• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN GARLIC (Allium sativum)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN GARLIC (Allium sativum)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN GARLIC (Allium sativum) POWDER PLUS Saccharomyces cerevisiae PADA

PAKAN TERHADAP KONSUMSI, PBB DAN FEED CONVERTION RATIO BROILER PERIODE FINISHER

SKRIPSI

Oleh :

KHABIB MUSTOFA ALKAMAL NPM. 218.010.41.111

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG

MALANG

2021

(2)
(3)

1

PENGARUH PEMBERIAN GARLIC (Allium sativum) POWDER PLUS Saccharomyces cerevisiae PADA PAKAN TERHADAP KONSUMSI, PBB DAN FEED CONVERTION RATIO BROILER PERIODE FINISHER

Khabib Mustofa Alkamal1, M. Farid Wadjdi2, Dedi Suryanto2

1Program S1 Peternakan, 2Dosen Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang

Email : [email protected] Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pemberian garlic (Allium sativum) powder plus saccharomyces cerevisae pada pakan terhadap konsumsi, PBB dan FCR broiler periode finishser. Materi yang digunakan yaitu garlic powder, saccharomyces cerevisae, broiler umur 21 hari Unsexing, pakan konsentrat CPI,Tbk S12G. Metode penelitian secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas 4 perlakuan dan 4 ulangan. 4 Perlakuan terdiri atas P0 (Pakan kontrol), P1 ( Pakan tambahan garlic powder 0,2%), P2 (Pakan tambahan probiotik saccharomyces cerevisiae) dan P3 (kombinasi garlic powder 0,2% : saccharomyces cerevisiae 0,6%). Penelitian ini dianalisa menggunakan ANOVA dan uji lanjut BNT. Bahan campuran dicampurkan berdasarkan prosentase pakan yang akan diberikan atau pemberian garlic powder sebesar 2 gram/kg pakan sedangkan untuk saccharomyces cerevisiae sebanyak 6 gram/kg pakan. Varabel yang diamati konsumsi, pertambahan bobot badan, dan FCR. Hasil Analisa ragam menunjukkan bahwa penggunaan garlic powder plus saccharomyces cerevisiae tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap konsumsi. Diperoleh nilai rata – rata konsumsi P0= 1879,5 g/ekor, P1 = 1878,75 g/ekor, P2 = 1843,75 g/ekor, dan P3=1831 g/ekor. Namun pada hasil analisa ragam selanjutnya menunjukan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan dan FCR broiler, dengan nilai rata – rata PBB sebesar P0=1139,38a gr/ekor, P1= 1155,66a gr/ekor, P2= 1261,97b gr/ekor, dan P3= 1282,09b gr/ekor. Pada hasil FCR broiler juga memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) yakni dengan nilai P0= 1,65b, P1= 1,63b, P2= 1,46a, dan P3=

1,43b. dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan penggunaan garlic powder plus saccharomyces cerevisiae tidak berpengaruh terhadap konsumsi namun berpengaruh sangat nyata pada PBB dan FCR broiler dengan nilai PBB tertinggi P3 1282,09b, broiler mengalami peningkatan bobot badan secara baik diakibatkan adanya perbaikan tingkat daya cerna sehingga penyerapan nutrisi dapat diakukan secara maksimal selain itu juga didapatkan nilai FCR terbaik P3= 1,43b.

Kata kunci : Galic powder, Saccharomyces cerevisiae, broiler, konsumsi, PBB dan FCR

(4)

2

THE EFFECT OF FEEDING GARLIC (Allium sativum) PLUS Saccharomyces cerevisiae ON FEED CONSUMPTION, PBB AND

FEED CONVERTION RATIO (FCR) BROILER FINISHER PERIOD Khabib Mustofa Alkamal1, M. Farid Wadjdi2, Dedi Suryanto2 1Animal Husbandry Program, 2Lecturers of the Faculty of Animal

Husbandry, University of Islam Malang Email : [email protected]

Abstract

This study aims to analyze the effect of giving garlic (Allium sativum) powder plus Saccharomyces cerevisae to feed on consumption, PBB and FCR of broiler finisher period. The materials used were garlic powder, Saccharomyces cerevisae, 21 days old broiler Unsexing, CPI concentrate feed, Tbk S12G. The experimental research method used a completely randomized design consisting of 4 treatments and 4 replications. 4 Treatments consisted of P0 (control feed), P1 (additional feed of garlic powder 0.2%), P2 (supplementary feed of probiotic saccharomyces cerevisiae) and P3 (combination of 0.2% garlic powder: saccharomyces cerevisiae 0.6%). This study was analyzed using ANOVA and BNT follow- up test. The mixed ingredients are mixed based on the percentage of feed to be given or the addition of garlic powder is 2 grams/kg of feed, while for Saccharomyces cerevisiae it is 6 grams/kg of feed. The observed variables were consumption, body weight gain, and FCR. The results of the analysis of variance showed that the use of garlic powder plus Saccharomyces cerevisiae had no effect (P>0.05) on consumption. The average value of consumption was P0 = 1879.5 g/head, P1 = 1878.75 g/head, P2 = 1843.75 g/head, and P3=1831 g/head. However, the results of the subsequent analysis of variance showed a very significant effect (P<0.01) on body weight gain and FCR broilers, with the average PBB value of P0=1139.38a g/head, P1=1155.66a g/head, P2= 1261.97b g/head, and P3= 1282.09b g/head. The results of FCR broilers also gave a very significant effect (P <

0.01) with values P0 = 1.65b, P1 = 1.63b, P2 = 1.46a, and P3 = 1.43b. From the results of the study, it can be concluded that the use of garlic powder plus Saccharomyces cerevisiae has no effect on consumption but has a very significant effect on the PBB and FCR of broilers with the highest PBB value of P3 1282.09b, broilers experienced an increase in body weight well due to an improvement in the level of digestibility so that nutrient absorption can be carried out maximally, besides that, the best FCR value is P3 = 1.43b.

Key words : Galic powder, Saccharomyces cerevisiae, broiler, consumption, PBB and FCR.

(5)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ayam ras pedaging atau biasa disebut dengan Broiler merupakan ternak unggas yang tujuan pemeliharaannya untuk diambil dagingnya walaupun periode pemeliharaanya terbilang singkat namun tingkat konsumsi pakan untuk mengubah menjadi pertumbuhan daging sangat efisien. Berbagai cara dilakukan untuk mengoptimalkan indeks performans dan pertumbuhan Broiler mulai dari asupan pakan, obat – obatan dan manajemen yang diberlakukan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan Broiler ialah dengan memberikan tambahan Probiotik. Definisi dari Probiotik ialah pemberian mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dengan jumlah tertentu akan dapat memberikan manfaat mulai dari kesehatan, pengobatan dan pemacu pertumbuhan

Sejak pelarangan penggunaan antibiotic growth promotor (AGP) sebagai pakan aditif di Indonesia telah banyak memberikan dampak salah satunya merangsang para ahli dan peneliti bidang peternakan untuk berlomba – lomba dalam menemukan aditif pakan tradisional sebagai bentuk pengganti dari AGP dalam pakan ternak salah satunya Broiler untuk meningkatkan produktivitas ternak. Dari data yang diambil dari Badan Pusat Statistik produksi daging ayam ras pedaging provinsi jawa timur tahun 2020 sudah menduduki peringkat 3 terbesar setelah Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan angka produksi mencapai 474.868,84 Ton (Anonimus,2020)b, artinya bahwa kedudukan akan sebuah konsumsi pasar

(6)

2

terhadap daging Broiler masih sangat tinggi dengan adanya hal ini maka perlu dilakukan penguatan dari berbagai aspek dalam mendukung proses produksi daging Broiler agar kesetabilan dan pemenuhan pasar dapat tercapai.

Salah satu perbaikan dalam meningkatkan produktivitas ternak ialah dengan Pemberian Probiotik kedalam ransum pakan. Menurut Fuller., (1992) Probiotik ini dapat mengandung satu atau sejumlah strain mikroorganisme, dalam bentuk powder, tablet, granula atau pasta yang dapat diberikan kepada ternak secara langsung melalui mulut atau dicampur dengan air maupun pakan. Penggunaan Probiotik didalam ransum dirasa sangat memberikan dampak dan efektifitas yang baik selain tidak dapat menimbulkan efek samping, karena pada definisnya penggunaan Probiotik masih mengandalkan mikroba alami yang dapat memberikan keuntungan dalam mendukung proses kecernaan dalam pencernaan Broiler selain itu penggunaan Probiotik juga tidak memberikan dampak karena biasanya juga diambil dan berasal dari bahan bahan tradisoonal.

Pakan tambahan atau (feed additive) tradisional yang dapat digunakan untuk mendukung perbaikan kualitas daging performans ayam ialah bawang putih (Allium sativum), bawang putih dapat ditambahkan kedalam pakan dimana Allium sativum ini memeliki kandungan bahan aktif yang tergolong kedalam minyak atsiri yaitu allicin dan scordinin (Amagase dan Harunobu,2006). Secoridinin berperan aktif dalam memberikan kekuatan pertumbuhan tubuh, selain hal tersebut pada bawang putih juga

(7)

3

mengandung sinar gurwich (gurwitch rays) yaitu radiasi mitogenetik yang merangsang pertumbuhan sel tubuh dan mempunyai daya peremajaan pada semua fungsi tubuh (Syamsiah dan Tajudin. 2004).

Probiotik berbentuk mikroba hidup yang menguntungkan dan dapat mempengaruhi induk semang melalui perbaikan keseimbangan mikrroorganisme dalam saluran pencernaan ternak, memberikan keuntungan pada inang melalui seleksi yang selektif pada pertumbuhan dan aktifitas dari satu atau sejumlah bakteri yang ada sehingga hal ini bakteri akan membentuk kolon yang kuat didalam tubuh ternak unggas. Salah satu bakteri yang dapat digunakan ialah jenis Saccharomyces cerevisiae, dimana sebelumnya bakteri ini sering dijumpai dalam pembuatan “Tape”.

Penggunaan bakteri Saccharomyces cerevisiae pada ransum ternak unggas dapat berguna sebagai peningkatan ekologi bakteri saluran pencernaan, sehingga apabila perbaikan saluran pencernaan dapat dimaksimalkan maka proses kecernaan pada ayam akan lebih maksimal dalam menyerap pakan untuk menjadi daging.

Fase pertumbuhan Broiler terbagi menjadi 3, yaitu fase pre starter, fase starter dan finisher. Didalam fase finisher Broiler membutuhkan banyak pakan karena laju pertumbuhan tercepat berada di masa finisher sehingga kualitas pakan pada masa ini lebih diprioritaskan dan diberikan secara maksimal, harapannya dengan pemberian manajemen pakan yang baik target bobot badan Broiler dapat tercapai. Kebutuhan pakan pada periode finisher jauh lebih banyak sehingga banyak peternak yang melakukan inovasi melalui penambahan feed additive pada pakan, Agar Feed

(8)

4

Convention Ratio dapat ditekan semaksimal mungkin dengan pertumbuhan daging yang tinggi. Feed Convertion Ratio (FCR) merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang digunakan dengan jumlah bobot ayam yang dihasilkan. Definsinya semakin kecil nilai FCR maka hal ini dapat menunjukkan kondisi usaha ternak Broiler semakin baik.

Penggunaan bawang putih sebagai obat masih memiliki keterbatasan selain karena aromanya yang sangat tajam, rasanya yang tidak enak (langu dan pedis), senyawa yang ada dalam bawang putih juga bersifat volatil yaitu mudah menguap dan hilang pada saat prosessing, baik karena proses pemanasan, penghancuran maupun oksidasi dengan lingkungan. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut perlu dilakukan penanganan agar khasiat bawang putih tetap terjaga dan efisien dalam pemanfaatannya, salah satunya dengan cara dikeringkan atau dengan dibuat tepung (Garlic powder). Banyaknya manfaat farmakologis pada bawang putih, yang berkhasiat mengobati berbagai penyakit, dengan memberikan garlic powder harapannya dapat menjadi zat pitobiotik serta dapat meningkatkan derajat kesehatan Broiler.

Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa penggunaan probiotik atau bakteri tertentu dapat berfungsi meningkatkan indeks performans ayam melalui perbaikan system pencernaan sehingga daya keceranaan dalam penyerapan nutrisi pakan semakin maksimal untuk meningkatkan performans, oleh karena itu perlunya dilakukan penelitian untuk mengevaluasi pemberian Probiotik dan tepung bawang putih pada broiler melalui sebuah penelitian dengan judul pengaruh pemberian garlic

(9)

5

powder plus Saccharomyses cerevisiae pada pakan terhadap konsumsi, PBB, dan Feed Convention Ratio (FCR) Broiler periode finisher.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemberian garlic powder atau tepung bawang putih dengan tambahan bakteri saccharomyses cerevisiae pada pakan terhadap konsumsi, pertumbuhan bobot badan (PBB) dan feed convertion ratio (FCR) Broiler periode finisher.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis pengaruh pemberian tepung bawang putih atau garlic powder plus bakteri saccharomyses cerevisiae pada pakan terhadap konsumsi, pertumbuhan bobot badan dan feed convertion ratio (FCR) Broiler periode finisher.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :

1. Diharapkan dapat menjadi pedoman awal untuk mengetahui pengaruh adanya penambahan tepung bawang putih dan bakteri saccharomyses cerevisiae pada pakan terhadap konsumsi, PBB dan FCR Broiler periode finisher.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuian dan teknologi terutama peternak Broiler dalam menambah wawasan untuk meningkatkan produktivitas dan mengevaluasi proses produksi ternak Broiler, serta dapat melakukan penelitian pengembangan lebih lanjut

(10)

6

mengenai penggunaan tepung bawang putih (garlic powder) dan saccharomyses cerevisiae.

3. Temuan dari penelitian ini dapat menghasilkan publikasi dalam bentuk jurnal ilmiah sehingga diharapkan menjadi sumbangan pengetahuan bagi pembaca.

1.5 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini diduga ada pengaruh pemberian garlic powder plus saccharomyses cerevisiae pada pakan terhadap konsumsi, PBB dan FCR (feed convention ratio) Broiler periode finisher.

(11)

1

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan disimpulkan bahwa penggunaan garlic powder plus saccharomyces cerevisiae pada pakan broiler periode finisher tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum, namun berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan dan feed convertion ratio. Penggunaan tambahan pakan garlic powder dengan konsentrasi 0,2% plus Saccharomyces cerevisiae 0,6% merupakan formulasi terbaik untuk digunakan dalam penelitian ini menjadi tambahan pakan broiler periode finisher dalam membentuk PBB dan FCR secara efektif dan efisien yakni dengan nilai rata – rata pertumbuhan bobot badan tertinggi = 1282,09 gram/ekor dan nilai FCR terendah yakni = 1,43.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian disarankan bahwa :

1. Penggunaan pakan tambahan dapat digunakan dengan formulasi terbaik dengan kombinasi (P3) dalam kegiatan budidaya sebagai upaya peningkatan produktivitas ternak efektif dalam membentuk pertambahan bobot badan dan efisien untuk menekan angka FCR broiler periode finisher.

2. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai efek penggunaan kombinasi pakan tambahan probiotik garlic powder plus saccharomyces cerevisiae terhadap kecernaan, kandungan lemak abdominal dan kualitas karkas broiler.

(12)

1

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2006. Balitbang Badan Litbang Pertanian. tentang Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Unggas. Badan Litbang Pertanian: Departemen Pertanian. Jakarta

,2019. Direktorat Jenderal Peternakan, tentang Statistis Peternakan dan Kesehatan Hewan. Livestock and Animal Health Statistic; Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Kementrian Pertanian. Jakarta.

,2020a. Peranan Enzim untuk Ayam. Medion Ardhika Bhakti.

(www. https://www.medion.co.id/peranan-enzim-untuk-ayam/) diakses pada 22 Februari 2022.

,2020b. Produksi Daging Ayam Ras Pedaging menurut Provinsi (Ton) 2018-2020). Badan Pusat Statistik. (www.bps.go.id) diakses pada 01 desember 2021.

Agustining, D., 2012. Daya Hambat Saccharomyces cerevisiae terhadap Pertumbuhan Jamur Fusarium oxysporum. Skripsi. Universitas Jember, Jember.

Ahmad, R,. 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces cereviseae untuk Ternak. Jurnal Wartaroza Vol. 1 No. 1. Balai Penelitian Veteriner, Bogor.

Amagase, dan Harunobu,. 2006. Clarifying the Real Bioactive Constituents of Garlic. The Journal of Nutrition (136): 716-725.

Amrullah, I.K., 2004. Nutrisi Broiler. Cetakan III. Lembaga satu Gunungbudi.

Bogor.

Azis, Anin, Manin dan Afriani. 2010. Penampilan Produksi Ayam Broiler yang diberi Bacillus circulans dan Bacillus sp. selama Periode Pemulihan setelah Pembatasan Ransum. Media Peternakan. Vol.

33: 12-17.

Badriyah, N. dan Ubaidillah, M, 2013. Pengaruh Frekuesi Penyemprotan Desinfektan pada Kandang terhadap Jumlah Kematian Broiler.

Jurnal Ternak. 4 (2): 22-26.

Bidura, I and Siti. 2017. Selection and Implementation of Probiotics Saccharomyces spp. Kb-05 and Saccharomyces spp. Kb-08 Isolated from Buffalo Ruments to Increase the Nutritional Value of Rice Bran. J. Biol. Chem. Research. Vol. 34 (2), 866-877.

Bidura, I. 2020.Pengaruh Probiotik Saccharomyces cerevisiae dalam Ransum terhadap Kecernaan Pakan dan Kandungan Gas

(13)

2

Ammonia dalam Ekskreta Ayam. Jurnal Majalah Ilmiah Peternakan Volume 23 Nomor 2 Juni 2020 Hal 84-90.

Block E., Saleem, Ahmad, R., James, L., Catalfamo, Mahendra, K., Jain, dan Rafael, 1986. Antithrombotic Organosulfur Compounds from Garlic: Structural, Mechanistic and Synthetic Studies. J.

Am.Chem.Soc. 108: 7045-7055.

Block, E.,1994. Antithrombotic Organosulfur Compounds from Garlic:

Structural, Mechanistic and Synthetic Studies. Journal.

Am.Chem.Soc. Volume 108: 7045-7055.

Budiansyah A. 2004. Pemanfaatan Probiotik dalam Meningkatkan Penampilan Produksi Ternak Unggas. Bogor (ID): Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

David, M., 2013. Analisis Resiko Produksi pada Peternakan Broiler. Skripsi.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Dharmawati, 2013. Penambahan Tepung Bawang Putih (Allium sativum L.) sebagai Feed additif dalam Ransum terhadap Penampilan Ayam Pedaging. Jurnal Ziraa’ah Vol. 38 No.03 Hal 17-22.

Estepanus, 2018. Pengaruh Pemberian Tepung Bawang Putih terhadap Performans Produksi Ayam Pedaging. Jurnal DOI:10.30598. ISSN Online :2621-8798.

Fuller, R. 1992. History and Development of Probiotics. in: Probiotics the Scientific Basis. FULLER. (Ed.). Chapman & Hall. London, New York, Tokyo, Melbourne, Madras.

Gauthier., 2007. the use of Protected Organic Acids (galliacid) and a Protease Enzyme (poultrygrow) in Poultry. Jefo Nutrition inc. St- hyacinthe, Qc,. Canada.

Ghiyasi, M., Rezaeiand, H., dan Sayyahzadeh, 2007. Effect of Prebiotic (fermacto) in Low Protein Diet on Performance and Carcass Characteristics of Broiler Chicks.Poult.Sci. 6 (9): 661-665.

Gomes, G., dan Bidura, I., 2019. Manajemen Nutrisi Ternak Babi Kebutuhan dan Defisiensi Zat Makanan. Penerbit Swasta Nulus, Denpasar, Bali.

Hapsoh dan Hasanah, Y., 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah.

Penerbit: Universitas Sumatera Utara Press. Medan.

Hasan, W., Salendu, N.M. Santa dan Oroh, F., 2018. Analisis Keuntungan dan Titik Impas Usaha Ternak Broiler dengan Pola Kemitraan (Studi Kasus di Desa Tetey Kecamatan Dimembe). Vol. 38 no. 1

(14)

3

Hal. 242. Fakultas Peternakan. Universitas Sam Ratulangi.

Manado.

Herlina, B., Novita, R., dan Karyono, T., 2015. Pengaruh Jenis dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Performans Pertumbuhan dan Produksi Broiler. Jurnal sains peternakan indonesia Vol. 10 No. 2 Juli-desember 2015, Lubuklinggau.

Hernawan, dan Eko. 2005. REVIEW: Senyawa Organosulfur Bawang Putih (Allium sativum l.) dan Aktifitas Biologinya. Journal biofarmasi Vol 1 No.2. Agustus 2003, Hal. 67-76.

Ingrida, R., and Juste, R., 2020. Saccharomyses cerevisiae (Coplin) Yeast Cells. (https:// www.researchgate.net/publication /341458519_T owards_MicroorganismBased_Biofuel_Cells_The_Viability_of_S accharomyces_cerevisiae_Modified_by_Multiwalled_Carbon_Na notubes/) diakses pada 10 Desember 2021.

Jean, M. 2005. Saccharomyeces cerevisiaes . http ://www. Inra. Fr/ internet/

directions/ dic/ presse/Communiques/images/sia2004/ sacchar omyces cerevisiae l . jpg. diakses pada 10 Desember 2021.

Kabarudin, 2008. Peningkatan Performans Ayam dengan Suplementasi Tepung Pegagan (Centela asiatica) dalam Ransum. Skripsi.

Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.

Karspinska, E., Blaszcak, G., Kosowska, A., Degrski, Binek, M., and Borzemska M., 2001. Growth of the Intestinal Anaerobes in the Newly Hatched Chicks According to the Feeding and Providing With Normal Gut Flora. Bull . Veteriner. Pulawy. 45 : 105-109.

Kartasudjana, R., dan Suprijatna, E., 2006. Manajemen Ternak Unggas.

Penebar Swadya. Jakarta.

Kartikasari, L.R., 2000. Kinerja Perlemakan dan Kualitas Daging Ayam Broiler yang Mendapat Suplementasi Metionin pada Pakan Berkadar Protein Rendah Tesis. Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Kim, S.H., Park, D.J., Yu, S.J., Lee, K.S., Ryu and Lee,D.G., 2003. Effects of Feeding Aspergillus Oryzae Ferments on Performance, Intestinal Microflora, Blood Serum Components and Environmental Factors in Broiler. Journal Poultry Science 30: 151- 159.

Kompiang, I.P., 2002 . Pengaruh Ragi Saccharomyces cerevisiae dan Ragi Laut sebagai Pakan Imbuhan Probiotik terhadap Kinerja Unggas.

JITV 7(1) : 18-21.

(15)

4

Lodder, J., 1970 . The Yeast : A Taxonomic Study Second Revised and Enlarged Edition. The Netherland, Northolland Publishing Co., Amsterdam.

Marx, L., 1991 . Revolusi Bioteknologi . Terjemahan : WILDER YATIM . Edisi I, Cetakan l, kota : Jakarta . Yayasan Obor Indonesia : 69- 73.

Masturina, Fakhrurrazi, Abrar M, Erina, Wahyuni S, dan Budiman H. 2017.

Isolasi Bakteri Salmonella sp. dalam Kandang Broiler di Desa Cotsayun Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vet., 1(3): 375-382.

Negoro, A.S.P., Achmanu, dan Muharlein. 2009. Pengaruh Penggunaan Tepung Kemangi dalam Pakan terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging. Skrispsi. Fakultas Peternakan Brawijaya.

Malang.

Nguyen, D.H., Nyachoti and Kim, I.M., 2019. Evaluation of Effect of Probiotics Mixture Supplementation on Growth Performance Nutrient Digestibility Faecal Bacterial Enumeration and Noxious Gas Emission in Weaning Pigs Italian. Journal of Animal Science 18:1, 466-473, DOI: 10.1080/1828051X.2018. 1537726.

Nuningtyas, dan Yuli., 2014. Pengaruh Penambahan Tepung Bawang Putih sebagai Aditif terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging.

Jurnal Ternak Tropika Vol.15, No.1:21-30.

Nurhayati, 2008. Pengaruh Tingkat Penggunaan Campuran Bungkil Inti Sawit dan Onggok yang di Fermentasi dengan Aspergillus niger dalam Pakan terhadap Bobot dan bagian-bagian Karkas Broiler, Jurnal Media Peternakan Vol 31 (3): 195-202

Nurhayatin, T,. 2016. Pengaruh Penggunaan Probiotik Saccharomyces cerevisiae dengan Tingkat Protein dalam Ransum terhadap Performan Ayam Broiler. Jurnal Ilmu Peternakan. JANHUS Journal of animal husbandry science. Fakultas Ilmu Peternakan.

Universitas Garut. Vol 1: No. 1 Desember 2016 halaman 8-16.

Nurul, F., 2021. Cara Beternak Ayam Potong Broiler. (https://chickin.id/blog /cara-beternak-ayam-potong-broiler/) diakses pada 04 Desember 2021.

Pangesti, TW., 2016 Pemberian Acidifier Asam Sitrat dalam Pakan Double Step Down Protein terhadap Retensi Nitrogen dan Performans Broiler. Fakultas Peternakan dan Pertanian. Universitas DIponegoro, Semarang.

(16)

5

Parwanto, Firahmi, Nordiansyah dan Dharmawati, S., 2016. Penambahan Tepung Bawang Putih (Allium Sativum) sebagai Feed additive dalam Ransum terhadap Penampilan Ayam Pedaging. Jurnal Zira’ah Fakultas Pertanian Jurusan Pertanian Universitas Islam Kalimantan. Volume 38 No. 3 Halaman 17-22.

Pathfinder, 2015. Pakan Ternak. (https://digilib.undip.ac.id /2015/05/19/pakan-ternak/), diakses pada 05 Desember 2021.

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Edisi ke-1. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sanger. 2004. Peptidase of Saccharomyces cerevisae.

(https://merops.Sanger.ac.Uk/speccards/peptidase/spOO0895) diakses pada 20 Desember 2021).

Saputra, W.Y.N., Suthama, N., dan Mahfudz, L.D., 2014. Pemberian Kombinasi Pakan Double Step Down dan Asam Sitrat sebagai Upaya Peningkatan Efisiensi Usaha Peternakan Broiler. Jurnal Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak, Vol 10(1)2014. Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

Setiawan. H., 2020. Indikator Keberhasilan Usaha Peternakan Ayam Broiler. (https://www.agroindustrie.id/2020/03/indikator- keberhasilan usaha-peternakan.html). Diakses pada 10 Desember 2021

Shin, T.T., Bae, H.D, Chung, C.H., Son, J.K., and Lee, S.K., 1996.

Evaluation of Live Yeast Culture as Sources of Probiotic for Broiler. Congress of Agriculture College Sung Kyun Kwan University, Suwon. Republic of Korea.

Stefanini, I., Dapporto, L., Berná, L., Polsinelli, M., Turillazzi, S., and Cavalieri, D., 2016. Social Wasps are Asaccharomysesmating Nest. Proceedings of the National Academy of Sciences. 113 (8):

2247–2251.

Sukoco, dan Shagita, 2010. Aplikasi Saccharomyces cerevisiae, Pichia ohmeri, dan Gluconobacter thailandicus dalam Bentuk Sel Bebas dan Terimmobilisasi Gel Alginat untuk Produksi Arabitol dan Xylitol Nira Tebu. Skripsi. Universitas Jember. Jember

Sumantra., 1993. Peranan Enzim sebagai Feed Aditive. Ayam dan Telur.

Jurnal Ilmu Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Garut.

Jawa barat. Edisi. April .23 : 34 — 36.

(17)

6

Sumardi, 2017. Pengolahan Tepung Bawang Putih.

(http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/77080/Pengolahan- Tepung-Bawang/). Diakses pada 10 Desember 2021

Suprijatna, E., Atmomarsono. R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suriawiria, U., 1990. Pengantar Biologi Umum. Penerbit Angkasa.

Bandung.

Sutama, S., dan Sri, A., 2005. Pengaruh Suplementasi Bawang Putih (Allium sativum L) terhadap Produksi dan Kandungan Kolestrol Telur Ayam Hysex Brown. Animal Production Vol. 10 No. 3 Th 2005 : 168 -173.

Syamsiah, S.I., dan Tajudin. 2004. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih Raja Antibiotik Alami. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Tamalludin, F., 2012. Broiler 22 Hari Panen Lebih Untung. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tarigan, R.T., 2010. Karakteristik Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Ayam Walik di Sumedang dan Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Tilman, A.D., Hartadi. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, S. dan Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Yogyakarta.

Vera, N, 2021. Cara Menghitung FCR dan IP Broiler. Majalah INFOVET.

(http://www.majalahinfovet.com/2021/01/cara-menghitung-fcr-ip- ayam-broiler.html) diakses pada 03 Desember 2021.

Wahju, J., 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press:

Yogyakarta. Yogyakarta.

Wahyu, A., 2021. Pengaruh Tingkat Penggunaan Maggot Sebagai Sumber Protein dalam Campuran Ransum Ayam Petelur Jantan Periode Finisher terhadap Konsumsi, PBB dan Konversi. Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas Islam Malang, Malang

Warisah, dan Andi. 2015. Pengaruh Penggunaan Saccharomyces cerevisiae pada Pakan sebagai Probiotik terhadap Pertumbuhan Bobot Badan, Konsumsi Pakan, Feed Convertion Ratio (FCR) dan Indeks Performa Broiler Skripsi. Fakultas Kedoteran Hewan.

Universitas Hasanuddin. Makasar.

(18)

7

Watkins, B., A., and Miller, B.A., 1983. Competitive gut Exclution of Avian Pathogens by Lactobacillus Achidophilus in Gnobiotic Chicks.

Poultry Science. 61 : 1772 - 1779.

Widodo, W., 2002. Nutrisi dan Pakan Unggas Kontekstual. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Wijaya, C.H., 1997. Mengoptimalkan Khasiat Bawang. Penebar Pt.

Gramedia. Jakarta. Minggu, 25 Mei l997, Hal : l5, Kol : 6-9.

Wiryawan, Suharti dan Bintang M., 2005. Kajian Antibakteri Temulawak, Jahe, dan Bawang Putih terhadap Salmonella typhimurium serta Pengaruh Bawang Putih terhadap Performans dan Respon Imun Ayam Pedaging, Media Peternakan Vol. 28, No. 2 Agustus 2005 : 52-62.

Yusuf, M., 2018. Konsumsi, Pertambahan Berat Badan Harian, Konversi dan Efisiensi Pakan Sapi Bali Jantan Muda yang diberi Pakan Lamtoro dan Campuran Lamtoro dan Gamal. Fakultas Peternakan. Universitas Mataram. Mataram.

Zainuddin, A., 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyses cerevisiae untuk Ternak. Wartazoa. Vol.15 No.1. Balai Penelitian Veteriner, Bogor.

Zulkarnain. 2012. Hubungan antara Hormonal, Pakan dan Temperatur terhadap Pertumbuhan Broiler. Skripsi, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk pemanfaatan bubuk bawang putih hasil olahan industri sebagai bahan pengawet daging, mengetahui konsentrasi larutan bawang putih

Perlakuan yang diujikan adalah 3 waktu lama pemberian tepung meniran dan bawang putih yang berbeda, yaitu A (pakan dengan pemberian tepung meniran dan bawang putih selama 21 hari

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kajian lama waktu fermentasi terhadap aktivitas anti-bakteri dan antioksidan black garlic sehingga dapat

Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa broiler yang mendapat ransum tambahan tepung bawang putih sebanyak 0,02 % untuk mencapai pertambahan bobot badan satu

Variabel perlakuan adalah air perasan umbi bawang putih dengan konsentrasi 10%, air perasan umbi bawang putih dengan konsentrasi 5%, air perasan umbi bawang putih dengan konsentrasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan tepung bawang putih dalam pakan pada level 0,04% memberikan hasil yang paling baik terhadap

Hasil dari penelitian menunjukkan penggantian tepung bawang putih dengan bawang hitam tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (P&gt;0.05) terhadap konsumsi ransum, bobot badan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui metode yang akan digunakan untuk pembuatan campuran tepung meniran dan bawang putih dan untuk menganalisis efektivitas