• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MIKROEMULSI EKSTRAK BIJI PINANG (Arace Catechu linnaeus) TERHADAP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MIKROEMULSI EKSTRAK BIJI PINANG (Arace Catechu linnaeus) TERHADAP "

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Bagaimana pengaruh mikroemulsi ekstrak biji pinang terhadap kadar glukosa darah puasa yang diinduksi aloksan pada tikus putih? Ada pengaruh pemberian sediaan mikroemulsi ekstrak biji pinang (Arace Catechu Linnaeus) terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa pada tikus. Kadar glukosa darah puasa ditentukan dengan persentase penurunan untuk mengetahui pengaruh mikroemulsi ekstrak biji pinang.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Memperoleh sediaan mikroemulsi ekstrak biji pinang yang sesuai dengan khasiatnya untuk menurunkan kadar glukosa darah puasa pada tikus putih yang diinduksi aloksan.

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Akademik
  • Manfaat Praktis

TINJAUAN PUSTAKA

  • Tinjauan Penyakit Diabetes Mellitus
    • Definisi Diabetes Melitus
    • Gejala Diabetes Melitus
    • Klasifikasi Diabetes Mellitus
    • Faktor Resiko Diabetes Melitus
    • Terapi Diabetes Melitus
    • Pemeriksaan Glukosa Darah
  • Biji Pinang
    • Tak sonomi
    • Deskripsi
    • Kandungan Kimia
  • Simplisia
    • Definisi Simplisia
    • Pembuatan Simplisia
  • Ekstrak
    • Cara Dingin
    • Cara Panas
  • Mikroemulsi
    • Definisi Mikroemulsi
    • Stabilitas Mikroemulsi
    • HLB
    • Surfaktan
    • CO-Surfaktan
  • Glibenklamide
  • Tikus Putih Galur Wistar
  • Aloksan

Penelitian yang dilakukan oleh Restyanan Noor Fatimah (2015), masih banyak masyarakat yang tidak percaya bahwa penyakit diabetes melitus dapat terjadi pada anak. Penelitian yang dilakukan oleh Restyanan Noor Fatimah (2015) menyatakan bahwa kadar insulin sedikit menurun atau berada dalam kisaran normal. Penelitian yang dilakukan oleh Mukhriani (2014) menyatakan bahwa metode refluks meliputi sampel dengan pelarut dalam labu yang dihubungkan dengan kondensor.

Penelitian yang dilakukan oleh Ariviani et al (2015), Mikroemulsi terbagi menjadi tiga yaitu minyak dalam air (O/W), air dalam minyak (A/K), mikroemulsi bikontinyu. Penelitian yang dilakukan oleh Yuwanti (2011), HLB adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara senyawa hidrofilik (suka air) dan senyawa lipofilik (suka minyak). Penelitian yang dilakukan oleh Yuwanti (2011), molekul surfaktan terdiri dari gugus hidrofobik (ekor) dan gugus hidrofilik (kepala).

Penelitian yang dilakukan oleh Athiyah (2015), menurutnya Span 80 merupakan senyawa sorbitan ester yang memiliki bau dan rasa yang khas. Penelitian yang dilakukan Athiyah (2015) menulis bahwa pembuatan mikroemulsi dilakukan dengan membandingkan konsentrasi surfaktan dan kosurfaktan dengan tujuan mencapai drug loading yang optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Panjuantiningrum (2009), menurutnya Glibenklamid merupakan obat sulfonilurea dan mekanisme kerja sulfonilurea adalah merangsang pelepasan insulin dari sel beta pankreas.

Penelitian yang dilakukan oleh Anindhita Yuriska (2009), tikus memiliki ciri yang membedakannya dengan hewan laboratorium lainnya yaitu tikus tidak dapat muntah. Penelitian yang dilakukan oleh Anindhita Yuriska (2009), menurutnya Alloxan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada hewan laboratorium. Penelitian yang dilakukan oleh Panjuantiningrum (2009) menurutnya Glucokinase adalah enzim yang memfosforilasi glukosa menjadi glukosa 6 fosfat di dalam sel beta pankreas.

Tabel  2.2  Kadar  glukosa  darah  sewaktu  dan  puasa  sebagai  patokan  penyaring dan diagnosis Diabetes Melitus (mg/dl)
Tabel 2.2 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis Diabetes Melitus (mg/dl)

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

Kerangka Konseptual

Dikatakan efektif jika penurunan kadar glukosa darah total lebih besar (>) dibandingkan kontrol negatif. Dikatakan tidak efektif jika penurunan kadar glukosa darah total lebih kecil (<) dibandingkan kontrol negatif.

Gambar 3.1. kerangka konseptual pengaruh pemberian ekstrak biji pinang  (Arace Catechu Linnaeus) terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa
Gambar 3.1. kerangka konseptual pengaruh pemberian ekstrak biji pinang (Arace Catechu Linnaeus) terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa

Hipotesis

Mikroemulsi ekstrak biji pinang dibuat dengan formulasi dua fase yaitu fase minyak (voc) dan fase air (biji pinang) serta penambahan surfaktan. Efektivitas diabetes melitus merupakan kemampuan mikroemulsi ekstrak biji kenari (Arace catechu linnaeus) dalam menurunkan kadar glukosa darah puasa pada tikus putih yang diinduksi aloksan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengamati bau, rasa, kejernihan, warna, homogenitas dan pemisahan fase mikroemulsi ekstrak biji pinang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sediaan mikroemulsi ekstrak pinang (Arace Catechu Linnaeus) terhadap penurunan kadar glukosa total yang diinduksi aloksan pada tikus putih jantan Wistar. Setelah uji fitokimia sampel ekstrak biji pinang, dilakukan optimasi mikroemulsi ekstrak biji pinang. Berdasarkan hasil pengamatan mikroemulsi ekstrak biji pinang, dilakukan pengukuran partikel yang menunjukkan hasil sebesar 2683,5 nm.

Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sediaan mikroemulsi ekstrak biji pinang terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa tikus yang diinduksi aloksan. Penurunan kadar gula darah akibat mikroemulsi ekstrak biji pinang berhubungan dengan kandungan senyawa alkaloid arekolin yang memiliki aktivitas antihiperglikemik. Disimpulkan mikroemulsi ekstrak biji pinang dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa karena kandungan kimia senyawa alkaloid arekolin yang dimilikinya.

Sediaan mikroemulsi biji pinang dapat menurunkan gula darah puasa yang diinduksi aloksan pada tikus sebesar 14,71%.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian terdiri dari 4 tahap perlakuan, yaitu sebagai berikut: Tahap I: Pembuatan simplisia biji pinang dan ekstraksi.

Variabel Penelitian

  • Variabel Uji Sifat Fisik Mikroemulsi Ekstrak biji pinang
  • Variabel Uji Efektivitas Mikroemulsi Ekstrak Biji Pinang

Populasi Dan Sampel

  • Populasi
  • Sampel

Alat Dan Bahan Penelitian

  • Alat Penelitian
  • Bahan Penelitian

Areca Nut (Arace Catechu Linnaeus), Glibenclamide, 70% Ethanol, 96% Ethanol, Aquades, Larutan H2SO4 Konsentrat, VCO, Span 40, Tween 80, Gliserin, 5% FeCl3, Pelarut Amil Alkohol, Alkohol, Pereaksi Mayer, Dragendorf Konsentrat KOH , HgCl2, bubuk Zn, HCl 2%, Alloxan, tikus jantan galur Wiatar.

Tempat Dan Waktu Penelitian

  • Tempat Penelitian
  • Waktu Penelitian

Definisi Operasional

  • Ekstrak Biji Pinang
  • Mikroemulsi Ekstrak Biji Pinang
  • Kadar Diabetes Mellitus
  • Induksi Aloksan
  • Efektifitas Antidiabetes Melitus

Cara Kerja Penelitian

  • Tahap I Pengumpulan Dan Pengolahan Simplisia
  • Tahap II Formulasi Sediaan Mikroemulsi Ekstrak Biji Pinang
  • Tahap III Uji Sifat Fisik Mikroemulsi Ekstrak Biji Pinang

Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif yang dilakukan untuk mengetahui komponen bioaktif yang terdapat pada biji pinang. Ekstrak sampel sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 tetes pereaksi Meyer yang dibuat dari 1 g AI yang dilarutkan dalam 20 ml akuades hingga larut semua, kemudian ditambahkan 0,271 gram HgCl2 ke dalam AI tersebut. larutan sampai larut. Sampel ekstrak sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 gram serbuk Mg dan larutan HCl pekat.

Eksperimen pendahuluan dilakukan untuk menentukan eksperimen dan komposisi bahan yang tepat untuk produksi sediaan mikroemulsi yang jernih dan stabil. Kondisi yang perlu diperhatikan dalam pembuatan mikroemulsi ini antara lain kombinasi konsentrasi surfaktan, kecepatan pencampuran, suhu dan lama proses pencampuran. Setelah diperoleh sediaan mikroemulsi, dilakukan pengujian fisik dan diperoleh formula yang tepat untuk pembentukan mikroemulsi yang stabil dan jernih.

Urutan pembuatannya adalah mencampurkan sedikit demi sedikit semua bahan VCO, Tween 80, Spaan 80, ekstrak biji pinang, gliserin dan air suling, diaduk rata hingga homogen. Kuvet yang telah diisi dengan sampel kemudian dimasukkan ke dalam wadah sampel dan dianalisa dengan alat. Sediaan mikroemulsi ditempatkan dalam tabung sentrifugasi kemudian disentrifugasi pada 3750 rpm selama 5 jam.

Takaran yang biasa digunakan masyarakat Indonesia untuk ekstrak buah pinang yaitu 2 biji buah pinang adalah sebesar 14,17 gram.

Tabel 4.1 Formulasi Mikroemulsi Ekstrak Biji Pinang
Tabel 4.1 Formulasi Mikroemulsi Ekstrak Biji Pinang

Persiapan Hewan Uji

Perlakuan Hewan Uji

Pengukuran Kadar Glukosa Darah Puasa

Analisis Data

Hasil skrining fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak biji pinang mengandung alkaloid arekolin, flavonoid dan tanin. 1 Organoleptik Warna coklat kemerahan, bau kedelai matang, Rasa kuat, kelat, homogen, tanpa pengendapan 2 pH Nilai pH sediaan mikroemulsi ekstrak biji pinang. Mikroemulsi ekstrak biji pinang dalam air bersifat homogen, sehingga dapat disimpulkan jenis mikroemulsinya adalah minyak dalam air atau o/v.

Berdasarkan hasil pengamatan, uji viskositas mikroemulsi ekstrak biji pinang menunjukkan 0,893 mPa-s yang berarti semakin rendah viskositas maka mikroemulsi semakin baik. Kadar GDP serum tikus jantan yang mendapat mikroemulsi glibenklamid, mikroemulsi plasebo dan mikroemulsi ekstrak buah pinang setelah diinduksi aloksan 20 mg/200 g pada tiga titik waktu pengamatan ditunjukkan pada Tabel 5.4. Hewan uji yang ditemukan mengalami hiperglikemia setelah proses induksi aloksan dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif dan kelompok kontrol yang diberi perlakuan mikroimulsi ekstrak biji pinang.

Kontrol mikroemulsi ekstrak biji pinang dan kontrol negatif plasebo memiliki perbedaan yang bermakna. Dapat disimpulkan bahwa formulasi sediaan mikroemulsi ekstrak biji pinang dengan kontrol plasebo negatif berbeda nyata, artinya formulasi mikroemulsi ekstrak biji pinang berpotensi efektif menurunkan kadar glukosa darah puasa. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas mikroemulsi ekstrak biji pinang sebagai pengobatan alternatif, selain sebagai agen antihiperglikemik.

Penghambatan ekstrak biji Pinang (Areca Catechu L.) terhadap pelepasan ion fosfor pada Streptococcus mutans merangsang proses demineralisasi gigi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Simplisia Buah Pinang

Tujuan pembuatan simplisia adalah untuk menjaga mutu selama proses penyimpanan dan mencegah kandungan zat aktif dalam simplisia biji pinang agar tidak menurun. Simplisia buah pinang memiliki beberapa tahapan, dimulai dari petik buah pinang segar yang dilakukan pada pagi hari. Buah pinang dikupas kulitnya dan diperoleh buah pinang yang akan digunakan sebagai simplisia sebelum buah pinang dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada simplisia.

Buah pinang diiris tipis-tipis, pemotongan dilakukan agar waktu pengeringan lebih cepat dan memudahkan penyerbukan. Kandungan bahan aktif yang terkandung dalam biji pinang sangat berpengaruh dalam proses menjaga kualitas simplisia agar awet dan tidak mengubah kandungan bahan aktif. Simplisia dicampur dan diayak untuk mendapatkan serbuk halus yang bertujuan untuk memperbaiki proses ekstraksi simplisia dalam bentuk serbuk.

Simplisia berbentuk serbuk halus memiliki ukuran yang kecil dan seragam, sehingga daerah penyebarannya besar dan kontak dengan cairan penarik bekerja secara optimal.

Ekstrak Serbuk Biji Pinang

Skrining Fitokimia

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan desain formula yang tepat untuk menghasilkan sediaan mikroemulsi yang jernih dan stabil, berbagai kondisi yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan mikroemulsi tersebut antara lain kombinasi konsentrasi surfaktan, kecepatan pengadukan, suhu dan lama proses pengadukan. Mikroemulsi minyak dalam air untuk melindungi ekstrak biji pinang agar aktivitasnya tidak berubah dan tetap berada dalam fase minyak karena adanya lapisan antarmuka surfaktan dan kosurfaktan yang kuat. Formulasi mikroemulsi terpilih adalah formula 1 (20%) yang selanjutnya dibuat formulasi mikroemulsi yang digunakan dalam uji aktivitas antihiperglikemik.

Sediaan mikroemulsi yang telah diformulasi diuji sifat fisiknya seperti uji organoleptik, pH, viskositas, ukuran partikel, uji jenis mikroemulsi, uji sentrifugasi. Selain itu, uji sentrifugasi sediaan mikroemulsi menghasilkan sediaan yang bening dan homogen, artinya tidak terjadi pemisahan antara fase air dan fase minyak. Berdasarkan penelitian Kusdiyanti (2016) menunjukkan bahwa tikus putih jantan yang diuji 24-36 jam setelah induksi aloksan akan mengalami peningkatan kadar gula darah.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan mikroemulsi ekstrak biji pinang kontrol dengan kontrol positif (Glibenclamide) tidak berbeda atau hampir sama. Pada hari ke 10 terjadi penurunan kadar GDP yang menandakan adanya pengaruh pemberian mikroemulsi pada masing-masing kelompok perlakuan. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca Catechu L.) Terhadap Penyembuhan Luka pada Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Jantan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

Efektivitas ekstrak etanol biji Pinang pada kepadatan GLUT4 pada sel otot rangka tikus yang diinduksi hiperglikemia.

Tabel 5.4 Rata Rata Kadar GDP (Mg/Dl) Hewan Uji Serta Presentase  Kenikan Dan Penurunan GDP Pada Se Kelompok Perlakuan  Kelompok  GDP
Tabel 5.4 Rata Rata Kadar GDP (Mg/Dl) Hewan Uji Serta Presentase Kenikan Dan Penurunan GDP Pada Se Kelompok Perlakuan Kelompok GDP

Formulasi Sediaan Mikreoemulsi Ekstrak Biji Pinang

Uji Sifat Sediaan Mikroemulsi

Hasil Pemeriksaam GDP Pemeriksaan Serum Tikus Putih

KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan

Saran

2015. Pengaruh Penambahan Pandan Wangi dan Kayu Manis pada Teh Herbal Salakbas Bagi Penderita Diabetes Journal of Food and Agroindustry Vol. Formulasi dan stabilitas mikroemulsi M/A menggunakan metode emulsifikasi spontan menggunakan Vco dan minyak sawit sebagai fase minyak: pengaruh rasio surfaktan-minyak. Hubungan indeks massa tubuh dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Karanganyar.

Mukhriani, 2014, Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif, Prodi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Uin Alauddin Makassar Panjuantiningrum F. Pengaruh pemberian buah naga merah (hylocereus polyrhizus) terhadap kadar glukosa darah pada induksi aloksan Disertasi tikus putih. Putro Radio W, 2011, Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Melitus tipe 2 (Studi Kasus di Bagian Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi), Program Pendidikan Dokter S1 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Pengaruh Metode Pengeringan Terhadap Kandungan Antosianin Pada Rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) Petals PHARMACY, Vol.06 No. Hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien diabetes melitus tipe II di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Formulasi mikroemulsi minyak dalam air (O/W) yang stabil menggunakan kombinasi tiga surfaktan non ionik dengan nilai Hlb rendah, tinggi dan sedang, 2 Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

Gambar

Gambar 2.1. Biji Tanaman Pinang (Arace Catechu Linnaeus)
Tabel  2.2  Kadar  glukosa  darah  sewaktu  dan  puasa  sebagai  patokan  penyaring dan diagnosis Diabetes Melitus (mg/dl)
Tabel 2.3 Harga HLB dan Kegunaannya
Gambar 2.3 Tikus Putih Galur Wistar (Rattus Norvegicus)
+7

Referensi

Dokumen terkait

iv SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Desi Asmarita NIM : 20733251007 Program Studi : Pendidikan Jasmani Judul : Model Pembelajaran TGfU Untuk