• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MARKET PLACE

N/A
N/A
MUHAMMAD ZAINI

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MARKET PLACE"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MARKET PLACE ACTIVITY UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SOSIAL IV PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI DI SMAN

I PARENGGEAN

Mahasiswa Praktikan:

Ahmad Samidy 224262730807

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA 2022 M/ 1443 H

(2)

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MARKET PLACE ACTIVITY UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA

PELAJARAN PAI DI SMAN I PARENGGEAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Agama Islam (PAI)

Mahasiswa Praktikan:

Ahmad Samidy 224262730807

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU

DALAM JABATAN KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA

2022 M/ 1443 H

(3)

No. Nama Mahasiswa NIM

1. Ahmad Samidy 224262730807

Telah melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PPG PAI Dalam Jabatan Tahun 2022 di SMAN 1 Parenggean dari tanggal 05 s.d 20 Desember 2022 Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Parenggean, 25 Desember 2022 Menyetujui,

Dosen Pembimbing, Guru Pembimbing,

Muzzaki, M.Pd Mariyani, M.Pd.I.

NIP. 198605152019031012 NIP. 197705182010012004

Mengesahkan:

Kepala Sekolah

Mulyadi, S.Pd, MM.

NIP. 1967043019995031003

(4)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr…Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Penggunaan Metode Pembelajaran Market place Activity Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pai Di Sman I Parenggean”. Sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para kerabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Jabatan, Program Studi Pendidikan Profesi Guru Jurusan Tarbiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmua Keguruan Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat selesai. Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada:

1. Rektor IAIN Palangka Raya, Dr. H. Khairil Anwar, M.Ag

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya, Dr. Hj.

Rodhatul Jennah, M.Pd

3. Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Nurul Wahdah, M.Pd 4. Ketua Jurusan Tarbiyaah, Ibu Sri Hidayati, M.A

5. Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Guru, Muhammad Syabrina, M.Pd.I 6. Dosen Pembimbing, Bapak Muzakki, M.Pd

7. Guru Pembimbing, Ibu Mariyani, M.Pd.I 8. Kepala Sekolah, Bapak Mulyadi, S.Pd, MM 9. Lembaga SMAN 1 Parenggean

v

(5)

Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya.

Parenggean, 25 Desember 2022 Penulis,

Ahmad Samidy 224262730807

vi

(6)

DAFTAR ISI

COVER...i

HALAMAN JUDUL...ii

LEMBAR PENGESAHAN...iii

PERNYATAAN ORISINALITAS...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

ABSTRAK...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian...6

D. Manfaat Penelitian...6

E. Indikator Keberhasilan...8

F. Sistematika Penulisan... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar...10

B. Metode Market Place Activity...12

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...19

B. Pendekatan Penelitian...20

C. Lokasi Penelitian...21

D. Subjek Penelitian... 22

E. Rancangan Penelitian...22

vii

(7)

H. Teknik Analisis Data...28

I. Indikator Keberhasilan Penelitian...30

J. Jadwal Penelitian... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Daata...32

1. Deskripsi Data Pra Tindakan...33

2. Deskripsi Data Siklus I...37

3. Deskripsi Data Siklus II...42

4. Deskripsi Data Selama Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II. . .46

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...49

B. Saran... 49 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Kelas X Sosial I...22

Tabel 2. Jadwal Penelitian...31

Tabel 3. Hasil Belajar PAI Peserta Didik pada Pra Tindakan...33

Tabel 4. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus I...39

Tabel 5. Kelemahan Pada Hasil Belajar Siklus I...40

Tabel 6. Hasil Belajar PAI Peserta Didik pada Siklus II Post Test...43

Tabel 7. Hasil Belajar Peserta Didik Secara Klasikal Pada Tes Awal dan Tes Akhir... 47

Tabel 8. Hasil Belajar Peserta Didik secara Rata-Rata Pada Tes Awal dan Tes Akhir... 48

ix

(9)

Gambar 1. Siklus PTK...23 Gambar 2. Ketuntasan Hasil Belajar Secara Klasikal...47 Gambar 3. Ketuntasan Hasil Belajar Secara Rata-Rata...48

x

(10)

ABSTRAK

Ahmad Samidy. Penelitian Tindakan Kelas, 2022. (NIM 224262730807).

Penggunaan Model Pembelajaran Marketplace Activity Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X Sosial Iv Pada Mata Pelajaran Pai Di Sman I Parenggean

xi

(11)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekolompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata Pendidikan itu sendiri berasal dri Bahasa Latin yaitu Educare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, Pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau Tindakan dapat dianggap Pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudia perguruan tinggi, universitas atau magang.

Pembelajaran adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interkasi antara individu dan individu dengan lingkungannya.

Sebagian kecil orang tua memilih untuk Pendidikan home-schoolong, e-learning atau yang serupa untuk anak-anak mereka. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang dapat mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Sehingga orang dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan.

1

(12)

2

Keaktifan belajar merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang efektif, baik antara guru dengan peserta didik maupun antara para peserta didik. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dna keterampilan yang kana mengarah pada peningkatan prestasi. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran meliputi keaktifan untuk bertanya, mengemukakan pendapat, memerhatikan pada waktu pembelajaran. Menurut Arifin dan Setiyawan (2012) keaktifan dalam proses pembelajaran itu dalam bentuk saling mengapresiasi peran antara guru dan peserta didik. Misalnya peran peserta didik aktif memberikan feedback terhadap materi yang diberikan guru. Feedback itu bisa berupa pertanyaan, berdiskusi dengan temannya, mendemonstrasikan maupun mengajarkannya fasilitator. Sementara Mulyasa (2002:32) menjelaskan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya Sebagian besar (75%) peserta didik terilibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.

Tujuan dari pendidikan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 ditegaskan bahwasanya pendidikan adalah : Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan Negara.

(13)

Dalam kegiatan proses belajar mengajar, hasil belajar siswa merupakan hal yang penting karena berguna sebagai tolak ukur sejauh mana keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Maka untuk mewujudkan hasil belajar siswa secara optimal maka perlu adanya cara-cara tertentu yang dilakukan oleh guru, hal ini dikarenakan setiap harinya siswa melaksanakan kegatan belajar dengan guru di sekolah dan menerima berbagai pelajaran.Dalam pelaksanaannya ada kendala permasalahan yang muncul dalam proses interaksi pembelajaran dikelas, yaitu belum maksimalnya dalam variasi penggunaan metode pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu dan hasil pembelajaran secara baik. Begitu juga permasalahan yang terjadi di SMAN 1 Parenggean , yaitu belum maksimalnya hasil belajardan kurangnya keaktifan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Berkaitan dengan materi “ Berpakaian sesuai syariat islam”, hal tersebut terjadi salah satunya karena guru masih menggunakan pola lama, ceramah, guru mencatat menyalin diikuti oleh siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat, akan menjadikan siswa segan belajar tidak aktif karena tidak mengetahui kegunaan mata pelajaran tersebut, dan siswa merasa bosan yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya keaktifan belajar prestasi dan hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar yang siswa tidak semua disebabkan oleh kepandaian siswa semata, tetapi juga bisa saja kurang pandainya guru dalam mengajar. Bukan kah salah satu tugas guru adalah “sebagai pengajar yang lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran di kelas. Maka dalam hal ini pendidik dituntut memiliki berbagai pengetahuan dan

(14)

4

model pembelajaran yang sesuai. Banyak faktor yang menyebabkan keaktifan dan nilai siswa menjadi kurang maksimal,yaitu factor dari dalam dan faktor dari luar.

Untuk beberapa faktor dalam yang mempengaruhi yaitu sikap, malas, waktu, bawaan motivasi dan lain lain. Sedangkan faktor luaryang mempengaruhi dalam belajar siswa adalah faktor dari miliu,keluarga pertemanan, dan factor sekolah oleh gurunya. Berangkat dari hal hal tersebut yang peneliti lakukan di SMAN 1 Parenggean peneliti masih terdapat menggunakan model lama dari awal sampai akhir kegiatan belajar, hal tersebut sedikit banyak akan berpengaruh kepada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran karena terlalu berpusat kepada pendidik. Oleh karena itu penggunaan model pembelajaran yang sesuai sebenarnya dapat menimbulkan pengaruh pada keaktifan yang juga akan berdampak pada hasil belajar siswa. Sesungguhnya hasil /nilai siswa adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha kecakapan menguasai suatu materi.

Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar. “hasil belajar merupakan perilaku yang dapat diamati dan menunjukan kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan siswa yang merupakan perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu dapat diklasifikasikan dalam dimensi-dimensi tertentu” (Ahiri 2017, h. 18).

(15)

Dengan demikian, untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan penilaian evaluasidan refleksi. Guna mengetahui kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (tolak ukur) yang mengacu pada tujuan yang telah dirancang agar dapat diketahui besaran pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.

Kemudian, jeleknya nilai yang didapat siswa disebabkan penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai dan kaku. Ditambah dengan Kondisi pendidik yang sibuk dengan aktivitas yang dimiliki seorang pendidik . Namun demikian tuntutan , seorang pendidik seharusnya tetap memiliki syarat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Dimungkinkan sebagian guru sudah kehilangan marwah hingga tidak lagi menjadi uswatun hasanah. ketidakmampuan di dalam penggunaan metode pembelajaran karena masih mempertahankan cara yang lama (metode ceramah). Metode klasik yang dipakai selama ini berdamapak kurang tercapainya ukuran nilai yang diperoleh oleh siswa.

(16)

6

Yakni pada kisaran 50 sampai 60 padahal kriteria ketuntasan minimal ditentukan 66.

Dengan dasar ini, maka peneliti mengangkat sebuah penelitian tindakan kelas yaitu: Penggunaan Metode Market Place Activity dalam upaya Meningkatkan hasil Belajar Siswa pada Materi Berpakaian sesuai syariat islam Siswa Kelas X Sosial IV SMAN1 Parenggean Harapannya adalah dengan Metode Market Place Activity, bisa dijadikan alternatif agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang dipaparkan, maka diperoleh rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Apakah Metode Market Place Activity dapat meningkatkan hasil belajar PAI dan Budi Pekerti pada peserta didik kelas X SMAN 1 Parenggean?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PAI dan Budi Pekerti melalui penerapan metode Market Place Activity pada peserta didik kelas X SMAN 1 Parenggean.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses belajar mengajar

(17)

khususnya mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Dengan dilaksanakannya PTK ini, diharapkan peserta didik dapat:

1. Menjadi aktif dalam pembelajaran.

2. Berani dan tidak malu bertanya.

3. Tidak lagi menganggap mata pelajaran PAI membosankan.

4. Berani mengemukakan pendapat.

b. Bagi Peneliti

Dengan dilaksanakannya PTK ini, peneliti dapat melakukan proses pembelajaran dengan metode Market Place Activity pada praktik materi- materi lainnya khususnya pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.

c. Bagi Guru

Dengan dilaksanakannya PTK ini, guru dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode Market Place Activity.

d. Bagi Sekolah

Dengan dilaksanakannya PTK ini, diharapkan sekolah dapat mengambil acuan dalam menambah khazanah keilmuan untuk menggunakan metode Market Place Acitivity meningkatkan kemampuan dan pemahaman hasil belajar peserta didik.

(18)

8

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah : Tercapainya standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai > 85% dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh peserta yang diperoleh peserta didik >66.

F. Sistematika Penulisan

Agar pemahaman PTK ini mudah dipahami dan dimengerti, maka diperlukan pola pembahasan yang sistematis. Pembahasan PTK ini terdiri dari beberapa bab dan diantara bab ini terdiri dari sub bab.

Bab Pertama adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan dan Batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, indicator keberhasilan, dan sistematika penulisan.

Bab Kedua Kajian Pustaka yang menguraikan tentang Hasil Belajar, Metode Market Place Activity, Tujuan Metode Market Place Activity, Manfaat Metode Market Place Activity, Langkah-langkah Metode Market Place Activity, dan Bahan dalam Pembelajaran Metode Pembelajaran MetodeMarket Place Activity.

Bab Ketiga Metode Penelitian berisikan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, Teknik pengumpulan data, Instrumen Penelitian, Teknik analisis data, Indikator Keberhasilan Penelitian dan Jadwal Penelitian.

Bab Keempat Hasil penelitian yang berisikan tentang penyajian data dan analisis data hasil observasi, interview yang dilakukan kepada para responden.

Serta hasil yang diperoleh terhadap penerapan Metode Market Place Activity.

(19)

Bab Kelima dalam bab ini di paparkan simpulan dan saran sebagai penutup penulisan penelitian.

(20)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Suyono (2014:9) Belajar adalah suatu aktivitas atau poses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian. Sedangkan menurut Hamalik (2015:36) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning I defined as the modification or streng-thening of behavior throught experiencing). Kemudian menurut Purwanto (2016:38) Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.

Menurut Arsyad (2017:1) mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya.

Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Dari beberapa uraian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang atau individu secara sengaja

10

(21)

dengan berinteraksi terhadap lingkungannya dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu pengetahuan, pemahaman, sehingga terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam bertindak.

2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Ahmad Susanto (2013:5) Hasil belajar yaitu perubahan- perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Sudjana (2016:22) hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung.

Sedangkan Hamalik (2009:30) Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Berdasarkan uraian diatas kesimpulannya adalah hasil belajar adalah kemampuan berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh oleh siswa setelah proses belajar.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010:17) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal yang merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor eksternal yaiu faktor yang ada di luar individu. Sedangkan

(22)

12

menurut Munadi (Rusmnan 2017:130) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sementara faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental.

Berdasarkan uraian pendapat kedua hal diatas dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal berupa fisiologis dan psikologis, kesehatan dan faktor eksternal berupa lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat).

B. Metode Market Place Activity

1. Pengertian Metode Pembelajaran Market Place Activity

Menurut Bramiarto (2018), Market Place merupakan metode pembelajaran berupa kegiatan pasar, dimana peserta didik melakukan aktivitas jual beli informasi pengetahuan baik berupa konsep, ataupun karya sesuatu.

Tehnik pembelajaran ini beberapa ahli mengatakan windows shoping (jendela belanja). Untuk masalah penamaan tergantung siapa pemberi nama terkaji secara teoritis, namun pada esensinya bagaimana pembelajaran yang terjadi dikelas seperti ativitas pasar dimana ada barang yang diperjual-belikan. Ada penjual dan pembeli serta ada media komunikasi berupa pesan, terjadi Tanya jawab, mempertahankan, dan mempromosikan suatu konsep atau produk.

Teknisnya suatu konsep atau karya akan menggunakan Market Place Activity maka dalam kelompok belajar peserta didik setiap kelompok disepakati

(23)

pembagian tugas ada yang menjadi kelompok penjual untuk mempromosikan atau kelompok peserta didik pemilik informasi untuk mempromosikan, menjual, dan mempertahankan karya kelompoknya kepada kelompok lain dan kelompok peserta didik yang membeli informasi. Iinformasi yang diperjual- belikan adalah materi. Yang mana mereka sebagai pembeli akan melalukan dialog, Tanya-jawab, bahkan mengevaluasi dan mengkritisi.

Informasi yang diperjual-belikan dalam setiap kelompok adalah materi yang dipelajari pada hari itu. Bagaimana peserta didik memahami konsep dan karya dalam setiap kelompok dengan mencari sumber-sumber informasi yang dilakukan dengan diskusi kelompok, kemudian ditungkan dalam sebuah karya konsep atau media yang akan mudah difahami oleh calon pembeli yang akan berkujunng pada kelompok kelompok tersebut.

Metode pembelajaran dengan Market Place Activity ini mengandung nurturan effect dalam pembentukan karakter secara direct atau langsung, seperti bertanggung jawab membuat karya dan mempertahankan karyanya, kerjasama dalam kelompok, terbuka dengan kritikan pembeli, usaha kerja keras untuk menjadi yang terbaik, terbiasa mengevaluasi dan dievaluasi, membangun kemandirian, kepercayaan diri, keterampilan kelompok, menerima umpan balik, dan melatih bertanggung jawab dalam membuat perencanaan dan desain terbaik, serta nilai-nilai yang tersimpan dalam pembelajaran tersebut.

(24)

14

2. Langkah-langkah menggunakan Metode Pembelajaran Market Place Activity.

Ada beberapa tahapan dalam menggunakan metode pembelajaran Market Place Activity, yaitu:

a. Bagilah peserta didik dengan kelompok-kelompok kecil antara 4 – 10 orang per kelompok disesuaikan dengan kondisi kelas, baik dengan cara menghitung sesuai dengan tempa duduk misalnya ingin menjadi 5 kelompok maka menghitung angka yang sama menjadi satu kelompok, atau dibagikan kertas warna-warni, spidol warna, atau dengan cara berhitung urut 1 – 5.

b. Peserta didik duduk berkelompok dengan tentunya merubah tempat duduk menjadi kelompok kecil baik berbentuk U, O atau meja bundar atau mereka berkelompok di luar kelas dengan lesehan, kemudian mereka diberi waktu untuk saling mengenali kelompoknya dalam waktu singkat.

c. Peserta didik setiap kelompok dalam waktu singkat menentukan ketua kelompok.

d. Setelah terpilih ketua, kelompok menyepakati nama kelompok sesuia dengan conten yang dipelajari, misalnya conten akhlak maka nama kelompok diambil nama-nama akhlak baik seperti jujur, empati, istiqomah, peduli, kerja keras, dan sebagainya

(25)

e. Guru memberikan tujuan dan topik ruang lingkup materi yang akan dibahas pada hari itu serta memberikan kejelasan kepada peserta didik apa yang harus dilakukan peserta didik, serta instrument apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran ini.

f. Guru membagikan conten bahasan yang akan dikerjakan kelompok, bisa konten sama jika keluasan materi sangat terbatas, jia konten sangat luas, maka materi tiap kelompok diusahakan berbeda disesuaikan dengan nama kelompok.

3. Tahapan pelaksanaan metode pembelajarn Market Place Activity

a. Dalam tahapan ini guru melakukan monitoring ke setiap kelompok sebagai fasilitator dengan memegang alat tulis untuk menceklis dan mencatat perkembangan dari situasi dalam kelompok dan sesekali duduk ketika ada masalah yang pelik dalam kelompok tersebut jika peserta didik lesehan diusahakan guru memberikan jawaban atau bantuan kepada peserta didik dikelompok yang memerlukan bantuan.

b. Setiap kelompok melakukan diskusi kelompok tentang konten yang menjadi tanggung jawab kelompok dengan cara belajar dari sumber belajar yang beragam, mulai dari buku paket, LKS, hasil wawancara, majalah, Koran, internet, dan sebagainya. Kemudian dituangkan dalam sebuah karya kelompok yang jelas dan didesain agar mudah dimengerti oleh kelompok lain, baik itu berupa peta konsep, gambar, karikatur, bagan, table atau

(26)

16

tahapan proses sebuah konsep yang berdasarkan refrensi keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

c. Hasil karya setiap kelompok disajikan menarik, bisa menggunakan mind mapping, desain gambar yang jelas, serta pesan yang mudah dimengerti oleh kelompok lain. Disarankan karya peserta didik tulisanya mudah dimengerti dan terbaca oleh kelompok lain, serta didesain dengan penuh artistic, missal menggunakan list, gambar, dan sebagainya.

d. Setelah hasil kerja kelompok selesai dan siap diperjualbelikan dipasar, maka setiap kelompok membagi tugas siapa yang akan menjadi pembeli ke kelompok lain dengan membawa instrument penilaian produk yang disiapkan guru serta membawa buku catatan, dan ada yang bertugas menjadi penjual untuk menyambut kelompok lain.13 Penjual ini berusaha untuk menjelaskan kehebatan produknya secara detail dalam waktu yang sebentar dan berusaha mempertahankan produknya, sedangkan yang berfungsi menjadi seorang pembeli akan berkunjung ke kelompok lain untuk melihat, membeli, menilai dengan cara mencatat point penting, menanyakan kepada penjual, serta memberikan komentar sebagai bukti pembeli atau tidak membeli, misalnya dengan memberikan tanda tangan untuk sudah berkunjung.

e. Yang bertugas setiap kelompok sebagai pembeli berkunjung ke pajangan kelompok lain kurang dari 5 – 10 menit dan mencatat hal penting yang dijelaskan penjual kelompok yang akan dikunjungi, usahakan guru

(27)

menyiapkan stopwatch yang ditayangkan didepan kelas setiap 5 – 10 menit setiap kunjungan ke kelompok lain. Agar tidak terjadi penumpukan atau pemerataan pembeli, maka perubahan kunjungan mengikuti arah jarum jam atau sebaliknya.

f. Setelah pembeli melakukan kunjungan ke semua kelompok, pembeli kembali ke kelompoknya untuk melaporkan hasil kunjunganya kepada kelompok lain. Pembeli menjelaskan kepada yang berfungsi sebagai penjual di kelompoknya, kemudian melakukan penilaian dan mendiskusikanya. Sedangkan penjual dalam suatu kelompok tersebut menjelaskan masukan dan saran dari pembeli kelompok lain. Kemudian menyimpulkan temuan dan masukan demi perbaikan karya kelompok.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Market Place Activity Sebagai guru atauapun calon guru harus bisa menerapkan metode- metode yang bervariasi kepada peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode market place. Dengan adanya metode pembelajaran sehingga peserta didik tidak merasa bosan, jenuh, dan merasa ngantuk pada saat mengikuti kegiatan belajar-mengajar.

Didalam metode pembelajaran market place activity terdapat pula kelebihan dan kelemahan, yaitu: Kelemahan :

a. Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

b. Memerlukan waktu yang banyak.

(28)

18

c. Memerlukan kematangan dalam perencanaan atau persiapan.

d. Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan.

e. Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan membuat bosan.

Kelebihan :

a.

Guru mudah menguasai kelas.

b.

Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.

c.

Mudah mempersiapkan dan melaksanakanya.

d.

Materi atau isi lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik.

e.

Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan, dan kearifan.

f. Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas

g. Dengan adanya media pembelajaran bisa mengurangi rasa bosan, jenuh dan mengantuk yang terjadi pada peserta didik tersebut h. Menarik perhatian peserta didik dan menumbuhkan motivasi

belajarnya.

i. Dapat menguatkan bacaan dan belajar peserta didik dari beberapa sumber lain.

(29)

A. Jenis Penelitian

Menurut Susilo, dkk. (2022). PTK dapat didefinisikan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan- perbaikan terhadap system, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran.

Definisi lainnya menyebutkan bahwa penelitian Tindakan adalah penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran. Selain itu, PTK juga diartikan sebagai salah satu strategi penyelesaian masalah yang memanfaatkan Tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan menyelesaikan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain dengan melengkapi fakta-fakta dan mengembangkan kemampuan analisis. Dalam praktiknya, penelitian Tindakan kelas menggabungkan Tindakan bermakna dengan prosedur penelitian. Hal itu merupakan suatu upaya menyelesaikan masalah sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Secara sadar pihak yang terlibat (calon guru, guru, dosen, widyaiswara, instruktur, kepala sekolah, dan warga masyarakat) mencoba merumuskan suatu Tindakan atau intervensi yang diperhitungkan dapat menyelesaikan masalah dan

19

(30)

20

memperbaiki situasi dan diperkirakan secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk memahami tingkat keberhasilannya.

Penelitian Tindakan kelas (PTK) adalah penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklis (berdaur) oleh guru/calon guru di dalam kelas. Dikatakan demikian karena proses PTK dimulai dari tahapan perencanaan, Tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk memecahkan masalah dan mencobakan hal-hal baru demi peningkatan kualitas pembelajaran.

B. Pendekatan Penelitian

Didalam penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan suatu bentuk pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode market place activity pada mata pelajaran PAI. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berbentuk deskriptif yaitu mengenai uraian-uraian kegiatan pembelajaran peserta didik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian Tindakan kelas.

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2005:12). Dan dideskripsikan secara deduksi yang berangkat dari teori-teori umum, lalu dengan observasi untuk menguji validitas keberlakuan teori tersebut ditariklah kesimpulan. Kemudian dijabarkan secara deskriptif, karena hasilnya akan diarahkan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dan untuk menjawab rumusan.

(31)

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan kuantitatif adalah suatu proses penelitian yang sistematis terhadap bagian-baigan dan fenomena dan hubungan- hubungannya. Pendekatan kuantitatif digunakan karena adanya proses perhitungan nilai merata belajar peserta didik di dalam PTK.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMAN 1 Parenggean.

Adapun data lokasi penelitian adalah sebagai berikut : Nama Sekolah : SMAN 1 Parenggean

Alamat : Jalan Rukmana Priyatna

1. Desa/Kelurahan : Parenggean 2. Kecamatan : Parenggean

3. Kabupaten : Kotawaringin Timur 4. Provinsi : Kallimantan Tengah Status Kepemilikan : Pemerintah

Status Sekolah : Negri

Akreditasi : A

NPSN : 30201458

(32)

22

D. Subjek Penelitian

Peserta didik kelas X Sosial IV SMAN 1 Parenggean berjumlah 35 Orang.

Tabel 1

Data Kelas X Sosial IV

No. Keterangan Jumlah

1. Laki-laki 16

2. Perempuan 19

Jumlah 35

E. Rancangan Penelitian

(33)

Menurut Suharsimi Arikunto (2016:42) ada empat tahapan penting dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan dan Refleksi.

(34)

24

Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Gambar 1.

Siklus PTK

(Sumber : Suharsimi Arikunto)

Dari skema siklus di atas dapat dijelaskan proses yang akan di laksanakan, sebagai berikut :

(35)

1. Siklus 1

a. Perencanaan : pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) mengidentifikasi masalah dan menetapkan pemecahan masalah tentang kurang nya minat peserta didik dalam pelajaran seni budaya, peserta didik ada yang sibuk sendiri, kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana sebagai penunjang penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh Guru dan tidak ada feedback dari peserta didik pada saat penjelasan dari Guru. Dari permasalahan diatas peneliti melakukan perencanaan sebagai berikut :

1) Menyusun materi pelajaran seni budaya dengan menggunakan teknologi augmented reality berbasis aplikasi dengan bantuan marker.

2) Menyiapkan aplikasi augmented reality yang sudah dimasukkan materi pembelajaran.

b. Pelaksanaan : Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan silabus dan RPP yang dibuat dengan menggunakan teknologi augmented reality. Peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan disampaikan.

2) Memberikan aplikasi AR yang sudah peneliti siapkan kepada peserta didik.

3) Mengarahkan peserta didik agar memperhatikan aplikasi AR yang diberikan .

(36)

26

4) Peneliti akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang diberikan.

c. Pengamatan : Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi mengenai aktivitas belajar peserta didik yang terlihat secara langsung selama kegiatan pembelajaran meliputi keaktifan, perhatian, dan konsentrasi peserta didik selama kegiatan pembelajaran.

d. Refleksi : Refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apa yang sudah dilaksanakan, dan yang belum terlaksana, apa yang harus dilaksanakan selanjutnya pada Siklus II.

2. Siklus II

Siklus II merupakan tindakan perbaikan dari siklus I yang masih belum berhasil. Secara umum, penerapan pembelajaran pada siklus II sama dengan penerapan pembelajaran pada siklus I, hanya saja dilakukan lebih cermat dan memperhatikan hal-hal yang masih belum tercapai pada saat siklus I. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

a. Perencanaan : pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) mengidentifikasikan masalah serta mengembangkan tindakan II.

b. Tindakan : pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan silabus dan RPP yang sudah dibuat.

c. Pengamatan : pada tahap ini peneliti mengobservasi tindakan II yang dilakukan dan dikembangkan pada perencaan yang telah disusun.

(37)

d. Refleksi : pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi tindakan dan melakukan pertemuan untuk membahas hasil dari penerapan metode Market Place Activity. Pada siklus II ternyata memperoleh hasil yang diharapkan maka tidak dilanjutkan ke siklus III.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui Teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2016:308). Untuk Teknik pengumpulan data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan :

1. Tes

Amir dalen Indrakusuma (Daryanto 2014:45) mengatakan bahwa, Tes adalah suatu alat ukur atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat atau tepat.

Sedangkan menurut Arikunto (2010:53) menyatakan bahwa “Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.

Tes dalam penelitian ini berisi tentang tes kemampuan awal individu pada pretest, kemudian posttest siklus I.

(38)

28

a. Pretest dilakukan untuk menyiapkan peserta didik dalam proses pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta didik yang akan dijadikan topik dalam proses belajar mengajar, dan untuk mengetahui dari mana seharusnya proses belajar mengajar dimulai.

b. Posttest dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dilakukan sebelumnya dan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap pembelajaran pada siklus selanjutnya.

2. Dokumentasi

Dokumentasi ini meliputi data-data yang terkait dengan peserta didik berupa nilai, foto, dan video yang menggambarkan aktivitas peserta didik saat mengikuti pembelajaran menggunakan Metode market place activity di kelas.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Sanjaya (2013:147) mengungkapkan bahwa, instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrument ini menggambarkan juga cara pelaksanaanya, maka sering juga disebut dengan teknik penelitian. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:265) Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

(39)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian, instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal pretest dan posttest untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik.

1. Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre-test dan Post test dimana Pre test dan Post test yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal pilihan ganda. Tes pilihan ganda yaitu tes berupa pertanyaan yang harus dipilih oleh siswa. Tes yang diajukan berjumlah 10 butir soal. Soal tes ini bertujuan untuk mengukur seberapa paham pemahaman siswa terhadap pembelajaran atau materi yang sudah diajarkan. Kita sussun tipe soal sedemikian rupa sehingga akan menuntut kemampuan berpikir siswa. Hasil dari pre test dan post test inilah yang akan menjadi alat ukur keberhasilan siswa dalam hasil belajar.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Sanjaya (2009:16) Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterprestasikan data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna. Analisis data dapat di lakukan melalui mereduksi data, mendeskripsikan data dan membuat kesimpulan.

(40)

30

Menurut Sugiyono (2013:44) Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data pada penelitian dilakukan dengan merakapitulasi hasil observasi dan hasil respon siswa menggunakan tes. Teknik analisis data dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Analisis data hasil dari respon menggunakan data kuantitatif

Tes hasil belajar peserta didik dilakukan pada akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil dalam pembelajaran peserta didik pada pembelajaran Pendidikan agama islam dan budi pekerti. Langkah yang dilakukan adalah menghitung dengan cara data kuantitatif.

Perhitungan data kuantitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menghitung nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut:

M=

X

n Keterangan :

Σ X = Jumlah semua nilai peserta didik M = Nilai rata-rata kelas

n = Banyak peserta didik Sumber : Adi Suryanto (2015:58)

(41)

b. Menghitung persentase ketuntasan secara klasikal dengan rumus sebagai berikut :

TB =

s ≥66

n X100 % Keterangan :

TB = Ketentuan belajar klasikal

Σs ≥66 = Jumlah peserta didik yang mendapat nilai atau lebih dari atau sama dengan 66

n = Banyak peserta didik 100% = Bilangan pengali tetap Dengan kriteria sebagai berikut : 85 – 100 = Sangat tercapai 70 – 84 = Tercapai

60 – 69 = Cukup Tercapai 40 – 59 = Kurang tercapai 0 – 30 = Sangat kurang tercapai

I. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan penelitian adalah suatu acuan yang digunakan untuk menentukan keberhasilan dalam kegiatan atau program. Dalam peneltian tindakan kelas yang diinginkan adalah meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

(42)

32

belajar berpakaian sesuai syariat islam. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar peserta didik mencapai angka 85% pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 66.

J. Jadwal Penelitian

Tabel 2 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Bulan

Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A. Tahap Persiapan

1. Menyusun Proposal X X X X

2. Revisi Proposal X X X X

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penelitian Ke Lapangan X X

2. Menganalisis Data X

C. Laporan hasil penelitian

1. Penyusunan Laporan X

2. Seminar Hasil X

(43)

A. Deskripsi Data

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMAN 1 Parenggean dengan melalui tahap pertama yaitu observasi awal (Pra Tindakan). Adapun kelas yang diteliti yaitu kelas X Sosial IV semester I dengan jumlah peserta didik 35 orang, yaitu 16 orang pesrta didik laki-laki dan 19 orang peserta didik perempuan. Pada penelitian tindakan kelas ini ada beberapa hal yang akan diamati oleh peneliti yaitu menyangkut hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode Market Market Place Activity dengan pemberian tugas.

Penelitian PTK memiliki tahapan proses pembelajaran dari memulai perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Banyaknya tahapan pembelajaran yang ingin diperoleh tergantung dari tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Jenis data tersebut adalah : (1) data pratindakan, (2) data siklus I, (3) dan data siklus II. Data pratindakan adalah hasil tes awal sebelum tindakan kelas dilakukan. Data siklus I adalah data yang ingin diperoleh dari hasil tindakan siklus I. Data siklus II diperoleh dari hasil kegiatan tindakan siklus II. Data tersebut dideskripsikan sebagai berikut :

33

(44)

34

1. Deskripsi Data Pra Tindakan

Tes awal dilakukan pada hari selasa 06 Desember 2022, dengan menggunakan soal pilihan ganda yang berjumlah 10 butir soal, di mana proses tersebut masih menggunakan buku sebagai alat bantu dalam pembelajaran.

Hasil yang diperoleh dari data ini akan dijadikan sebagai tolak ukur pembelajaran selanjutnya. Tes awal bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran. Jadi, peserta didik memperoleh nilai 66 ke atas adalah 23% termasuk dalam kriteria sangat kurang tercapai karena KKM yang harus dicapai yaitu 66 dengan persentase klasikal 85%. Terdapat 27 orang peserta didik yang tidak tuntas pada Pre Test berlangsung. Jadi dapat diketahui tingkat ketercapaian pembelajaran belum memenuhi syarat ketuntasan klasikal. Data hasil tes pra tindakan disajikan sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil Belajar PAI Peserta Didik pada Pra Tindakan

NO. N I S N A M A L/P Nilai KKM

Tuntas Tidak tuntas 66

1 22-4471 AKBAR ILLYAS AYATTULLAH L 70 66 Tuntas

2 22-4472 ALDI SABANI L 50 66 Tidak tuntas

3 22-4473 AMELIA PUTRI P 50 66 Tidak tuntas

4 22-4474 ANGGIE FATARIA P 50 66 Tidak tuntas

5 22-4475 CINTA LAURA P 60 66 Tidak tuntas

6 22-4476 DAFIT L 60 66 Tidak tuntas

(45)

7 22-4477 DANIL MULIADI L 50 66 Tidak tuntas

8 22-4478 DEA SAFIRA P 60 66 Tidak tuntas

9 22-4479 DEWI ASTUTI P 50 66 Tidak tuntas

10 22-4480 DUTA ADYTIA L 60 66 Tidak tuntas

11 22-4481 ERLIN NOOR AULIA P 50 66 Tidak tuntas

12 22-4482 FANDI EKA SAPUTRA L 60 66 Tidak tuntas

13 22-4483 HENDI L 60 66 Tidak tuntas

14 22-4484 INDRA PRATAMA L 50 66 Tidak tuntas

15 22-4485 JAZI LATURROHMAH P 70 66 Tuntas

16 22-4486 JELITA ANA TASYA P 60 66 Tuntas Tidak tuntas

17 22-4487 KAVA KARISNA SAPAKAT L 50 66 Tidak tuntas

18 22-4488 KELVIN DIANSYAH L 70 66 Tuntas

19 22-4489 MUHAMMAD ,S.A,NUR FATONI L 50 66 Tidak tuntas

20 22-4490 MUHAMMAD RIDHO L 60 66 Tidak tuntas

21 22-4491 NABILA KHAIRUN NISA P 60 66 Tidak tuntas

22 22-4492 NAILIL SILPIANI P 60 66 Tidak tuntas

23 22-4493 RENADA P 40 66 Tidak tuntas

24 22-4495 RENDRA L 70 66 Tuntas

25 22-4496 RENDRA ANANDA PRATAMA L 70 66 Tuntas

26 22-4497 REVA AFRIYANTI P 50 66 Tidak tuntas

27 22-4498 REYHAN MART DWI KARDO L 50 66 Tidak tuntas

28 22-4499 RIDHO PRATAMA L 50 66 Tidak tuntas

29 22-4500 SAWITRI P 50 66 Tidak tuntas

30 22-4501 SERA HERLINA P 70 66 Tuntas

31 22-4502 SITI RAHMA YANTI P 70 66 Tuntas

32 22-4503 SRI WAHYU NINGSIH P 50 66 Tidak tuntas

33 22-4504 VINA ELVA RIANTI P 50 66 Tidak tuntas

34 22-4505 WIDIA RAHMADANI P 40 66 Tidak tuntas

(46)

36

35 22-4506 WIKA SERPAWINATA P 50 66 Tidak tuntas

Jumlah 1970

27 Tidak tuntas

8 Tuntas

Rata-Rata 56,28%

Sangat Kurang Tercapai

Ketuntasan 23%

Keterangan : T = Tuntas, TT = Tidak Tuntas Kriteria ketuntasan belajar :

85-100 = Sangat Tercapai

75-85 = Tercapai

60-74 = Cukup Tercapai 40-59 = Kurang Tercapai

35-39 = Sangat Kurang Tercapai Sumber : Sugiono (Widia, 2014:42)

Berdasarkan tabel diatas, maka berikut ini adalah cara mencari tahu nilai rata- rata kelas dan presentase pada kemampuan awal peserta didik, yaitu :

a. Menghitung rata-rata kelas

Untuk mengetahui pencapaian nilai ketuntasan minimal peserta didik yaitu dengan cara membagi total nilai yang diperoleh peserta didik dengan jumlah seluruh peserta didik, berdasarkan rumus sebagai berikut :

X =

X

n =1970

35 =56,28%

(47)

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata kelas diatas, maka dapat dilihat nilai rata-rata peserta didik kelas X Sosial IV SMAN 1 Parenggean adalah :

b. Menghitung ketuntasan klasikal TB =

s

n x 100%

= 7

35x100%

= 20 %

Dari 35 peserta didik terdapat 28 orang yang tidak tuntas dalam data hasil belajar tes awal sebelum penelitian. Peserta didik yang masih memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) kemudian akan dijadikan sampel penelitian dan melanjutkan pada siklus I, apabila siklus I belum berhasil maka dilanjutkan pada siklus II, begitu seterusnya sampai siklus N. Dari hasil tes awal pada tabel di atas menunjukan bahwa tingkat mampu peserta didik penelitian tindakan kelas dilakukan dengan uraian sebagai berikut :

1) Dari 35 orang peserta didik, tidak ada peserta didik yang memperoleh skor 90-100.

2) Dari 35 orang peserta didik, ada7 orang peserta didik yang memperoleh skor 70

(48)

38

3) Dari 35 orang peserta didik, ada 10 orang peserta didik yang memperoleh skor 60.

4) Dari 35 orang peserta didik, ada 16 orang peserta didik yang memperoleh skor 50.

5) Dari 35 orang peserta didik, ada 2 orang peserta didik yang memperoleh skor 40.

2. Deskripsi Data Siklus I a. Perencanaan Siklus I

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan dan perencanaan pelaksanaan untuk siklus I pada hari selasa, 6 Desember 2022 di ruang kelas X Sosial IV Parenggean di Kecamatan Parenggean. Pertemuan direncanakan berlangsung 3x45 menit sesuai jadwal pelajaran yang biasanya dilakukan. Pada tahap perencanaan siklus I dimulai dengan mempersiapkan RPP, soal tes, lembar observasi aktivitas peserta didik dan lembar observasi aktivitas guru.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun yaitu dengan materi Berpakaian sesuai syariat islam pada kelas X Sosial 4 SMAN 1Parenggean. Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Instrumen tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda.

Selain itu peneliti juga mempersiapkan lembar observasi aktivitas peserta didik dan lembar observasi aktivitas guru untuk mengetahui peningkatan

(49)

aktivitas peserta didik dan guru dengan penerapan Metode Market Place Activity.

b. Pelaksanaan Siklus I

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran market place activity dilaksanakan pada tanggal 06 Desember 2022 dengan waktu 3x45 menit dikelas X yang berjumlah 35 peserta didik.

Pembelajaraan dilakukan sesuai dengan RPP yang telah disusun, yang terdiri dari kegiatan awal (pembukaan), inti (pelaksanaan), dan akhir (penutup). Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, maka guru memberikan soal tes yang terkait dengan materi yang telah dipelajari.

c. Pengamatan Siklus I

Setelah berlangsungnya proses belajar mengajar pada RPP siklus I, guru memberikan apersepsi dan mengondisikan peserta didik dalam proses belajar. Setelah proses belajar berakhir, guru memberikan soal post test pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, dan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti yang ditetapkan di SMAN 1 Parenggean yaitu 66.

(50)

40

Dari pernyataan diatas maka dapat dilihat hasil tes belajar (Pre test dan Post test) pada siklus I materi Berpakaian Sesuai Syariat Islam, pada tabel berikut:

Tabel 4

Hasil Belajar PAI Peserta Didik Pada Siklus I No

. Nama Nilai

Pre-Test Keterangan Nilai

Post-test KKM

Tuntas /Tidak Tuntas

1. AKBAR ILLYAS AYATTULLAH 70 Meningkat 90 66 T

2. ALDI SABANI 50 Meningkat 80 66 T

3. AMELIA PUTRI 50 Meningkat 80 66 T

4. ANGGIE FATARIA 50 Meningkat 80 66 T

5. CINTA LAURA 60 Meningkat 90 66 T

6. DAFIT 60 Meningkat 80 66 T

7. DANIL MULIADI 50 Meningkat 60 66 TT

8. DEA SAFIRA 60 Meningkat 90 66 T

9. DEWI ASTUTI 50 Meningkat 60 66 TT

10. DUTA ADYTIA 60 Tetap 60 66 TT

11. ERLIN NOOR AULIA 50 Meningkat 90 66 T

12. FANDI EKA SAPUTRA 60 Meningkat 90 66 T

13. HENDI 60 Tetap 60 66 TT

14. INDRA PRATAMA 50 Meningkat 90 66 T

15. JAZI LATURROHMAH 70 Meningkat 90 66 T

16. JELITA ANA TASYA 60 Meningkat 80 66 T

17. KAVA KARISNA SAPAKAT 50 Meningkat 80 66 T

18. KELVIN DIANSYAH 70 Meningkat 90 66 T

19. MUHAMMAD,S.A. NUR F 50 Meningkat 90 66 T

20. MUHAMMAD RIDHO 60 Meningkat 90 66 T

21. NABILA KHAIRUNISA 60 Meningkat 80 66 T

22. NAILIL SILPIANI 60 Meningkat 90 66 T

23. RENADA 40 Meningkat 70 66 T

24. RENDRA 70 Meningkat 90 66 T

25. RENDRA ANANDA PRATAMA 70 Meningkat 90 66 T

26. REVA AFRIYANTI 50 Meningkat 80 66 T

27. REYHAN MART DWI KARDO 50 Meningkat 60 66 TT

28. RIDHO PRATAMA 50 Meningkat 70 66 T

29. SAWITRI 50 Meningkat 80 66 T

30. SERA HERLINA 70 Meningkat 90 66 T

(51)

31. SITI RAHMA YANTI 70 Meningkat 90 66 T

32. SRI WAHYU NINGSIH 50 Meningkat 80 66 T

33. VINA ELVA RIANTI 50 Meningkat 80 66 T

34. WIDIA RAHMADANI 40 Meningkat 80 66 T

35. WIKA SERPAWINATA 50 Meningkat 60 66 TT

JUMLAH 2810

Tercapai

RATA-RATA 80,28

KETUNTASAN 83%

d. Refleksi Siklus I

Pada tahap ini, peneltiain menilai dan mengamati kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I, untuk diperbaiki dan dilaksanakan pada tindakan siklus II. Kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I serta perencanaan perbaikan pada siklus II yaitu :

Tabel 5

Kelemahan Pada Hasil Belajar Siklus I

No. Refleksi Perencanaan Perbaikan

1. Hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal siswa sudah 83%. Hal ini berarti hanya 17% dari siswa yang mengikuti siklus I yanfg elum tuntas belajar sehingga ketuntasan hasil belajar pada siklus I sudah dirasa cukup.

Merencanakan dan mempersiapkan pembelajaran dengan metode market place activity yang lebih menarik dan lebih mudah difahami oleh peserta didik.

2. Peserta didik sudah mulai Memberikan penjelasan mengenai

(52)

42

memahami Metode Market place activity, sehingga tidak lagi bingung

konsep Market place activity agar peserta didik tidak merasa bingung saat dihadapkan dengan metode Market place activity

3. Peserta didik mencatat materi yang didapatkan saat diskusi melalui lembar transaksi maupun pada saat penguatan materi sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan baik.

Mendorong peserta didik agar mencatat materi yang dipelajari sesuai pemahaman peserta didik.dengan lebih giat lagi

4. Peserta didik mulai aktif menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan tidak menunggu perintah guru.

Memotivasi Kembali peserta didik agar lebih aktif bertanya apa yang tidak mereka pahami, sehingga peserta didik dapat lebih memahami materi yang diajarkan

5. Pembelajaran terasa hanya searah karena ada beberapa peserta didik masih terlihat belum aktif.

Mendorong peserta didik agar menjawab pertanyaan lisan secara langsung, tanpa harus ditunjuk oleh guru.

Berdasarkan hasil refleksi terhadap pembelajaran baik dari segi proses maupun dari segi hasil menunjukkan bahwa tindakan siklus I belum menunjukkan titik keberhasilan sehingga penelitian harus dilanjutkan pada siklus II untuk melihat sejauh mana keberhasilan yang dicapai peserta didik dalam peningkatan hasil belajar PAI dan

(53)

Budi Pekerti dengan menggunakan metode Market Place Activity dalam proses pembelajaran.

3. Deskripsi Data Siklus II a. Perencanaan Siklus II

Pada tahap perencanaan siklus II ini peneliti melakukan persiapan dan perencanaan pelaksanaan siklus II pad hari Selasa 13 Desember 2022 diruang kelas X Sosial IV SMAN 1 Parenggean. Pertemuan direncanakan berlangsung selama 3x45 menit sesuai jadwal pembelajaran yang biasanya dilakukan. Pada tahap perencanaan siklus II dimulai dengan mempersiapkan RPP, dan soal tes.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun yaitu dengan materi Berpakaian sesuai syariat islam pada kelas X Sosial IV SMAN 1 Parenggean. Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Instrumen tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda.

b. Pelaksanaan Siklus II

Proses belajar mengajar mengacu pada RPP siklus II yang telah dipersiapkan. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir pembelajaran, peserta didik diminta mengerjakan soal untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada siklus II.

(54)

44

c. Pengamatan Siklus II

Setelah berlangsungnya proses belajar mengajar pada RPP siklus II, guru memberikan persepsi dan mengondisikan peserta didik dalam proses belajar. Setelah proses belajar berakhir, guru memberikan soal post test pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, dan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata.

pelajaran PAI dan Budi Pekerti yang ditetapkan di SMAN 1 Parenggean yaitu 66.

Berikut hasil belajar siklus II : Tabel 6

Hasil Belajar PAI Peserta Didik pada Siklus II Post Test

No. Nama Keterangan

Nilai Post- test

KKM

Tuntas/

Tidak Tuntas 1. AKBAR ILLYAS AYATTULLAH Meningkat 100 66 T

2. ALDI SABANI Meningkat 90 66 T

3. AMELIA PUTRI Tetap 60 66 TT

4. ANGGIE FATARIA Meningkat 90 66 T

5. CINTA LAURA Tetap 90 66 T

6. DAFIT Tetap 60 66 TT

7. DANIL MULIADI Meningkat 60 66 TT

8. DEA SAFIRA Tetap 90 66 T

9. DEWI ASTUTI Meningkat 80 66 T

10. DUTA ADYTIA Meningkat 60 66 TT

11. ERLIN NOOR AULIA Meningkat 100 66 T

12. FANDI EKA SAPUTRA Tetap 90 66 T

13. HENDI Meningkat 80 66 T

14. INDRA PRATAMA Tetap 90 66 T

15. JAZI LATURROHMAH Tetap 90 66 T

16. JELITA ANA TASYA Meningkat 90 66 T

Gambar

Tabel 2 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dan peningkatan hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran Market Place Activity berbantuan internet kelas VIII di SMPN 3 Lembang, menunjukkan peningkatan

Penerapan Metode CO-OP CO-OP dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X SMAN 2

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi berbusana muslim/muslimah Siswa kelas X

Hasil implementasi metode mind mapping dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas X MIPA SMAN 2 Palangka Raya. Tabel 4.7

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa mata pelajaran biologi kelas X SMAN 1 Kopo antara yang menggunakan metode edutainment

Observasi, 2022, Bagaimana Strategi Penilaian Proses Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Sikap Religius Siswa Kelas X MIPA di SMAN 1 Purwoasri, Kediri..

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X F DI SMAN 1 PURWOASRI TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Tujuan Penelitian ini adalah menerapkan Model pembelajaran Market Place untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada Materi Asmaul Husna