• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pajak bumi dan bangunan (pbb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh pajak bumi dan bangunan (pbb)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) TERHADAP PENDAPATANN

ASLI DAERAH KABUPATEN SIAK

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral Comprehensive Sarjana Lengkap

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning

Oleh

TINO RISWANDA 1462201064 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

2021

(2)
(3)

ABSTRAK

PENGARUH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN

SIAK

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah dan Undang- Undang Nomor 28 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undang .Maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Pengaruh PBB dan BPHTB terhadap Pendapatasn Asli Daerah (PAD). Metode pengambilan sampel menggunakan pruporsive sampling.

Penulis melakukan penelitian berdasarkan teknik pengambilan data melalui laporan keuangan. Analisis data yang gunakan adalah besifat kuantitatif, analisis data melalui persamaan regresi linier berganda dan mengumpulkan data diolah dengan bantuan program statistik SPSS 26.0.

Kesimpulannya adahah PBB dan BPHTB berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah di kabupten Siak Provinsi Riau.

Kata Kunci : Pajak Bumi dan bangunan (PBB), Bea Perolehan hak atas Bumi dan bangunan (BPHTB), Pendapatan Asli Daerah (PAD).

(4)

ABSTRAC

EFFECT OF PROPERTY TAX AND BPHTB TAX ON REAL EARNING REVENUE IN REGIONAL INCOME OF

SIAK CITY

According to the Law of the Republic of Indonesia Number 33 of 2004 concerning the financial balance between the central and regional governments and Law Number 28 concerning Regional Taxes and Regional Levies, Regional Original Revenue is the income obtained by the region which is collected based on regional regulations in accordance with statutory regulations. So the problem that will be studied in this research is the influence of PBB and BPHTB on Regional Original Income (PAD). Sampling method using purportive sampling.

The author conducted research based on data collection techniques through financial reports. The data analysis used was quantitative, analyzed the data through multiple linear regression equations and collected data processed with the help of the SPSS 26.0 statistical program.

The conclusion is that PBB and BPHTB have an effect on Regional Original Income in Siak Re[gency, Riau Province.

Keywords: Land and building tax (PBB), land and building rights acquisition fees (BPHTB), Regional Original Revenue (PAD).

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENILITIAN

Pembangunan daerah adalah pembangunan nasional yang bertuan untuk mengembangkan kemandirian suatu daerah. Tiap-tiap daerah menghendaki untuk berkreasi dan mencari sumber penerimaan daerah sesuai dengan potensi sumber daya yang dimiliki seperti pajak dan retribusi, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat. Sumber-sumber daerah pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu : kelompok pertama merupakan pendapatan asli daerah yang terdiri dari : pajak daerah (restoran, reklame, hotel, PBB, BPHTB), retribusi daerah, hasil perusahaan daerah, dan lain-lain.

Sedangkan kelompok kedua yaitu pendapatan yang merupakan pemberian pemerintah pusat dan daerah tingkat I dan sumbangan lainnya. Diantara sumber_sumber pendapatan tersebut, hasil pajak daerah merupakan sumber pendapatan yang sangat potensial bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar di Negara Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari susunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara setiap tahunnya, lebih dari 80 persen penerimaan Negara berasal dari pajak di Tahun 2018 (Kemenkeu.go.id). Ditinjau dari cara pemungutannya, pajak dibedakan menjadi dua yaitu Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung. Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada orang lain (Pajak penghasilan dan PBB), Sedangkan

(6)

Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain karena jenis pajak ini tidak memiliki surat ketetapan pajak (BPHTB).

Pajak Daerah adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran daerah. (Mardiasmo, 2009). Pajak daerah terdiri dari berbagai macam pajak, di antaranya adalah Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Walet, BPHTB dan Pajak Restoran.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menempatkan perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan.

Penerapan Undang-Undang tersebut sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Adapun yang perlu mendapat perhatian adalah tidak semua daerah memiliki kekayaan alam. Hal ini tentu akan membuat daerah yang kaya akan potensi daerah akan semakin maju, dan bertolak belakang bagi daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang kurang memadai. Atas pertimbangan tersebut pemerintah perlu memberikan jalan keluar agar seluruh daerah yang ada di Indonesia berkembang secara merata.

Dalam rangka mendukung perkembangan otonomi daerah yang bersumber dari pendapatan asli daerah sendiri, khsusnya yang berasal dari pajak daerah, pemungutan pajak daerah perlu ditingkatkan lagi. Daerah diberi wewenang untuk menggali sumber dana yang sesuai dengan potensi dan keadaan daerah masing- masing, sehingga nantinya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pendapatn Asli Daerah (PAD) adalah salah satu modal dasar pemerintahan daerah

(7)

dalam mendapatkan dana pembangunan untuk memenuhi belanja daerah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah (Pameka, Dalam Halim, 2011:2).

Berdasarkan dari laporan BPS RIAU tahun 2010-2018 mengenai laju pertumbuhan penduduk di Riau mengalami peningkatan sebesar 2,34%. Total jumlah penduduk Provinsi Riau untuk saat ini adalah 6.814.909 jiwa. Sedangkan untuk Kabuapaten Siak laju pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan sebesar 1,09%. Total jumlah penduduk Kabupaten Siak adalah 477.670 jiwa.

Kabupaten Siak memiliki 14 kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Siak, Kecamatan Sabak Auh, Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Mempura, Kecamatan Dayun, Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamatan Koto Gasip, Kecamatan Lubuk Dalam, Kecamatan Pusako, Kecamatan Tualang, Kecamatan Minas, Kecamatan Kandis, dan Kecamatan Sungai Mandau.

Sejak tahun 1999 Siak menjadi Kabupaten di Provinsi Riau, Kabupaten Siak telah menjadi kabupaten pusat peradaban melayu di Riau (Info Siak.Com).

Disamping itu, tingginya migrasi dari luar provinsi yang XVIector ke Kabupaten Siak dikarenakan dengan berbagai alasan dan tujuan seperti tempat wisata, dan juga tempat untuk peruntungan nasib, sebab di Kabupaten Siak memiliki perusahaan-perusahaan besar seperti PT.IKPP, PT ARARABADI, PELINDO, dll.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Siak yang naik menjadikan Kabupaten ini sebagai PAD yang mengalami peningkatan di Provinsi Riau , dan pendorong laju pertumbuhan penduduknya dan memberikan peluang menjanjikan di setiap bidang usaha. Peluang usaha tersebut terkait dengan kondisi

(8)

perekonomian nasional, terutama yang menyangkut daya beli masyarakat dan perubahan gaya hidup.

Disamping itu, tanah dan bangunan juga memberikan manfaat ekonomi yang sama bagi pemiliknya. Oleh karena itu, bagi mereka yang memperoleh sector tanah dan bangunan dianggap wajar apabila memberikan kontribusi kepada Negara melalui pembayaran pajak dalam hal ini Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Berdasarkan ketentuan Pasal 95 ayat (1) Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 04 Tahun 2011 dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 1 Tahun 2012

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan BPHTB merupakan jenis-jenis Pajak Daerah yang potensinya semakin bekembang seiring dengan makin diperhatikannya komponen pendukung yaitu sektor jasa dan perizinan dalam kebijakan pembangunan daerah. Jenis-jenis pajak diatas menggambarkan besarnya potensi akan keberadaan jenis-jenis pajak dalam pembangunan suatu daerah. Kebijakan dan strategi yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah salah satunya yaitu menghitung potensi PAD.

Selama ini Kabupaten Siak merupakan salah satu Kabupaten yang paling berkembang dalam meningkatkan sarana pembangunan di Provinsi Riau dan disamping untuk menunjang pembangunan Kabupaten Siak juga banyak membutuhkan banyak biaya dalam membiayai pengeluaran daerah. Banyak sudah

(9)

cara yang dilakukan pemerintah untuk menggali sumber penerimaan di Kabupaten Siak. Salah satunya dengan naiknya kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajibannya terhadap Negara pada beberapa tahun terakhir di daerah Kabupaten Siak.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Pendukung teori-teori yang dikemukakan diatas maka peneliti perlu menyertakan beberapa penilitian terdahulu yang akan mendasari penelitian yang akan dilakukan peneliti ini yaitu :

Penelitian Rio Rahmat Yusran dan Dian Lestari Siregar, (2017). Pengaruh BPHTB dan PBB terhadap pendapatan asli daerah Provinsi Kepulauan Riau. Hasil penelitian menunjukkan BPHTB dan PBB berpengaruh secara simultan terhadap PAD di Provinsi Kepulauan Riau.

Penelitian Sukmanaphasy Pamungkas, (2018). Pengaruh PBB dan BPTHB terhadap pendapatan asli daerah kota Yogyakarta. Hasil penelitian terdapat pengaruh positif secara simultan BPHTB dan PBB terhadap PAD Kota Yogyakarta.

Penelitian Tasha Nurafifah, Arry Irawan, (2020). Pengaruh Penerimaan PBB perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) dan BPHTB terhadap PAD di Kota Bandung. Hasil penelitian PBB dan BPHTB berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD di Kota Bandung.

Penelitian Intan Cynara Vaelentina Putri, (2018). Pengaruh pengalihan BPHTB dan PBB-P2 sebagai pajak daerah terhadap PAD di Kota Tanggerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan BPHTB dan PBB-P2 berpengaruh positif terhadap peningkatan PAD di Kota Tanggerang Selatan.

(10)

Penelitian Syska Lady Sulistyowatie, (2017). Pengaruh PBB dan BPHTB terhadap pajak daerah Kabupaten Klaten. Hasil penelitian menunjukkan bersama – sama PBB dan BPHTB berpengarih signifikan terhadap PAD di Kabupaten Klaten.

Penelitian Noorsyah Adi Noer Ridha, (2019). Pengaruh penerimaan PBB dan BPHTB terhadap PAD di Kabupaten Karawang. Hasil penelitian menunjukkan PBB dan BPHTB secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PAD di Kabupaten Karawang.

Penelitian Yeni Rafika Nengsih, (2015). Pengaruh BPHTB dan Pajak Reklame terhadap PAD di Kota Payakumbuh. Hasil penelitian terdapat pengaruh signifikan dan positif terhadap penerimaan PAD di Kota Payakumbuh.

Dari sekian banyak pajak daerah yang dikelola Kabupaten Siak yang menarik untuk diteliti oleh penulis adalah Pajak Bumi dan Bangunan dan BPHTB.

Dalam penerimaannya, pemerintah menetapkan suatu target yang menjadi acuan untuk peningkatan penerimaan yang harus dicapai. Jika penerimaan melebihi target yang ditetapkan maka akan berdampak positif bagi pendapatan daerah.

Tabel 1.1

Target dan Realisasi Pajak Daerah Kabupaten SIAK 2015-2019

JENIS PAJAK 2015

TARGET REALISASI PERSENTASE PAD KAB. SIAK 67.123.366.412 65.263.918.103 97,2%

BPHTB 3.000.000.000 2.940.331.350 98%

PAJAK Bumi dan

Bangunan 10.500.000.000 13.305.075.634 126%

PAJAK Hiburan 88.000.000 106.147.327 150%

PAJAK Reklame 450.000.000 684.561.200 152.12%

JENIS PAJAK 2016

TARGET REALISASI PERSENTASE PAD KAB. SIAK 223.035.994.649 64.883.557.094 29%

(11)

BPHTB 3.000.000.000 3.740.411.424 124%

PAJAK Bumi dan

Bangunan 12.500.000.000 12.119.260.783 96,9%

PAJAK Hiburan 66.000.000 99.147.327 150%

PAJAK Reklame 450.000.000 684.561.200 152.12%

JENIS PAJAK

2017

TARGET REALISASI PERSENTASE PAD KAB. SIAK 109.746.000.000 107.066.622.807 97,5%

BPHTB 3.000.000.000 4.387.143.168 146,2%

PAJAK Bumi dan

Bangunan 15.000.000.000 15.495.492.985

103%

PAJAK Hiburan 222.000.000 333.147.327 150%

PAJAK Reklame 950.000.000 684.561.200 152.12%

JENIS PAJAK 2018

TARGET REALISASI PERSENTASE PAD KAB. SIAK 98.770.032.475 107.976.111.284 109,3%

BPHTB 3.500.000.000 4.223.246.324 120,6%

PAJAK Bumi dan

Bangunan 20.500.000.000 21.094.810.875 102,9%

PAJAK Hiburan 96.000.000 99.147.327 150%

PAJAK Reklame 550.000.000 684.561.200 152.12%

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Siak

Berdasarkan Tabel 1.1 Pajak yang ada di Kabupaten Siak terlihat bahwa dari tahun 2015-2019 , persentase PAD Kab. Siak, BPHTB dan PBB masih bersimultan, padahal Kab. Siak ini salah satu Kabupaten yang sedang berkembang dalam aspek pembangunan di Provinsi Riau. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul :

JENIS PAJAK 2019

TARGET REALISASI PERSENTASE PAD KAB. SIAK 101.427.000.000 116.285.515.984 114,6%

BPHTB 3.500.000.000 5.262.700.780 150,#%

PAJAK Bumi dan

Bangunan 21.500.000.000 26.031.919.583 121%

PAJAK Hiburan 222.000.000 333.147.327 150%

PAJAK Reklame 950.000.000 684.561.200 152.12%

(12)

“Pengaruh Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Siak”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Pajak Bumi dan Bangunan berpengaruh terhadap Peningkatan PAD Kabupaten Siak?

2. Apakah BPHTB berpengaruh terhadap Peningkatan PAD Kabupaten Siak?

3. Apakah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan BPHTB berpengaruh secara sinkron terhadap Peningkatan PAD Kabupaten Siak?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENILITIAN 1.3.1 TUJUAN PENILITIAN

Tujuan penilitian ini adalah untuk :

1. Untuk menganalisis pengaruh PBB terhadap Peningkatan PAD Kabupaten Siak.

2. Untuk menganalisis pengaruh BPHTB terhadap peningkatan PAD Kabupaten Siak.

3. Untuk menganalisis pengaruh Pajak Bumi dan Bangunan dan BPHTB terhadap peningkatan PAD Kabupaten Siak.

(13)

1.3.2 MANFAAT PENILITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat bagi penulis, khususnya dibidang Akuntansi Pajak Daerah yang diperoleh selama dibangku perkuliahan.

2. Secara Praktis, penelitian ini menjadi bahan masukan bagi instansi pemerintahan dalam rangka meningkatkan Pajak Daerah.

3. Secara referensi, penelitian ini menjadi sarana informasi bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan peneltian terhadap objek yang sama.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini terdiri dari 6 bab yang meliputi : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang melandasi penelitian yaitu mengenai pengertian pajak daerah, pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, pendapatan asli daerah.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai objek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik dan sumber data,

(14)

teknik pengumpulan data, identifikasi dan operasionalisasi variable dan analisis data

BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Siak.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari analisis data dan saran dengan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Rio Rahmat Yusran dan Dian Lestari Siregar, 2017. Pengaruh BPHTB dan PBB terhadap pendapatan asli daerah Provinsi Kepulauan Riau, Jurnal Akrab Juara, Vol.2 No. 3 Juni, hal. 73-84

Sukmanaphasy Pamungkas. Pengaruh BPHTB dan PBB terhadap pendapatan asli daerah Kota Yogyakarta, Jurnal Ekobis Dewantara Vol.1 No.6 Juni.

Tasha Nurafifah, Arry Irawan, (2020). Pengaruh PBB-P2 dan BPHTB terhadap penerimaan pajak paerah di Kota Bandung, Jurnal Akuntansi Indonesia Vol.1 No.1 Oktober, hal, 190-199

Syska Lady Sulistyowatie, (2017). Pengaruh PBB dan BPHTB terhadap pajak daerah Kabupaten Klaten, Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 13 No. 2 Agustus

Yeni Rafika Nengsih, (2015). Pengaruh BPHTB dan Pajak Reklame terhadap pendapatan asli daerah Kota Payakumbuh, Jurnal Ekonomi STIE Haji Agus Salim

Intan Cynara Valentina Putri, (2018). Pengaruh Pengalihan BPHTB dan PBB- P2 sebagai pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Tanggerang Selatan

Noorsyah Ady Noer Ridha, (2019). Pengaruh penerimaan pajak bumi dan bangunan dan pajak reklame terhadap pendapatann daerah Kabupaten Karawang.Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Dharma Negara, Vol.4 Juni 2019

Mardiasmo, 2011, Perpajakan, Edisi revisi, Andi, Yogyakarta

Soemitro, 2013, Perpajakan 1, Jakarta, Salemba Empat

Suandy, Erly, 2011, Perencanaan Pajak, Jakarta, Salemba Empat.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

https:riau.bps.go.id, laju pertumbuhan penduduk di Riau dari tahun 2011-2016 mengalami peningkatan.

Peraturan Bupati Siak Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Pajak Daerah

(16)

Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan

Referensi

Dokumen terkait

1) Subjek pajak X memanfaatkan atau menggunakan bumi dan/atau bangunan milik Y bukan kareana sesuatu hak berdasarkan Undang- Undang atau bukan karena perjanjian, maka X

Adapun judul Laporan Akhir ini adalah Pengaruh Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Terhadap Peningkatan Pajak

Upaya-upaya dalam mengoptimalkan pemungutan Pajak Bumi dan Bagunan sektor Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) dan Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bagunan (BPHTB)

Republik Indonesia, Undang-Undang No.21 Tahun 1997, Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Republik Indonesia,

Mengingat Pajak Bumi dan Bangunan sebagai salah satu sumber penerimaan daerah yang Mengingat Pajak Bumi dan Bangunan sebagai salah satu sumber penerimaan daerah yang sangat

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui potensi pendapatan, 2) effektivitas, dan 3) tax effort Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah

Kontribusi jenis pajak daerah yang baru tercantum dalam undang-undang nomor 28 tahun 2009 khususnya pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan serta pajak bumi

Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan Dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota