• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh lingkungan kerja fisik, kompensasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh lingkungan kerja fisik, kompensasi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

DI SMA PGRI 1 PADANG

JURNAL

Oleh:

MIRA SAPUTRI 12090214

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)
(3)

PENGARUH GAYA LINGKUNGAN KERJA FISIK, KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU

DI SMA PGRI 1 PADANG Oleh :

Mira Saputri1, Vella Anggresta2, Dina Amaluis3

Jl. Gunung Pangilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751)7053731-Fax (0751) 7053826. Email :mira.saputri2112@gmail.com,vellaanggresta@yahoo.com

1Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi

2.3Dosen STKIP PGRI Sumbar ABSTRAK

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Lingkungan kerja fisik berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja guru, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,147 dan thitung 0,918˂ttabel 2,01174. (2) Lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,446 dan thitung4,213< ttabel2,01174. (3) Kompensasi berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja guru di SMA PGRI 1 Padang, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,163 dan thitung1,053< ttabel 2,01174. (4) Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru di SMA PGRI 1 Padang, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,404 dan thitung3,658> ttabel2,01174. (5) Motivasi kerja guru berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja guru di SMA PGRI 1 Padang, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,374 dan thitung2,089<

ttabel2,01174. (1) Meningkatkan kinerja guru, yaitu mempersiapkan rencana pembelajaran, guru tidak hanya mempersiapkan rencana pembelajaran jika ada pemeriksaan dari pengawas.(2) Lingkungan kerja fisik di sekolah sebaiknya lebih nyaman dan sekolah menbuat ventilasi udara diruangan majelis guru agar udara dapat masuk, ruangan majelis guru seharusnya dilengkapi dengan kipas angin. (3) Sebaiknya guru menerima kompensasi tepat waktu dan tunjangan sosial yang diberikan layak sesuai pekerjaan. (4) Sebaiknya guru memberikan masukan-masukan yang membangun guna kemajuan sekolah, membantu guru lain apabila mereka mengalami kesulitan dan aktif dalam pelatihan.

ABSTRACT

The results showed that: First principal leadership styles have a significant effect on the performance of teachers, where the path coefficient values obtained 0,827dan thitung 9,554> ttabel 1.99962.

Both styles of school leadership have a significant effect on job satisfaction of teachers, which gained value thitung path coefficient 0.574 and 16.703 <ttabel1,99962. The third discipline teacher work significant effect on the performance of teachers in SMA N 1 Luhak Nan Duo West Pasaman, which gained value and thitung path coefficient 0.591 8.310> ttabel 1.99962. Fourth labor discipline teacher significant effect on job satisfaction of teachers in SMA N 1 Luhak Nan Duo West Pasaman, where the path coefficient values obtained 0.445 and 12.958 thitung> ttabel1,99962. Fifth satisfaction job satisfaction of teachers significantly influence the performance of teachers in SMA N 1 Luhak Nan Duo West Pasaman, which gained value thitung path coefficients -0.395 and -2.891> ttabel1,99962.According to the research, the authors suggest to teachers: First improving teacher performance, that is to prepare lesson plans, teachers not only prepare a lesson plan for inspection of supervisors. Both principals further enhance its responsibilities, the principal should be fair to all students and principals should not discriminate teachers. These three teachers should improve discipline in work, teachers should use a guide book during the learning process takes place and use good learning media. Fourth teachers should improve discipline during the school day, such as aturanyang abide in school, do not leave school without the permission of the school principal and always follow the flag ceremony at the school.

Keywords: Leadership Style Principal, Work Discipline Teacher, Teacher Job Satisfaction and Teacher Performance

kata kunci : Lingkungan Kerja Fisik, Kompensasi, Motivasi Kerja Guru, dan Kinerja Guru

(4)

PENDAHULUAN

Guru merupakan profesi profesional di mana ia dituntut untuk berupayasemaksimal mungkin menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai seorang guru profesional, maka tugas guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih hendaknya dapat berimbas kepada siswanya. Dalam hal ini guru hendaknya dapat meningkatkan terus kinerjanya yang merupakan modal bagi keberhasilan pendidikan.

Yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, /mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi. Tugas tersebut dilakukan terhadap semua peserta didik pada pendidikan usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Selanjutnya yang dimaksud dengan professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Kinerja guru menjadi salah satu penentu dalam mencapai hasil proses belajar mengajar yang berkualitas, dimana kinerja merupakan hal yang penting dalam organisasi agar tujuan organisasi tersebut tercapai.

Namun pada kenyataannya kinerja guru di SMA PGRI 1 Padang masih belum optimal. Berikut data Kinerja guru:

Tabel 1. Data Pengumpulan RPP dan Penilaian di SMA PGRI 1 Padang Tahun ajaran 2016-2017

No Pernyataan

Jumlah Guru

Sudah Mengumpulkan Belum Mengumpulkan 1 Guru yang mengumpulkan RPP

tepat waktu

45 orang 6 orang

2 Guru yang membuat penilaian terhadap siswa

10 orang 41 orang

3 Guru yang menggunakan media pembelajaran

25 orang 26 orang

Sumber : Waka Kurikulum SMA PGRI 1 Padang, 2016 Berdasarkan tabel 1, dapat

diketahui dari 45 orang guru mengumpulkan RPP tepat waktu.

Sebanyak 6 orang guru tidak mengumpulkan RPP tepat waktu.

Dan sebanyak 10 orang guru membuat penilaian terhadap siswa sedangkan 41 orang guru belum mebuat penilaian terhadap siswa.

Ini menimbulkan kecurigaan siswa terhadap siswa karena kurang keterbukan nilai terhadap.

Sebanyak 25 guru yang

menggunakan media pembelajaran sedamgakam 26 orang guru belum menggunakan media pembelajaran.

Kurang adanya persiapan guru dalam media pembelajaran menyebab kinerja guru rendah dan siswa menjadi kurang paham dengan tidak adanya media dalam pembelajaran.

Kinerja guru akan menjadi optimal, bila diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik lingkungan kerja, kompensasi,

(5)

motivasi kerja guru, dan karyawan maupun anak didik. Ada beberpa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu: latihan dan pengalaman kerja, pendidikan, motivasi kerja, kompensasi, kepemimpinan kepala sekolah, fasilitas kerja, dan lingkungan kerja.

Kajian Teori Teori Kinerja Guru

Menurut Edi, (2013:25) mendefinisikan kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelakasanaan suatu kegiatan atau program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi perencanaan suatu organisasi.

Sedangkan menurut Mulyasa (2004:136) dalam (Edi, 2013) , mengartikan kinerja/performance sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, dan hasil kerja atau unjuk kerja.

Menurut Rivai (2005:14)

dalam (Tarsis, 2014)

mengemukakan kinerja adalah:

“hasil atau tingkat keberhasilan seseorang terhadap keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria tertentu yang telah ditentukan terdahulu dan telah disepakati bersama ”.

Teori Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Nitisemito (2000:183) dalam (Wibowo, 2014) defisini lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja, yang mempengaruhi seorang pekerja dalam

menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Lingkungan kerja fisik menurut Sedarmayanti (2001:21) dalam (Wibowo, 2014) adalah semua elemen atau keadaan yang ada disekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi pegawai baik langsung atau secara tidak lanngsung.

Sedangkan menurut Sarwono (2005:11) dalam (Wibowo, 2014)

“Lingkungan kerja fisik adalah tempat kerja pegawai melakukan aktivitasnya”. Lingkungan kerja fisik mempengaruhi semangat dan emosi kerja para karyawan. Faktor- faktor fisik ini mencakup suhu udara ditempat kerja, luas ruang kerja, kebisingan, kepadatan, dan kesesakan. Jadi lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan bekerja yang mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan beban tugasnya

Teori Kompensasi

Hasibuan, (2003:118) mendefinisikan kompensasi sebagai semua pendapatan yang berbentuk uang,barang langsung atau tidak langsung yang diterima guru sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada sekolah. Kompensasi merupakan istilah luas yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial (financial reward) yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi.

Guru harus diberi imbalan bagi upaya yang telah keluarkan untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan mereka sendiri. Kompensasi lebih dari sekedar upah dan gaji. Dalam kompensasi, bisa juga termasuk

(6)

didalamnya insentif/perangsang program kesejahteraan pegawai (employee benefit and services).

Insentif bisa meningkatkan produkifitas (rivai, 2009:741).

Teori Motivasi Kerja Guru

Menurut Edy (2011:109) motivasi kerja adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi seringkali di artikan sebagai faktor prilaku seseorang. Menurut Wibowo, (2007:378) menyatakan bahwa motivasi sebagai proses yang menyebabkan intensitas, arah, dan usaha terus-menerus individu menuju pencapaian tujuan.

Robins dalam Syafarudin dan Nasution (2005:131), motivasi adalah keinginan untuk melakukan suatu tindakan kondisi dimana keinginan- keinginan pribadi dapat mencapai kepuasan

HIPOTESIS

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja di sekolah SMA 1 PGRI Padang.

2. Diduga kompensasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru di sekolah SMA PGRI 1 Padang.

3. Diduga lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di sekolah SMA PGRI 1 Padang.

4. Diduga kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di sekolah SMA PGRI 1 Padang.

5. Diduga motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di sekolah SMA PGRI 1 Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat dkriptif dan asosiatif. Menurut Arikunto (2010:39) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal- hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2013:10), penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 1 Padang. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di SMA PGRI 1 Padang yaitu sebanyak 51 orang guru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016.

Sebelum angket disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Uji validitas menunjukan sejauh mana ketepatan, kesesuaian, atau kecocokan alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah penyataan dinyatakan valid apabila nilai corrected item-total coreelation ≥ r tabel 0,361. Menurut Nunnally (dalam Ghozali, 2012:48) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70. Untuk mengukur reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach Alpha dengan menggunakan bantuan program SPSSS versi 16.0. dalam penelitian ini uji coba telah lulus uji validitas dan uji reabilitas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat Capaian Responden (TCR) Variabel

Berdasarkan TCR dari masing- masing variabel bahwa rata-rata skor

(7)

variabel kinerja guru adalah sebesar 3,42 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 60,38%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kinerja guru berada pada kategori Kurang Baik.

Rata-rata skor variabel lingkungan kerja fisik adalah sebesar 3,08 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 61,63%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja fisik berada pada kategori kurang baik. Rata-rata skor variabel kompensasi adalah sebesar 2,96 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 59,22%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kompensasi berada pada kategori kurang baik. Rata-rata skor variabel motivasi kerja guru adalah sebesar 3,27 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 67,65%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja guru berada pada kategori cukup baik.

HASIL UJI HIPOTESIS

a. Hipotesis pertama penelitian adalah “lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru di SMA PGRI 1 Padang”. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis pertama diketahui koefisien jalur pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja guru (Px3x1) adalah 0,446 dengan nilai t hitung adalah 4,213 > t tabel adalah 2,01174 nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05).

Hal ini berarti hipotesis pertama diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

b. Hipotesis kedua penelitian adalah “kompensasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru di SMA PGRI 1 Padang”.

Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis kedua diketahui koefisien jalur pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja guru (Px3x2) adalah 0,404 dengan nilai t hitung adalah 3,658> t tabel adalah 2,01174

dan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi lebih besar dari alpha (0,000 < 0,05). Hal ini berarti hipotesis kedua diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

c. Hipotesis ketiga penelitian adalah “lingkungan kerja fisik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMA N 1 PGRI 1 Padang”. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis ketiga diketahui koefisien jalur pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru (Pyx1) adalah 0,147 dengan nilai t hitung adalah 0,918˂ t tabel adalah 2,01174 dan nilai signifikansi 0,363. Nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,363˃0,05).

Hal ini berarti hipotesis ketiga ditolak.

d. Hipotesis keempat

penelitian adalah “kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMA PGRI 1 Padang”. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis keempat diketahui koefisien jalur pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru (Pyx

2

) adalah 0,163 dengan nilai t hitung adalah 1,053 > t tabel adalah 2,01174 dan nilai signifikansi 0,297. Nilai signifikansi lebih besar dari alpha (0,297˃0,05). Hal ini berarti hipotesis keempat ditolak.

e. Hipotesis kelima penelitian adalah “motivasi kerja guru tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMA PGRI 1 Padang”. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis kelima diketahui koefisien jalur pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru (Pyx3) adalah 0,374 dengan nilai t hitung adalah 2,089 > t tabel adalah 2,01174 dan nilai signifikansi 0,042. Nilai signifikansi lebih kecil

(8)

dari alpha (0,42˃0,05). Hal ini berarti hipotesis kelima ditolak.

PENUTUP KESIMPULAN

Berdasarkan kepada

permaslahan dan pertanyaan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru di SMA PGRI 1 Padang. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,466 dan thitung

sebesar 4,213> ttabel sebesar 2,01174 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Artinya apabila Lingkungan Kerja fisik meningkat sebesar satu-satuan, maka motivasi kerja guru akan meningkat sebesar 0,466 satuan dengan asumsi variabel Kompensasi tetap.

2. Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap Motivasi kerja guru di SMA PGRI 1 Padang. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,404 dan thitung sebesar 3,658> ttabel

sebesar 2,01174 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti Ha

diterima dan Ho ditolak. Artinya apabila Kompensasi meningkat sebesar satu-satuan, maka motivasi kerja guru akan meningkat sebesar 0,404 satuan dengan asumsi variabel Lingkungan kerja fisik tetap.

3. Lingkungan kerja fisik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMA PGRI 1 Padang.

Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,147 dan thitungsebesar 0,918<

ttabel sebesar 2,01174 dengan nilai signifikan 0,000< 0,05 berarti Ho

diterima dan Ha ditolak. Artinya apabila lingkungan kerja fisik menurun sebesar satu-satuan, maka kinerja guru akan menurun sebesar 0,147 satuan

dengan asumsi variabel kompensasi dan motivasi kerja guru tetap.

4. Kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMA PGRI 1 Padang. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,163 dan thitung sebesar 1.053<ttabel

sebesar 2.01174 dengan nilai signifikan 0,2967 < 0,05 berarti Ha

diterima dan Ho ditolak. Artinya apabila pemberian Kompensasi menurun sebesar satu-satuan, maka kinerja guru akan menurun sebesar 0,163 satuan dengan asumsi variabel motivasi kerja guru tetap.

5. Motivasi kerja guru tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMA PGRI 1 Padang.

Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,374 dan thitungsebesar 2.089<

ttabel sebesar 2.01174 dengan nilai signifikan 0,042>0,05 berarti Ha

diterima dan Ho ditolak. Artinya apabila pemberian motivasi kerja guru menurun sebesar satu-satuan, maka kinerja guru akan menurun sebesar 0,374 satuan dengan asumsi variabel motivasi kerja guru tetap.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka untuk kinerja guru di SMA PGRI 1 Padang menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang penulis menyarankan:

1. Kinerja guru di SMA 1 PGRI Padang sebaiknya lebih di tingkatkan lagi terutama membuat rencana pembelajaran. Sebaiknya guru sebelum memasuki semester baru terlebih dahulu guru menyiapkan rencana pembelajaran. Guru tidak hanya mempersiapkan rencana pembelajaran jika ada pengawas.

2. Lingkungan Kerja fisik, sebaiknya Lingkungan kerja fisik di sekolah SMA PGRI 1 Padang lebih nyaman lagi. Sebaiknya pihak sekolah

(9)

membuat ventilasi udara di ruangan majelis guru agar udara bisa masuk dan ruangan majelis guru seharusnya dilengkapi dengan kipas angin.

3. Kompensasi, sebaiknya guru di SMA N 1 PGRI Padang menerima kompensasi tepat waktu dan tunjangan sosial yang diberikan sekolah sudah layak dan membantu guru untuk memenuhi kebutuhannya.

Masalah kompensasi yang demikian dapat diatasi apabila pihak pemerintah dan sekolah dapat memperhatikan kesejahteraan guru dengan memberikan kompensasi sesuai dengan haknya, karena kompensasi inilah yang akan dipergunakan guru untuk memenuhi kebutuhannya.

4. Motivasi kerja guru, sebaiknya guru lebih memberikan masukan-masukan yang membangun untuk kemajuan

sekolah, membantu guru lain apabila mereka mengalami kesulitan dan aktif dalam workshop/pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:

pt. Rineka cipta.

Handoko, t. H. (2004). Manajemen.

Yogyakarta: bpfe.

Mangkunegara anwar prabu. (2005).

Manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan. Jakarta: pt.

Raja grafindo persada.

Rivai, v. (2009). Manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan dari teori ke praktek. Jakarta: pt.

Raja grafindo persada.

Torang, syamsir. (2013). Organisasi dan manajemen. Makasar:

alfabeta bandung.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI, KESIAPAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2011 DAN 2012 STKIP PGRI SUMATERA