Masalah penelitian dibatasi pada masalah kecerdasan spiritual dengan karakter siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Al-Islamiyah Ngabar Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016. Bagaimanakah tingkat kecerdasan spiritual siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Al Islamiyah Ngabar Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016. Adakah hubungan antara kecerdasan spiritual dengan karakter siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Al Islamiyah Ngabar Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016.
Untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Al Islamiyah Ngabar Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016. Untuk menjelaskan apakah terdapat hubungan antara kecerdasan spiritual dengan karakter siswa kelas V di MI Mamba'ul Huda Al Islamiyah Ngabar Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016.
Sistematika Pembahasan
Landasan Teori
Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual merupakan potensi yang harus dimiliki anak karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan anak di masa depan. Karena kekuatan terbesar pada diri anak adalah terbentuknya pencerahan spiritual yang bermakna sehingga memungkinkan berkembangnya kecerdasan spiritual pada anak.10. Menurut Levin, kecerdasan spiritual tertinggi hanya dapat dilihat ketika individu mampu mewujudkan dan merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak pakar dan penulis kecerdasan spiritual yang menawarkan langkah-langkah untuk meningkatkan kecerdasan spiritual. Meyakini bahwa salah satu produk dari berbagai keyakinannya adalah lahirnya kecerdasan spiritual, yang menumbuhkan rasa (zauq) yang sangat mendalam untuk selalu berada dalam kendali Allah.
كري هناف هرت نكت ملناووهرت كناك ه دبعتنا
Karakter
Menurut Simon Philip, karakter merupakan kumpulan nilai-nilai yang mengarah pada suatu sistem, yang mendasari pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan. Seseorang dapat disebut orang yang berkarakter hanya jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Memang tidak sepenuhnya benar, namun dalam kasus tertentu sikap seseorang terhadap sesuatu yang ada di hadapannya biasanya menunjukkan seperti apa karakternya.
Seiring tumbuh dan berkembangnya anak secara jasmani dan rohani, anak mulai dikenalkan dengan nilai-nilai, diperlihatkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, apa yang boleh dilakukan dan apa yang dilarang. Menurut Piaget, pengenalan nilai dan perilaku serta tindakan masih “dipaksakan” dan anak belum mengetahui maknanya. Dalam pendidikan karakter, Lickona menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik, yaitu pengetahuan moral atau pengetahuan tentang moralitas, perasaan moral atau perasaan tentang moralitas, dan tindakan moral atau moral action.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesia diidentifikasi berasal dari empat sumber, yaitu pertama agama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu dilandasi oleh nilai-nilai yang bersumber dari agama. Memang benar bahwa tidak ada manusia yang hidup dalam masyarakat yang tidak didasarkan pada nilai-nilai budaya yang diakui oleh masyarakat tersebut.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional untuk digunakan dalam pengembangan upaya pendidikan di Indonesia. Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut, diidentifikasi beberapa nilai pendidikan karakter, seperti 1) keagamaan; 2) jujur; 3) disiplin; 4) Tanggung jawab; 5) Kreatif; 6) komunikator;.41. 41 Zubaedi, DESAIN PENDIDIKAN KARAKTER “Konsep dan Penerapannya pada Lembaga Pendidikan”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Dengan pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa pembentukan karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa suatu cara, sehingga mempunyai “bentuk” yang unik, menarik dan berbeda atau berbeda dengan orang lain.43.
Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Karakter
Telaah Penelitian Terdahulu
Yang membedakan dengan peneliti sebelumnya adalah pada variabel terikatnya, jika peneliti sebelumnya membahas tentang hasil belajar mata pelajaran matematika di SDN Gading Tugu Trenggalek tahun pelajaran 2013/2014. Sedangkan variabel terikat peneliti kali ini adalah karakter siswa dan dilakukan di kelas 5 MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016. Sedangkan pada esai yang ditulis oleh Elis Susanti, NIM tahun 2011 berjudul “Hubungan Kecerdasan Spiritual Dengan Moral Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran MTs Negeri Pamotan Rembang, dengan hasil penelitian sebagai berikut: 47.
Berdasarkan hasil penelitian, kecerdasan spiritual siswa kelas VIII MTs Negeri Pamotan Rembang tahun pelajaran 2010/2011 berada pada kategori sedang. 47 Elis Susanti, “Hubungan Kecerdasan Spiritual Dengan Akhlak Siswa Kelas VIII MTs Negeri Pamotan Rembang Tahun Ajaran, IAIN, Semarang, 2011) 62. Ada atau ada hubungan positif antara kecerdasan spiritual dengan akhlak siswa MTs Negeri Pamotan Rembang Tahun Pelajaran 2010/2011.
Dengan demikian, terdapat hubungan positif antara kecerdasan spiritual dengan semangat kerja siswa kelas VIII MTs Negeri Pamotan Rembang tahun ajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya. Yang membedakan dengan peneliti sebelumnya adalah pada variabel terikatnya, apakah peneliti sebelumnya membahas tentang semangat kerja siswa kelas VIII MTs Negeri Pamotan Rembang tahun pelajaran 2010/2011. Sedangkan dari uraian di atas, terlihat jelas perbedaan antara penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya.
Penelitian sebelumnya yang pertama membahas tentang kecerdasan spiritual dengan hasil belajar matematika di SDN Gading Tugu Trenggalek tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan penelitian kedua sebelumnya membahas tentang kecerdasan spiritual dan akhlak siswa kelas VIII di MTs Negeri Pamotan Rembang tahun ajaran 2010/2011. Dan dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang kecerdasan spiritual dengan karakter siswa kelas V yang akan dilaksanakan di MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo pada tahun ajaran 2015/2016.
Kerangka Berfikir
Pengajuan Hipotesis
Rancangan Penelitian
Populasi dan Sampel 1. Populasi
Instrumen Pengumpulan Data
Indikator-indikator tersebut akan dijabarkan ke dalam beberapa instrumen pernyataan untuk mengukur kecerdasan spiritual dan karakter siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data seperti identitas sekolah, letak geografis, sejarah, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, sarana dan prasarana, daftar guru dan staf, jumlah siswa dan status guru dan siswa di MI. Mamba'ul Huda Al Islamiyah Ngabar Ponorogo.
Teknik Analisa Data
Hasil perhitungan validitas item instrumen penelitian meliputi variabel kecerdasan spiritual dan variabel karakter siswa. Adapun untuk mencari skor jawaban angket pengujian validitas variabel kecerdasan spiritual lihat Lampiran 5 dan variabel karakter siswa dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil perhitungan reliabilitas diatas menunjukkan bahwa nilai reliabilitas instrumen untuk variabel kecerdasan spiritual (variabel kecerdasan spiritual (X) reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.
Dari hasil perhitungan reliabilitas di atas terlihat nilai reliabilitas instrumen untuk variabel karakter (Y) sebesar 0,807, maka lihat tabel “r” pada taraf signifikansi 5%. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas data mengenai korelasi kecerdasan spiritual dengan karakter siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Al Islamiyah Ngabar Ponorogo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui homogenitas data kecerdasan mental dengan karakter siswa kelas V MI Mamba'ul.
Sebelum menganalisis data hubungan kecerdasan spiritual dengan karakter siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo, penulis melakukan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data setiap siswa yaitu kecerdasan spiritual dan karakter siswa yang mungkin berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena melalui perhitungan di atas Lmax = 0,1003 < Ltafel = 0,148 maka Ho diterima yang berarti data kecerdasan spiritual berdistribusi normal.
Karena dengan perhitungan di atas L max = 0,110 < L tabel = 0,148 maka Ho diterima yang berarti data karakter siswa berdistribusi normal. Ha: Ada hubungan antara kecerdasan spiritual dengan karakter siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Al Islamiyah Ngabar Ponorogo pada tahun pelajaran. Ho : Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan spiritual dengan karakter siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Al Islamiyah Ngabar Ponorogo pada tahun pelajaran.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Mamba'ul Huda Al-Islamiyah Ngabar secara geografis terletak di Jalan Sunan Kalijaga No. 9 Ngabar Siman Ponorogo. Lingkungan alam sekitar MI Mamba'ul Huda Al-Islamiyah Ngabar dekat dengan kawasan Pondok Wali Songo Ngabar sehingga menawarkan keunggulan dalam bidang akademik khususnya bidang keagamaan. MI Mamba'ul Huda Al-Islamiyah Ngabar merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian Agama RI.
Dalam menjalankan kegiatan akademiknya, MI Mamba'ul Huda Al-Islamiyah Ngabar mempunyai otonomi yang nyata. Struktur organisasi di MI Mamba'ul Huda Al-Islamiyah Ngabar berada pada tingkat tertinggi yaitu Majlis Riyasatil Ma'had, kemudian dibawahnya adalah pengurus, setelah itu terdapat 2 cabang yaitu YPPW-PPWS dan ketua madrasah masing-masing Bapak Ali Shejadat, S.Ag. Fasilitas yang ada di MI Mamba'ul Huda Al-Islamiyah Ngabar terdiri dari : 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang TU, 13 ruang kelas, 1 musala, 1 lab komputer, 1 perpustakaan, 1 ruang UKS, 6 toilet, lapangan sepak bola , selain itu tersedia juga drum set band.
Deskripsi Data
- Data tentang Kecerdasan Spirirtual Siswa Kelas V MI Mamba’ul Huda Ngabar Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016
- Deskripsi Data tentang Karakter Siswa Kelas V MI Mamba’ul Huda Ngabar Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016
Skor respon angket mengenai kecerdasan mental siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada Lampiran 10. Deskripsi data mengenai karakter siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo tahun ajaran 2015/2016 Ngabar Ponorogo. Pelajaran 2015/2016. Untuk memperoleh data karakter siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016, peneliti mengambil skor dengan menggunakan angket.
Skor respon angket mengenai kecerdasan mental siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada lampiran 11.
Analisa Data
Nilainya lebih dari Mx + 1. SD merupakan tingkat kecerdasan spiritual yang baik bagi siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo. Nilai kurang dari Mx – 1. SD merupakan tingkat kecerdasan spiritual siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo. Dan nilai antara Mx – 1.SD sampai dengan Mx + 1.SD merupakan tingkat kecerdasan spiritual yang cukup bagi siswa kelas V MI Mamba’ul Huda Ngabar Ponorogo.
Dengan demikian secara umum dapat dikatakan kecerdasan spiritual siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo dengan jumlah responden 32 orang adalah cukup. Nilai lebih dari Mx + 1. SD merupakan tingkat karakter baik bagi siswa Kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo. Nilai kurang dari Mx – 1. SD merupakan tingkat karakter siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo yang kurang.
Dan nilai antara Mx – 1.SD sampai dengan Mx + 1.SD merupakan tingkat kelas yang cukup bagi siswa Kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa karakter Siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo cukup ditunjukkan oleh 29 responden. Analisis data hubungan kecerdasan spiritual dengan karakter siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo.
Untuk menganalisis data hubungan kecerdasan spiritual dengan karakter siswa Kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo, peneliti menggunakan teknik perhitungan product moment, karena N. Berdasarkan tabel analisis data diatas terlihat bahwa Karakter siswa Kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo pada kategori baik sebesar 11,11%, kategori cukup 80,56%, dan kategori kurang baik 8,33%. Jadi terdapat hubungan yang cukup antara kecerdasan spiritual dengan karakter siswa kelas V MI Mamba'ul Huda Ngabar Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016.
PENUTUP
Simpulan
Saran