• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA "

Copied!
108
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) terhadap keterampilan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif siswa?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) terhadap keterampilan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif siswa.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif siswa. Ho = Model pembelajaran berbasis masalah tidak berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif siswa. Ha = Model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif siswa.

Tabel 1.1 Daya serap UN Matematika Tingkat SMP/Mts Tahun Ajaran  2014/2015 Kabupaten Lombok Barat
Tabel 1.1 Daya serap UN Matematika Tingkat SMP/Mts Tahun Ajaran 2014/2015 Kabupaten Lombok Barat

Rumusan dan Batasan Masalah

Tujuan dan Manfaat

Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah gaya kognitif field-dependent dan field-independent. Penelitian oleh I Ketut Reta berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa”. Deskripsi dan interpretasi dilakukan terhadap keterampilan pemecahan masalah yang dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (PBL) lebih berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini menemukan perbedaan keterampilan pemecahan masalah yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif siswa kelas VII tahun pelajaran 2018/2019.

Budi Usodo, Profil intuisi mahasiswa dalam memecahkan masalah matematika dari gaya kognitif field-dependent dan field-independent, (Jurnal FKIP UNS, 2011). Dalam Ketut Reta, “Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis ditinjau dari gaya kognitif siswa.

Definisi Operasional

  • Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)
  • Pemecahan masalah
  • Gaya kognitif

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

  • Kajian pustaka
  • Kajian Teori
    • Pembelajaran Berbasis Masalah
    • Kemampuan pemecahan masalah
  • Kerangka Berpikir
  • Hipotesis Penelitian

Penelitian Dharma Andreas Ngilawajan dengan judul “Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Materi Diturunkan Dari Kajian Gaya Kognitif Domain-Independent dan Domain-Dependent. 9 Dharma andreas Ngilawajan, Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah Dalam Menyelesaikan Materi Matematika Masalah yang ditimbulkan dari segi gaya kognitif domain-dependent dan domain-independent, (Jurnal FKIP Pattimura, 2003).Kesamaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model PBM dan ditinjau dari gaya kognitif.

Penelitian oleh Budi Usodo berjudul “Profil intuisi siswa dalam memecahkan masalah matematika dari gaya kognitif field-dependent dan field-independent”. Kesamaan antara penelitian sebelumnya dan penelitian ini adalah keduanya mengamati pelajaran matematika dalam gaya kognitif field-dependent dan field-independent. 11 Budi Usodo, Profil intuisi mahasiswa dalam memecahkan masalah matematika dari gaya kognitif field-dependent dan field-independent, (Jurnal FKIP UNS, 2011).

20 Darma, “Proses berpikir siswa sekolah menengah dalam memecahkan masalah matematika Materi yang disarikan dari perspektif gaya kognitif bebas dan bebas domain”, PEDAGOGIA, volume 2, nomor 1, Februari 2013, hal. Gaya kognitif domain-dependent dan domain-independent merupakan jenis gaya kognitif yang mencerminkan cara analisis seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Tabel 2.1 Sintaks pengajaran berdasarkan masalah
Tabel 2.1 Sintaks pengajaran berdasarkan masalah

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Desain Penelitian
  • Instrumen/ Alat dan Bahan Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data/ Prosedur Penelitian
  • Teknik Analisis Data
    • Hasil tes
    • Hasil observasi
    • Uji hipotesis

Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa yaitu kemampuan memecahkan masalah matematika. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan penelitian guna memahami pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif. Observasi dilakukan untuk memperoleh data pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif.

Tabel Aritmetika Hipotesis Keputusan Kesimpulan Ho= Model. pembelajaran berbasis masalah tidak berpengaruh pada kemampuan pemecahan masalah. dilihat dari gaya kognitif siswa. pembelajaran berbasis masalah mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif siswa. Pembelajaran yang diberikan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Sesuai dengan data yang diperoleh, nilai rata-rata pretes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kondisi yang hampir sama.

Nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah pretest kelas eksperimen adalah 63,3846, dan kelas kontrol adalah 53,2248. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda nyata. Berdasarkan hasil analisis hipotesis pertama, ia menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (PBM) berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah.

Kemudian membantu siswa memecahkan masalah dalam menerapkan dan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Berdasarkan hasil analisis hipotesis kedua disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap keterampilan pemecahan masalah. Berdasarkan analisis hasil hipotesis ketiga, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan pemecahan masalah antara yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran berbasis masalah lebih berpengaruh dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan. Hal ini karena pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik perolehan dan pengintegrasian pengetahuan baru. Dengan kegiatan tersebut model pembelajaran berbasis masalah digandrungi oleh siswa, sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.

Tabel 3.2 Desain Penelitian 28 Gaya
Tabel 3.2 Desain Penelitian 28 Gaya

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Validitan dan releabilitas instrumen
  • Pengumpulan data
  • Analisis data
  • Uji normalitas kelas eksperimen
  • Uji normalitas kelas kontrol
  • Uji homogen
  • Uji hipotesis

Penelitian ini dilakukan di MT Nurul Hakim Putri Kediri pada kelas VII yaitu kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol. Berdasarkan tabel 4.4 diatas, data dari hasil pengujian 33 siswa kelas eksperimen mengambil banyak kelas yaitu 7, data minimal 47, data maksimal 97, rentang data 50, panjang kelas 8, mean 74, 3939 dan standar deviasi. 10.6241. Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, data dari hasil tes 30 siswa kelas kontrol mengambil banyak kelas yaitu 6, data minimal 29, data maksimal 82, rentang data 53, panjang kelas 9, mean 54,6 dan standar deviasi 12,1644 .

Analisis data merupakan salah satu persyaratan terpenting dalam mengelola data penelitian setelah mengumpulkan semua data dari responden. Rumus yang digunakan untuk menguji data dalam pengujian ini adalah uji chi-square. Karena harga 2hitung < 2tabel, maka data yang diperoleh untuk tes kelas eksperimen berdistribusi normal.

Karena harga 2hitung < 2tabel, maka data yang diperoleh untuk uji kelas kontrol berdistribusi normal. Hasil data kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal, sehingga perhitungan dapat dilanjutkan untuk menguji homogenitas data. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian data sampel yang dianalisis homogen atau tidak.

Selanjutnya dari hasil uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenitas kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, hasil perhitungan varians kelas maksimum adalah 112,8712 dan varians kelas minimum adalah 147,9724. Ketika data ditemukan berdistribusi normal dan homogen, uji hipotesis dilakukan untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak.

Tabel 4.4 nilai post-test siswa kelas eksperimen
Tabel 4.4 nilai post-test siswa kelas eksperimen

Pembahasan

Guru membagikan lembar kerja himpunan I dan diagram Venn yang diberikan kepada setiap kelompok yang dibentuk. Setiap kelompok diberi tugas untuk mendiskusikan masalah yang ada pada lembar kerja himpunan I dan diagram Venn yang diberikan oleh guru. Selama diskusi, guru mengecek pemahaman masing-masing kelompok dengan meminta mereka mengamati dan mengidentifikasi serta memecahkan masalah pada lembar kerja himpunan I dan diagram Venn yang diberikan.

Kesimpulan  Kesimpulan  Bersama guru, siswa menarik kesimpulan tentang materi penyelesaian masalah dengan menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn. Guru membagikan perangkat LKS II dan diagram Venn yang diberikan kepada setiap kelompok yang terbentuk. Setiap kelompok diberi tugas untuk membahas soal LKS II Himpunan dan diagram Venn yang diberikan oleh guru.

Selama diskusi, guru mengecek pemahaman masing-masing kelompok dengan meminta mereka mengamati dan mengidentifikasi serta memecahkan masalah pada lembar kerja himpunan II dan diagram Venn yang diberikan. Dengan mempelajari konsep himpunan dan diagram venn, anak dapat membantu kita memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

PENUTUP

Kesimpulan

Excel bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dan kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan, dengan thitung = 6,8936 pada taraf signifikan 5%. Harga tersebut lebih tinggi dari harga tabel = 1,9996 pada taraf signifikan 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Saran

Jumlah anggota himpunan daya A dilambangkan dengan n(P(A)). Dua himpunan A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika A B dan BA A, dilambangkan dengan A = B, jika n( A) = n(B), maka himpunan A ekivalen dengan himpunan B. M = banyaknya siswa mengikuti konseling matematika (21 anak) B = jumlah siswa yang mengikuti konseling bahasa Inggris (30 anak).

Diagram venn-nya adalah sebagai berikut:
Diagram venn-nya adalah sebagai berikut:

Gambar

Gambar 1   Foto penelitian di MTs. Nurul Hakim Kediri
Tabel 1.1 Daya serap UN Matematika Tingkat SMP/Mts Tahun Ajaran  2014/2015 Kabupaten Lombok Barat
Tabel 1.2 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Matematika Siswa MTs  Nurul Hakim Putri Tahun Pelajaran 2018/2019 8
Tabel 2.1 Sintaks pengajaran berdasarkan masalah
+7

Referensi

Dokumen terkait

The purpose of this research was to examine how Muslims make use of social media to enhance Da’wah and Islamic knowledge among Muslims and non-Muslims, and the various Muslim scholars