PROPOSAL
PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANTAR DAERAH DI PROVINSI RIAU
Disusun oleh :
Syilsilia Rizkiani Nabillah 200302031
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya dan Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita kedalam kehidupan yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini dengan judul “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Antar Wilayah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Riau”.
Semoga semua bantuan dan doa yang telah diberikan menjadi amal baik yang hanya dapat dibalas oleh Allah SWT. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah membantu penulis, menyumbangkan ide-ide, tenaga serta material. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Sistematika Penulisan ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 9
2.1.1 Definisi Pertumbuhan Ekonomi ... 9
2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 10
2.1.2.1 Teori Neo-klasik (Sollow) ... 10
2.1.2.2 Teori Pertumbuhan Baru (Endogen) ... 11
2.1.3 Definisi Kualitas Sumber Daya Manusia ... 12
2.1.4 Angka Harapan Hidup ... 13
2.1.5 Rata-rata Lama Sekolah ... 14
2.1.6 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ... 15
2.1.7 Hubungan Angka Harapan Hidup terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 17
2.1.8 Hubungan Rata-rata Lama Sekolah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 18
2.1.9 Hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 19
2.2 Penelitian Terdahulu ... 21
2.3 Kerangka Berpikir ... 28
2.4 Hipotesis ... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 30
3.2 Jenis Penelitian dan Sumber Data ... 30
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.4 Populasi dan Sampel ... 30
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 31
3.6 Metode Analisis Data ... 32
3.6.1 Analisis Regresi Data Panel ... 32
3.6.2 Analisis Uji Hipotesis ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 39
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 ... 2
Tabel 1.2 ... 3
Tabel 1.3 ... 4
Tabel 1.4 ... 5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1... 17 Gambar 2.2... 28 Gambar 3.1... 35
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam mengkaji performa ekonomi di suatu daerah, terutama dalam mengkaji hasil dari upaya yang telah dilakukan oleh negara atau wilayah tertentu dalam mengembangkan sektor ekonominya. Jika semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, maka bisa diprediksi wilayah tersebut memiliki perekonomian yang semakin baik (Lucya & Anis, 2019). Pembangunan suatu negara membutuhkan elemen dasar yang dikenal sebagai sumber daya dalam proses organisasinya.
Menurut (Fauziah, 2023) Sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan pembangunan yang maju. Hal ini merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam memajukan perekonomian suatu daerah. Terlepas dari sejauh mana kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi, jika sumber daya manusia tidak terlibat, pencapaian tujuan pertumbuhan akan sulit. Salah satu tujuan terpenting dari pembangunan ekonomi adalah menyediakan lapangan pekerjaan untuk mencapai pertumbuhan angkatan kerja lebih cepat, terutama pertumbuhan penduduk di negara - negara bekembang.
Sumber daya manusia merupakan dasar utama di mana kesejahteraan suatu bangsa dibangun. Peningkatan sumber daya manusia dilakukan dengan berbagai sektor, seperti bidang pendidikan, kesehatan, penduduk usia produktif, dan lainnya. Selain itu, untuk mengukur taraf hidup kesejahteraan penduduk, tingkat partsisipasi angakatan kerja bisa menjadi salah satu indikatornya. Dengan indikator ini, kita dapat menggambarkan banyaknya presentase dari populasi yang bekerja atau mencari pekerjaan. Jika tingkat partisispasi angkatan kerja tinggi, ini dapat menunjukan bahwa lebih banyak orang yang memiliki pekerjaan, yang berarti mereka memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tentunya adalah pertumbuhan
yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia yang baik dan efesien dalam pemanfaatannya akan berdampak pada produktivitas, yang pada gilirannya akan memacu pertumbuhan ekonomi. Faktor Pendidikan secara umum adalah kunci utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki dampak yang sangat penting. Biasanya, kualitas sumber daya manusia tercermin dalam tingkat pendidikan dan kondisi kesehatan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dilakukan penelitian tentang pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap pertumbuhan ekonomi antar wilayah di provinsi riau.
Tabel 1.Laju Pertumbuhan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten/ Kota Provinsi Riau Tahun 2017-2022 (Persen)
Kabupaten/Kota
Laju Pertumbuhan ADHK Kabupaten Kota (Persen)
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Kuantan Singingi 4.37 4.66 4.58 0.97 3.55 2.66 Indragiri Hulu 3.98 3.49 3.78 -0.12 4.51 2.53 Indragiri Hilir 4.52 3.61 4.15 0.34 4.44 1.50
Pelalawan 4.06 3.63 3.88 2.25 4.07 2.73
Siak 0.92 1.09 1.47 -0.1 2.31 6.11
Kampar 2.97 1.91 3.86 -0.9 3.45 3.62
Rokan Hulu 5.38 4.18 4.92 1.52 4.98 3.62
Bengkalis -1.72 -1.69 -1.89 -3.3 0.51 7.18
Rokan Hilir 1.56 -0.28 0.65 -0.96 1.67 4.55
Kepulauan
Meranti 3.29 4.03 2.64 0.43 2.56 5.50
Pekanbaru 6.12 5.39 5.99 -4.41 5.24 6.40
Dumai 4.46 5.34 5.6 -1.04 5.98 5.38
RIAU 2.66 2.35 2.81 -1.13 3.36 4.37
Sumber: (Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2022)
3
Dari tabel diatas menunjukan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau mengalami fluktuasi dari tahun 2017-2022. Pada tahun 2018 Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau mengalami penurunan 2,35 %. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia. Pertumbuhan ekonomi di Riau tinggi pada tahun 2022 sebesar 4,37 %. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Riau paling rendah pada tahun 2020 yaitu di angka -1,13 %. Kontraksi ini di akibatkan adanya covid-19 di seluruh dunia. Penurunan ini tidak berlangsung lama, pada tahun 2021 Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau mulai membangkit yaitu di angka 3,36 %.
Kenaikan ini tidak lepas dari dukungan Masyarakat dan pemerintah untuk berjuang dalam pemulihan perekonomian. Pemulihan ekonomi pada awal 2021 salah satunya yaitu meningkatnya serapan tenaga kerja namun belum dapat mengurangi tingkat kemiskinan Riau. Pembukaan kembali aktivitas usaha sektor-sektor produktif serta peningkatan kegiatan lapangan usaha industi pengolahan dan perkebunan mampu melanjutkan peningkatan serapan tenaga kerja.
Tabel 1.2 Jumlah Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun 2017-2022 (Tahun)
Kabupaten/Kota Angka Harapan Hidup
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Kuantan Singingi 67.99 68.17 68.44 68.55 68.60 68.87 Indragiri Hulu 69.83 69.97 70.20 70.25 70.26 70.48 Indragiri Hilir 67.07 67.32 67.66 67.85 67.98 68.31
Pelalawan 70.54 70.74 71.03 71.16 71.24 71.53
Siak 70.64 70.79 71.03 71.11 71.13 71.37
Kampar 70.16 70.35 70.64 70.76 70.83 71.12
Rokan Hulu 69.31 69.55 69.89 70.06 70.18 70.51
Bengkalis 70.69 70.85 71.11 71.20 71.24 71.50
Rokan Hilir 69.66 69.87 70.17 70.30 70.39 70.69 Kepulauan Meranti 66.99 67.21 67.53 67.68 67.78 68.09
Pekanbaru 71.75 71.94 72.22 72.34 72.41 72.70
Dumai 70.37 70.55 70.82 70.93 70.98 71.25
RIAU 70.99 71.19 71.48 71.60 71.67 71.95 Sumber: (Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2023)
Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa Angka Harapan Hidup antar wilayah di Provinsi Riau mengalami peningkatan tiap tahunnya. Angka Harapan Hidup dengan angka paling tinggi tiap tahunnya yaitu Kota Pekanbaru dari tahun 2017- 2022 sebesar 71,75 tahun – 72,70 tahun. Sedangkan Angka Harapan Hidup dengan angka yang paling rendah tiap tahunnya yaitu di Kabupaten Kepulauan Meranti dari tahun 2017-2022 sebesar 66,99 tahun – 68,09 tahun. Rendahnya Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kepulauan Meranti ini dikarenakan akses terhadap lokasi tersebut cukup sulit dan investasi infrastruktur kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas menjadi terbatas karena beban biaya yang cukup besar. Selain Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir menjadi peringkat kedua dengan Angka Harapan Hidup yang rendah yaitu dari tahun 2017-2022 sebesar 67,07 tahun - 68,31 tahun.
Tabel 1.3 Jumlah Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun 2017-2022 (Tahun)
Kabupaten/Kota Rata-Rata Lama Sekolah
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Kuantan Singingi 8.20 8.31 8.58 8.59 8.75 8.76
Indragiri Hulu 7.89 8.16 8.17 8.38 8.39 8.40
Indragiri Hilir 7.18 7.19 7.22 7.23 7.24 7.26
Pelalawan 8.19 8.44 8.49 8.50 8.70 8.72
Siak 9.40 9.64 9.65 9.66 9.86 9.87
Kampar 9.09 9.10 9.25 9.26 9.27 9.39
Rokan Hulu 8.18 8.37 8.38 8.39 8.54 8.55
Bengkalis 8.89 9.21 9.41 9.69 9.70 9.71
Rokan Hilir 7.89 8.15 8.24 8.25 8.26 8.28
Kepulauan Meranti 7.47 7.48 7.51 7.70 7.84 7.88
Pekanbaru 11.21 11.22 11.43 11.68 11.92 11.93
Dumai 9.67 9.84 9.85 10.07 10.14 10.15
5
RIAU 8.76 8.92 9.03 9.14 9.19 9.22
Sumber: (Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2023)
Dari tabel 1.3 dapat dilihat bahwa Rata Rata lama sekolah antar wilayah di Provinsi Riau mengalami peningkatan tiap tahunnya. Rata- Rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal (BPS, 2019). Rata Rata lama sekolah dengan angka paling tinggi tiap tahunnya yaitu Kota Pekanbaru dari tahun 2017- 2022 sebesar 11,21 tahun – 11,93 tahun. Hal ini sudah tidak bisa dipungkiri karena kota pekanbaru merupakan pusat pemerintahan riau sekaligus pusat Pendidikan.
Jadi sangat dibutuhkan fasilitas fisik yang memadai demi kelancaran aktifitas Pendidikan di perkotaan. Sedangkan Rata - Rata lama sekolah dengan angka yang paling rendah tiap tahunnya yaitu di Kabupaten Indragiri Hilir dari tahun 2017- 2022 sebesar 7,18 tahun – 7,26 tahun. Rendahnya angka rata rata lama sekolah di Kabupaten Indragiri Hilir ini dihadapkan dengan sejumlah masalah krusial, seperti keterbatasan dan pemerataan guru, minimnya infrastruktur sekolah dan fasilitas pendidikan, hingga masih banyaknya anak yang tidak sekolah.
Tabel 1.4 Jumlah TPAK Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun (2017 -2022) (Persen)
Kabupaten/Kota
TPAK
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Kuantan Singingi 63.82 63.64 64.54 68.28 67.02 62.67 Indragiri Hulu 67.73 68.17 65.94 68.42 68.45 65.98 Indragiri Hilir 62.27 62.89 64.44 69.17 68.56 63.97 Pelalawan 68.06 69.51 69.00 68.21 69.18 64.30
Siak 66.56 66.39 64.77 62.78 64.69 65.86
Kampar 61.16 63.38 60.78 63.78 63.06 61.40
Rokan Hulu 64.82 65.20 67.85 65.26 66.50 64.08 Bengkalis 63.87 65.99 64.08 66.00 66.76 61.97 Rokan Hilir 60.63 63.42 61.21 56.54 60.74 64.52 Kepulauan
Meranti 64.93 68.63 67.49 68.29 65.60 64.84
Pekanbaru 64.22 65.70 65.86 65.22 61.61 63.91
Dumai 65.53 64.17 69.12 67.15 64.91 65.45
RIAU 64.00 65.23 64.94 65.24 65.03 63.86
Sumber:(Badan Pusat Statistik Provinsi riau, 2023)
Selain angka harapan hidup dan rata rata lama sekolah, tingkat partisipasi angkatan kerja dapat mengukur kualitas sumber daya manusia. Pada tabel diatas bahwa dari tahun 2017-2022 tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami fluktuasi. Pada tahun 2017 - 2018 TPAK provinsi riau dari 64,00 persen – 65,23 persen mengalami kenaikan, yang dimana pada tahun sebelumnya mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh jumlah Angkatan kerja pada tahun 2017 menurun, sehingga mengakibatkan TPAK ikut mengalami penurunan. Tetapi dengan sedikitnya usia Angkatan kerja, saingan untuk mencari pekerjaan ikut berkurang, sehingga penduduk yang bekerja meningkat sebesar 2,78 juta orang.
Pada tahun 2019 TPAK mengalami penurunan sebesar 0,29 persen yaitu sebesar 64,94 persen penurunan ini terjadi karena banyaknya kabupaten/kota yang mengalami penurunan tingkat partisipasi angkatan kerja. Dengan kondisi perekonomian yang semakin menguat, TPAK pada tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 65,24 persen. Penurunan tidak berlangsung lama TPAK pada tahun 2021 mengalami penurunan kembali yaitu, dari 65,24 persen menjadi 65,03 persen.
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, penulis tertarik ingin meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh kualitas sumber daya manusia terdahap pertumbuhan ekonomi dengan mengajukan judul penelitian yang berjudul
“Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Antar Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Riau”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian :
1. Bagaimana trend pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Provinsi Riau?
2. Bagaimana pengaruh kualitas sumber daya manusia dari dimensi angka
7
harapan hidup, rata rata lama sekolah, dan tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau dari tahun 2017- 2022 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui trend pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Provinsi Riau
2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas sumber daya manusia dari dimensi angka harapan hidup, rata rata lama sekolah, dan tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau dari tahun 2017-2022.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan diatas sebagai berikut :
1. Manfaat praktis
Penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan, agar dapat mengetahui faktor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tinjauan atau informasi untuk peneliti lain untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
3. Manfaat akademis
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program serjana (S1) pada Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Riau
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibuat sebagai gambaran mengenai yang ditulis
dalam setiap bab. Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisikan tentang kajian teori pendukung, penelitian terdahulu, kerangkan pemikiran dan menggunakan hipotesa.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel, analisis data.
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori
2.1.1 Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu indikator yang sangat penting untuk menilai kinerja perekonomian suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Ini terutama penting untuk menganalisis hasil dari upaya untuk melaksanakan pembangunan ekonomi yang telah dilakukan oleh suatu negara atau daerah tertentu. Karena ukuran utama pertumbuhan ekonomi adalah tahun sebelumnya, perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan jika produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini selalu dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan pada tahun tertentu dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun tertentu, seluruh balas jasa riil terhadap penggunaan faktor produksi dianggap mengalami pertumbuhan. Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan (Utami, 2020)
Ada dua jenis stabilisasi ekonomi, menurut para ahli ekonomi: jangka panjang dan jangka pendek. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan nilai serta jumlah produksi barang dan jasa yang dihitung suatu negara dalam suatu kurun waktu tertentu berdasarkan kepada beberapa indikator misalnya saja naiknya pendapatan nasional, pendapatan perkapita, jumlah tenaga kerja yang lebih besar dari jumlah pengangguran, serta berkurangnya tingkat kemiskinan.
Menurut (Sukirno,2016) menyatakan bahwa berdasarkan teori pertumbuhan klasik pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor yaitu jumlah penduduk, jumlah barang modal, luas tanah dan kekayaan alam.
Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai proses perubahan yang secara berkesinambungan menuju kondisi yang lebih baik dalam kondisi perekonomian suatu negara. Ekonomi suatu negara sendiri dapat dikatakan bertumbuh jika kegiatan ekonomi masyarakatnya berdampak langsung kepada ken-
aikkan produksi barang dan jasanya.
Menurut (Todaro & Smith, 2013) dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terdapat tiga komponen penentu utama yaitu (i) akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik,dan sumber daya manusia, (ii) pertumbuhan penduduk yang meningkatkan jumlah angkatan kerja di tahun-tahun mendatang, (iii) kemajuan teknologi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan nilai serta jumlah produksi barang dan jasa yang dihitung suatu negara dalam suatu kurun waktu tertentu berdasarkan kepada beberapa indikator misalnya saja naiknya pendapatan nasional, pendapatan perkapita, jumlah tenaga kerja yang lebih besar dari jumlah pengangguran, serta berkurangnya tingkat kemiskinan.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai proses perbaikan yang berkelanjutan menuju kondisi ekonomi suatu negara. Sebuah negara dapat dianggap bertumbuh jika kegiatan ekonomi masyarakatnya berdampak langsung pada peningkatan produksi barang dan jasa. Pendidikan adalah komponen yang paling penting dan yang harus dilakukan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Adanya pendidikan, maka akan bertambahnya keterampilan pada manusia tersebut, sedangkan adanya kesehatan, maka manusia tersebut pasti lebih kuat dan pikirannya akan lebih jernih ketika bekerja (Manullang, 2020).
2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi
2.1.2.1 Teori Pertumbuhan Neo-Klasik (Sollow-Swan)
Teori pertumbuhan Neoklasik yang dikemukakan oleh (Solow, 1956) merupakan pengembangan dari formulasi Harrod-Domar dengan menambahkan faktor kedua yaitu tenaga kerja dan memperkenalkan faktor ketiga yaitu teknologi.
Sollow menyatakan bahwa jumlah output yang dihasilkan oleh suatu perekonomian ditentukan oleh ketersediaan dan jumlah faktor produksi yang digunakan antara lain seperti, modal dan tenaga kerja. Teori ini juga
11
mengasumsikan bahwa kemajuan teknologi bersifat eksogen. Dalam buku (Todaro & Smith, 2013) menjelaskan bahwa kemajuan teknologi ditetapkan sebagai faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi jangka Panjang dan naik turunnya pertumbuhan ekonomi oleh sollow diasumsikan bersifat eksogen atau tidak dipengaruhi oleh faktor lain. Menurut Teori Sollow-Swan yang mengkaji fungsi produksi yaitu hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) dengan variabel menjelaskan (X). Model pertumbuhan ekonomi Solow mengadopsi fungsi produksi Cobb-Douglas untuk menjelaskan faktor yang menjadi penentu output jangka panjang dalam perekonomian. Bentuk teori Sollow-Swan dapat ditulis sebagi berikut :
𝒀 = 𝑨𝑲𝜶𝑳𝜷
Keterangan : Y : Output Agregrat L : Jumlah tenaga kerja K : Jumlah modal
A : Total faktor produksi 𝛼 : Elastisitas output modal
𝛽 : Elastisitas output tenaga kerja
2.1.2.2 Teori Pertumbuhan Baru (Endogen)
Model teori pertumbuhan baru (the new growth theory), atau lebih dikenal dengan model pertumbuhan endogen (endogenous growth model) ada dua tipe teori, yaitu (1) model modal manusia (Human Capital Model), dan (2) model penelitian dan pengembangan (Research and Development Model). Human Capital Model menitikberatkan pada akumulasi modal dalam berbagai bentuknya seperti modal fisik, modal manusia, modal kesehatan dan lain sebagainya, yang akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi.
Dalam buku (Mankiw, 2013) Teori pertumbuhan endogen menekankan pentingnya tabungan dan sumberdaya manusia untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Teori pertumbuhan endogen dipelopori oleh Robert E.Lucas dan Paul Romer yang menjelaskan bahwa tingkat output tergantung pada sumberdaya manusia. Output akan meningkat dalam jangka panjang jika tenaga kerja meningkat.
Teori pertumbuhan endogen memberikan peluang terjadinya skala hasil yang semakin meningkat dalam produksi agregat dan memberikan perhatian pada peran eksternalitas dalam menentukan tingkat pengembalian investasi modal, adanya asumsi bahwa investasi publik dan investasi swasta dalam sumberdaya manusia menghasilkan peningkatan produktivitas sehingga mampu mengimbangi penurunan skala hasil.
Dalam buku (Todaro & Smith, 2013) Teori pertumbuhan endogen mencoba menjelaskan keberadaan skala hasil yang meningkat dan pola pertumbuhan yang berbeda-beda. Teori pertumbuhan endogen menganggap perubahan teknologi sebagai hasil dari investasi publik dan investasi swasta dalam sumberdaya manusia dan industri padat pengetahuan. Teori pertumbuhan endogen dapat dinyatakan dalam persamaan
Y = AK
Y merupakan Tingkat output, A menunjukkan faktor faktor yang mem- pengaruhi teknologi, sedangkan K merupakan stok modal fisik dan sumberdaya manusia.
2.1.3 Definisi Kualitas Sumber Daya Manusia
Dalam buku (Mulyadi, 2014) Ekonomi sumber daya manusia adalah ilmu ekonomi yang diterapkan untuk menganalisis pembentukan dan pemanfaatan sumber daya manusia yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi. Secara umum, peningkatan kualitas hidup sumber daya manusia tercermin dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja yang dilakukan melalui peningkatan kemampuan/ keterampilan, disiplin, etos kerja produktif, sikap kreatif & inovatif,
13
dan membina lingkungan hidup
(Sumarsono, 2013) Sumber daya manusia atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama sumber daya manusia mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk mengahsilkan barang dan jasa. Kedua dari SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut.
Menurut (Ismail, 2020) Proses pembangunan yang kurang didukung oleh memadainya produktivitas tenaga kerja merupakan suatu permasalahan dalam sumber daya manusia. Dalam membentuk modal manusia agar lebih baik kedepannya, dibutuhkan pengorbanan biaya baik berbentuk uang, waktu, ataupun kesempatan.
Menurut (Fauziah, 2023) Semakin banyak jumlah sumber daya manusia yang dimiliki dalam proses pembangunan, berarti cenderung akan mempertinggi tingkat produksi secara keseluruhan yang selanjutnya juga akan mempertinggi laju pertumbuhan ekonomi.
Sumber daya manusia memegang peranan kunci dalam dinamika pertumbuhan ekonomi. Kualitas sumber daya manusia ini memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi suatu negara. Peran penting yang dimainkan oleh sumber daya manusia yang berkualitas menjadikannya sebagai peran vital dalam faktor produksi. Sementara itu, pembangunan manusia memerlukan sumber daya yang berasal dari hasil pertumbuhan ekonomi, menciptakan keterkaitan yang erat antara aktivitas ekonomi dan pembangunan manusia. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang saling memengaruhi antara aspek ekonomi dan pembangunan manusia.
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kualitas sumber daya manusia adalah manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja. Dalam hal ini Sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa dalam mencapai tujuan peningkatan dalam
pertumbuhan ekonomi..
2.1.4 Angka Harapan Hidup
(Todaro & Smith, 2013) menjelaskan bahwa kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan dan pendidikan adalah hal yang pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga. Kesehatan merupakan prasyarat untuk meningkatkan produktivitas.
Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Angka harapan hidup merupakan parameter yang mewakili keadaan kesehatan masyarakat di suatu wilayah sebagai hasil dari pembangunan, khususnya di bidang kesehatan. Angka Harapan Hidup (AHH) digunakan oleh pemerintah untuk mengukur seberapa jauh kemajuannya dalam meningkatkan kondisi kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
(Badan Pusat Statistik, 2019) Rumus AHH:
Angka Harapan Hidup = 𝟏
( 𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐦𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧+𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐡𝐢𝐫𝐚𝐧 )
Adanya pendidikan, maka akan bertambahnya keterampilan pada manusia tersebut,sedangkan adanya kesehatan, maka manusia tersebut pasti lebih kuat dan pikirannya akan lebih jernih ketika bekerja (Manullang, 2020).
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup menggambarkan umur rata-rata yang dicapai seseorang dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Untuk angka harapan hidup yang rendah di suatu daerah menunjukkan pembangunan kesehatan belum berhasil, dan semakin tinggi AHH semakin menunjukkan keberhasil pembangun kesehatan di daerah tersebut (Muda et al., 2019).
Oleh karena itu, peningkatan kesehatan suatu populasi akan menghasilkan peningkatan produktivitas populasi tersebut, terutama dalam bidang pekerjaan. Hal
15
ini disebabkan oleh peningkatan efisiensi kerja, yang akan meningkatkan kemampuan fisik dan mental pekerja, sehingga hasil yang diperoleh juga lebih besar. Ini pasti akan berdampak positif pada perbaikan kesejahteraan masyarakat, yang akan ditunjukkan oleh peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
2.1.5 Rata Rata Lama Sekolah
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan jumlah tahun belajar yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun keatas yang telah diselesaikan dalam menjalani pendidikan formal. Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada umur 25 tahun proses pendidikan sudah berakhir. (Badan Pusat Statistik, 2019)
(Mulyadi, 2014) Pendidikan merupakan salah satu factor penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja. Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam factor produksi yaitu tenaga kerja, agar dapar berkerja dengan produktivitas karena kualitasnya. Hal ini selanjutnya akan mendorong peningkatan output yang diharapkan bermuara pada kesejahteraan penduduk. Jadi, Pendidikan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja.
Tjiptoherijanto (dalam buku Amirudin Idris, 2018) Pendidikan merupakan salah stau sarana untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Dengan Pendidikan dapat ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan yang selanjutnya akan berdampak pada peningkatan produktivitas. Pendidikan dapat pula dilihat sebagai investasi sumber daya manusia dan hasilnya akan diperoleh beberapa tahun kemudian
Human capital Theory dikembangkan oleh (Becker, 1965) yang mengemukakan bahwa investasi dalam pelatihan dan untuk meningkatkan human capital merupakan hal yang sangat penting untuk suatu investasi dari bentuk bentuk model lainnya. Human capital theory berpendapat bahwa salah satu untuk
meningkatkan produktivitas adalah investasi sumber daya manusia. Investasi sumber daya manusia ini dapat dilihat dari Pendidikan dan pelatihan
2.1.6 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat partisipasi Angkatan kerja adalah indicator untuk menentukan presentase penduduk usia kerja yang terlibat dalam kegiatan ekonomi, baik yang sedang bekerja maupun sedang mencari kerja. TPAK mencerminkan Tingkat partisipasi angkatan kerja dalam pembangunan ekonomi suatu negara atau daerah.
Rumus TPAK :
TPAK = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 X 100
Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa, (Mulyadi, 2014) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah jumlah Angkatan kerja dalam suatu kelompok umum sebagai presentase penduduk dalam kelompok umur tersebut.
Menurut (Sumarsono, 2013) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja yaitu sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk yang masih berstatus pelajar. Jika jumlah penduduk yang bersekolah besar maka tingkat partisipasi angkatan kerjanya kecil.
2. Jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga. Jadi, jika semakin banyak anggota yang mengurus rumah tangga maka tingkat partisipasi angkatan kerjanya semakin kecil.
3. Tingkat penghasilan keluarga. Jika keluarga memiliki penghasilan yang besar, maka kemungkinan anggota keluarga untuk bekerja kecil, dan itu akan mengakibatkan tingkat partsipasi angkatan kerja kecil.
4. Sturtuk umur.
5. Tingkat upah.
6. Tingkat pendidikan.
7. Kegiatan ekonomi. Program pembangunan pada salah satu pihak yang menyebabkan melibatkan lebih banyak pihak dan dilain pihak, program pembangunan menimbulkan harapan baru.
Tingkat partisipasi angkatan kerja memberikan gambaran tentang sejauh mana angkatan kerja suatu negara atau wilayah terlibat dalam kegiatan ekonomi.
17
Jika tingkat partisipasi tinggi, ini bisa menunjukkan tingkat penggunaan sumber daya manusia yang tinggi. Sebaliknya, tingkat partisipasi rendah dapat menunjukkan adanya masalah seperti pengangguran atau ketidakaktifan ekonomi.
2.1.7 Hubungan Angka Harapan Hidup terhadap Pertumbuhan Ekonomi
2.1 Roadmap Penelitian
Penelitian yang dilakukan (Damayanti, 2022; Muda et al., 2019; Susila, 2022) Temuan mengindikasikan bahwa tingkat kesehatan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut (Astuti et al., 2017; Fauziah, 2023) hasil analisis datanya menunjukkan bahwa jika angka harapan hidup meningkat satu tahun, maka berdampak pada pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar 0,007%. Hal ini juga menunjukkan bahwa peningkatan kesehatan dapat menyebabkan peningkatan produksi. Karena penduduk dalam hal ini tenaga kerja yang sehat akan memiliki kemampuan bekerja keras sehingga menghasikan produksi atau produktivitas yang tinggi.
Sedangkan penelitian yang dilakukan (Amdan & Rafi, 2023; Anfasa, 2022;
Hendri, 2023; Septiani, 2023)menunjukkan hasil negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila angka harapan hidup meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan menurun. Angka harapan hidup yang rendah di suatu daerah menunjukkan pembangunan Kesehatan di daerah tersebut belum berhasil.
Menurut (Akasumbawa et al., 2021) kematian penduduk berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, perbaikan harapan hidup dapat meningkatkan pendapatan nasional yang kemudian dapat mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang baik.
(Fioroni et al., 2018) Peningkatan kesehatan yang diproksikan dengan angka harapan hidup dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam empat cara.
Pertama, produktivitas, yang berarti bahwa orang yang lebih sehat memiliki lebih banyak energi fisik dan mental, dan yang kedua pendidikan, yang berarti bahwa orang yang hidup lebih lama memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk berinvestasi dalam modal manusia. Selain itu, peningkatan sekolah mempromosikan produktivitas yang lebih besar sehingga meningkatkan pendapatan akan tinggi. Ketiga, investasi dalam modal fisik sejak perbaikan umur Panjang menciptakan kebutuhan yang lebih besar. Terakhir, transisi demografis dari tingkat kematian dan kesuburan yang tinggi ke yang rendah
2.1.8 Hubungan Rata-Rata Lama Sekolah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Penelitian yang menggambarkan hubungan positif antara Pendidikan dengan Pertumbuhan Ekonomi adalah (Anfasa, 2022; Astuti et al., 2017;
Damayanti, 2022; Fauziah, 2023; Hierdawati, 2022; Syamsuddin et al., 2021) yang berarti semakin banyak tenaga kerja yang berhasil mencapai tingkat pendidikan tinggi, maka kualitas tenaga kerja semakin baik. Menurut (Fauziah, 2023) Pendidikan sebagai salah satu faktor menentukan kualitas sumber daya manusia, Makin banyak tenaga kerja yang berhasil mencapai tingkat pendidikan tinggi, maka kualitas tenaga kerja semakin baik. Secara angka, menunjukkan bahwa kenaikan jumlah dan persentase tenaga kerja yang berpendidikan tinggi maka pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja akan semakin baik, sehingga dengan pengetahuan
19
yang dimiliki mampu mengorganisis pekerjaan secara efektif sehingga menghasilkan produksi yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh (Hendri, 2023; Septiani, 2023) menyatakan hubungan Pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif yang dimana tidak sejalan dengan hipotesa gery becker. Sejalan dengan penelitian berikut, penelitian yang dilakukan oleh (Manduapessy & Sutrisno, 2021) juga berpengaruh negatif pendidikan terhadap pertumbuhan ekonom
Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negara-negara maju secara umum penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan Iptek. Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi belajar penduduk negara-negara maju yang sangat tinggi. Keterbatasan dana mengharuskan adanya penetapan prioritas dari berbagai pilihan di bidang pendidikan yang sesuai, dalam jangka panjang akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
Rata-rata lama sekolah mencerminkan tingkat pendidikan yang dicapai oleh masyarakat di suatu wilayah. Semakin lama bersekolah, semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh. Pada umumnya, diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kualitas individu tersebut, baik dalam pola pikir maupun perilaku, akan semakin baik. Rata-rata durasi masa sekolah menjadi sebuah petunjuk mengenai tingkat pendidikan suatu wilayah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk modal manusia yang mencerminkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Individu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, yang diukur dari durasi waktu yang dihabiskan untuk menempuh pendidikan, cenderung memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah.
Teori Human Capital menjelaskan proses dimana pendidikan memiliki pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Menurut (Becker, 1965) manusia yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, yang diukur juga dengan lamanya waktu sekolah akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibandingkan dengan yang pendidikannya lebih rendah. Apabila upah mencerminkan
produktivitas, maka semakin banyak orang yang memiliki pendidikan tinggi, maka akan semakin tinggi produktivitas, sehingga hasilnya ekonomi nasional akan bertumbuh lebih tinggi.
2.1.9 Hubungan TPAK dengan Pertumbuhan Ekonomi
Hasil penelitian (Anfasa, 2022; Astuti et al., 2017) tenaga kerja memiliki hubungan positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Meningkatnya tenaga kerja maka pertumbuhan ekonomi juga mengalami peningkatan, namun banyaknya berpendidikan rendah dibandingkan berpendidikan tinggi pertumbuhan ekonomi menyebabkan tidak signifikan atau tenaga kerja kurang mendukung terhadap pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan penelitian (Syamsuddin et al., 2021) tenaga kerja juga memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Berbeda dengan penelitian (Hendri, 2023) dan (Hierdawati, 2022) yang menyatakan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja memliki hubungan negative dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
(Todaro & Smith, 2013) menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan tenaga kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar.
Menurut (Simanjuntak, 1985) TPAK atau Labor Force Participation Rate (LFPR) adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk dalam usia kerja dalam kelompok yang sama. Semakin tinggi TPAK, semakin tinggi jumlah angkatan kerja dalam kelompok yang sama. Sebaliknya, semakin besar jumlah penduduk yang masih bersekolah dan yang mengurus rumah tangga, semakin besar jumlah yang tergolong bukan angkatan kerja sehingga semakin kecil jumlah angkatan kerja, dan akibatnya TPAK menurun
Tingkat partisipasi angkatan kerja memiliki hubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi. Tingkat partisipasi angkatan kerja mengacu pada persentase penduduk usia kerja yang terlibat dalam kegiatan ekonomi, baik bekerja maupun mencari pekerjaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi
21
angkatan kerja yang tinggi dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ketika lebih banyak orang terlibat dalam kegiatan ekonomi, ini dapat meningkatkan produktivitas dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Namun, hubungan antara tingkat partisipasi angkatan kerja dan pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat pendidikan, keterampilan tenaga kerja, kebijakan pemerintah, dan kondisi pasar tenaga kerja (Hayati, 2019).
2.2 Penelitian Terdahulu
Untuk menerbitkan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian maka perlu membahas hasil penelitian terdahulu sebagai dalam membandingkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu sehingga akan menghasilkan analisa yang sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu.
No Nama Variabel Alat Uji Hasil Pembahasan
1 Syamsuddin, N., Saputra, D. H., Mulyono, S., &
Fuadi, Z. (2021).
Pengaruh Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja Dan Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Aceh. Jurnal Sociohumaniora Kodepena
(JSK), 2(1), 29-49 Y =
Pertumbuhan Ekonomi X1 = TPAK X2= RLS
Alat uji Regresi linier berganda
Berdasarkan hasil
penelitian dan
pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1.Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independent yaitu (TPAK) dan Pendidikan yang diukur dari Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk terhadap variabel dependen
(Pertumbuhan Ekonomi) di Provinsi Aceh.
2. Secara parsial yaitu variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan variabel Pendidikan yang diukur dari Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
penduduk juga
berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Aceh
2 Septiani, P. I.
(2023). Pengaruh Kesehatan Dan Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi
Jambi (Doctoral Dissertation, Universitas
Batanghari Jambi).
Y =
Pertumbuhan Ekonomi X1 = AHH X2= RLS
Alat uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil
penelitian dan
pembahasan yang telah dikemukakan, bahwa variabel Kesehatan dan Pendidikan secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi 2. Secara parsial yaitu variabel Kesehatan tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Vadiabel Pendidikan
secara parsial
23
berpengaruh negative dan signifikan pada pertumbuhan ekonomi.
3 Ghoni, A. (2022).
Pengaruh Sumber Daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Sebelum Dan Ditengah Pandemi Covid-19 Fixed Effect Model (Fem). Jem Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 8(1), 1-13.
Y =
Pertumbuhan Ekonomi X1 = Sumber Daya Manusia (IPM)
Alat uji Regresi Data Panel
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
variabel Sumber Daya Manusia (IPM) memiliki nilai koefisien positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) sebesar + 949758.2. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Sumber Daya Manusia (IPM) akan mempengaruhi secara signifikan terhadap laju pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) di Provinsi kepulauan Bangka Belitung
4 Damayanti, D. F.
(2022). Aspek- Aspek Dalam Pembangunan Manusia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan
Y =
Pertumbuhan Ekonomi X1 = AHH X2= HLS X3 = RLS
Alat uji data panel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita
secara parsial
berpengaruh positif dan
Ekonomi
Kabupaten Yang Terlepas Dari Status Daerah Tertinggal Di Pulau Sumatera.
X4 =
Pengeluaran Perkapita
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Secara simultan variabel
angka harapan
hidup,harapan lama sekolah, rata rata lama sekolah, dan pengeluaran perkapita sekolah dasar berpengaruh dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
5 Anfasa, M. A.
(2022). Pengaruh Indeks
Pembangunan Manusia Dan Angkatan Kerja Terhadap Produk Domestik
Regional Bruto Kabupaten Dan
Kota Di
Kalimantan Barat Tahun 2013- 2019. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 10(2).
X1 = Kesehatan X2 = Pendidikan X3 = Daya beli X4 = Angkatan kerja
Alat uji Regresi Data Panel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas Indeks Pendidikan, Indeks Daya Beli, dan Angkatan Kerja memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap produk domestik regional bruto sementara variabel Indeks Kesehatan memiliki hubungan yang negatif dan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap produk domestik regional bruto.
Secara simultan variabel Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan, Indeks Daya
25
Beli, dan Angkatan Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Produk Domestik Regional Bruto.
6 Hendri,R.(2022).
Pengaruh Pembangunan Sumber Daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten
Kuantan Singingi.
Academia: 1-16
Y =
Pertumbuhan Ekonomi X1 = AHH X2=APS X3 = TPAK X4 =
Pengeluaran Perkapita
Alat uji Regresi Linier sederhana
Hasil uji didapatkan variabel angka harapan hidup dan angka partisipasi sekolah berpengaruh negatif dan signifikan, variabel tingkat partisipasi
angkatan kerja
berpengaruh negatif dan tidak signifikan signifikan, sedangkan variabel pengeluaran perkapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di kabupaten kuantan singingi.
Berdasarkan estimasi regresi linear berganda menunjukkan bahwa Angka Harapan Hidup, Angka Partisipasi Sekolah, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Pengeluaran
Perkapita berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Kuantan Singingi.
7 Samsidar 2021.
Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Makassar.
Universitas Muhammadiyah Makasar
Y =
Pertumbuhan ekonomi X1= Usia X2=
Pendidikan X3 = Kesehatan
Alat uji Regresi Linier berganda
Hasil penelitian ini menjukkan bahwa Usia berpengaruh positif tetapi tidak signifikan hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi (sig) variable usia (X1) sebesar 0,396 >
0,05. Pendidikan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi (sig) variable pendidikan (X2) sebesar 0,737 > 0,05. Kesehatan, berpengaruh positif tetapi tidak signifikan hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi (sig) variable kesehatan (X3) sebesar 0,546> 0,05.
8. Muda, R.,
Koleangan, R. A.,
& Kalangi, J. B.
(2019). Pengaruh angka harapan hidup, tingkat pendidikan dan
Y =
Pertumbuhan Ekonomi X1 = AHH X2= Tingkat
Alat uji Regresi data panel
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa indikator tingkat pendidikan berpegaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, indikator
27
pengeluaran perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi di sulawesi utara pada tahun 2003- 2017. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 19(01).
Pendidikan X3 =
Pengeluaran Perkapita
kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi, dan
pengeluaran per kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
9 Amdan, L., &
Sanjani, M. R. I.
(2023). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
EKOMA: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, 3(1), 108-119.
Y =
Pertumbuhan Ekonomi X1 = Pendapatan Perkapita X2 = Angka Harapan Hidup X3= Rata - Rata Lama Sekolah
Alat uji Regresi Data Panel
Hasil analisis regresi data panel dan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini secara simultan Pendapatan per kapita, angka harapan hidup, dan rata-rata lama sekolah secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Variabel Pendapatan perkapita secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
AHH dan RLS secara parsial ber-pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sumber : Data Diolah (Penulis)
2.3 Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran atau kerangka berfikir merupakan kesimpulan tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono & Lestari, 2021)
Penelitian ini memiliki fokus dalam mengkaji pengaruh angka harapan hidup, rata rata lama sekolah, dan tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi.
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Dalam pembahasan ini, penulis membahas 3 variabel diantaranya 3 variabel bebas (X) dan 1 variabel terikat (Y). variabel Angka Harapan Hidup (X1), Rata Rata Lama Sekolah (X2), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X3), adalah variabel bebas. Sedangkan variabel terikat adalah Pertumbuhan Ekonomi (Y).
Pertumbuhan ekonomi (Y) dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu (Ali Ibrahim Hasyim, 2016). Pada teori pertumbuhan endogen, menekankan pentingnya tabungan dan sumberdaya manusia untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi yang elbih baik.
Rata Rata lama
Sekolah Pertumbuhan
Ekonomi Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja Angka Harapan Hidup
29
(Mankiw, 2013)
Angka Harapan Hidup (X1) adalah perkiraan jumlah tahun hidup di suatu wilayah dari sekelompok makhluk hidup tertentu. Angka harapan hidup merupakan cermin dari kondisi kesehatan penduduk yang memiliki kemampuan bertahan hidup atau umur lebih lama karena kesehatannya lebih baik (Hasan & Azis, 2018).
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) (X2) didefinisikan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun keatas dalam menjalani pendidikan formal. Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. RLS dihitung untuk usia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada umur 25 tahun proses pendidikan sudah berakhir. (Badan Pusat Statistik, 2019)
Tingkat partisipasi Angkatan kerja (TPAK) (X3) merupakan persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang merupakan angkatan kerja.TPAK mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi disuatu negara/wilayah. Semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian. (Badan Pusat Statistik, 2022)
2.4 Hipotesis
1. Diduga angka harapan hidup berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Antar wilayah di Provinsi Riau
2. Diduga rata rata lama sekolah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Antar wilayah di Provinsi Riau
3. Diduga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Antar wilayah di Provinsi Riau
4. Diduga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi angka harapan hidup, rata rata lama sekolah dan TPAK di Provinsi Riau
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasikan di Provinsi Riau yaitu 12 Kota/Kabupaten yang ada di Riau. Daerah yang menjadi unit analisis terdiri dari 2 kota yaitu Kota Pekanbaru dan Dumai serta 10 kabupaten yaitu Kabupaten Kuantan Singingi, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Pelalawan, Siak, Kampar, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Bengkalis, dan Kepulauan Meranti dalam waktu 6 tahun dari tahun 2017- 2022. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan 6 bulan.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian ini adalah penelitian kauntitatif. Penelitian ini menggunakan data cross section dan time series. Data yang digunakan dalam adalah data sekunder yang bersumber dari intansi atau pun pihak terkait yang mempunyai wewenang terhadapnya. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Adapun data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Deret Waktu (Time Series) Data time series yang digunakan adalah data tahunan selama tujuh tahun yaitu tahun 2017-2022.
2. Silang (Cross Section) Data cross section yang digunakan sebanyak 12 yang menunjukkan bahwa 12 kabupaten/kota yang diteliti dalam penelitian ini yaitu Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, Siak, Kampar, Rokan Hulu, Kepulauan Meranti, Bengkalis, Rokan Hilir, Pekanbaru dan Dumai.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini bersumber dari intansi atau pihak mempunyai kewenangan secara langsung yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).
3.4 Populasi dan Sampel a. Populasi
31
Menurut (Sugiyono,2019) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sumber Daya Manusia yang ada di Provinsi Riau antar Kota/Kabupaten dari tahun 2017-2022.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut harus benar-benar mewakili. (Sugiyono, 2019)
Adapun sampel pada penelitian ini adalah jumlah angka harapan hidup, rata rata lama sekolah, dan tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Riau antar Kota/Kabupaten dari tahun 2017-2022 dalam bentuk data panel.
3.5 Defenisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitain ini yaitu angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah, dan tingkat partisipasi angkatan kerja. Untuk variabel terikatnya yaitu pertumbuhan ekonomi.
a. Angka harapan hidup (X1)
Angka Angka Harapan Hidup (AHH) saat Lahir didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. (Badan Pusat Statistik, 2019)
b. Rata- rata lama sekolah (X2)
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun keatas dalam menjalani pendidikan formal. Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. RLS dihitung untuk usia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada umur 25 tahun proses pendidikan sudah berakhir. (Badan Pusat Statistik, 2019)
c. Tingkat Partsipasi Angkatan Kerja (X3)
TPAK merupakan persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang merupakan angkatan kerja.TPAK mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi disuatu negara/wilayah.
Semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian. (Badan Pusat Statistik, 2022) d. Pertumbuhan ekonomi (Y)
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. (Badan Pusat Statistik, 2023)
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Analisis Regresi Data Panel
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Regresi data panel. Dalam buku (Agus Widarjono, 2016) menjelaskan bahwa menggunakan data panel dalam penelitian mempunyai beberapa keuntungan. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan cross section dapat menyediakan data yang lebih banyak sehinga menghasilkan degree of freedom yang lebih besar.Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel.
1. Model Regresi
Pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap pertumbuhan ekonomi menggunakan data panel yaitu gabungan antara data cross section sebanyak 13 Kabupaten/Kota dengan data time series selama 6 tahun yang mewakili data tahunan dari 2017-2022 sehingga menghasilkan 78 data observasi. Persamaan linier model regresi data panel dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑷𝑬𝒊𝒕 = 𝜶𝒊𝒕+ 𝜷𝟏𝑨𝑯𝑯𝒊𝒕+ 𝜷𝟐𝑹𝑳𝑺𝒊𝒕+ 𝜷𝟑𝑻𝑷𝑨𝑲𝒊𝒕 + 𝜺𝒊𝒕
33
Keterangan :
PE = Pertumbuhan Ekonomi AHH = Angka Harapan Hidup RLS = Rata- Rata Lama Sekolah
TPAK = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
i = Cross Section (kabupaten Provinsi Riau (13 kabupaten kota )) t = Time Series (waktu (tahun 2017 – 2022))
𝛼 = konstanta
ε = Error Term β1, β2, β3 = koefisien
2. Uji Spesifikasi Model
Pada model data panel ini terdapat tiga model pendekatan untuk regresi yang juga merupakan Langkah- langkah untuk melakukan pencarian pada hasil regresi yang paling baik digunakan dalam sebuah penelitian yaitu Model Efek Umum (Common Effect Models), Model Efek Tetap (Fixed Effext Model), dan Model Efek Acak (Random Effect Model) Adapun tiga model pendekatan atau langkah – langkah dalam melakukan regresi adalah sebagai berikut :
a. Common Effect Models (CEM)
Common Effect Models merupakan pendekatan yang paling sederhana yang disebut CEM untuk mengestimasi parameter model data panel dengan hanya menggabungkan data time series dan cross section. Yang akhirnya, dapat dikatakan karakter cross section sama selama periode tertentu. Pada uji ini, cross section dan time series tidak memperlihatkan bahwa terdapat variasi karakteristik. Dengan pendekatan yang dipakainya adalah metode Ordinary Least Square (OLS) sebagai teknis estimasinya. Dalam persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽1+ 𝛽2 + 𝛽3+ 𝑋3𝑖𝑡+ 𝛽𝑛𝑖𝑡+ 𝑒𝑖𝑡 b. Fixed Effect Models (FEM)
Merupakan pendekatan dimana salah satu cara untuk memperhatikan unit cross section pada model regresi data panel adalah dengan memperoleh nilai intersep yang berbeda –beda pada setiap unit cross section tetapi masih mengasumsikan slope koefisien yang tetap. Tidak seperti Common Effect Model, untuk menetapkan entitas pada tiap-tiap nilai intersepnya maka harus melihat nilai heterogenitas antara unit cross section. Walaupun, mempunyai nilai intersep sangat bervariasi pada setiap subjek. Tetapi, intesep setiap entitas tidak berganti sama sekali dengan asumsi koefisien slop konstan. Maka persamaan model FEM sebagai berikut:
𝑌𝑖𝑡 = 𝛼1+ 𝛼𝑛𝐷𝑛+ ⋯ + 𝛽3𝑋3𝑖𝑡+𝛽𝑛 𝑋3𝑖𝑡+ 𝑐𝑖𝑡
c. Random Effect Models (REM)
Uji ini mengumpamakan, ada variabel pengganggu dapat di korelasikan sepanjang waktu dan sesama data. Dalam uji model efek acak, memiliki pem- beda intersep diakomodasikan untuk error term pada setiap cross section.
Manfaat dalam memakai Model acak tersebut adalah untuk meniadakan hetero- kedastisitas. Persamaannya ditulis sebagai:
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0+ 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡+ 𝛽3𝑋3𝑖𝑡+ ⋯ + 𝛽𝑛 𝑋𝑛𝑖𝑡 + 𝑐𝑖𝑡
3. Uji Ketetapan Model
Untuk memutuskan model mana yang harus digunakan antara Uji chow dan Uji Hausman maka harus ada sejumlah rangkaian pengujian dalam memeilih model yang ditentukan. Jika ingin hasil regresi bagus untuk menentukan model CEM atau FEM maka harus menggunakan uji Chow. Di sisi lain, ketika menentukan model FEM atau REM uji haussman harus dilakukan. Dalam hal ini, hasil regresi menunjukkan nilai yang baik antar kedua pengujian. Berikut gambar menunjukkan bagaimana kedua uji ini dapat digunakan untuk memilih model yang bagus untuk regresi pada data panel ini:
35
3.1 Model Regresi Data Panel a. Uji Chow
Pemilihan antara model common effects dan fixed effects data dipahami seperti bagaimana melakukan uji signifikansi fixed effects yang digunakan untuk memutuskan apakah model dengan asumsi slope dan intersep tetap antar individu dan antar waktu (common effects), ataukah diperlukan penambahan variabel dummy untuk mengetahui perbedaan intersep (fixed effects)dilakukan dengan uji Fdan melihat nilai residualsum of squares(RSS) dari kedua model regresi tersebut (Sriyana,2014).
H0 : untuk nilai probabilitas > 0,05. Model terbaik adalah model common effect.
H1 : jika nilai probabilitas < 0,05. Model fixed effect adalah model yang terbaik.
Alasan penolakan hipotesisi di atas adalah untuk mempetimbangkan probabilitas F- statistik besaran nilai (α=0,05). Jika probabilitas F-statistik lebih besar dari nilai alpha, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Model yang paling tepat adalah model common effect. Sebaliknya, jika probabilitas F- statistik lebih kecil dari nilai alpha, H0 ditolak dan H1 diterima. Model fixed effect adalah model yang terbaik untuk digunakan.
b. Uji Hausman
Uji pemilihan model antara fixed effects dan random effects dilakukan dengan uji Hausman yang merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui pilihan
Common Effect Models
Fixed Effect Models
Random Effect Models Chow Test
Haussman Test
model yang lebih baik diantara model LSDV pada pendekatan fixed effects dan GLS pada pendekatan random effects.
Hipotesis yang dibentuk adalah :
H0 : jika nilai probabilitas > 0,05. Model random effect adalah model terbaik.
H1 : jika nilai probabilitasnya <0,05. Model terbaik adalah fixed effect model.
Keputusan tersebut diambil pada perbandingan nilai probabilitas uji Haussman dan nilai alpha (α=0,05). Jika nilai probabilitasnya uji Haussman lebih besar dari nilai alpha, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Ini berarti bahwa metode regresi yang terbaik digunakan adalah model random effect. Atau, jika nilai probabilitas uji Haussman diinginkan lebih kecil dari nilai alpha, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya, metode regresi dengan menggunakan model fixed effect lebih baik.
3.6.2 Analisis Uji Hipotesis
Pada uji ini pengujian hipotesis statistik yang diuji seperti uji hipotesis secara serentak (F-Test), uji hipotesis individual (t-test) dan pengujian ketetapan perkiraan (R²).
a. Pengujian Parsial (uji-t statistik)
Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji T-test statistik. Tujuannya adalah untuk menguji parameter secara partial atau sendiri-sendiri dengan tingkat kepercayaan tertentu. Uji parsial digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh variabel penjelas atau independent secara individual menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menghitung t-hitung dengan t-tabel.Jika t-hitung > t-tabel maka hipotesis alternatif yang menyatakan suatu variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen dapat diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Namun jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
37
H0 ditolak dan Ha diterima, jika t-hitung > t-tabel ; t-hitung < t-tabel H0 diterima dan Ha ditolak, jika t-hitung < t-tabel ; t-hitung> t-tabel a.
a. Hipotesis 1
Angka Harapan Hidup
H1 : β1 ≤ 0 artinya tidak terdapat pengaruh singnifikan antar Angka Harapan Hidup dengan Pertumbuhan Ekonomi
H1 : β1 > 0 terdapat pengaruh positif antar variabel Angka Harapan Hidup dengan Pertumbuhan Ekonomi
b. Hipotesis 2
Rata- Rata Lama Sekolah
H2 : β2 ≤ 0 artinya tidak terdapat pengaruh singnifikan antar Rata- Rata Lama Sekolah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
H2 : β2 > 0 terdapat pengaruh positif antara Rata- Rata Lama Sekolah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
c. Hipotesis 3
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
H3 : β3 ≤ 0 artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi
H3 : β3 > 0 terdapat pengaruh positif antara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi
b. Pengujian secara serempak ( uji F-test statistik)
Statistik uji F digunakan untuk mengetahui proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen secara serempak atau gab ungan, dilakukan pengujian hipotesis secara serentak dengan menggunakan uji-F. Uji F dapat dijelaskan dengan menggunakan analisis varian (analysis of variance =
ANOVA) (Widarjono, 2018).Menurut (Widarjono, 2018) langkah langkah dalam melakukan Uji F adalah sebagai berikut :
Ho : β1=β2=β3=0 ,
artinya tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen
Ha : β1≠β2≠β3≠0,
artinya ada pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen
Pengambilan keputusan
Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima. Berarti variabel independent secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependent
Jika F hitung > Ftabel, maka Haditerima., menolak Ho. Berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
c. Pengujian Ketetapan Perkiran (R²)
Menurut (Widarjono, 2018) Uji Koefisien Determinasi (R-Squared) adalah uji untuk menjelaskan besaran proporsi variasi dari variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Selain itu, uji koefisien determinasi juga bisa digunakan untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang kita milikiR² adalah besaran yang lazim dipakai untuk mengukur kebaikan kesesuaian (goodnes of fit) yaitu bagaimana garis regresi mampu menjelaskan fenomena yang terjadi. R² mengukur proporsi (bagian) persentase total variabel data (variabel independen) yang dijelaskan oleh model regresi. Semakin tinggi nilai R² semakin menjelaskan eterkaitan variabel dependen dan variabel independent.
39
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarjono. (2016). Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis (Edisi Kedua). Ekonisia FE Universitas Islam Indonesia.
Akasumbawa, M. D. D., Adim, Abd., & Wibowo, M. G. (2021). Pengaruh Pendidikan, Angka Harapan Hidup dan Jumlah Penduduk Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Negara dengan Jumlah Penduduk Terbesar di Dunia.
Riset, Ekonomi, Akuntansi Dan Perpajakan (Rekan), 2(1), 11–20.
https://doi.org/10.30812/rekan.v2i1.1047
Ali Ibrahim Hasyim. (2016). Ekonomi Makro. Kencana Prenadamedia Group.
Amdan, L., & Rafi, M. (2023). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, 3(1).
Anfasa, M. A. (2022). Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Angkatan Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten dan Kota di
Kalimantan Barat Tahun 2013-2019. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 10(2).
Astuti, W. A., Hidayat, M., & Darwin, R. (2017). Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan. Jurnal Akuntansi Dan Ekonomika, 7(2), 140–147.
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. (2019a). Defenisi Rata- Rata Lama Sekolah.
Badan Pusat S