BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat MS Glow
Pada tahun 2013, Shandy Purnamasari dan Maharani Kemala mendirikan MS Glow, sebuah brand kecantikan lokal ternama di Indonesia. Pendirian MS Glow terinspirasi oleh hobi sang pendiri yang ingin selalu tampil cantik dan sehat. Pada bulan Juli 2016, MS Glow resmi hadir dengan berbagai produk perawatan kulit wajah dan tubuh (skincare). Nama "MS Glow" merupakan singkatan dari "Magic for Skin", yang menggambarkan harapan bahwa produk ini akan menjadi solusi bagi berbagai masalah kulit. Semua orang yang membutuhkan perawatan kulit termasuk dalam target pasar MS Glow, mulai dari usia remaja hingga kelompok demografi lainnya termasuk ibu hamil dan menyusui. Keamanan produk MS Glow sudah terjamin karena telah mendapatkan sertifikasi Halal dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Pada tahun 2017, MS Glow melangkah lebih jauh dengan mendirikan klinik kecantikan pertamanya di daerah Malang. Dengan berdirinya MS Glow Aesthetic Clinic, para pendiri berharap dapat melengkapi kesuksesan produk perawatan kulit mereka dan membangun citra merek yang positif. Ide bisnis MS Glow berdasarkan pada online shop. MS Glow memiliki distributor yang dikenal sebagai agent, reseller dan member. Agent (stokist) memiliki persediaan offline yang banyak untuk kenyamanan konsumen di kota-kota tempat agen berada, sedangkan reseller dan member hanya dapat menjual produk secara online (Amandanindya, 2021).
2. Visi dan Misi MS Glow
MS Glow didirikan karena kedua pendirinya memiliki visi dan misi yang serupa, yaitu menyediakan perawatan kulit yang berkualitas dan memperkenalkan produk perawatan kulit lokal agar dapat bersaing dalam era globalisasi.
3. Kota Samarinda
Kota Provinsi Kalimantan Timur adalah Kota Samarinda. Kota Samarinda terletak di dekat wilayah Kutai Kartanegara yang kaya akan sumber daya alam dan memberikan kontribusi besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kota Samarinda terletak antara 117003'00" Bujur Timur, 00019'02" Lintang Selatan, dan 00042'34" Lintang Selatan serta memiliki luas daratan 718,00 kilometer persegi. Kota Samarinda telah terbagi menjadi 10 kecamatan sejak akhir tahun 2010, yaitu Desa Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda Kota, Salam, Samarinda Seberang, Loa Janan Ilir, Sungai Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda Utara, dan Sungai Pinang, dengan total 53 kecamatan.
4. MS Glow Samarinda
MS Glow Samarinda menjual kosmetik, skincare, bodycare, dan berbagai produk kecantikan dengan brand MS Glow. Distributor MS Glow Beauty Samarinda merupakan distributor MS Glow pertama di Kota Samarinda yang berdiri pada tahun 2015. Distributor MS Glow Samarinda menggunakan sistem penjualan online store melalui shopee dan instagram dan offline store untuk membeli produk MS Glow. Mempunyai agent, reseller dan member dengan agent menyediakan stock offline dalam jumlah banyak untuk kenyamanan konsumen di daerah setiap agent, dan reseller dan member menjual produk secara online.
B. Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan metode kuesioner yaitu mengukur nilai beberapa variabel dan uji hipotesis, dimana peneliti untuk memperoleh data dan jawaban terhadap pertanyaan dari semua anggota sampel dalam penelitian ini, kuesioner digunakan dalam survei secara langsung di toko MS Glow Samarinda kepada responden yang menggunakan produk skincare MS Glow di Kota Samarinda.
Responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini berjumlah 150 orang. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai karakteristik responden yang melengkapi penelitian, mulai dari jenis kelamin dan data secara rinci akan seperti berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Responden
No Karakteristik
Jumlah Presentase
1 Jenis Kelamin
Perempuan 114 75.5%
Laki-laki 37 34.5%
Total 150 100%
2 Umur Jumlah Presentase
18-25 Tahun 82 54.3%
26-44 Tahun 63 41.7%
45-59 Tahun 6 4%
>60 Tahun 0 0%
Total 150 100%
3 Terakhir Melangsungkan Pembelian Jumlah Presentase
1-3 Bulan terakhir 70 46.4%
6 Bulan terakhir 22 14.6%
>6 Bulan terakhir 59 35.1%
Total 150 100%
4 Pekerjaan Jumlah Presentase
Pegawai Negeri/BUMN/TNI/POLRI 14 9,3%
Wiraswasta 14 9,3%
Pegawai/Karyawan Swasta 43 28,6%
Mahasiswa/Pelajar 63 41,8%
Ibu Rumah Tangga 22 14,6%
Total 150 100%
Berdasarkan diatas, pada karakteristik jenis kelamin diketahui bahwa jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki yaitu berjumlah perempuan 114 responden dengan persentase 75.5%, sedangkan laki-laki berjumlah 37 dengan persentase 34.5%. Hal ini menunjukkan jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini berfokus pada konsumen yang menggunakan skincare MS Glow di Kota Samarinda dan diambil sebanyak 150 responden yaitu 114 perempuan dan 37 laki- laki. Untuk responden berdasarkan usia, diketahui usia responden yang berusia 18 tahun sampai dengan 25 tahun berjumlah 82 dengan persentase 54.3%, usia responden yang berusia 26 sampai 44 tahun berjumlah 63 dengan persentase 41.7%, usia responden yang berusia 45 tahun sampai 59 tahun berjumlah 6 dengan persentase 4%, sedangkan usia responden yang berusia 60 tahun keatas berjumlah 0 atau tidak ada dengan persentase 0%, hal ini menunjukkan usia responden yang berusia 18 tahun sampai 25 tahun merupakan jumlah usia responden terbanyak dengan presentase nilai yang paling tinggi juga. Sedangkan responden berdasarkan pekerjaan menunjukan bahwa sebagian responden memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri/BUMN/TNI/POLRI sebanyak 14 dengan persentase 9,3%, responden yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 14 dengan persentase 9,3%, responden yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai/karyawan swasta sebanyak 43 dengan persentase 28,6%, responden yang memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa/pelajar sebanyak 63 dengan persentase 41,8%, responden yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 22 dengan persentase 14,6%, dengan ini menunjukkan mahasiswa/pelajar sebanyak 63 dengan persentase 41,8% merupakan pekerjaan responden terbanyak dengan persentase nilai tertinggi.
Responden berdasarkan kapan terakhir para responden melangsungkan pembelian, menunjukan bahwa sebagian responden melangsungkan pembelian 1-3 bulan terakhir sebanyak 70 dengan persentase 46.4%, responden yang memiliki melangsungkan pembelian 6 bulan terakhir sebanyak 22 dengan persentase 14.6%, dan responden yang melangsungkan pembelian diatas 6 bulan terakhir sebanyak 59 atau dengan persentase 35.1%, dengan ini memberitahukan bahwa responden dalam penelitian ini melangsungkan pembelian terbanyak dalam waktu 1-3 bulan terakhir.
Pada Penelitian ini social media marketing dan store environment digunakan sebagai variabel independen keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Variabel social media marketing diukur dari 5 indikator dengan 5 butir pertanyaan. Tanggapan yang diberikan oleh responden membuktikan bahwa hampir sepenuhnya para responden memberikan jawaban setuju pada social media marketing atas sebagian besar tanggapan responden atas jawaban setuju dan urutan kedua adalah jawaban responden sangat setuju dan diurutan ketiga memiliki tanggapan responden tidak setuju pada social media marketing. Butir pertanyaan SMM5 merupakan bentuk pertanyaan negatif.
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Social Media Marketing
No Item Pertanyaan Skor
Total
SS S TS STS
1 SMM1 47 78 22 3 150
2 SMM2 38 88 21 3 150
3 SMM3 43 79 24 4 150
4 SMM4 48 69 30 3 150
5 SMM5 14 38 61 37 150
Variabel store environment (X2) atau variabel independen pada riset ini diukur dari 5 indikator dengan 5 butir pertanyaan. Pada tabel menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab dengan jawaban atas kesetujuan kepada variabel
store environment. Hal ini dilihat pada butir pertanyaan yang hampir sepenuhnya dijawab oleh responden dengan memberikan jawaban setuju dan diurutan kedua, para responden juga sangat setuju dan diurutan ketiga memiliki tanggapan responden tidak setuju pada store environment. Butir pertanyaan SE1, SE3, SE4 merupakan bentuk pertanyaan negatif.
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Store Environment
No Item Pertanyaan Skor
Total
SS S TS STS
1 SE1 8 33 55 54 150
2 SE2 47 94 8 1 150
3 SE3 8 21 56 65 150
4 SE4 10 19 52 69 150
5 SE5 48 88 12 2 150
Variabel keputusan pembelian (Y) atau variabel dependen pada penelitian ini diukur dari 5 indikator dengan 5 butir pertanyaan. Berdasarkan jawaban pada tabel, beberapa responden sangat setuju dengan variabel keputusan pembelian. Ini terjadi dengan item pertanyaan; mayoritas responden setuju, urutan kedua responden sangat setuju, dan urutan ketiga responden tidak setuju terhadap keputusan pembelian. Terdapat 4 butir pertanyaan positif dengan 1 butir pertanyaan berbentuk negatif yaitu pada Butir pertanyaan KP1 yang menanyakan kebalikkan atas kepuasan responden kepada keputusan pembelian.
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Keputusan Pembelian
No Item Pertanyaan Skor
Total
SS S TS STS
1 KP1 6 33 65 46 150
2 KP2 38 65 41 6 150
3 KP3 36 97 16 1 150
4 KP4 36 90 22 2 150
5 KP5 35 75 36 4 150
C. Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas membandingkan nilai Rhitung hitung yang lebih besar dari Rtabel, dengan uji construct validity dengan menggunakan Confirmatiory Factor Analysis (CFA), dengan loading factor yang valid yaitu ≥ 0,05. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas pada kedua variabel bebas penelitian yaitu social media marketing, store environment, dan variabel terikat yaitu keputusan pembelian.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas
Butir Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan Social Media Marketing (X1) SMM1 0,910 0,05 Valid
SMM2 0,872 0,05 Valid SMM3 0,919 0,05 Valid SMM4 0,890 0,05 Valid SMM5 0,877 0,05 Valid
Butir Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan Store Environment (X2) SE1 0,784 0,05 Valid
SE2 0,865 0,05 Valid
SE3 0,749 0,05 Valid
SE4 0,809 0,05 Valid
SE5 0,891 0,05 Valid
Butir Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan Keputusan Pembelian (Y) KP 1 0,867 0,05 Valid
KP 2 0,864 0,05 Valid KP 3 0,875 0,05 Valid KP 4 0,935 0,05 Valid KP 5 0,842 0,05 Valid
Berdasarkan penguraian diatas diketahui bahwa variabel bebas (independen) yaitu social media marketing (X1), dan variabel bebas lainnya yaitu store environment (X2), juga variabel terikat (dependen) yaitu keputusan pembelian (Y) memiliki nilai Rhitung lebih besar dari Rtabel sehingga dapat memiliki arti bahwa semua pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini dianggap valid, sehingga dapat diandalkan sebagai alat ukur dalam instrumen penelitian.
Uji reliabilitas menentukan seberapa besar kuesioner dapat dipercaya untuk menjadi prediktor yang akurat dari suatu variabel.. Uji realibitas mengujikan atas konsistensi jawaban responden menggunakan pertanyaan yang diberikan dengan menggunakan metode statistik Cronbach’s Alpha, yaitu item pertanyaan dinyatakan reliabel jika Alpha lebih besar dari rtabel. Adapun hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's
Alpha Nilai 𝔞 Keterangan
Social Media Marketing (X1) 0,755 0,60 Reliabel Store Environment (X2) 0,734 0,60 Reliabel Keputusan Pembelian (Y) 0,782 0,60 Reliabel Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel social media marketing, store environment, dan keputusan pembelian mempunyai nilai Cronbach’s Alpha yang lebih besar dari nilai alpa. Hal ini memiliki arti bahwa item pertanyaan pada kuesioner bersifat reliabel sehingga item pertanyaan yang digunakan dapat memberikan hasil data yang konsisten.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk menentukan apakah suatu variabel itu salah dan apakah itu didasarkan pada konteks model regresi, digunakan uji normalitas. Tujuan utama uji normalitas adalah untuk menentukan apakah data studi berasal dari populasi dengan distribusi normal. Pengujian normalitas sangat penting dilakukan bagi penelitian kuantitatif karena berdasarkan status normalitas, ditentukan ukuran tendensi sentral, dispersi, dan pemilihan uji parametrik/nonparametrik. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang dilakukan menggunakan uji Klomogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf sig 0,05 seperti pada tabel di bawah:
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 150
Normal Parameters a,b Mean 15,03 Std. Deviation 1,7 Most Extreme
Differences Absolute 0,08
Positive 0,08
Negative -0,43
Test Stratistic 0,86
Asymo. Sig. (2-tailed) c 0,08
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Berdasarkan tabel 4.4, diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) yakni sebesar 0,08 lebih besar dari 0,05 maka data yang diuji pada penelitian ini berdistribusi normal.
Uji multikolinearitas menguji nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance untuk melihat apakah ada hubungan antar variabel bebas (independen). Multikolinearitas tidak terjadi jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1.
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Unstandardiz ed
Coefficients
Standardiz ed
Coefficient
s T Sig.
Collinearity Statistics B Std.
Error Beta Toleranc
e VIF
1 Constant) 3,961 1,162 3,41
0 <,00 1 Social
Media Marketing
0,174 0,028 0,456 6,25 2
<,00 1
0,771 1,29 7 Store
Environme nt
0,266 0,073 0,267 3,66 5
<,00 1
0,771 1,29 7 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa tolerance untuk variabel X1 memiliki senilai 0,771 dan untuk variabel X2 toleransi senilai 0,771 dimana lebih besar dari 0,10 dan hasil VIF untuk variabel X1 yang sebesar 1,297 VIF dan untuk variabel X2 senilai 1,297 dengan nilai VIF dimana lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolinearitas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengidentifikasi jika model regresi memiliki ketidaksamaan varian antara pengamatan-pengamatan yang berbeda. Uji heteroskedastisitas dapat diperkuat dengan penggunaan uji glejser. dimana apabila nilai sig > 0,05 maka variabel bersangkutan dinyatakan terbebas dari heteroskedastisitas.
Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) 2,565 0,568 4.520 0,134
Social Media Marketing
0,021 0,014 0,146 1,574 0,118 Store Environment -0,053 0,036 0,140 -1,505 0,134 a. Dependent Variable: ABS_RES1
Berdasarkan tabel XI, diketahui bahwa nilai sig pada variabel X1 yaitu 0,118 lebih besar dari 0,05 artinya data dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas, nilai sig pada variabel X2 yaitu 0,134 lebih besar dari 0,05 artinya data dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda merupakan alat dalam memahami seberapa besar dampak dari dua atau lebih variabel bebas atau independen terhadap satu variabel
dependen yang terwakili dalam bentuk persamaan regresi. Persamaan regresi berganda dapat ditemukan pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) 3,868 1,149 3,366 <,001
Social Media
Marketing 0,467 0,072 0,473 6,528 <,001 Store Environment 0,257 0,072 0,258 3,569 <,001 Berdasarkan tabel 4.10, dapat ditarik kesimpulan bahwa persamaan regresi yang terbentuk pada uji regresi ini adalah:
Y = 3,868+ 0,467X1 + 0,257X2 Keterangan:
Y : Keputusan Pembelian X1 : Social Media Marketing X2 : Store Environment
Berdasarkan hasil pengujian dengan nilai diatas, maka dapat diuraikan menjadi:
a. Nilai konstanta (𝔞) yang diperoleh sebesar 3,868 artinya jika variabel social media marketing dan store environment bernilai 0 maka besarnya tingkat keputusan pembelian skincare MS Glow di Kota Samarinda yang terjadi sebesar 3,868.
b. Koefisien regresi X1 = 0,467 artinya jika social media marketing naik sebesar 1 satuan, maka keputusan pembelian skincare MS Glow di Kota Samarinda yaitu sebesar 0,467. Arah social media marketing terhadap keputusan pembelian skincare MS Glow di Kota Samarinda positif.
c. Koefisien regresi X2 = + 0,257 artinya jika store environment naik sebesar 1 satuan, maka keputusan pembelian skincare MS Glow di Kota Samarinda yaitu sebesar + 0,257. Arah store environment terhadap keputusan pembelian skincare MS Glow di Kota Samarinda positif.
4. Uji Hipotesis
Koefisien determinasi digunakan untuk menilai kecukupan atau kebenaran garis regresi yang dibuat dalam mencerminkan kelompok data yang diamati.
Koefisien determinasi untuk penyelidikan ini ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 0.639 a 0,408 0,400 2.10321
Tabel diatas menunjukkan besar koefisien determinasi atau R Square adalah 0,408 yang memiliki arti 40% keputusan pembelian skincare MS Glow di Samarinda dipengaruhi oleh kedua variabel bebas yaitu social media marketing dan store environment, sedangkan sisanya (100% - 40%) adalah 60% dikatakan bahwa terpengaruh oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Uji Parsial menilai dampak variabel independen terhadap dependen, atau dapat disebut dengan penggunaan uji T dengan menggunakan signifikan 5% dengan pengambilan keputusan dari nilai signifikansi, dengan kriteria:
a. Jika nilai signifikansi pada output > 0,05 maka Ha diterima b. Jika nilai signifikansi pada output < 0,05 Ho ditolak Ha diterima. Atau Jika Thitung
> Ttabel maka Ha diterima dan Jika Thitung < Ttabel maka Ho ditolak. Sebelum menyimpulkan hipotesis diterima atau ditolak, terlebih dahulu menuju pada tahap pengolahan SPSS, dengan mencari nilai pada Ttabel dengan rumus sebagai berikut:
Ttabel = (𝔞 / 2 ; n - k -1)
= (0,05/2 ; 150 - 2 - 1) = 0,025 ; 147 = 0,0003 Keterangan:
𝔞 : Tingkat Kepercayaan (0,05) n : Jumlah Sampel
k : Jumlah variabel X
Berdasarkan pada rumus diatas diketahui bahwa nilai Ttabel yaitu sebesar 0,0003.
Tabel 4.12 Hasil Uji T (Parsial) Model
Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) 3,868 1,149 3,366 <,001
Social Media Marketing
0,467 0,072 0,473 6,528 <,001 Store Environment 0,257 0,072 0,258 3,569 <,001 Berdasarkan pada tabel 4.12, diketahui nilai signifikan untuk variabel social media marketing (X1) adalah sebesar <0,001 dan nilai Thitung sebesar 6,528. Nilai signifikan untuk variabel store environment (X2) adalah sebesar <0,001 dan nilai Thitung sebesar 3,366. Berdasarkan perhitungan pada disimpulkan sebagai berikut:
a. Nilai signifikan variabel social media marketing (X1) adalah <0,001 < 0,05 dan nilai Thitung sebesar 6,528 > 0,0003. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel social media marketing (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan pembelian skincare MS Glow di Kota Samarinda.
b. Nilai signifikan variabel store environment (X2) adalah <0,001 < 0,05 dan nilai Thitung sebesar 3,569 > 0,0003. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel store environment (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Uji statistik F digunakan sebagai uji kelayakan model untuk menilai apakah model regresi yang diperoleh dari penelitian sesuai untuk melakukan pengujian hipotesis atau untuk mengetahui apakah model regresi total mempunyai pengaruh yang signifikan dengan taraf signifikansi 0,05. Untuk melakukan uji F, dibutuhkan mencari nilai pada tabel Ftabel dengan menggunakan rumus yang sesuai.
Ftabel = k ; n-k
= 2 ; 150 – 2 = 0,013 Keterangan:
k : Jumlah variabel X n : Jumlah sampel
Tabel 4.13 Hasil Uji F (Kelayakan Model)
Model Sum of
Squares Df Mean
Square F Sig.
1 Regression 447,639 2 223.820 50,598 <.001 b Residual 650,254 147 4.423
Total 1097,893 149 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), Social Media Marketing, Store Environment
Berdasarkan rumus dan tabel 4.13, diperoleh nilai Fhitung sebesar 50,598 lebih besar dari Ftabel sebesar 0,013 dan nilai signifikan <0,001 lebih kecil dari < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa model regresi cocok dengan data pengamatan dan karenanya sesuai untuk penyelidikan di masa depan, atau pengujian hipotesis selanjutnya, dengan arti lain bahwa kedua variabel independen yaitu social media marketing (X1) dan store environment (X2) berpengaruh positif atau signifikan terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y).
D. Pembahasan
1. Social Media Marketing Positif mempengaruhi Keputusan Pembelian.
Berlandaskan hasil Uji T (uji parsial) hipotesis X1 didapatkan bahwa social media marketing berdampak positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk skincare MS Glow di Kota Samarinda. Pengujian pengaruh pada variabel social media marketing terhadap keputusan pembelian ini dapat diketahui dengan melihat Thitung senilai 6,528 dan Ttabel 0,0003 dengan signifikan sebesar <0,001 lebih kecil dari 0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa social media marketing memberi impak yang positif dan signifikan pada keputusan pembelian produk skincare MS Glow di Kota Samarinda. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin bagus social media marketing mana akan semakin tinggi pula keputusan pembelian skincare MS Glow di Kota Samarinda.
2. Store Environment berpengaruh Positif kepada Keputusan Pembelian.
Berlandaskan hasil Uji T (uji parsial) hipotesis X2 didapatkan bahwa store environment berdampak positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk skincare MS Glow di Kota Samarinda. Pengujian pengaruh pada variabel store environment kepada keputusan pembelian ini dapat diketahui dengan melihat Thitung senilai 3,569 dan Ttabel 0,0003 dengan signifikan sebesar <0,001 lebih kecil dari 0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa store environment memberi impak yang positif dan signifikan pada keputusan pembelian produk skincare MS Glow di Kota Samarinda, Maka dapat disimpulkan bahwa semakin bagus pengaplikasian store environment pada retail MS Glow akan semakin tinggi pula keputusan pembelian skincare MS Glow di Kota Samarinda.