TAKEHOME EXAM
MATA KULIAH: KOMUNIKASI KESEHATAN LANJUT
Nama : Lolita Suchyana Andirasdini NIM : A4A023011
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat, padat dan jelas.
1. Jelaskan bagaimana media sosial dapat mempengaruhi pembentukan opini publik.
Sertakan contoh nyata dari kampanye atau gerakan sosial yang berhasil karena penggunaan media sosial ?
Media sosial memberikan pengaruh yang cukup besar dalam menyampaikan informasi mulai dari informasi terkini seperti dunia pendidikan, sosial, politik, budaya dan kesehatan hingga informasi seputar hal pribadi seperti gaya hidup. Media Sosial bekerja melalui penyebaran informasi. Adanya suatu hal yang dapat menimbulkan perpecahan, maka disitulah media sosial terlihat secara langsung dapat mempengaruhi pandangan opini publik (Qadri, 2020).
Peranan media sosial dalam memengaruhi opini publik terhadap tokoh atau pelaku politik praktis boleh jadi bisa berkembang pada iklim demokrasi yang tidak sehat dikarenakan pandangan subyektif media sosial atas tafsiran pemahaman. Mereka yang belum cukup matang dalam memahami sosok pemimpin dan kepemimpinan mungkin bisa saja “terjebak” atau terperangkap oleh skenario besar media Sosial untuk memenangkan kandidat tertentu. Contoh nyata dari kampanye atau gerakan sosial yang berhasil karena penggunaan media sosial yaitu para penyelenggara negara pun akhirnya banyak yang menjadikan media sosial sebagai jembatan untuk menyerap aspirasi publik di samping juga menjadi media sosialisasi program atau kebijakan yang telah dilakukannya. Sebut saja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan, dan juga Presiden Joko Widodo aktif dalam media sosial. maupun gadget (Qadri, 2020).
Kampanye atau gerakan sosial di Indonesia yang berhasil karena penggunaan media sosial dalam komunikasi kesehatan (Qadri, 2020):
a. Kampanye #BicaraJujurSoalKesehatan oleh Halodoc.
Halodoc merupakan sebuah platform layanan kesehatan digital di Indonesia yang meluncurkan kampanye dengan Hastag #BicaraJujurSoalKesehatan pada tahun 2020.
Kampanye ini bertujuan untuk mendorong masyarakat lebih terbuka dalam membicarakan isu-isu kesehatan dan menghilangkan stigma. Melalui konten edukatif, diskusi langsung, serta keterlibatan influencer di media sosial, kampanye ini berhasil menjangkau jutaan pengguna dan mendorong percakapan seputar kesehatan mental, seksualitas, dan topik-topik sensitif lainnya.
b. Gerakan #LawanStroke oleh Yayasan Jantung Indonesia
Yayasan Jantung Indonesia meluncurkan gerakan #LawanStroke di media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit stroke dan mendorong pencegahan dini.
Melalui kampanye di Facebook, Twitter, dan Instagram, mereka menyebarkan informasi tentang gejala, faktor risiko, dan langkah-langkah penanganan stroke.
Gerakan ini juga melibatkan selebriti dan influencer untuk memperkuat pesan- pesannya, berhasil menjangkau khalayak yang lebih luas dan mendorong masyarakat untuk mengenali tanda-tanda stroke lebih dini
2. Bandingkan dan kontraskan kelebihan dan kekurangan media cetak dan media digital dalam konteks distribusi informasi dan keterlibatan audiens !
Industri media cetak saat ini tidak hanya menghadapi persaingan sesama media cetak, namun juga menghadapi persaingan baru pers multimedia dengan berbagai platform dan keunggulannya. Sejumlah media cetak di Tanah Air juga telah mulai berjatuhan. Hal ini ini diakibatkan jumlah pembaca yang terus menurun yang berimbas pada berkurangnya pendapatan iklan. Pendapatan iklan dan penjualan koran/tabloid/majalah merupakan faktor penting bagi industri media cetak. Jika hal ini terganggu, tentu saja industri media cetak akan goyah (Made, 2020)
Kelebihan media cetak (Made, 2020)
1. Dapat dibaca berkali-kali, jika disimpan.
2. Membuat seseorang berpikir secara lebih spesifik mengenai isi tulisan.
3. Dapat dikoleksi.
4. Harganya cukup terjangkau.
5. Mampu menjelaskan hal yang bersifat kompleks dengan lebih baik.
Kekurangan media cetak (Made, 2020)
1. Lambat dalam memberikan informasi, sebab perlu menunggu proses cetak dan pendistribusian sebelum menyebarkan informasi tersebut.
2. Tidak dapat menyebarkan informasi secara langsung.
3. Hanya dapat menampilkan tulisan atau gambar.
4. Efek visual hanya berupa gambar.
5. Biaya produksi cukup mahal. Sebab perlu dicetak dan dikirim sebelum sampai kepada pembaca.
Kelebihan Media Digital (Made, 2020) 1. Informasi Lengkap
Dengan adanya karakteristik media digital/ online sebagai media yang memiliki kapasitas luas, maka media digital/ online bisa dipastikan dapat memberikan informasi yang lengkap. Orang yang membaca media digital/ online akan lebih akurat membacanya karena berita tidak banyak yang terpotong. Berbeda dengan media cetak atau media konvensional yang jumlah karakter atau katanya dibatasi karena terbatasnya halaman.
2. Tanggapan
Media digital/ online memiliki karakteristik yang juga merupakan keunggulan dari media digital/ online yaitu adanya tanggapan yang cepat dari pembaca. Dengan kita membuat informasi yang disajikan ke media digital/ online, maka kita bisa menerima tanggapan dari pembaca secara langsung dengan menggunakan kolom komentar.
3. Editing Naskah
Jika terdapat kesalahan informasi atau salah ketik alias typo, penulis dapat mengganti sewaktu-waktu atau kapan saja. Berbeda dengan media konvensional atau media cetak yang sudah tidak bisa diubah lagi ketika terdapat kesalah informasi. Hal tersebut bisa saja diedit atau diubah alias diklarifikasi, namun pada terbitan berikutnya.
4. Publikasi
Dengan adanya penyuntingan berita yang bisa dilakukan kapan saja, maka publikasinya pun juga bisa dilakukan kapan saja. Asalkan berita tetap masih hangat di suasana masyarakat. Dengan demikian, jadwal terbit pada suatu media digital/
online bisa dilakukan kapan saja bahkan setiap saat.
5. Cepat Terakses
Berita dalam media digital/online akan cepat terbaca oleh para pembaca atau masyarakat selama ia mengakses berita tersebut.
6. Jangkauan Luas
Berbeda dengan media konvensional yang jangkauannya lebih sempit dibandingkan dengan media digital/ online. Media online memiliki jangkauan yang sangat luas. Itu berarti para pembaca media online dapat dibaca oleh banyak orang. Tak hanya di satu negara saja, bahkan sampai seluruh dunia pun bisa membaca berita tersebut.
Karena jaringan internet ini dapat menghubungkan yang jauh menjadi dekat Kekurangan media digital (Made, 2020)
1. Audiens cenderung kurang percaya terhadap informasi yang disebarkan melalui media digital, karena sulit memverifikasi sumber dan keakuratan informasi.
2. Tidak semua audiens memiliki akses yang memadai ke teknologi digital atau internet.
3. Media digital memiliki risiko yang lebih tinggi dalam penyebaran informasi yang tidak valid atau menyesatkan.
3. Analisis bagaimana televisi sebagai bentuk media komunikasi telah mempengaruhi budaya populer di Indonesia. Berikan contoh program televisi yang telah mengubah atau mencerminkan tren budaya !
Televisi sebagai media komunikasi telah memiliki pengaruh terhadap budaya populer di Indonesia. Sejak kemunculannya di awal 1960-an, televisi telah menjadi jendela bagi masyarakat untuk melihat dan mempelajari gaya hidup, tren, dan nilai-nilai budaya yang tengah berkembang. Salah satu contoh nyata adalah program-program realitas (reality show) yang menjamur di stasiun televisi Indonesia. Program seperti
"Indonesian Idol" dan "The Voice Indonesia" telah menjadi cerminan dari obsesi masyarakat terhadap budaya selebriti dan popularitas. Melalui program-program tersebut, penonton diperkenalkan dengan gaya hidup glamor, tren fashion, dan standar kecantikan yang dianggap ideal oleh masyarakat.
Selain itu, program televisi komedi seperti "Ini Talkshow" dan "Waktu Indonesia Bercanda" juga telah menjadi sarana untuk menyampaikan kritik sosial dan menggambarkan dinamika budaya populer di Indonesia, seperti fenomena gosip, sindiran terhadap perilaku politik, serta pergeseran nilai-nilai tradisional. Bahkan program- program dokumenter televisi, seperti "Indonesia Bagus" dan "Anak Jalanan", turut berkontribusi dalam mempresentasikan realitas sosial budaya masyarakat Indonesia yang beragam. Melalui berbagai program televisi tersebut, budaya populer di Indonesia terus
mengalami dinamika dan transformasi yang mencerminkan perubahan zaman dan selera masyarakat (Nur, 2008).
Televisi, pada awalnya bertindak sebagai media penyebar informasi, penyebar benih budaya populer. Kini televisi adalah pembentuk dan penjual budaya populer.
Fenomena grup band seperti Nidji, Ungu, Slank, Gigi, Peter Pan, Zamrud sampai Rhoma Irama adalah kerja dari televisi (Nur, 2008)
4. Jelaskan sejauh mana media komunikasi tradisional seperti radio dan surat kabar masih efektif di era digital. Apakah mereka masih relevan? Mengapa atau mengapa tidak?
Dalam era digital saat ini, media komunikasi tradisional seperti radio dan surat kabar masih tetap relevan, meskipun menghadapi tantangan dalam mempertahankan efektivitasnya. Kedua media komunikasi tradisional ini masih memiliki peran penting, meskipun harus beradaptasi dengan dinamika zaman. Radio, misalnya, tetap menjadi pilihan bagi pendengar yang menginginkan hiburan, informasi, dan interaksi secara real- time. Stasiun radio kini tidak hanya menyiarkan konten melalui gelombang frekuensi, tetapi juga mengembangkan platform digital seperti streaming audio dan aplikasi mobile untuk memperluas jangkauan.
Sementara itu, surat kabar cetak menghadapi tantangan yang lebih besar akibat persaingan dengan media daring. Namun, beberapa surat kabar terkemuka di Indonesia tetap mampu mempertahankan pembaca setia mereka yang menghargai kualitas jurnalisme dan kedalaman analisis yang disajikan. Bahkan, banyak surat kabar yang telah mengembangkan platform digital, seperti website dan aplikasi berita, untuk menjangkau pembaca di era digital (Farida, 2015).
Meskipun harus bersaing dengan media digital, radio dan surat kabar masih dianggap efektif dalam menyampaikan informasi dan menjangkau audiens yang memiliki preferensi berbeda. Radio tetap menjadi pilihan bagi pendengar yang menginginkan hiburan dan informasi real-time, sementara surat kabar cetak masih dianggap sebagai sumber informasi yang terpercaya dan mendalam. Dengan terus beradaptasi dan mengintegrasikan platform digital, media komunikasi tradisional ini dapat mempertahankan relevansinya di era digital yang semakin berkembang (Salahuddin, 2016).
5. Bandingkan penggunaan email dengan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp atau Slack dalam konteks komunikasi bisnis. Kapan lebih tepat menggunakan masing- masing?
Dalam konteks komunikasi bisnis, terdapat perbedaan penggunaan email dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, di mana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Email umumnya digunakan untuk komunikasi resmi, pengiriman dokumen, dan tukar-menukar informasi yang membutuhkan jejak digital dan dokumentasi. Sifatnya yang lebih formal, terstruktur, dan dapat disimpan dengan baik membuat email menjadi pilihan yang tepat untuk komunikasi bisnis jangka panjang, berbagi file, dan pengarsipan. Sedangkan plikasi pesan instan seperti WhatsApp lebih cocok digunakan untuk komunikasi yang lebih informal, cepat, dan real-time. Fitur obrolan grup, berbagi lokasi, dan kemampuan untuk melakukan panggilan suara atau video menjadikan WhatsApp lebih efektif untuk koordinasi harian, diskusi informal, dan pengambilan keputusan cepat (Olivia, 2020).
Penggunaan email atau aplikasi pesan instan dalam komunikasi bisnis akan sangat bergantung pada konteks dan kebutuhan. Untuk komunikasi formal, pengiriman dokumen, dan arsip, email menjadi pilihan yang lebih tepat. Sedangkan untuk koordinasi harian, diskusi informal, dan respons cepat, aplikasi pesan instan seperti WhatsApp dapat menjadi alternatif yang lebih efektif (Trisnani, 2017)
6. Jelaskan bagaimana media visual seperti iklan televisi, film, atau video online dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap suatu produk atau isu. Berikan contoh kampanye visual yang berhasil.
Media visual seperti iklan televisi, film, dan video online memiliki kemampuan yang kuat dalam mempengaruhi persepsi publik terhadap suatu produk atau isu. Salah satu contoh kampanye visual yang berhasil dalam komunikasi kesehatan di Indonesia adalah kampanye "Aku Bangga Aku Bisa" dari Kementerian Kesehatan. Kampanye ini menggunakan video-video inspiratif yang menampilkan orang-orang biasa yang berhasil mengatasi berbagai tantangan kesehatan, seperti penyakit kronis atau gangguan mental.
Melalui cerita-cerita personal yang menyentuh, kampanye ini berhasil membangun persepsi publik bahwa kesehatan mental dan fisik dapat diperjuangkan dengan kemauan dan dukungan.
Video-video kampanye tersebut diviralkan di media sosial dan ditayangkan di berbagai saluran TV nasional. Keberhasilan kampanye "Aku Bangga Aku Bisa"
menunjukkan bagaimana media visual dapat menjadi alat yang powerful dalam mempengaruhi persepsi dan perilaku publik, khususnya dalam konteks komunikasi kesehatan. Dengan pesan yang inspiratif dan kemasan visual yang menarik, kampanye ini mampu menginspirasi masyarakat Indonesia untuk lebih peduli dan proaktif menjaga kesehatan diri maupun lingkungannya (Yudi, 2016).
7. Analisis peran podcast sebagai media komunikasi alternatif. Apa yang membuat podcast populer, dan bagaimana mereka memengaruhi konsumsi informasi?
Dalam dunia komunikasi kesehatan, podcast telah menjadi alat yang sangat efektif untuk menjangkau dan memberdayakan masyarakat. Hal ini membantu meningkatkan kesadaran, literasi, dan pemberdayaan publik dalam isu-isu kesehatan yang relevan (Fildzah, 2023).
a. Peran Podcast sebagai Media Komunikasi Alternatif
Podcast telah menjadi salah satu media komunikasi alternatif yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Podcast memberikan fleksibilitas kepada pendengar untuk mengakses konten kapan saja dan di mana saja. Selain itu, podcast juga memungkinkan adanya interaksi yang lebih personal antara pembuat podcast dan pendengarnya. Melalui format audio, pendengar dapat merasakan kedekatan dengan host atau narasumber, seolah-olah mereka sedang terlibat dalam sebuah percakapan.
b. Pengaruh Podcast terhadap Konsumsi Informasi
Kehadiran podcast telah mengubah cara masyarakat mengonsumsi informasi.
Dibandingkan dengan media tradisional, podcast memungkinkan pendengar untuk lebih selektif dalam memilih konten yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Referensi :
Farida dan Sari. 2015. Media Tradisional Vs Media Online (Komunikasi dengan Keunikan Identitas). Jurnal Komunikasi. Vol 3. Nomor 1.
Fildzah Jonerd dan Reni Nuraeni. Pengaruh Podcast Sebagai Media Untuk Meningkatkan Self Development Mahasiswa Indonesia. 2023. Jurnal Studi Komunikasi dan Media.
Vol 27. Nomor 1. Hal 35-50.
Helen Olivia dan Setyawan Trys. 2020. Pola Komunikasi melalui Media Whatsapp sebagai Sumber Informasi Karyawan Bagian Operasional di PT Artisan Wahyu. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol 7. No 2. IKJ.
Made I Suyana dan Nyoman I Sedana. Mempertahankan Eksistensi Media Cetak di Tengah Gempuran Media Online. Jurnal Komunikasi dan Budaya. Vol 1. Nomor 1.
Nur Titi Vidyarini. 2018. Budaya Populer dalam Kemasan Program Televisi. Jurnal Communication. Vol 2. No 1. Universitas Kristen Putra.
Qadri Muhammad. 2020. Pengaruh Media Sosial dalam Membangun Opini Publik. Jurnal Hukum Tata Negara.
Salahuddin. 2016. Perbandingan Media Tradisional Sebelum dan Sesudah Era Komunikasi Modern. Yogyakarta. Tesis: Program Pascasarjana UIN Sumatera Utara.
Trisnani. 2017. Pemanfaatan Whatsapp sebagai Media Komunikasi dan Kepuasan dalam Penyampaian Pesan Dikalangan Tokoh Masyarakat. Jurnal Komunikasi Media dan Informatika. Vol 6 Nomor 3.
Yudi Rachman Shaleh. 2016. Film yang Efektif sebagai Media Promosi Kesehatan bagi Masyarakat. Jurnal JSK. Vol 2. Nomor 2.