• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran explicit instruction

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran explicit instruction"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NARASI

EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BATANG ANAI KABUPATEN

PADANG PARIAMAN

Shinta Mustika1, Ninit Alfianika², Putri Dian Afrinda2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumbar

2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumbar Shintamustika347@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the lack of students' skills in writing expository narratives. The purpose of this study describes the skills of writing the expository narrative of class X students of SMA Negeri 2 Batang Anai Padang Pariaman before and after using the explicit instruction model of learning and its influence. This research type is quantitative research with expriment method. The design used is one group pretest-posttest design. The population in the study amounted to 250 students, the sample was taken 31 students. Sampling technique is using simple random sampling technique. This research has two variables that is first, free variable "explicit instruction learning model". Second, the variables are bound to "narrative expository writing skills". The data in this research is the skill test score of expository narrative writing before and after using explicit instruction model. The result of this research is that there is a significant influence of the use of explicit intruction learning model on the skills of writing the expository narrative of class X students of SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. This is evidenced by the results of research that shows that the value of tcount > ttable (6.06> 1.67) then H1 accepted and H0 rejected.

Keyword: Explicit instruction, Writing expository narrative.

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis penting dikuasai oleh setiap siswa, karena menulis merupakan salah satu cara yang tepat untuk menuangkan ide, gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan yang menjadi tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan menulis.

Dalam menulis juga dibutuhkan cara berfikir teratur yang menuntut latihan secara berkesinambungan dan terpola secara sistematis. Keterampilan menulis dapat mengarahkan siswa agar mampu menyampaikan ide dan gagasan untuk berbagai tujuan secara tulis. Bentuk keterampilan menulis yang diajarkan kepada siswa beranekaragam seperti menulis

(2)

narasi, deskripsi, argumentasi, eksposisi, dan persuasi. Narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan serangkaian peristiwa atau pengalaman tentang pribadi atau diri sendiri, orang lain, atau tentang diri sendiri dan orang lain pada kurun waktu tertentu. Narasi berkaitan erat dengan penceritaan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa tersebut menceritakan apa yang dilakukan tokoh-tokoh dalam suatu rangkaian cerita tersebut. Pada hakikatnya narasi dibagi menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugetif.

Narasi ekspositoris biasanya bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas, sedangkan narasi sugetif biasanya disusun dan disajikan dengan berbagai macam bentuk hingga menimbulkan daya khayal pembaca dengan tujuan menyampaikan sebuah makna kepada pembaca dengan tujuan menyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya.

Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada narasi ekspositoris karena sebagian besar tulisan narasi

ekspositoris banyak terdapat dalam buku-buku, majalah, artikel dan surat kabar.Pada kegiatan menulis narasi ekspositoris selain pengetahuan tentang manusia dan kehidupan juga dibutuhkan kreativitas penulis.

Dengan kreativitas yang tinggi, penulis dapat mengembangkan ide dan gagasan menjadi sebuah karangan yang dapat menghibur sekaligus dapat meningkatkan pengetahuan pembaca. Jadi, dengan kreatifitas yang tinggi tulisan yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi pembaca. Pembelajaran menulis narasi terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA khususnya kelas X Semester 1 dengan Standar Kompetensi (SK) 4.

mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskripitf, ekspositif dengan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.

Hasil wawancara dengan Dra.Mirna selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman terdapat beberapa

(3)

permasalahan sebagai berikut.

Pertama, kemampuan menulis siswa masih rendah. Kedua, siswa kesulitan dalam menuangkan ide-ide atau pikirannya ke dalam bentuk tulisan ekspositoris. Ketiga, siswa kesulitan dalam menentukan ciri-ciri narasi ekspositoris. Keempat, adanya proses pembelajaran yang tidak merangsang siswa lebih aktif mengakibatkan pembelajaran menulis narasi ekspositoris menjadi membosankan.

Kelima, lemahnya pengetahuan siswa dalam pemahaman narasi ekspositoris. Keenam, model pembelajaran yang diberikan guru kurang bervariasi dalam proses pembelajaran. Selain itu ditemukan juga permasalahan berdasarkan wawancara dengan siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

Pertama, siswa kurang berminat dalam menulis. Kedua, siswa sulit membedakan jenis-jenis narasiyaitu antara narasi ekspositoris dan sugetif.

Keempat, siswa sulit menentukan tema yang akan dibuat. Kelima, guru dalam memberikan materi pembelajaran hanya sedikit dan hanya langsung kepada tugas. Dengan

demikian, siswa tersebut menjadi tidak mengerti dan merasa bingung dengan apa yang akan mau dikerjakannya karena guru tersebut tidak menjelaskannya secara sistematis atau secara detail.

Berdasarkan permasalahan guru dan siswa di atas dapat disimpulkan berbagai masalah yang ditimbulkan dalam menulis narasi ekspositoris. Dampak permasalahan tersebut adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis narasi ekspositoris, tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak tercapai secara maksimal. Untuk pemecahan masalah tersebut diperlukan solusi untuk membantu mempengaruhi minat siswa dalam menulis narasi ekspositoris. Salah satu solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi penyebab permasalahan tersebut adalah dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran explicit instruction, karena model pembelajaran explicit instruction dapat mengembangkan kemampuan menulis narasi ekspositoris siswa dan untuk

(4)

mengembangkan cara belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan kesempatan kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat.

Dengan demikian, nantinya siswa akan mudah dalam membuat tugas yang disuruh oleh guru dan tidak merasa bingung lagi karena pengajaran dilakukan dengan secara sistematis dan bertahap-tahap.

Berdasarkan permasalah di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction terhadap Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”.

Menurut Tarigan (2008:22), mengatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh sesorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka

memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Dalman (2015:105) menyatakan narasi adalah cerita.

Cerita ini berdasarkan pada urutan- urutan suatu atau (serangkaian) kejadian atau peristiwa. Keraf (2007:136-137) berpendapat bahwa narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan.

Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan tahap- tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca dan pendengar. Arend (Trianto 2009:41), menyatakan bahwa terdapat model direct instruction atau model pengajaran langsung yang mempunyai maksud dan pengertian yang sama dengan model explicit instruction, yaitu salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

(5)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksprimen. Rancangan yang digunakan adalah one group pretest- posttest design. Populasi dalam penelitian berjumlah 250 orang siswa, sampel diambil 31 orang siswa.

Teknik penarikan sampel yaitu menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu pertama, varibel bebas

“model pembelajaran explicit instruction”. Kedua, varibel terikat

“keterampilan menulis narasi ekspositoris”. Terkait dengan variabel penelitian, data dalam penelitian ini berjumlah dua yaitu sebagai berikut.

Pertama, skor dari hasil tes keterampilan menulis narasi ekspositoris sebelum menggunakan model pembelajaran explicit instruction siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Kedua,, skor dari hasil tes keterampilan menulis narasi ekspositoris sesudah menggunakan model pembelajaran explicit instruction siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa

tes unjuk kerja. Tes unjuk kerja yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis narasi ekspositoris.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dilakukan melui langkah-langkah berikut ini . Pertemuan pertama, siswa mengerjakan tes awal (pretest) menulis narasi ekspositoris dengan tema “hari ulang tahunku”.Kedua, diberikan perlakuan model pembelajaran explicit instruction.

Ketiga, siswa mengerjakan tes akhir (posttest) menulis narasi ekspositoris dengan tema “libur akhir sekolah”

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

Pelaksanaannya mulai dari tanggal 31 Juni 2017 sampai dengan 01 Juli 2017. Hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat sebagai berikut ini.

(6)

1. Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Explicit InstructionSiswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis narasi ekspositoris sebelum menggunakan model pembelajaran explicit instruction siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman untuk keseluruhan indikator sebesar 61,02 berada pada tingkat penguasaan 56-65%

berkualifikasi cukup (C). Klasifikasi keterampilan menulis narasi ekspositoris sebelum menggunakan model pembelajaran explicit instruction siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Batang Anai adalah sebagai berikut ini. Pertama, untuk indikator 1 (memperluas pengetahuan) skor berkisar 1 sampai 3. Siswa yang memperoleh skor 1 berjumlah 18 orang siswa dengan persentase 58,06%. Siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 12 orang dengan persentase 38,71% dan Siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 1 orang

dengan persentase 3,23%. Kedua, untuk indikator 2 (menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian) skor berkisar 1 sampai 3. Siswa yang memperoleh skor 1 berjumlah 6 orang siswa dengan persentase 19,35% , dan siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 11 orang dengan persentase 35,48%, dan siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 14 orang siswa dengan persentase 45,16%.

Ketiga, untuk indikator 3 (didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional) skor berkisar 1 sampai 2. Siswa yang memperoleh skor 1 berjumlah 20 orang siswa dengan persentase 64,52%, dan siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 11 orang dengan persentase 35,48%. Keempat, untuk indikator 4 (bahasa yang digunakan bahasa informatif dengan penggunaan kata-kata denotatif) skor berkisar 1 sampai 3. Siswa yang memperoleh skor 1 berjumlah 9 orang siswa dengan persentase 29,03% , dan siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 5 orang siswa dengan persentase 16,13% dan siswa yang memperoleh

(7)

skor 3 berjumlah 17 siswa dengan pesentase 54,84%.

Keseluruhan aspek penilaian diberi skor 1 sampai 3. Setelah hasil tes diberi skor maka diperoleh skor tertinggi yaitu 11 dan skor yang terendah 4. Skor yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut ini. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 4 sebanyak 3 orang siswa dengan persentase 9,67%. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 5 sebanyak 3 orang siswa dengan persentase 9,67%. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 6 sebanyak 6 orang siswa dengan persentase 19,35%. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 7 sebanyak 4 orang siswa dengan persentase 12,90%. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 8 sebanyak 3 orang siswa dan siswa yang mendapatkan jumlah skor 9 sebanyak 9 orang siswa dengan persentase 38,70%. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 10 sebanyak 2 orang siswa dengan persentase 6,45%.

Siswa yang mendapatkan jumlah skor 11 sebanyak 1 orang siswa dengan persentase 3,22%.

Pengelompokan nilai keterampilan menulis narasi

ekspositoris sebelum menggunakan model pembelajaran explicit

instruction pada histogram berikut.

Histogram Keterampilan Menulis Narasi

Ekspositoris Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction Siswa Kelas X.4 SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

2. Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis narasi ekspositoris sebelum menggunakan model pembelajaran explicit instruction siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman untuk keseluruhan indikator yang dikemukakan adalah sebesar 80,37 berada pada tingkat penguasaan 76-85% berkualifikasi

14 107 1316 1922 2528 31

Frekuensi

Kualifikasi

(8)

Baik (B). Klasifikasi keterampilan menulis narasi ekspositoris sesudah menggunakan model pembelajaran explicit instruction siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Batang Anai adalah sebagai berikut ini. Pertama, untuk untuk indikator 1 (memperluas pengetahuan) skor berkisar 1 sampai 3. Siswa yang memperoleh skor 1 berjumlah 3 orang siswa dengan persentase 9,68%, dan siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 18 orang dengan persentase 58,06%, dan skor yang memperoleh skor 3 berjumlah 10 orang siswa dengan persentase 32,26%. Kedua, untuk indikator 2 (menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian) skor berkisar 2 sampai 3. Siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 6 orang siswa dengan persentase 19,35%.

Siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 25 orang siswa dengan persentase 80,65%.

Ketiga, untuk indikator 3 (didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional) skor berkisar 1 sampai 3. Siswa yang memperoleh skor 1 berjumlah 10 orang siswa dengan persentase

32,26%. Siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 13 orang dengan persentase 41,93%, dan siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 8 orang dengan persentase 25,81%.

Keempat, indikator 4 (bahasa yang digunakan bahasa informatif dengan penggunaan kata-kata denotatif) skor berkisar 1 sampai 3. Siswa yang memperoleh skor 1 berjumlah 1 orang siswa dengan persentase 3,22% , dan siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 8 orang siswa dengan persentase 25,81% dan siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 22 siswa dengan pesentase 70,97%.

Keseluruhan aspek penilaian diberi skor 1 sampai 3. Setelah hasil tes diberi skor maka diperoleh skor tertinggi yaitu 12 dan skor yang terendah 5. Skor yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut ini. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 5 sebanyak 1 orang siswa dengan persentase 3,23%. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 6 sebanyak 2 orang siswa dengan persentase 6,45%. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 8 sebanyak 3 orang siswa dan siswa yang mendapatkan skor 9 sebanyak 8 orang siswa dengan

(9)

persentase 35,48%. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 10 sebanyak 7 orang siswa dengan persentase 22,58%. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 11 sebanyak 4 orang siswa dengan persentase 12,90%. Siswa yang mendapatkan jumlah skor 12 sebanyak 6 orang siswa dengan persentase 19,36%. Pengelompokan nilai keterampilan menulis narasi ekspositoris sebelum menggunakan model pembelajaran explicit

instruction pada histogram berikut.

Histogram Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction Siswa Kelas X.4 SMA Negeri 2 Batang Anai

3. Pengaruh Penggunaan Model Explicit Instruction terhadap Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Btang Anai Kabupaten Padang Pariaman

Berdasarkan nilai keterampilan menulis narasi ekspositoris sesudah menggunakan model pembelajaran explicit instruction dalam pembelajaran menulis narasi ekspositoris siswa sangat baik. Hal ini terbukti dari hasil menulis narasi ekspositoris sesudah yang mendapat perlakuan penggunaan model pembelajaran explicit instruction lebih baik dibandingkan dengan sebelum menggunakan model pembelajaran explicit instruction yang hanya menggunakan model ceramah dan penugasan

Berdasarkan hasil uji-t, disimpulkan bahwa hipotesis diterima pada taraf signifikan 95% dengan dk=

n-1 karena t hitung>ttabel (6,06>1,67).

Jadi, disimpulkan bahwa keterampilan menulis narasi ekspositoris SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman dengan model pembelajaran explicit instruction lebih baik dari keterampilan menulis narasi

14 107 1316 1922 2528 31

Frekuensi

Kualifikasi

(10)

ekspositoris sebelum menggunakan model explicit instruction Hal tersebut juga terbukti dalam pelaksanaan pembelajaran Saat siswa diberikan tema dan membuat kaitan antara gagasan, siswa antusias dalam menempatkan setiap gagasan lainnya, sehingga siswa dapat menulis bekerja secara alamiah dengan gagasan- gagasan lainnya, sehingga siswa dapat menulis semua gagasan- gagasan dan menuangkan dalam bentuk narasi ekspositoris, sehinggga dari hasil tulisan narasi ekspositoris siswa lebih baik

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan data pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan tiga hal berikut ini.

Pertama, keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman sebelum menggunakan model pembelajaran explicit instruction memperoleh nilai rata-rata 61,02 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi Cukup (C). Kedua, keterampilan menulis narasi ekspositoris sesudah menggunakan model pembelajaran explicit instruction siswa kelas X

SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman nilai rata-rata 80,37 berada pada rentangan 76-85% dengan kualifikasi yaitu Baik (B). Ketiga, berdasarkan hasil uji-t terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran explicit instruction terhadap keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman karena thitung >ttabel

(6,06 > 1,67).

DAFTAR PUSTAKA

Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif.

Medan: Media Persada.

Keraf.2007. Argumentasi dan Narasi.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Semi, M Atar. 2009. Menulis Efektif.

Padang: Angkasa Raya.

Tarigan, Hendri Guntur. 2008.

Menulis Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, keterampilan menulis Paragraf persuasi siswa kelas X SMA Negeri 6 Padang sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memperoleh nilai rata-rata kelas 60,80

Kedua, untuk indikator 2 berisi data dan fakta diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis paragraf persuasi siswa kelas X SMA N 2 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman dengan