• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif siswa. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 63 siswa yaitu 33 siswa untuk kelas eksperimen dan 30 siswa untuk kelas kontrol.

Pembelajaran yang diberikan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Pada bagian ini diuraikan deskripsi dan interpretasi data

xix

hasil penelitian. Deskripsi dan interpretasi dilakukan terhadap kemampuan pemecahan masalah yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional.

Sesuai dengan data yang diperoleh, nilai rata-rata pre-test kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kondisi yang hampir sama. Nilai rata-rata pre-test kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen adalah 63,3846 dan kelas kontrol adalah 53,2248. Dapat disimpulkan bahwa antara nilai rata-rata pre-test kemapuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda.

Kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan pemecahan masalah yang hampir sama.

Selanjutnya nilai rata-rata post-test kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 74.3939 dan kelas kontrol 54.6. nilai rata-rata post-test kemampuan pemecahan masalah eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (PBM) lebih berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah.

Berdasarkan hasil analisis hipotesis pertama memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (PBM) mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh yang dikemukakan oleh Yatim Riyanto bahwa model pembelajaran berbasis masalah memfokuskan pada peserta didik dengan mengarahkan peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri dan terlibat langsung secara aktif. Dalam pembelajaran model ini dapat membantu peserta didik dalam mencari pemecahan masalah. Adapun pendapat oleh Komalasari bahwa model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi

xx

siswa untuk belajar tentang kemampuan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran matematik. Dalam hal ini siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan keterampilan dan kosep dari berbagai isi materi pelajaran.

Model pembelajaran ini tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada pesarta didik. Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan keterempilan intelektual belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau stimulasi; dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri.

Dalam model pembelajaran ini siswa ditempatkan sebagai fokus utama dalam kegiatan pembelajaran dan siswa didorong agar lebih kreatif dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan-permaslahan ini tentunya yang ada kaitannya antara materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Disamping itu, guru sebagai fasilitator bertanggung jawab penuh dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi dan keterampilan dasar yang diajarkan. Kemudian membantu peserta didik untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan dan penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM).

Berdasarkan hasil analisis hipotesis kedua memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran konvensional mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Djamarah bahwa pembelajaran konvesional merupakan sebuah metode belajar tradisional atau bisa juga disebut metode ceramah. Dalam hal ini seorang guru melakukan pengajaran kepada

xxi

murid dengan cara ceramah yang diselingi dengan penjelasan mengenai materi yang diberikan serta memberikan latihan soal dan tugas. Adapun pendapat menurut Sanjaya menyatakan bahwa pada pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai obyek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif. Jadi pada umumnya penyampaian pelajaran menggunakan metoden ceramah, Tanya jawab, dan penugasan.

Berdasarkan analisis temuan hipotesa ketiga memberikan kesimpulan bahwa, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara yang diajari dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pemebelajaran konvensional.

Hal ini sesuai dengan teori belajara Vigotsky yang melandasi pendekatan pembelajaran berbasis masalah bahwa perkembangan intelektual siswa terjadi pada saat siswa berhadapan dengan masalah, dimana masalah itu menjadi pengalaman baru untuk diri siswa sekaligus menjadi suatu hal yang menantang ketika siswa melakukan pemecahan masalah yang dimunculkan. Tentunya siswa dalam memperoleh pengetahuan berupa pemahaman konsep siswa akan berusaha untuk mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk membangun informai berupa pengertian baru terhadap suatu konsep tertentu. Sehingga ketika siswa pada saat diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional siswa hanya akan lebih banyak mendengarkan penjelasan dari gurunya, mengerjakan soal yang diberikan tanpa harus siswa menggalih kemampuan pemecahan masalah yang ada dalam dirinya.

Penelitian ini memilki perbedaan kemampuan pemecahan masalah yang diajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa model pembelajaran berbasis masalah lebih berpengaruh dari pada pembeajaran konvensional yang terlihat jelas bahwa dari selisih

xxii

nilai rata-rata kemapuan pemecahan masalah yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional.

Hal ini dikarenakan pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik akuisisi dan integasi pengetahuan baru. Oleh karena itu model pembelajaran berbasis masalah menciptakan kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa yaitu dengan memberikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa, kerja kelompok, membuat karya atau laporan dan mempresentasikannya. Dengan kegiatan tersebut menjadikan model pembelajaran berbasis masalah disukai oleh siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran langsung yang lebih didominasi oleh guru yang menyebabkan siswa lebih banyak mendengar, menyimak, dan menghafal dari pada menemukan sendiri suatu konsep, sehingga siswa sulit untuk memahami materi yang diajarkan dan hanya aktif dalam mendengar penjelasan guru kemudian mencatat di buku setelah apa yang disampaikan oleh guru.

xxiii BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari gaya kognitif siswa kelas VII tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini terlihat dari hasil analisis menggunakan uji-t Polled varians dengan menggunakan Ms. Excel bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas ekperimen yang diberikan perlakuan dengan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan, dengan harga thitung = 6.8936 pada taraf signifikan 5%. Harga ini lebih besar dari harga ttabel = 1.9996 pada taraf signifikan 5%, sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Kepala sekolah MTs Nurul Hakim Kediri agar terus membimbing dan memotivasi guru bidang studi agar dapat menggunakan serta menguasai model atau strategi yang tepat dalam pembelajaran.

2. Guru mata pelajaran matematika agar memilih model atau strategi pembelajaran yang paling sesuai dengan materi pokok yang diajarkan , seperti model pembelajaran berbasis masalah (PBM) yang digunakan untuk materi yang membutuhkan keaktifan siswa dalam berfikir kreatif dan pemecahan masalah sehingga sehingga nantinya dapat menunjang proses pembelajaran yang lebih aktif, efektif, dan efisien.

xxiv

3. Peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau perbandingan untuk penelitiannya yang berhubungan dengan model pembelajaran berbasis maslah dalam hal meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

xxv

DAFTAR PUSTAKA

Agus N Cahyo, panduan aplikasi teri-teori belajar mengajar, Yogyakarta:DIVA pess,2013

B.R. Hergenhahn Matthew H. Olsom, Theories Of Learning, Jakarta: Prenada Media Group, 2009.

Budi Usodo, profil intuisi mahasiswa dalam memecahkan masalah matematika dari gaya kognitif field dependent dan field independent, (jurnal FKIP UNS, 2011)

Dharma Andreas Ngilawajan, Proses Berfikir Siswa SMA Dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Turunan Di Tinjau Dari Gaya Kognitif Field Dependent Dan Filed Independent, (jurnal FKIP Pattimura, 2003).

Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, yogyakarta, Mitra Cendikian Press, 2008.

Dokumentasi Data Arsip Guru Kelas VII MTs Nurul Hakim tahun Pelajaran 2016/2017. Diambil tanggal 8 Desember 2017

Habibi Ratu Perwira Negara, Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatife Tipe Think Pair Share (TPS) Dengan Assessment For Learning (AFL) Terhadap Prestasi Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Materi Segiempat Ditinjau Dari Gaya Kignitif Siswa, Tesis, (Universitas sebelas Maret surakarta :2014).

Hamzah B. Uno, orientasi baru dalam psikologi pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.

Heruman , Model Pembelajaran Matematika, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

http.www//:bolehsaja.net/kemampuan-pemecahan-masalah/. Diakses pada hari kamis tanggal 22 februari 2018. Jam 12.05 WITA

http://madfirdaus.bolehsaja.net/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-

matematika/amp/. Diakses pada hari kamis tanggal 22 Februari 2018. Pukul 12.30 WITA.

I Ketut Reta, “ Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap

Keterampilan Berfikir Kritis Di Tinjau Dari Gaya Kognitif Siswa ” .

xxvi

Mahmud, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.

Ni Nyoman Sri Lestari, “ Pengaruh Model Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Tehadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP ”.

Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya. Jakarta:

Pusat Perbukuan, 2008

Observasi, MTs Nurul Hakim Putri, 17-18 November 2017, Pukul 08.00 – 10.30 WITA

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

S. Nasution, Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar, Jakarta : PT.

Bumi Aksara, 1992.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2010.

Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Jakarta: perdana media

group, 2009.

xxix

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah / Madrasah : MTs PP Nurul Hakim Putri

Mata Pelajaran : Matematika Materi / Topik Bahasan : Himpunan Kelas / Semester : VII / Ganjil

Waktu / Jam Pertemuan : 5 Jam Pelajaran (5 40 menit)

Kompetensi Inti : KI- 1 Menghargai dan meghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI- 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI- 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak mata .

KI- 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (mengunnakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang di pelajari di sekolah dan sumber lain hal yang sma dalam sudut pandang/teori.

A. Kompetensi Dasar : 1. 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutya

2. 1 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan

ketertarikan pada materi matematika serta

xxx

memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk malalui pengalaman belajar.

4. 14 Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam penyelesaian masalah

B. Indikator : 1.1.1 Bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematik.

2.1.1 2.1.2

Suka bertanya selama proses pembelajaran.

Berani presentasi didepan kelas 4.14.1

4.14.2

Menyelesaikan masalah menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn.

Menyelesaikan masalah kontekstual menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn

C. Tujuan : 1.1.1 Bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematka

2.1.1 Suka bertanya dalam proses pembelajaran, baik kepada guru ataupun saling bertanya antara teman sendiri.

2.1.2 Berani presentasi di depan kelas.

4.14.1 Untuk memecahkan masalah menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn

4.15.1 Untuk memecahkan masalah kontekstual menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn

D. Materi

1. Materi Pokok : 1. Himpunan

2. Materi Pembelajaran

xxxi

Himpunan

Himpunan adalah kumpulan

benda atau obyek yang didefinisikan dengan jelas.

Penyajian himpunan ada 3, yaitu:

a. Dinyatakan dengan menyebutkan anggotanya (enumerasi)

Contoh: A= {3, 5, 7}

b. Dinyatakan dengan menuliskan sifat yang dimiliki anggotanya

Contoh: A adalah himpunan semua bilangan ganjil yang lebih dari 1 dan

kurang dari 8.

c. Dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan Contoh: A = {x | 1 < x < 8, x adalah bilangan ganjil}

Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota

Himpunan semesta adalah himpunan seluruh unsur yang menjadi objek pembicaraan, dan dilambangkan dengan S.

Kardinalitas Himpunan adalah bilangan yang menyatakan banyaknya anggota dari suatu himpunan dan dinotasikan dengan n(A).

Himpunan A merupakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B atau B subset dari A jika dan hanya jika setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B, dilambangkan A B atau B A.

Himpunan kuasa himpunan A adalah himpunan-

himpunan bagian dari A, dilambangkan dengan P(A).

xxxii

Banyak anggota himpunan kuasa dari himpunan A dilambangkan dengan n(P(A)).Dua himpunan A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika A B dan B A, dinotasikan dengan A = B, jika n(A) = n(B), maka himpunan A ekuivalen dengan himpunan B.

Bentuk-bentuk diagram Venn adalah:

a. A saling asing (disjoint) dengan B b. A berpotongan (intersected) dengan B c. A himpunan bagian (subset) dari B d. A sama dengan B

Irisan himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya semua anggota S yang merupakan anggota himpunan A dan anggota himpunan B, dilambangkan dengan:

A ∩ B = {x|x A dan x B}.

Gabungan himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya semua

anggota S yang merupakan anggota himpunan A atau anggota himpunan B,

dilambangkan dengan:

A

B = {x|x A atau x B}.

Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan semua anggota himpunan S

yang bukan anggota himpunan A, dinotasikan dengan A

c

= {x|x S tetapi x A}.

Selisih himpunan B terhadap himpunan A adalah himpunan semua anggota

himpunan A yang bukan anggota himpunan B,

xxxiii

dinotasikan dengan

A – B = {x|x A dan x B} = A ∩ B

c

Sifat-sifatoperasi himpunan

a. Sifat Idempotent

Untuk sebarang himpunan A berlaku A

A = A dan A ∩ A = A

b. Sifat Identitas

Untuk sebarang himpunan A dan B berlaku A

∪ ∅

= A dan A ∩ ∅ =

c. Sifat Komutatif

Untuk sebarang himpunan A dan B berlaku A

B = B ∩ A dan A ∩ B = B ∩ A

d. Sifat Asosiatif

Untuk sebarang himpunan A, B, dan C berlaku (A

B)

C = A

(B

C) dan (A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C)

e. Sifat Distributif

Untuk sebarang himpunan A, B, dan C berlaku A

(B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C) dan A ∩ (B ∪ C)

= (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)

E. Metode : Pembelajaran ini menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

F. Media dan Sumber

1. Media / Alat : Papan, dan Spidol

2. Sumber Belajar : Buku Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. Matematika

Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Pusat Perbukuan,

2008, dan LKS

xxxiv

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama (2 40 menit)

Tujuan Pembelajaran: Untuk memecahkan masalah menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn

Kegiatan Langkah Model

PBM Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru menyiapkan siswa secara

psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran.

Melalui tanyajawab, siswa diingatkan kembali materi yang dipelajari sebelumnya.

Guru memberi apersepsi dan motivasi siswa, misalnya;

“Mempelajari materi himpunan dapat membantu kita dalam memecahkan masalah terkait himpunan itu sendiri

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, yaitu “ Untuk

memecahkan masalah

menggunakan konsep

himpunan dan diagram Venn ” .

10 menit

Kegiatan Inti

Penyajian materi

Pembagian kelompok

Guru menyampaikan materi pelajaran terkait konsep himpunan dan diagram Venn.

Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri atas 4 – 5 siswa.

Guru membagikan LKS I Himpunan dan diagram Venn yang telah disediakan pada setiap kelompok yang dibentuk.

(Terlampir)

60

menit

xxxv

Kegiatan kelompok (Pemecahan Masalah)

Tiap kelompok mendapat tugas untuk mendiskusikan masalah pada LKS I Himpunan dan diagram Venn yang diberikan guru.

Selama diskusi berlangsung guru mengecek pemahaman setiap kelompok dengan meminta untuk mengamati dan mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah pada LKS I Himpunan dan diagram Venn yang diberikan.

Guru memberi waktu bagi siswa untuk berdiskusi.

Selama siswa bekerja, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi, dan membimbing serta mengarahkan bila ada kelompok yang kurang serius melakukannya.

Setelah diskusi kelompok selesai, guru memberikan kesempatan bagi setiap

perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka di depan.

Guru mengumpulkan semua hasil diskusi kelompok sebagai bahan untuk perhitungan skor.

Guru memotivasi siswa seperti

“Anak -anak dengan

mempelajari konsep himpunan

dan diagram Venn kita dapat

dengan mudah menyelesaikan

xxxvi

masalah-masalah terkait himpunan itu sendiri.

Penutup

Penutup

Siswa bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan mengenai materi memecahkan masalah menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn.

Untuk memperkuat pemahaman siswa, guru memberi tugas berupa pekerjaan rumah.

Guru menyampaikan materi yang dipelajari pada pertemuan yang akan datang yaitu

Memecahkan masalah

kontekstual menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn.

Guru mengakhiri pembelajaran diikuti do‟a dan salam .

10 menit

2. Pertemuan ke-Dua (3 40 menit)

Tujuan Pembelajaran: Untuk memecahkan masalah kontekstual menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn

Kegiatan Langkah Model

PBM Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru menyiapkan siswa secara

psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran.

Melalui tanyajawab, siswa diingatkan kembali materi yang dipelajari sebelumnya.

Guru memberi apersepsi dan motivasi siswa, misalnya;

“Mempelajari materi himpunan dapat membantu kita dalam memecahkan masalah terkait himpunan itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

10

menit

xxxvii

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, yaitu “ Untuk

memecahkan masalah

kontekstual menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn ” .

Kegiatan Inti

Penyajian materi

Pembagian kelompok

Kegiatan kelompok (Pemecahan Masalah)

Guru menyampaikan materi pelajaran konsep himpunan dan diagram Venn secara kontekstual

Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri atas 4 – 5 siswa.

Guru membagikan LKS II Himpunan dan diagram Venn yang telah disediakan pada setiap kelompok yang dibentuk.

(Terlampir)

Tiap kelompok mendapat tugas untuk mendiskusikan masalah pada LKS II Himpunan dan diagram Venn yang diberikan guru.

Selama diskusi berlangsung guru mengecek pemahaman setiap kelompok dengan meminta untuk mengamati dan mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah pada LKS II Himpunan dan diagram Venn yang diberikan.

Guru memberi waktu bagi siswa untuk berdiskusi.

Selama siswa bekerja, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat

120

menit

xxxviii

diskusi, dan membimbing serta mengarahkan bila ada kelompok yang kurang serius melakukannya.

Setelah diskusi kelompok selesai, guru memberikan kesempatan bagi setiap

perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka di depan.

Guru mengumpulkan semua hasil diskusi kelompok sebagai bahan untuk perhitungan skor.

Setelah diskusi kelompok

berlangsung, guru

mengevaluasi, yaitu dengan memberi posttest

Guru memberi waktu bagi siswa untuk mengerjakan Postest

Guru memotivasi siswa seperti

“Anak -anak dengan mempelajari konsep Himpunan dan diagram Venn dapat membantu kita dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Penutup

Penutup

Siswa bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan mengenai materi memecahkan masalah menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn.

Untuk memperkuat pemahaman siswa, guru memberi tugas berupa pekerjaan rumah.

Guru mengakhiri pembelajaran diikuti do‟a dan salam .

10

menit

xxxix

H. Penilaian

1. Prosedur Penilaian

No. Aspek yang dinilai Teknik

Penilaian

Waktu Penilaian 1. Sikap

Menunjukkan sikap aktif dalam dalam mengikuti pembelajaran

Pengamatan Selama pembelajaran

berlangsung 2. Pengetahuan

Mampu mengerjakan soal dengan baik dan benar

Tes kemampuan

pemecahan masalah

Selama pembelajaran

berlangsung

2. Bentuk Instrumen

a. Instrument: Post-test b. Kisi – kisi

Kompetensi Dasar Indikator Nomor soal

Jumlah Soal

Bobot Soal 4.3 Menyelesaikan

masalah menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn

4.3.1 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan himpunan dan diagram Venn

1, 2, dan 3

3 50 (15, 15, dan 20)

4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual menggunakan konsep himpunan diagram Venn

4.4.1 Memecahkan masalah

kontekstual yang berkaitan dengan himpunan dan diagram Venn

4 dan 5 2 50

(25 dan 25)

xl

c. Instrumen Soal

Posttest (Terlampir)

Kediri, , 2018 Guru,

Risnawati

NIM. 151. 14. 4. 0

xli

RUBRIK PENILAIAN

No. Jawaban Skor

1 1. Diketahui:

Misalkan: P = jumlah anak yang ikut pramuka (15 anak) K = jumlah anak yang ikut pidato (20 anak)

5 anak suka kedua- duanya

10 anak tidak suka kedua- duanya S = jumlah siswa kelas VII

Ditanya: S …?

Jawab:

- Nyatakan himpunan dalam digram venn Maka diagram venn-nya adaah sebagai berikut

Dari gambar di atas diperoleh persamaan:

S= 10+5+15+10 = 40

Jadi, jumlah siswa kelas VII adalah 40 anak

2

5

5

3

Jumlah 15

2 2. Diketahui:

Misalkan: S = jumlah siswa yang mengikuti bimbingan (38 anak) M= jumlah siswa yang mengikuti bimbingan matematika (21 anak)

B = jumlah siswa yang mengikuti bimbingan bahasa

2

Lampiran 4

xlii

inggris (30 anak)

15 siswa mengikuti kedua- duanya

x = jumlah anak yang tidak mengikuti kedua- duanya Ditanya: x…?

Jawab:

- Nyatakan himpunan dalm bentuk diagram venn Maka diagram venn-nya adalah sebagai berikut:

Dari diagram venn di atas diperoleh persamaan:

6+15+15+x=38 36+x=38 x = 38-6 = 2

Jadi, jumlah siswa yang tidak mengikuti kedua- danya ada 2 anak

5

3

2 3

Jumlah 15

3 Diketahui:

6

xliii

Ditanya: x…?

Jawab:

Dari diagram venn yang di peroleh persamaan sebagai berikut:

12+6+x+5=30 23+x=30 x = 30-23 x = 7

jadi, jumlah siswa kelas VII yang gemar biologi ada 7 anak

5

5 4

Jumlah 20

4 3. Diketahui:

Misalkan: S= jumlah seluruh siswa (40 orang )

M= jumlah siswa yang suka susu (23 orang ) T= jumlah siswa yang suka teh ( 19 orang )

13 siswa yang tidak suka susu dan teh

x = jumlah siswa yang menyuakai kedua minuman ditanya: x…?

jawab:

- Nyatakan himpunan dalm bentuk diagram venn Maka diagram venn-nya adalah sebagai berikut:

4

6

xliv

Dari diagram venn diatas diperoleh persamaan:

(23-x)+x+(19-x)+13=40 55- x= 40 x = 15

jadi, siswa yang suka kedua minuman tersebut ada 15 siswa

6

5

4

Jumlah 25

5 Dalam menentukan banyaknya anggota masing- masing himpunan pada diagram venn, tentukan terlebih dahulu banyaknya anggota yang gemar bermain tenis dan sepak bola, yaitu 11 siswa.

Diagram venn-nya adalah sebagai berikut:

Dari diagram venn diatas diperoleh persamaan:

7

13 11 12

4

Tenis basket

xlv

a. Banyak siswa yang hanya gemar tenis

= 24-11=13 siswa

b. Banyak siswa yang hanya gemar basket

= 23-11= 12 siswa

c. Banyak siswa yang tidak gemar kedua- duanya

= 40-13-11-12

= 4 siswa

6

6

6

Jumlah 25

Skor Total 100

xlvi

Petunjuk khusus:

Tulislah terlebih dahulu nama dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan

Periksa dan bacalah soal serta petunjuk pengerjaannya sebelum menjawab

Tanyakan kepada guru pengampuh jika ada soal yang kurang jelas

Dahulukan menjawab soal-soal yang dianggap mudah

Kerjakan pada lembar jawaban yang telah disediakan

1. Hasil pendataan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler siswa kelas VII, diketahui 15 anak menyukai pramuka, 20 anak menyukai pidato, 5 anak menyukai pramuka dan pidato sedang 10 anak tidak menyukai kedua- duanya.

a. Gambarlah diagram Venn

b. Berapakah banyaknya siswa yang tidak memilih kedua- duanya

2. Di suatu tempat bimbingan belajar terdapat 38 siswa mengikuti bimbingan belajar, 21 siswa mengikuti bimbingan belajar matematika, 30 siswa mengikuti bimbingan bahasa inggris, 15 siswa memilih kedua- duanya.

a. Gambarlah diagram venn

b. Berapakah banyak siswa yang tidak memilih kedua- duanya 3. Diagram venn berikut merupakan diagram venn himpunan:

S= { siswa kelas VII }

G= { siswa kelas VII yang gemar belajar biologi}

Nama : Kelas :

Materi : Himpunan Waktu : 80 menit

Lampiran 6

Dokumen terkait