• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Media Sosial Terhadap Penggunaan QRIS Oleh UMKM

N/A
N/A
Ge W.

Academic year: 2024

Membagikan " Pengaruh Media Sosial Terhadap Penggunaan QRIS Oleh UMKM"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR TABEL...ii

DAFTAR GAMBAR...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Penelitian...1

B. Rumusan Masalah...10

C. Tujuan Penelitian...10

D. Manfaat Penelitian...11

BAB II LANDASAN TEORI...12

A. Landasan Teori...12

1. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)...12

a. Definisi UMKM...12

b. Peranan UMKM...13

2. QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)...18

3. Modal...20

4. Teori Media Sosial...21

a. Pengertian Sosial Media...21

b. Karakteristik Media Sosial...22

c. Jenis Sosial Media...25

d. Kelebihan Dan Kekurangan Media Sosial...28

B. Penelitian Terdahulu...30

C. Hipotesis...35

D. Kerangka Penelitian...40

BAB III METODE PENELITIAN...43

A. Jenis Penelitian...43

B. Populasi...43

C. Sampel...44

D. Teknik Pengumpulan Data...45

E. Definisi Operasional Variabel...46

BAB IV GAMBARAN UMUM...54

i

(2)

A. Uji Kualitas Instrumen dan Data...59

1. Uji Validitas dan Reliabilitas...59

a. Uji Validitas...59

b. Uji Reliabilitas...61

2. Uji Deskriptif...61

3. Uji Asumsi Klasik...62

a. Uji Normalitas...62

b. Uji Multikolinearitas...63

c. Uji Heteroskedastisitas...63

4. Analisis Regresi Linier Berganda...64

5. Uji Hipotesis...65

a. Pengujian hipotesis parsial (Uji t)...65

b. Pengujian Simultan (F)...66

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)...66

B. Pembahasan...67

1. Pengaruh Penggunaan Sistem QRIS Terhadap Pendapatan UMKM Kabupaten Sleman...67

2. Pengaruh Pinjaman Modal Terhadap Pendapatan UMKM Kabupaten Sleman...68

3. Pengaruh Media Sosial terhadap Pendapatan UMKM Kabupaten Sleman...69

4. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Pendapatan UMKM Kabupaten Sleman...70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...72

A. Kesimpulan...72

B. Keterbatasan Penelitian...73

C. Saran...73 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii

(3)

Tabel 2.2 Hubungan Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen dan Referensinya

Tabel 3.1 Skala Likert

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas dari Item – Item Variabel Penelitian Tabel 5.4 Uji Normalitas

iii

(4)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Gambar 4.1 Peta Kabupaten Sleman Gambar 5.1 Uji Normalitas

Gambar 5.2 Uji Heteroskedastisitas

iv

(5)

A. Latar Belakang Penelitian

Pada tahun 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia telah mencapai 64,2 juta unit.

Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada total produk domestik bruto (PDB) Indonesia yaitu sebesar 60,3%. Selain itu, UMKM juga menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja. Pada era globalisasi yang cukup pesat saat ini dapat mendorong enterpreneurship atau para pelaku usaha untuk membuka usahanya dengan mudah dan dengan berbagai keuntungan yang didapatkan (BPS, 2020).

Jumlah UKM di Indonesia 0

10 20 30 40 50 60 70 80

1 20

30 40

50 60

70

20 Juta 30 Juta 40 Juta 50 Juta 60 Juta 70 Juta

Gambar 1.1 Jumlah UMKM Indonesia Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2020

Berdasarkan gambar 1.1 menunjukkan bahwa UMKM berkontribusi sebesar 60,3% pada PDB (Produk Domestik Bruto) di Indonesia. Dengan adanya kontribusi tersebut, membuat UMKM menjadi salah satu bentuk usaha yang akan meningkatkan pendapatan pada perekonomian Indonesia.

1

(6)

Pada tahun 2022 jumlah UMKM terus meningkat. Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UMKM) sepanjang 2022 UMKM di Indonesia tercatat tumbuh mencapai 8,71 juta unit UMKM [ CITATION Put23 \l 1033 ]. Pulau Jawa mendominasi sektor ini.

Tercatat, Jawa Barat menjadi juara UMKM dengan jumlah 1,49 juta unit usaha. Tipis di urutan kedua ada Jawa Tengah yang mencapai 1,45 juta unit.

Ketiga, ada Jawa Timur sebanyak 1,15 juta unit [ CITATION Sol23 \l 1033 ].

Tabel 1.1 Data UMKM Kabupaten Sleman

Sumber: Dataumkm.slemankab.go.id, 2023

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mempunyai peranan cukup strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, UMKM juga dapat menjadi tulang punggung dalam sistem ekonomi kerakyatan yang dapat

Kapanewon Usaha Mikro Usaha kecil Usaha menengah

1 Gamping 5405 44 2

2 Godean 7044 14 0

3 Moyudan 3845 56 3

4 Minggir 4086 5 0

5 Seyegan 5249 41 1

6 Mlati 6302 37 0

7 Depok 9044 121 0

8 Berbah 4216 16 0

9 Prambanan 2765 17 1

10 Kalasan 7130 54 0

11 Ngemplak 5230 28 0

12 Ngaglik 4767 48 4

13 Sleman 4767 37 4

14 Tempel 6536 40 4

15 Turi 3726 18 0

16 Pakem 3476 38 4

17 Cangkringan 2204 36 1

Total 89197 650 24

(7)

mengurangi kemiskinan dan juga pengangguran. Tumbuhnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah menjadikannya sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja dan pendapatan. Pendapatan dalam usaha merupakan penilaian dalam usahanya apakah dalam usaha yang dilakukan memiliki kemajuan peningkatan atau malah penurunan. Selain itu, UMKM juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Kebutuhan masyarakat selalu meningkat dari waktu ke waktu. Mulai dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap harinya sampai kebutuhan yang hanya menjadi sampingan. Meskipun demikian, masih ada masalah yang membuat pendapatan pada UMKM menjadi terhambat dan peningkatan dalam pendapatannya tidak cukup baik sehingga membuat pendapatan pada UMKM masih disebut dengan pendapatan kelas menengah. Tidak memungkiri juga bahwa perekomomian saat ini juga terpengaruh oleh teknologi. Masuknya teknologi dalam ekonomi cukup berpengaruh pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang harus menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Dengan adanya hal tersebut membuat para pelaku UMKM termotivasi untuk berinovasi dalam membuat pendapatan pada UMKM menjadi meningkat dan agar dapat keluar dari perangkap pendapatan kelas menengah dan menjadikan pendapatan UMKM sebagai tolak ukur dalam perkembangan perekonomian [ CITATION Faw22 \l 1033 ].

Oleh karenanya, berbagai upaya dilakukan oleh para pelaku usaha untuk memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat termasuk dalam hal meningkatkan pelayanan terhadap konsumen. Tidak dapat

(8)

dipungkiri bahwa kemajuan teknologi yang terjadi juga menjadi menjadi peluang oleh para pelaku UMKM untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen dalam sistem jual beli secara online, baik dalam pemasaran maupun pembayaran. Peningkatan pelayanan dalam sistem tersebut juga menjadi daya tarik tersendiri dalam jual beli yang dilakukan. Sehingga hal tersebut juga dapat menjadi salah satu peluang keuntungan yang akan didapatkan oleh pelaku UMKM untuk meningkatkan pendapatan.

Dalam membuat perubahan pada pendapatan, salah satu perubahan yang dapat dilakukan adalah melakukan inovasi dalam pembayaran. Pada perkembangan globalisasi saat ini sangat menonjolkan dalam perubahan sistem teknologi yang membuat teknologi menjadi pendamping dalam kehidupan sehari-hari bahkan dalam ekonomi. Tidak terelakkan pula bahkan dalam sistem perekonomian, teknologi juga menjadi sesuatu yang baru.

Peluang untuk meningkatkan pendapatan bagi UMKM sangat tinggi jika menggunakan teknologi pembayaran online saat ini. Hal ini dikarenakan melihat dari perkembangan pengguna internet di Indonesia setiap tahunnya terus bertumbuh. Hasil survei oleh Kemkominfo, berjualan melalui online dapat meningkatkan pendapatan UMKM hingga 26%, serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang berimbas pada peningkatan ekonomi nasional secara berkala dan bertahap [ CITATION Yul17 \l 1033 ].

Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023. Jumlah tersebut meningkat 2,67% dibandingkan pada

(9)

periode sebelumnya yang sebanyak 210,03 juta pengguna [ CITATION Sar23 \l 1033 ]. Dalam meningkatkan pendapatan UMKM, para pelaku usaha memanfaatkan teknologi menjadi sebuah pembaharuan. Pembaharuan yang dilakukan dalam meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan teknologi dilakukan dalam hal pembayaran. Pembayaran yang dimaksud adalah pembayaran digital. Pembayaran digital dikenal juga dengan dompet elektronik atau e-wallet. E-wallet termasuk salah satu Financial Technology (FinTech). Fintech atau financial technology adalah salah satu inovasi layanan jasa keuangan berbasis teknologi. Saat ini ada beberapa jenis fintech yang berkembang di Indonesia, sehingga tidak heran jika mulai banyak opsi bagi masyarakat yang membutuhkan layanan tersebut [CITATION OJK21 \l 1033 ].

Dompet elektronik sendiri adalah aplikasi untuk hal-hal digital melalui perangkat seluler online. FinTech digital payment seperti dompet elektronik memberikan peluang untuk seseorang dapat melakukan transaksi dengan nyaman, seperti pembayaran tagihan listrik, pemesanan makanan, transportasi, dan belanja online [ CITATION Wid20 \l 1033 ]. Sistem pembayaran dikatakan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara[ CITATION Cah20 \l 1033 ]. Dengan berjalannya sistem pembayaran yang lancar, maka perekonomian Negara tersebut akan lancar. Keefisienan dari sistem pembayaran dapat diukur dari kemampuan menciptakan biaya yang seminimal mungkin untuk mendapatkan sesuatu dari kegiatan ekonomi [ CITATION Soe221 \l 1033 ]. Pada umumnya masyarakat di Indonesia

(10)

menggunakan uang sebagai alat pembayaran untuk membeli barang atau jasa.

Namun saat ini, teknologi diakselerasi oleh pandemi Covid-19 kemarin sehingga kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran secara bertahap mampu menggeser uang tunai sebagai alat pembayaran kedalam bentuk pembayaran non-tunai yang lebih mudah, efektif, efisien dan aman agar dapat mengurangi penggunaan kertas dengan menggunakan sistem pembayaran secara digital yaitu secara elektronik atau e-wallet [ CITATION PLi20 \l 1033 ]. E-wallet atau dompet digital adalah mata uang digital, dimana terdapat kemudahan dalam berbelanja tanpa perlu membawa uang dalam bentuk fisik (nontunai) dan dapat disalurkan pada saat melakukan kegiatan lain (Megadewandanu, et al., 2016). E-wallet juga dikatakan sebagai layanan pembayaran yang dioperasikan dibawah regulasi keuangan dan dilakukan melalui perangkat mobile[ CITATION Kug14 \l 1033 ].

Di Indonesia, perkembangan dan pengguna transaksi online memiliki trend yang baik dari tahun ke tahun. Menurut data Bank Indonesia, nilai transaksi uang elektronik terus meningkat dari tahun ke tahun. Nilai transaksi uang elektronik pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp145,2 triliun, kemudian pada tahun 2020 meningkat menjadi Rp205 triliun. Nilai transaksi pada tahun 2021 juga meningkat mencapai Rp305,4 triliun. Sedangkan, tahun 2022 tercatat nilai transaksi tumbuh sebesar 30,84% di banding tahun 2021 yang mencapai Rp399,6 triliun[CITATION Ind23 \l 1033 ].

Seiring dengan meningkatnya pengguna internet, maka belanja online juga akan otomatis meningkat. Kondisi ini dibuktikan dengan data Bank

(11)

Indonesia (BI) yang mengatakan bahwa nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp142,97 triliun pada Desember 2022. Jumlah tersebut meningkat 7,98% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp132,41 triliun. Nilai transaksi uang elektronik juga melesat 79,14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Desember 2022, nilai transaksi uang elektronik tercatat sebesar Rp79,81 triliun [ CITATION Rid23 \l 1033 ].

Di Indonesia sendiri, ada beberapa platform e-wallet yang terkenal di Indonesia, seperti Gopay, OVO, Dana, Linkaja, Shopeepay, Sakuku dan masih banyak lagi. Berikut adalah grafik 5 platform e-wallet yang terkenal di Indonesia berdasarkan persentase penggunanya.

Link Aja Shopeepay Dana OVO Gopay

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

30%

51%

61%

70%

71%

18.40%

56.40%

55.70%

58.90%

58.40%

2022 2021

Gambar 1.2 Persentase Pengguna 5 Dompet Digital Yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia Pada Tahun 2021-2022

Sumber: Databoks, 2023

Pada tahun 2020, hasil survei E-Channel Fintech E-Commerce & e- Lifestyle menunjukkan sebanyak 81% dari 1.729 responden pengguna dompet digital mengaku menggunakan Gopay, dan di posisi kedua terdapat OVO yang dipakai oleh 71% responden. Selanjutnya, Dana berada di posisi ketiga sebesar

(12)

75,6%, Linkaja berada di posisi keempat dengan persentase sebesar 47,5% % dan e-Money Mandiri di posisi kelima dengan persentase 21%. Menurut Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEa), pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air akan berjalan baik di tahun 2023. Hal ini seiring dengan pertumbuhan UMKM go digital yang sudah menembus 21,8 juta [ CITATION Muh23 \l 1033 ].

Penggunaan e-wallet oleh UMKM didominasi oleh penggunaan QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard. Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS (dibaca KRIS) adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan menggunakan QR Code Pembayaran wajib menerapkan QRIS (Bank Indonesia, 2023).

QRIS telah mencakup 22,5 juta merchant dan lebih dari 26,6 juta pengguna pada tahun 2022. QRIS menjadi gerbang masuk ke dalam ekosistem digital bagi UMKM untuk mendukung inklusi ekonomi dan keuangan [CITATION Lid23 \l 1033 ]

Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang mengalami peningkatan jumlah UMKM di Indonesia. Berdasarkan data dari pemerintah pusat Yogyakarta, jumlah pelaku UMKM tercatat sebanyak 324.000 unit usaha pada tahun 2022 atau dua kali lipat dibanding data awal yang dimiliki pemerintah

(13)

Kota Yogyakarta [ CITATION Kan23 \l 1033 ]. Selain itu transaksi QRIS di Kota Jogja tumbuh 3,5 kali pada 2022 lalu dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari Rp396,76 miliar naik menjadi Rp1,770 triliun [ CITATION Abd23 \l 1033 ].

Penelitian mengenai pengaruh sistem E-wallet terhadap pendapatan UMKM mempunyai cukup sumber yang pernah meneliti. Dari penelitian Nurjanah et al. (2022) telah menemukan bahwa keuangan digital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan UMKM, pembayaran digital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan dan pemasaran digital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Temuan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya untuk meningkatkan kinerja usaha, dengan memperhatikan aspek digitalisasi UMKM dan literasi keuangan pelaku UMKM. Penelitian Xena & Rahadi (2021) menyimpulkan bahwa bahwa e- payment yang diterapkan mendukung peningkatan kinerja UMKM. Kilay, Simamora & Putra (2022) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel layanan e-payment dan e-commerce terhadap kinerja rantai pasok UMKM di Indonesia. Kami menetapkan sepuluh indikator riset dengan nilai rendah sehingga menjadi penghambat digitalisasi UMKM, dan implikasinya, dalam rangka inovasi dan solusi terbuka, dihadirkan untuk membantu pelaku UMKM, pemerintah, dan lembaga terkait dalam percepatan digitalisasi UMKM di Indonesia.

(14)

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dijelas diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Sistem Pembayaran E- Wallet dengan QRIS, Pinjaman Modal, Sosial Media dan Kualitas Produk terhadap Pendapatan UMKM (Studi Kasus UMKM di Kabupaten Sleman)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh E-wallet dengan QRIS terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman?

2. Bagaimana pengaruh Pinjaman Modal, Sosial Media dan Kualitas Produk terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman?

3. Bagaimana pengaruh Sosial Media terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman?

4. Bagaimana pengaruh Kualitas Produk terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh E-wallet dengan QRIS terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman

2. Untuk menganalisis pengaruh pinjaman modal, sosial media dan kualitas produk terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman

(15)

3. Untuk menganalisis pengaruh sosial media terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman

4. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis dan empiris sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini sebagai wacana untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman khususnya di dalam ilmu ekonomi.

2. Manfaat praktis

Melalui hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi, refernsi,dan rekomendasi kepada para pelaku usaha terutama dibidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Selanjutnya semoga penelitian ini dapat menjadi referensi buat para pembaca dan bisa menjadi bermanfaat di masa sekarang maupun yang akan datang.

(16)
(17)

A. Landasan Teori

1. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) a. Definisi UMKM

Istilah "UMKM" di Indonesia didefinisikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Menurut UUD 1945, yang kemudian diperkuat dengan TAP MPR NO. XVI/MPR- RI/1998 tentang politik ekonomi dalam rangka ekonomi kerakyatan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus diberdayakan sebagai bagian integral dari perekonomian rakyat dengan kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang lebih seimbang, berkembang, dan berkeadilan.

Definisi UMKM ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 dan mengingat kondisi pertumbuhan yang dinamis, diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, beberapa definisi UMKM adalah sebagai berikut [CITATION Han18 \l 1033 ]:

a. Usaha mikro merupakan jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat kecil yang pengelolaannya masih dilakukan secara tradisional, tidak memiliki legalitas hukum yang jelas sehingga belum mampu memberikan perlindungan hukum yang jelas kepada para pegawainya

12

(18)

b. dan dalam skala perumbuhan ekonomi nasional, usaha ini hanya memberikan efek kecil.

c.

Usaha Kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang beroperasi secara mandiri dan dikelola oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau bergabung dengan Usaha Menengah atau Besar yang memenuhi definisi dari Usaha Kecil. Standar komersial yang diatur dalam Undang-undang ini.

d.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi swadaya yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang usaha yang lebih besar dan tidak dimiliki, dikuasai, atau terafiliasi dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan, penjualan bersih, atau penjualan tahunan sebagaimana didefinisikan dalam Undang-undang.

e.

Usaha Besar adala usaha yang melakukan kegiatan ekonomi produktif tetapi memiliki kekayaan bersih atau pendapatan penjualan tahunan yang lebih besar daripada usaha Menengah, yang meliputi usaha milik negara atau swasta nasional, usaha patungan, dan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.

f.

Dunia Usaha terdiri dari Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Besar yang menjalankan kegiatan ekonomi di Indonesia dan masih berada di Indonesia.

b. Peranan UMKM

(19)

Menurut pendapat Putra (2016), UMKM memiliki beberapa peran sebagai berikut:

a. Posisinya sebagai pelaku ekonomi terkemuka di berbagai bidang.

b. Penyedia lapangan perkerjaan terbesar.

c. Kontributor yang signifikan terhadap pertumbuhan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat.

d. Pemrakarsa pasar baru dan sumber inovatif.

e. Melalui kegiatan ekspor, memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan neraca pembayaran.

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) seringkali memiliki keunggulan dalam industri yang mengandalkan sumber daya alam dan membutuhkan tenaga kerja tingkat tinggi, seperti budidaya tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, dan restoran.

Pada industri perhotelan, perbankan, persewaan, jasa perusahaan, dan kehutanan, usaha menengah memiliki keunggulan dalam hal penciptaan nilai tambah. Industri pengolahan, listrik dan gas, komunikasi, dan pertambangan semuanya diuntungkan dari ukuran perusahaan besar. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mikro, kecil, menengah, dan besar semuanya saling melengkapi dalam praktiknya.

Dengan meningkatkan kinerja UMKM yang menggunakan bahan produksi lokal daripada impor, perekonomian nasional akan lebih kuat.

Oleh karena itu, fokus utama dalam pembangunan adalah pegembangan koperasi dan UMKM. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

(20)

Menengah telah mengidentifikasi enam cara utama untuk mencapai pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia, antara lain sebagai berikut [ CITATION Ari17 \l 1033 ]:

a. Strategi dalam Menciptakan Lingkungan yang Ramah Usaha Pencipta lingkungan usaha yang kondusif bagi koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (KUMKM) berupaya untuk meningkatkan daya saing KUMKM dengan memperluas peluang usaha, meminimalkan pengeluaran ekonomi yang boros, dan mempromosikan lingkungan serta menjamin adanya mekanisme pasar yang sehat. Kebijakan yang mendorong iklim usaha yang menguntungkan bagi KUMKM tidak ada di satu instansi tetapi biasanya tersebar di banyak instansi. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi dan sinergi dengan otoritas lain untuk menciptakan lingkungan yang ramah bisnis bagi KUMKM.

Iklim usaha yang kondusif emerlukan pembentukan kerangka perundang-undangan dan berbagai kebijakan pelaksanaan yang memungkinkan KUMKM untuk bersaing secara sehat dengan pelaku usaha lainnya. Evolusi lingkungan bisnis mencakup berbagai faktor, termasuk kebijakan politik, hukum, dan ekonomi makro, serta kolaborasi internasional dan inisiatif pembangunan regional, serta perizinan lintas sektor. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah akan mendorong penerapan kebijakan, aturan, dan regulasi yang pro-KUMKM.

b.

Strategi Perluasan Akses KUMKM Terhadap Sumber Daya Produktif

(21)

Rendahnya produksi KUMKM disebabkan oleh kelangkaan sumber daya produktif. Oleh karena itu, pemerintah dan dunia usaha harus merancang struktur insentif yang memungkinkan KUMKM mengakses sumber daya produktif untuk menumbuhkan perusahaan dan daya saingnya. Peningkatan selektif akses KUMKM ke sumber daya produktif ini bertindak sebagai stimulan bagi KUMKM dan berkontribusi pada koreksi kelemahan pasar sumber daya produktif yang dihadapi oleh KUMKM. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah akan mendukung inisiatif untuk memperluas akses KUMKM terhadap kas dan pembiayaan, akses pasar, teknologi, dan informasi. Dengan jumlah KUMKM yang begitu besar, perlu dikembangkan secara efektif. Hal ini dicapai melalui strategi sentral yang disertai dengan pertumbuhan pasar BDS (jasa pengembangan bisnis) di Indonesia.

c. Strategi Pengembangan dan Daya Saing Kewirausahaan KUMKM Kewirausahaan merupakan aspek yang paling kritis dalam meningkatkan daya saing KUMKM dan perekonomian nasional.

Untuk menopang pembangunan ekonomi, Selama lima tahun ke depan, tambahan 6 juta unit bisnis berbasis pengetahuan dan teknologi akan dibutuhkan. Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menetapkan kebijakan untuk mendorong wirausaha baru, serta skema insentif untuk meningkatkan wirausaha KUMKM yang sudah ada, KUMKM yang memiliki keunggulan kompetitif dan

(22)

landasan teknis, serta kebijakan manufaktur bersih.

d. Strategi Penguatan Kelembagaan Koperasi Berdasarkan Identitas Koperasi Pembangunan koperasi yang sejati merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh Indonesia untuk mencapai demokrasi ekonomi. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya pembenahan UU Koperasi, peningkatan penatausahaan dan pengawasan badan hokum koperasi, pembinaan dan fasilitas koperasi, serta pengamanan koperasi dan masyarakat dari kegiatan niaga koperasi. Strategi peningkatan kelembagaan koperasi dirancang untuk memungkinkan tumbuh dan berkembangnya 70.000 unit koperasi berkualitas tinggi yang mampu menawarkan layanan berkualitas tinggi kepada lebih dari 20 juta anggota.

e. Strategi pemberdayaan usaha mikro usaha mikro merupakan kategori pelaku usaha terbesar di Indonesia (96%), bekerja di sektor informal, dan sebagian besar terdiri dari rumah tangga berpenghasilan rendah.

Memang, dalam sebagian besar situasi, organisasi bisnis mikro masih belum mampu menyediakan kebutuhan dasar manusia seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan. Karena karakteristik khusus dari usaha mikro, mereka mungkin tidak diaktifkan dengan baik melalui sistem pasar yang kompetitif. Oleh karena itu, pemberdayaan usaha mikro harus dibentuk sebagai pendekatan tersendiri, yang melibatkan pembentukan kelembagaan kelembagaan usaha mikro, pembentukan lembaga keuangan mikro, dan dorongan pertumbuhan industry

(23)

pedesaan.

f. Strategi Sinergi dan Partisipasi Masyarakat Demokrasi ekonomi diwujudkan dengan sinergi dan pelibatan masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi. Strategi peningkatan sinergi dan partisipasi masyarakat dilakukan melalui tiga cara yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan KUMKM, dengan meningkatkan kapasitas lembaga pembinaan dan dunia usaha untuk berpartisipasi dalam pengembangan KUMKM; dan dengan mengembangkan kapasitas kelembagaan UMKM.

2. QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)

Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR code. QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

Pada tanggal 1 Januari 2020, seluruh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang telah menggunakan QR code pembayaran wajib menerapkan QRIS.

Dalam penelitiannya Rahman (2023) menyatakan sistem pembayaran QRIS dari persepsi kegunaan bagi UMKM dapat menjadi sistem pembayaran yang unggul dibandingkan dengan sistem pembayaran lain. Hal tersebut dibuktikan dari pernyataan pernyataan pelaku UMKM yang telah

(24)

menggunakan sistem pembayaran digital QRIS. Sistem pembayaran QRIS dikatakan berguna dalam menjadi sistem pembayaran yang unggul pada UMKM dikarenakan yaitu yang pertama, dapat bertransaksi secara cepat.

Kedua, Mengurangi penipuan uang palsu. Ketiga, Tidak memerlukan uang tunai (kembalian). Keempat, Kekinian. Kelima, Tidak perlu menyediakan banyak kode QR seuai jenis aplikasi yang dipakai konsumen. Keenam, Keamanan terjamin karena diawasi oleh PJSP Bank Indonesia. Ketujuh, Biaya admin kecil. Kedelapan, Efektif. Jadi dari hasil penjelasan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa system pembayaran QRIS efektif untuk dikatakan bermanfaat dikarenakan memiliki begitu banyak kegunaan yang bisa didapatkan oleh penggunanya itu sendiri.

Dalam peluncurannya, gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa QRIS mengusung tema semangat UNGGUL (Universal, Gampang, Untung dan Langsung), yang merupakan kepanjangan dari:

a. Universal

QRIS dapat menerima jenis pembayaran apapun yang menggunakan QR Code, jadi masyarakat tidak perlu memiliki berbagai macam aplikasi pembayaran.

b. Gampang

Pada masyarakat, sistem pembayaran ini mudah digunakan, tinggal scan dan klik, lalu bayar. Sedangkan pada pedagang (merchant) dalam sistem pembayaran juga mudah digunakan, tidak perlu memajang banyak QR Code, cukup satu QRIS yang dapat dipindai menggunakan aplikasi

(25)

pembayaran QR apapun.

c. Untung

Untung, yakni transaksi dengan QRIS menguntungkan pembeli serta penjual sebab transaksi berlangsung efisien melalui satu kode QR yang bisa digunakan buat seluruh aplikasi pembayaran pada ponsel.

d. Langsung

Pembayaran dengan QRIS langsung diproses seketika. Pengguna dan merchant langsung mendapat notifikasi transaksi.

3. Modal

Pengertian modal menurut PSAK No.21, Modal atau ekuitas adalah”

bagian hak milik dalam perusahaaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut” [ CITATION Osw22 \l 1033 ].

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa modal adalah bagian atau hak milik yang dimiliki oleh pengusaha, yang digunakan untuk biaya operasi usaha pada saat bisnis tersebut di jalankan dengan selisih kewajiban atau modal pinjaman yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Besarnya modal yang di perlukan tergantung dari jenis usaha yang akan digarap. Dalam kenyataan sehari-hari kita mengenal adanya usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Masing-masing memerlukan modal dalam batas tertentu. Jadi, jenis usaha menentukan besarnya jumlah modal yang diperlukan.

Sumber modal Sumber modal diihat dari asalnya, menurt Kasmir yaitu modal sendiri dan modal pinjaman. Sumber modal sendiri dapat diperoleh dari uang

(26)

pribadi atau tabungan dan cadangan laba, laba yang belum digunakan.

Sedangkan pinjaman, Modal asing (modal pinjaman) adalah modal yang diperoleh dari pihak luar usaha dan biasanya diperoleh dari pinjaman.

Keuntungan modal pinjaman jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari:

a. Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta, pemerintah maupun perbankan asing.

b. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan penggadaian, modal ventura, asuransi, leasing, dana pension, koperasi atau lembaga pembiayaan lainnya.

c. Pinjaman dari perusahaan non keuangan.

4. Teori Media Sosial

a. Pengertian Sosial Media

Media sosial memiliki definisi suatu situs online di mana pengguna saat berkomunikasi dan berinteraksi tidak dibatasi oleh ruang serta waktu.

Menurut Kaplan & Haenlein (2010) media sosial ialah seperangkat aplikasi berbasis internet yang memungkinkan pengguna menciptakan sekaligus berbagi konten, berdasarkan konsep dan teknologi web versi 2.0.

Abbas (2014) mendefinisikan media sosial sebagai media online, yang mengizinkan penggunanya mampu berbagi, berpartsipasi dan dapat mengkreasikan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial dan lokasi virtual yang ditunjang dengan teknologi multimedia yang lebih kompleks melalui aplikasi berbasis internet.

(27)

Media sosial ialah evolusi terkini dalam teknologi web berbasis internet, yang memungkinkan semua individu untuk mampu berinteraksi, berpartisipasi, dan berbagi satu sama lain dalam membangun jaringan secara online, serta dapat membagikan dengan luas konten yang mereka buat [ CITATION FIT16 \l 1033 ].

Media sosial menurut Nasrullah (2017) adalah media online yang memungkinkan pengguna menampilkan diri, terhubung, berkomunikasi, berpartisipasi, berbagi, dan membangun hubungan sosial dalam bentuk virtual dengan pengguna lainnya. Menurut Rachman (dalam Laraswaty, 2015) media sosial ialah media online berbasiskan teknologi web yang mampu mengubah komunikasi menjadi pengalaman yang interaktif sehingga memungkinkan individu di penjuru dunia dapat terhubung dengan mudah secara sosial. Media sosial adalah suatu bentuk komunikasi yang memungkinkan orang dapat saling berhubungan karena berbagai alasan, termasuk sosial, bisnis atau hanya sebagai ajang silaturahmi secara online [ CITATION Lar15 \l 1033 ].

Media sosial adalah sebuah sarana virtual yang berfungsi sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada publik dengan lebih cepat dan menerima respons balik dari netizen, terlepas dari apakah mereka menyukai atau tidak menyukai informasi tertentu yang diunggah pada laman atau situs web (Gunawan dkk, 2018). Dari uraian pengertian di atas, maka mampu ditarik kesimpulan bahwasanya media sosial merupakan media online berbasis web atau sistem jaringan yang saling terhubung sehingga

(28)

memungkinkan pengguna untuk berkolaborasi, berinteraksi, berkomunikasi, serta bersosialisasi dengan sesama pengguna secara virtual, pengguna juga dapat menciptakan dan berbagi konten di media sosial.

b. Karakteristik Media Sosial

Dibandingkan dengan media lain, media sosial memiliki fitur yang unik. Salah satunya adalah media sosial, yang diawali dengan memahami bagaimana media dimanfaatkan sebagai alat sosial secara online. Mengenai karakteristik media sosial, yaitu:

1) Jaringan (network)

Interaksi pengguna di media sosial mirip dengan jejaring sosial.

Struktur sosial yang terjalin dalam jaringan atau internet merupakan sumber dari media sosial. Ini adalah jaringan yang dimediasi secara teknologi oleh perangkat teknologi seperti komputer, ponsel, dan tablet yang menghubungkan pengguna. Tujuan dari media sosial adalah untuk membangun komunitas pengguna. Kehadiran media sosial mampu menyediakan media bagi pengguna untuk terhubung melalui mekanisme teknologi, terlepas dari apakah pengguna saling mengenal secara offline atau di dunia nyata.

2) Informasi

Media sosial sangat bergantung pada informasi untuk fungsinya.

karena, berbeda dengan bentuk media online lainnya, pengguna media sosial membangun identitas, memproduksi konten, dan berinteraksi berdasarkan informasi. Pengetahuan juga menjadi komoditas.

(29)

Informasi berubah menjadi produk yang dikonsumsi pengguna di media sosial. Intinya, item ini adalah item yang dibuat dan didistribusikan sendiri oleh pengguna. Pengguna dan pengguna lainnya membentuk jaringan sebagai hasil dari aktivitas konsumsi tersebut, yang pada akhirnya mengarah secara sadar atau tidak sadar pada lembaga komunitas online (network society).

3) Arsip

Arsip adalah angka yang menunjukkan bahwa informasi disimpan dan dapat diakses kapan saja, di perangkat apa saja, untuk pengguna media sosial. Misalnya, data yang diunggah ke Facebook tidak hilang begitu saja di penghujung hari, bulan, atau tahun. Data ini masih tersimpan dan bahkan mudah diakses.

4) Interaksi

Pada dasarnya, kerja sama melalui hiburan berbasis web dapat diabaikan sebagai ucapan atau tanda yang dibagikan, misalnya persetujuan untuk Facebook atau hati di Instagram. Salah satu perbedaan penelitian media baru dan media lama adalah interaksi.

5) Simulasi Sosial

Intinya, media sosial adalah alat untuk pengguna online. Orang yang menggunakan media sosial dianggap sebagai warga digital karena keterbukaan dan kurangnya batasan. Pengguna media sosial terikat oleh aturan dan etika, seperti masyarakat atau bangsa. Padahal apa yang dilihat di media sosial lebih nyata dari realita itu sendiri,

(30)

namun justru menjadi realita tersendiri ketimbang menampilkan realita.

6) Konten oleh pengguna

Konten buatan pengguna, atau singkatnya UGC, adalah aspek lain dari media sosial. Konten yang diposting pengguna ini menunjukkan bahwa pengguna media sosial tidak hanya memproduksi konten, tetapi juga mengonsumsi konten orang lain. Konten ini adalah jenis baru dari budaya interaktif di mana pengguna adalah produsen sekaligus konsumen konten online pada saat yang bersamaan.

7) Penyebaran (share)

Jenis media sosial lainnya adalah berbagi atau menyebarkan informasi. Fitur berbagi media sosial menunjukkan bahwa pengguna secara aktif mengembangkan dan berbagi konten. Perkembangan ini, misalnya, bertujuan untuk menghasilkan komentar yang mencakup informasi tentang fakta terkini selain opini. Konten di media sosial tidak hanya dibuat oleh audiens tetapi juga dibagikan secara manual oleh pengguna lain.

c. Jenis Sosial Media

Terdapat beberapa jenis media sosial yang saat ini dikenal serta tumbuh di dunia, yakni:

1) Social Networking

Ini untuk media sosial, yang membantu orang tetap berhubungan dengan orang lain dan kelompok atau komunitas tertentu. Sebagian

(31)

besar waktu, media sosial ini mempertemukan kenalan atau orang- orang dengan minat yang sama. Contoh dari media sosial jenis networking ialah instagram, facebook, serta telegram.

2) Media Sharing Networks

Media sharing network adalah media sosial jenis kedua. Salah satu jenis media sosial adalah jaringan berbagi media, yang menekankan konten visual. Dalam hal ini, berbagi gambar atau video disebut sebagai sisi visual. Contohnya ialah instagram, youtube, tiktok, dan snapchat.

3) Discussion Forum

Diskusi Forum adalah jenis media sosial berikutnya. Salah satu bentuk paling awal dari media sosial adalah yang satu ini. Orang biasanya bertukar pendapat tentang topik yang menarik di forum diskusi. Orang dapat dengan bebas mendiskusikan topik yang berkaitan dengan keahlian atau minat mereka tanpa merasa malu untuk pengguna lain dengan menggunakan forum diskusi di platform media sosial. Di Indonesia, Quora, Reddit, dan Kaskus adalah contoh media sosial yang berfungsi sebagai forum diskusi.

4) Social Blogging Networks

Jaringan blog sosial adalah jenis media sosial keempat. Orang- orang yang tertarik untuk menulis dan ingin membagikan tulisan mereka secara terbuka menganggap platform media sosial ini sangat populer. Pengguna platform media sosial semacam ini dapat

(32)

mengunggah konten, yang kemudian tersedia untuk dicari oleh pengguna lain menggunakan halaman pencarian. Pengguna platform media sosial, seperti platform blog sosial, dapat berbagi konten berbasis teks yang berisi ide orisinal. Menulis adalah salah satu media sosial yang termasuk dalam jaringan blog sosial. Seperti, Tumblr, dan Medium.

5) Social Audio Networks

Sangat terkenal akhir-akhir ini. Platform media sosial ini memungkinkan pengguna berbagi konten berbasis audio atau suara, seperti namanya. Clubhouse dan Twitter Space adalah dua media sosial yang merupakan bagian dari jaringan audio sosial. Podcast, tempat orang membicarakan topik tertentu, adalah contoh konten.

6) Live streaming social media

Media sosial streaming langsung adalah jenis media sosial berikutnya. Jenis hiburan berbasis web ini memiliki kemampuan untuk menyampaikan rekaman secara langsung kepada banyak orang secara ganda atau hanya kepada para pecinta bahan makanan tertentu.

Selain itu, konten konten siaran langsung ini bervariasi. Ada siaran siaran makan, main musik, main video game, dan live podcast, antara lain. Selain itu, fitur obrolan langsung memudahkan pengguna untuk berkomunikasi satu sama lain di platform media sosial ini. Instagram, Twitter, dan YouTube adalah platform media sosial berbasis streaming langsung.

(33)

7) Review networks

Jenis hiburan online terakhir adalah organisasi survei. Media sosial semacam ini memberikan tempat bagi orang-orang untuk membicarakan produk, jasa, pengalaman kerja, atau bahkan pergi ke suatu tempat.

Seorang karyawan pemasaran akan mendapatkan keuntungan besar dari media sosial ini. Tim pemasaran akan lebih mudah memetakan keunggulan produk pesaing dan mengevaluasinya sendiri melalui jaringan ulasan. Yelp dan Glassdoor adalah dua platform media sosial yang merupakan contoh dari jenis jaringan ulasan.

d. Kelebihan Dan Kekurangan Media Sosial 1) Kelebihan Penggunaan Media Sosial

a) Lebih praktis karena bisa diakses dimana saja dan kapan saja.

b) Kemungkinan besar lebih murah karena pemilik online shop (UMKM tanpa toko offline) tidak perlu menyewa toko.

c) Harga bervariasi karena bisa membandingkan harga dari berbagai online shop.

d) Jangkuan lebih luas karena terdiri dari jangkuan local, interlocal bahkan internasional.

2) Kekurangan Penggunaan Media Sosial

a) Terjadi tindak penipuan dari reseller maupun dropshiper.

b) Sering terjadi pelaku UMKM menaikan harga karena ramai pembeli untuk untugn yang lebih besar.

(34)

c) Konsumen masih harus membayar ongkos kirim yang kadang tidak murah.

d) Kemungkian terjadi keterlambatan pengiriman akibat kondisi alam ataupun kondisi dari pihak pengiriman.

e) Sering terjadi barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan.

5. Kualitas Produk

Kotler (2009:261) kualitas adalah totalitas dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Sedangkan menurut Tjiptono (2000:54) kualitas produk mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sikap konsumen, dimana kualitas produk memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan.

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:329) kualitas produk memiliki indikator-indikator sebagai berikut:

a. Variasi Produk

Yaitu variasi produk adalah kumpulan seluruh produk dan barang yang di tawarkan penjualan tertentu kepada konsumen.

b. Kualitas Produk

Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lama dan dapat dipercayanya produk tersebut. Dari segi pemasaran, kualitas diukur dalam ukuran persepsi pembelian tentang mutu atau kuaitas produk.

(35)

c. Tampilan Produk

Tampilan adalah segala sesuatu yang di tampilkan oleh produk tersebut, tampilan merupakan daya tarik produk yang dilihat secara langsung oleh konsumen.

d. Daya tahan

Merupakan ukuran masa pakai suatu produk karakteristik dengan daya tahan produk itu.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kumpulan dari hasil-hasil penelitian dari peneliti sebelumnya dalam kaitannya dengan lama mencari tenaga kerja terdidik. Beberapa penelitian terdahulu yang diambil dalam penelitian ini, antara lain:

Tabel 2.1 Rangkuman Hasil Penelitan Terdahulu

(36)

No Judul dan Penulis Variabel Metode Hasil Penelitian 1 Judul : Pengaruh

Jumlah Tenaga Kerja Dan Total Aset Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kecamatan Langsa Kota

Penulis : Medesia, (2022)

1. Jumlah Tenaga Kerja Dan Total Aset 2. Pendapatan

Usaha Mikro Kecil Dan

Menengah Di

Kecamatan Langsa Kota

Metode Kualitatif dengan wawancara dan studi Pustaka

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM dengan nilai koefisien sebesar -0,036 dan nilai sig. 0,001. Total aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM dengan nilai koefisien sebesar 0,953 dan nilai sig. 0,001. Jumlah tenaga kerja dan total aset berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UMKM di Kecamatan Langsa Kota dan nilai adjusted R2 sebesar 98,6%.

(37)

No Judul dan Penulis Variabel Metode Hasil Penelitian 2 Judul : Pengaruh

Bantuan Dana Umkm Terhadap

Peningkatan Pendapatan UMKM Penulis : Ulfah, et al, (2022)

1. Bantuan Dana 2. Pendapatan

UMKM

Metode Penelitian Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukan bahwa Kegiatan bantuan dana UMKM sebagai variabel X memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan UMKM dimana thitung (1.29944 >

1,67722) dan nilai signifikansi 0,004 < 0,05 >

ttabel 2,068 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel bantuan dana

UMKM memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan UMKM.

Pengaruh bantuan dana

UMKM terhadap

peningkatan pendapatan umkm atau 15,7 % dan 84,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain 3. Judul: Pengaruh

Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) Terhadap Pendapatan UMKM (Studi Pada UMKM Di Desa Kerato Kecamatan Unter Iwes)

Penulis:Rahim dkk, (2021)

1. Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) 2. Pendapatan

UMKM

Metode Kuantitatif

Bantuan produktif usaha

mikro (BPUM)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM di Desa Kerato Kecamatan Unter Iwes. Derajat pengaruh bantuan produktif usaha mikro (BPUM) terhadap pendapatan UMKM di Desa Kerato Kecamatan Unter Iwes adalah sebesar 64%, sedangkan sisanya sebesar 36% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

4. Judul: Pengaruh Teknologi

Informasi Terhadap Pendapatan Pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Kota Medan

Penulis:Handayani dkk, (2022)

1. Teknologi Informasi 2. Pendapatan

Pelaku Usaha Mikro Kecil Dan

Menengah

Kuantitatif Deskriptif

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan teknologi informasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan pada Usaha mikro, kecil, dan menengah di Wilayah Kota Medan. Artinya, semakin tinggi penggunaan teknologi informasi maka

akan semakin

meningkatkan pendapatan

(38)

No Judul dan Penulis Variabel Metode Hasil Penelitian

UMKM di Kota Medan.

Dari penelitian terhadap pelaku UMKM di Kota Medan bahwa penggunaan teknologi Informasi dapat meningkatkan jumlah pesanan yang diterima, meningkatakan jumlah produksi, peningkatan

pendapatan dan

penambahan konsumen baru, sedangkan kendala yang dihadapi sebagian besar disebabkan oleh faktor internal dari pelaku UMKM yaitu belum adanya pemahaman manajemen usaha yang baik dan kemampuan penguasaan atas teknologi yang terbatas

5. Judul: Pengaruh Pinjaman Modal Terhadap

Pendapatan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kota Mojokerto

Penulis:Nisak, (2013)

1. Pinjaman Modal 2. Pendapatan

Usaha Mikro Kecil Dan

Menengah

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh pinjaman modal terhadap pendapatan pengusaha UMKM yang mendapatkan pinjaman sangat signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis bahwa pengaruh pinjaman modal terhadap pendapatan UMKM mencapai thitung sebesar 82,1%.

6. Judul: Pengaruh Modal Pribadi, Harga Dan Sosial Media Terhadap Pendapatan UMKM

Penulis: Rahmanda &

Elvira (2021)

1. Modal Pribadi, Harga Dan Sosial Media 2. Pendapata

n UMKM

Penelitian Kuantitatif

Hasil analisis dari uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel modal pribadi berpengaruh positif dan signifikan, artinya semakin tinggi modal yang digunakan dalam menjalankan usaha maka

tidak menutup

kemungkinan untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi pula. Variabel sosial media berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan umkm, artinya apabila umkm tersebut aktif dalam memperkenalkan produk di sosial media maka akan semakin banyak pula

(39)

No Judul dan Penulis Variabel Metode Hasil Penelitian

konsumen yang

mengetahui produk apa saja yang kita jual kepada mereka. Dan variabel harga tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan umkm. Hal tersebut terjadi karena harga tidak menjadi penghalang ketika masyarakat ingin membeli sesuatu yang mereka butuhkan dan mereka inginkan.

7. Judul: Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan Dan Teknologi Terhadap Pendapatan UMKM Di Kabupaten Purbalingga Penulis: Hasanah, Kholifah & Alamsyah (2020)

1. Modal, Tingkat Pendidikan Dan Teknologi 2. Pendapatan

UMKM Di Kabupaten Purbalingga

Metode Penelitian Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor modal dan teknologi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan usaha, sehingga semakin besar modal yang dimiliki dan semakin tinggi penggunaan teknologi suatu usaha maka akan semakin besar pula pendapatan usahanya.

Sedangkan tingkat pendidikan dinyatakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan usaha.

8. Judul:Pengaruh E- Comerce Dan Fintech Terhadap Pendapatan UMKM Di Kabupaten Demak Penulis: Fitroh, (2021)

1.E-Comerce Dan Fintech 2. Pendapatan

UMKM

Pendekatan Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukan bahwa E- Comerce Dan Fintech berpengaruh positif Terhadap Pendapatan UMKM Di Kabupaten Demak

9. Judul: Pengaruh Kualitas Produk Terhadap

Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kub Bersatu Di Desa Salohe Kecamatan Sinjai Timur

1. Kualitas Produk 2. Pendapatan

Usaha Mikro Kecil Menengah

Metode Penelitian Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) KUB Bersatu di Desa Salohe Kecamatan Sinjai Timur.

(40)

No Judul dan Penulis Variabel Metode Hasil Penelitian Penulis:

Muwakhidin, (2022) 10. Judul: Pengaruh

Perkembangan E- Commerce Terhadap Pendapatan Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah

Dikecamatan Panjang Di Tinjau Dalam Persepektif Ekonomi Islam (Studi Pada UMKM Central Kerupuk Kemplang Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung) Penulis:Wiwin, (2022)

1. Perkembang

an E-

Commerce 2. Pendapatan

Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah Dikecamata n Panjang Di Tinjau Dalam Persepektif Ekonomi Islam

Deskriptif Kuantitatif

Berdasarkan hasil tersebut, sebagaimana dasar pengambilan keputusan yang menyatakan bahwa apabila nilai Sig. yang diperoleh pada saat uji t parsial lebih kecil dari 0,05 dan memiliki nilai t hitung yang lebih besar daripada nilai t tabel sebesar 0,679 maka dapat disimpulkan bahwa H1 E-Commerce dalam penelitian ini dapat diterima. Bahwasanya, secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM dalam persepektif ekonomi Islam.

Sumber: Berbagai referensi, 2024

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini lebih berfokus terhadap variabel :

1. Pengaruh E-wallet dengan QRIS terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman

2. Pengaruh pinjaman modal terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman melalui UMKM

3. Pengaruh sosial media terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman

4. Pengaruh kualitas produk terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman

Variabel-variabel diatas digunakan untuk mencari pengaruh nya terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman.

(41)

Tabel 2.2 Hubungan Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen dan Referensinya

Variabel Hubungan Referensi

E-wallet QRIS + Popang, Pundissing, & Batara (2023)

Pinjaman Modal + Rinjaya (2020)

Sosial Media + Aulia (2022), Purwidiantoro, W., &

Hadi (2016)

Kualitas Produk + MUWAKHIDIN (2022), Mayasari

(2023) Sumber: Berbagai referensi, 2024

C. Hipotesis

Dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis guna memberikan cara dan pedoman dalam melakukan penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1.Pengaruh Sistem Pembayaran E- Wallet dengan QRIS terhadap pendapatan UMKM Kabupaten Sleman.

Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR code.

QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Pada tanggal 1 Januari 2020, seluruh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang telah menggunakan QR code pembayaran wajib menerapkan QRIS.

(42)

Dalam penelitianya Rahman (2023) menyatakan sistem pembayaran QRIS dari persepsi kegunaan bagi UMKM dapat menjadi sistem pembayaran yang unggul dibandingkan dengan sistem pembayaran lain. Hal tersebut dibuktikan dari pernyataan pernyataan pelaku UMKM yang telah menggunakan sistem pembayaran digital QRIS. Sistem pembayaran QRIS dikatakan berguna dalam menjadi sistem pembayaran yang unggul pada UMKM dikarenakan yaitu yang pertama, dapat bertransaksi secara cepat. Kedua, Mengurangi penipuan uang palsu. Ketiga, Tidak memerlukan uang tunai (kembalian). Keempat, kekinian. Kelima, Tidak perlu menyediakan banyak kode QR seuai jenis aplikasi yang dipakai konsumen. Keenam, Keamanan terjamin karena diawasi oleh PJSP Bank Indonesia. Ketujuh, biaya admin kecil.

Kedelapan, efektif. Jadi dari hasil penjelasan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa system pembayaran QRIS efektif untuk dikatakan bermanfaat dikarenakan memiliki begitu banyak kegunaan yang bisa didapatkan oleh penggunanya itu sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas berikut hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat dirumuskan:

H1: Sistem Pembayaran E-Wallet dengan QRIS berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM Kabupaten Sleman.

2. Pengaruh pinjaman modal, media sosial dan kualitas produk terhadap pendapatan masyarakat Sleman melalui UMKM

Pengertian modal menurut PSAK No.21 paragraf 2 (IAI : 2004), Modal atau ekuitas adalah “bagian hak milik

(43)

dalam perusahaaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut”.

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa modal adalah bagian atau hak milik yang dimiliki oleh pengusaha, yang digunakan untuk biaya operasi usaha pada saat bisnis tersebut di jalankan dengan selisih kewajiban atau modal pinjaman yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nisak (2020) pinjaman modal terhadap pendapatan pengusaha UMKM yang mendapatkan pinjaman sangat signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis bahwa pengaruh pinjaman modal terhadap pendapatan UMKM mencapai thitung sebesar 82,1%. Maka perumusan hipotesis kedua sebagai berikut:

H2 : Pinjaman, media sosial dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM Kabupaten Sleman

3. Pengaruh Media Sosial Terhadap Pendapatan UMKM Kabupaten Sleman

Media sosial memiliki definisi suatu situs online di

(44)

mana pengguna saat berkomunikasi dan berinteraksi tidak dibatasi oleh ruang serta waktu. Menurut Kaplan &

Haenlein (2010) media sosial ialah seperangkat aplikasi berbasis internet yang memungkinkan pengguna menciptakan sekaligus berbagi konten, berdasarkan konsep dan teknologi web versi 2.0. Abbas (2014) mendefinisikan media sosial sebagai media online, yang mengizinkan penggunanya mampu berbagi, berpartsipasi dan dapat mengkreasikan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial dan lokasi virtual yang ditunjang dengan teknologi multimedia yang lebih kompleks melalui aplikasi berbasis internet.

Media sosial ialah evolusi terkini dalam teknologi web berbasis internet, yang memungkinkan semua individu untuk mampu berinteraksi, berpartisipasi, dan berbagi satu sama lain dalam membangun jaringan secara online, serta dapat membagikan dengan luas konten yang mereka buat (Fitriana, 2016). Media sosial menurut Nasrullah (2017) adalah media online yang memungkinkan pengguna menampilkan diri, terhubung, berkomunikasi, berpartisipasi, berbagi, dan membangun hubungan sosial dalam bentuk virtual dengan pengguna lainnya.

(45)

Menurut Rachman dalam Laraswaty (2015) media sosial ialah media online berbasiskan teknologi web yang mampu mengubah komunikasi menjadi pengalaman yang interaktif sehingga memungkinkan individu di penjuru dunia dapat terhubung dengan mudah secara sosial.

Media sosial adalah suatu bentuk komunikasi yang memungkinkan orang dapat saling berhubungan karena berbagai alasan, termasuk sosial, bisnis atau hanya sebagai ajang silaturahmi secara online (Laraswaty, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ayunda (2023) Media sosial memiliki pengaruh terhadap pendapatan UMKM Fashion di Kota Jambi. Variabel Media Sosial saat ini sangat membantu para UMKM dalam promosi dan menjual produknya, dengan memanfaatkan promosi gratis dengan membuat dan membagikan konten produk dari UMKM itu sendiri. Variabel media social sendiri memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM fashion di Kota Jambi pada hasil penelitian dan olahan data. UMKM Fashion di Kota Jambi yang melakukan transaksi jual beli dan promosi di media sosial Instagram memiliki odds ratio sebesar 8.669. ini berarti semakin sering pelaku UMKM Fashion melakukan

(46)

transaksi di Instagram maka makin memberikan kesempatan UMKM Fashion untuk meningkatkan pendapatan. Maka perumusan hipotesis kedua sebagai berikut:

H3: Media Sosial berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman

4. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Pendapatan UMKM Kabupaten Sleman

Kotler (2009:261) kualitas adalah totalitas dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Sedangkan menurut Tjiptono (2000:54) kualitas produk mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sikap konsumen, dimana kualitas produk memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Rinjaya (2020) Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM dengan nilai signifikan 0,802. Hasil dari koefisien determinasi diperoleh R2 sebesar 0,431 atau 43,1%. Dapat diartikan bahwa 43,1% pendapatan

(47)

UMKM dipengaruhi oleh Modal Sendiri, Modal Pinjaman, Lama Usaha, dan Kualitas Produk. Sedangkan sisanya sebesar 56,9% dipengaruhi oleh factor lain diluar penelitian ini. Maka rumusan hipotesis keempat sebagai berikut:

H4: Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Sleman.

D. Kerangka Penelitian

Masuknya teknologi dalam ekonomi cukup berpengaruh pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang harus menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Dengan adanya hal tersebut membuat para pelaku UMKM termotivasi untuk berinovasi dalam membuat pendapatan pada UMKM menjadi meningkat dan agar dapat keluar dari perangkap pendapatan kelas menengah dan menjadikan pendapatan UMKM sebagai tolak ukur dalam perkembangan perekonomian.E-wallet atau dompet digital adalah mata uang digital, dimana terdapat kemudahan dalam berbelanja tanpa perlu membawa uang dalam bentuk fisik (nontunai) dan dapat disalurkan pada saat melakukan kegiatan lain. E-wallet juga dikatakan sebagai layanan pembayaran yang dioperasikan dibawah regulasi keuangan dan dilakukan melalui perangkat mobile[ CITATION Kug14 \l 1033 ].

Penggunaan e-wallet oleh UMKM didominasi oleh penggunaan QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard. Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS (dibaca KRIS) adalah

Gambar

Gambar 1.1 Jumlah UMKM Indonesia Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2020
Tabel 1.1 Data UMKM Kabupaten Sleman
Gambar 1.2 Persentase Pengguna 5 Dompet Digital Yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia Pada Tahun 2021-2022
Tabel 2.2 Hubungan Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen dan Referensinya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pentingnya modal sosial pada UMKM merupakan salah satu faktor non finansial dalam pengembangan UMKM yang lebih sustainablity. Premis yang diajukan dalam penggunaan modal

Alasan peneliti melakukan penelitian mengenai pengaruh manfaat, biaya dan adanya dukungan manajemen terhadap penggunaan atau adopsi media sosial serta dampaknya pada UMKM dilatar

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ ​ Pengaruh Perubahan Tarif Pajak UMKM dan Literasi Media Sosial terhadap Kepatuhan Pajak Sukarela (Studi kasus pada

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pengaruh sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan media sosial oleh pelaku UMKM Rotan di

ABSTRAK “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Perilaku Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa SMA Negeri 5 Bengkulu Utara” Arman Kurniawan

Pada penelitian ini jika dilihat dari skor mean GO dan GS pada penelitian pengaruh motif penggunaan media sosial instagram pada akun @sudutpayakumbuh terhadap kepuasaan followers

Oleh karena itu, perlu segera dilakukan kajian terkait persepsi pelaku UMKM terhadap teknologi QRIS sehingga bisa diketahui seberapa besar potensi QRIS dalam simplifikasi sistem

Dalam penelitian jurnal yang membahas tentang meningkatkan potensi usaha UMKM Gambart melalui media sosial dengan pendekatan design thinking, tahapan prototype digunakan untuk membuat