda, dan Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Samarinda.35
3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Amalia dengan judul
“Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi terhadap Pengangguran Terbuka dan Kemiskinan di Kota Samarinda”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung pertumbuhan ekonomi dan inflasi
34 Arsi Lestari, “Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengangguran Terbuka di Indonesia Periode Tahun 2014-2019”. (Skripsi:
Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri, 2021).
35 R. N. Satriawan, Militina T., Djohan, S. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Samarinda”. Jurnal Ilmu Ekonomi Mulawarman, Vol. 5 No. 3, 2020.