• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDAPATAN, RESIKO, PREMI, DAN INFORMASI TERHADAP PREFERENSI MASYARAKAT GOLONGAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENDAPATAN, RESIKO, PREMI, DAN INFORMASI TERHADAP PREFERENSI MASYARAKAT GOLONGAN "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDAPATAN, RESIKO, PREMI, DAN INFORMASI TERHADAP PREFERENSI MASYARAKAT GOLONGAN

MENENGAH KE ATAS PADA PRODUK ASURANSI

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Nova Rullisha 105020107111005

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2015

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

PENGARUH PENDAPATAN, RESIKO, PREMI, DAN INFORMASI TERHADAP PREFERENSI MASYARAKAT GOLONGAN

MENENGAH KE ATAS PADA PRODUK ASURANSI

Yang disusun oleh :

Nama : Nova Rullisha

NIM : 105020107111005

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 10 Desember 2014

Malang, 10 Desember 2014 Dosen Pembimbing,

Tyas Danarti Hascaryani, SE., ME.

NIP. 19750514 199903 2 001

(3)

Pengaruh Pendapatan, Resiko, Premi, dan Informasi terhadap Preferensi Masyarakat Golongan Menengah ke Atas pada Produk Asuransi

Nova Rullisha

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Email: novarullisha@ymail.com

ABSTRACT

This research aims to determine the income, risk, premium and information that is prefered by the people within the middle upper class on insurance product. The type of research is an explanatory reseach with logistic regression method. The result showed that each variables significantly influence the people’s preference.

Keyword: people’s preference, insurance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan, resiko, premi, dan informasi terhadap preferensi masyarakat golongan menengah ke atas pada produk asuransi. Jenis penelitian adalah penelitian penjelasan dengan menggunakan metode regresi logistik. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masing- masing variabel berpengaruh signifikan terhadap preferensi masyarakat.

Kata kunci: preferensi masyarakat, asuransi

A. PENDAHULUAN

Lembaga perasuransian memiliki peran penting dalam hal investasi atau proteksi terhadap keselamatan jiwa maupun aset yang dimiliki agar terhindar dari kerugian akibat peristiwa yang tidak terduga, seperti kecelakaan, kebakaran, dan lain - lain. Pada dasarnya perkembangan asuransi didorong oleh keinginan masyarakat untuk menghadapi risiko yang timbul dari berbagai aktivitas yang dilakukan, seperti risiko kematian maupun risiko atas harta benda yang dimiliki.

Industri asuransi di Indonesia mengalami perkembangan aset yang cukup pesat seiring dengan meningkatnya kemakmuran rakyat serta adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset industri asuransi (konvensional) nasional lima periode terakhir (2009 - 2013) meningkat dari sebesar 321,092 triliun rupiah dari tahun 2009 menjadi sebesar 621,469 triliun rupiah.

Gambar 1 Pertumbuhan Aset Industri Asuransi (Konvensional) Nasional

Sumber: Direktorat Pengawasan Asuransi (DASR) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2014

Peningkatan aset industri asuransi ini lebih banyak dikontribusikan oleh industri asuransi jiwa. Menurut data OJK (2014), pada akhir tahun 2013 total aset industri asuransi jiwa memberikan kontribusi sebesar 42,76%

(4)

atau 265,752 triliun rupiah terhadap total aset industri asuransi nasional yang sebesar 621,469 triliun rupiah.

Aset industri asuransi jiwa ini meningkat 13,38% dibanding tahun 2011.

Gambar 2 Densitas dan Penetrasi Industri Asuransi

Sumber: Direktorat Pengawasan Asuransi (DASR) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2014

Rasio densitas adalah perbandingan antara jumlah premi bruto terhadap jumlah penduduk (dalam rupiah), sedangkan rasio penetrasi adalah presentase perbandingan premi bruto terhadap GDP. Premi bruto mengalami peningkatan semenjak tahun 2008 (73,723 triliun rupiah) menjadi 120,254 triliun rupiah di 2013.

Di samping itu, apabila melihat tren rasio penetrasi yang menurun menunjukkan bahwa industri asuransi belum sepenuhnya digunakan oleh masyarakat. Rata - rata kontribusi sektor asuransi terhadap GDP sepanjang 2008 - 2013 baru sekitar 1,578% dibandingkan dengan rata - rata rasio penetrasi di kawasan Asia lain seperti Hongkong sebesar 10%, Taiwan sebesar 15% dan dua negara tetangga di ASEAN (Malaysia dan Singapura) yang telah mencapai penetrasi sebesar 5%, Indonesia masih jauh tertinggal.

Pada umumnya, pengguna asuransi didominasi oleh masyarakat golongan menengah ke atas. Hal tersebut dikarenakan masyarakat golongan menengah ke atas memiliki pendapatan, daya beli, serta tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat golongan menengah ke bawah (Bundorf, Herring dan Pauly, 2003). Oleh karena itu, masyarakat golongan menengah ke atas menjadi sasaran utama bagi para pelaku usaha asuransi.

Dari latar belakang tersebut, maka penulis membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Pendapatan, Resiko, Premi, dan Infomasi terhadap Preferensi Masyarakat Golongan Menengah ke Atas pada Produk Asuransi”.

B. KAJIAN PUSTAKA

Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada teranggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Menurut Arthesa dan Handiman (2006), berdasarkan jenis usahanya, asuransi konvensional dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Asuransi Kerugian (Asuransi Umum)

Asuransi kerugian adalah jenis usaha yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti, seperti asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan, dan lain sebagainya.

2. Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa adalah jenis usaha asuransi berupa jasa yang diberikan oleh pihak penanggung dalam mengatasi risiko yang dikaitkan dengan jiwa seseorang, seperti meninggal dunia, cacat akibat kecelakaan atau

(5)

sebab lainnya. Asuransi jiwa memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.

3. Reasuransi

Reasuransi adalah jenis usaha yang menggunakan sistem penyebaran risiko, yakni penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian risiko dari jumlah pertanggungan kepada pihak penanggung lainnya. Tujuan reasuransi adalah mengatasi kemungkinan kegagalan menanggung klaim dari tertanggung. Usaha jasa reasuransi dengan demikian adalah industri asuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan atau perusahaan asuransi jiwa.

Pendapatan juga dapat di definisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan terdiri dari upah, atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tujangan sosial atau asuransi pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 1996).

Menurut teori Milton Friedman pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan permanen adalah :

(1) Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah.

Tingkat pendapatan seseorang diartikan sebagai patokan dalam pendapatan nasional suatu negara. Hal tersebut dikarenakan besarnya pendapatan seseorang atau rumah tangga merupakan gambaran secara tidak langsung dari tingkat kesejahteraan suatu negara. Seseorang dengan pendapatan yang besar akan memiliki kelebihan uang yang dapat dialokasikan untuk keperluan yang lebih banyak, salah satunya adalah untuk asuransi.

Keynes dalam teori preferensi likuiditas bahwa motif memegang uang ada tiga macam, yaitu motif transaksi, motif spekulasi, dan motif berjaga - jaga. Dalam motif berjaga - jaga, uang digunakan sebagai alat untuk menghadapi ketidakpastian yang terjadi di masa depan.

Keynes berpendapat bahwa jumlah uang yang dijadikan alat untuk berjaga - jaga ditentukan oleh banyaknya transaksi yang diekspektasikan di masa mendatang. Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa depan akan semakin tinggi. Kondisi masa depan yang tidak menentu akan mendorong orang untuk melakukan motif ini. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga. Semakin tinggi pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga – jaga juga akan semakin tinggi.

Di era modern, salah satu cara seseorang untuk berjaga - jaga menghadapi ketidakpastian di masa depan dapat dilakukan melalui pemanfaatan jasa industri asuransi.

Risiko merupakan bagian yang akan terus melekat dalam kehidupan karena segala aktivitas manusia mengandung risiko. Risiko adalah kemungkinan terjadinya hal - hal yang tidak diinginkan yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian. Menurut Latumaerissa (2011), karakteristik risiko yang dapat diasuransikan adalah sebagai berikut:

1. Dapat dinilai dengan uang.

2. Serupa dan dalam jumlah yang memadai.

3. Harus bersifat murni.

4. Kerugian terjadi secara kebetulan dan tidak direncanakan.

5. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum.

6. Premi asuransi yang dikenakan cukup wajar.

7. Pihak yang mengasuransikan harus memiliki insurable interest. Insurable interest adalah hak mempertanggungkan risiko yang terkait dengan keuangan yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan.

Pada umumnya, manusia lebih menghindari risiko. Hal tersebut dikarenakan sifat dasar yang menginginkan hidupnya aman dan tentram. salah satu upaya manusia menghadapi keadaan yang tidak pasti atau menghindari risikonya, adalah dengan cara melimpahkannya kepada pihak lain, yakni melalui asuransi.

Premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko pada penanggung. Jumlah premi sangat tergantung pada faktor - faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Apabila kemungkinan terjadi risiko, kerugian sangat tinggi, pihak penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat premi yang jauh lebih tinggi daripada pertanggungan yang kemungkinan terjadinya kerugian kecil. Selain itu, biasanya pihak penanggung juga memperhitungkan nilai waktu uang yang dibayarkan oleh pihak tertanggung.

Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta atau suatu nilai yang bermanfaat. Kualitas informasi tergantung pada tiga hal, yaitu informasi harus:

(6)

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan - kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.

Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penggunanya. Relevansi informasi untuk tiap - tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

Informasi yang dimaksudkan disini adalah informasi yang berkaitan dengan asuransi. Pentingnya informasi akan asuransi bagi masyarakat adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan manfaat dari berasuransi.

Preferensi adalah kemampuan konsumen dalam memilih, yaitu dengan cara mengurutkan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang yang berbeda. Preferensi konsumen merupakan suatu tindakan konsumen dalam memilih suatu barang sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Preferensi konsumen dapat digambarkan melalui kurva indiferensi. Keseimbangan konsumen terjadi ketika kurva indiferensi dan garis anggaran saling bersinggungan. Kurva indiferens adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi atau pembelian barang - barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Artinya konsumen tidak akan lebih suka kepada suatu titik dibanding titik - titik lain yang terletak pada kurva tersebut. Kumpulan kurva indiferens disebut indiference maps dari setiap konsumen.

C. KERANGKA PIKIR

Untuk lebih mempermudah penjelasan tentang penyaluran kredit konsumtif dan produktif terhadap laba bank, maka dibuat kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 3 Kerangka Pikir Penelitian

Sumber: Ilustrasi Peneliti (2014)

D. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibahas, penulis mengemukakan hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan, hipotesis itu adalah sebagai berikut:

H1 = Pendapatan berpengaruh positif kepada preferensi masyarakat golongan menengah ke atas terhadap produk asuransi.

H2 = Risiko berpengaruh positif kepada preferensi masyarakat golongan menengah ke atas terhadap produk asuransi.

H3 = Premi berpengaruh kepada preferensi masyarakat golongan menengah ke atas terhadap produk asuransi.

H4 = Informasi berpengaruh positif kepada preferensi masyarakat golongan menengah ke atas terhadap produk asuransi.

E. METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah explanatory research (penelitian penjelasan).

Pendapatan

Risiko

Premi

Informasi

Preferensi masyarakat kepada asuransi

(7)

Populasi Penelitian

Penelitian ini menentukan yang dipilih sebagai populasi adalah masyarakat dengan kategori berpendapatan menengah ke atas. Sumber populasi yang digunakan adalah masyarakat yang tinggal di Perumahan Permata Jingga RT 3 RW 7 kota Malang. Pengambilan lokasi populasi dikarenakan perumahan tersebut merupakan salah satu perumahan elit sehingga masyarakat yang tinggal tergolong masyarakat menengah ke atas. Dalam RT 3 terdapat 127 kepala rumah tangga yang dijadikan sebagai populasi.

Penentuan Sampel

Dari populasi yang didapatkan, peneliti mengambil 100 responden sebagai sampel karena dianggap telah mewakili jumlah minimal dari populasi tersebut.

Instrumen Penelitian yang digunakan

Instrumen penelitian yang dipakai adalah kuesioner. Jumlah butir pertanyaannya adalah sebagai berikut:

1 pertanyaan mengukur variabel pendapatan (x1);

6 pertanyaan mengukur variabel risiko (x2);

3 pertanyaan mengukur variabel premi (x3);

3 pertanyaan mengukur variabel informasi (x4);

1 pertanyaan mengukur variabel preferensi terhadap asuransi (y).

Prosedur Uji Statistik

a. Uji validitas: Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

b. Uji reliabilitas: Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi skala yang digunakan dalam penelitian apakah dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.

c. Statistik deskriptif: Digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan masing- masing variabel: pendapatan (x1), risiko (x2), premi (x3), informasi (x4) dan preferensi (y).

d. Regresi logistik: digunakan untuk uji hipotesis penelitian F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis dilakukan dengan analisis regresi logistik. Sebelum memilih metode data regresi yang diperlukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.

1. Hasil uji validitas: seluruh butir pertanyaan valid, analisis selanjutnya dapat diteruskan 2. Hasil uji reliabilitas: seluruh butir pertanyaan reliabel, analisis selanjutnya dapat diteruskan 3. Hasil uji regresi logistik:

Variabel Independen β Sig.

Pendapatan (x1) 1,320 0,007

Risiko (x2) 0,575 0,002

Harga Premi (x3) 0,407 0,027

Informasi (x4) 0,755 0,005

a. Variabel pendapatan (x1) dihasilkan beta yang bertanda positif dan nilai signifikansi sebesar 0,007 (< 0,05), dengan demikian hipotesis satu (H1) yang menyatakan bahwa pendapatan berpengaruh positif terhadap preferensi masyarakat terhadap asuransi secara statistik dapat diterima.

b. Variabel risiko (x2) dihasilkan beta yang bertanda positif dan nilai signifikansi sebesar 0,002 (<

0,05), dengan demikian hipotesis dua (H2) yang menyatakan bahwa risiko berpengaruh positif terhadap preferensi masyarakat terhadap asuransi secara statistik dapat diterima.

c. Variabel harga premi (x3) dihasilkan beta yang bertanda positif dan nilai signifikansi sebesar 0,027 (<0,05), dengan demikian hipotesis tiga (H3) yang menyatakan bahwa harga premi berpengaruh terhadap preferensi masyarakat terhadap asuransi secara statistik dapat diterima.

d. Variabel informasi (x4) dihasilkan beta yang bertanda positif dan nilai signifikansi sebesar 0,005 (<

0,05), dengan demikian hipotesis empat (H4) yang menyatakan bahwa informasi berpengaruh positif terhadap preferensi masyarakat terhadap asuransi secara statistik dapat diterima.

e. Nilai beta (β) dapat menunjukkan besarnya kontribusi (pengaruh) variabel independen (x) terhadap preferensi masyarakat. Dari nilai beta, secara berturut-turut pengaruh variabel x dari yang paling besar dalam model adalah pendapatan (1,320), informasi (0,755), diikuti risiko (0,575) dan terakhir harga premi (0,407). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keputusan ikut/tidak ikut asuransi paling banyak ditentukan oleh tingkat pendapatan seseorang dan tingkat informasi yang dimiliki

(8)

terlebih dahulu, baru kemudian risiko dan premi menjadi pertimbangan responden untuk memutuskan ikut/tidaknya terhadap asuransi.

Pembahasan Hasil Penelitian:

Pengaruh Pendapatan terhadap Preferensi Masyarakat atas Asuransi

Variabel pendapatan ditemukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi masyarakat atas asuransi. Pengaruh yang positif dapat diinterpretasikan bahwa semakin meningkat pendapatan masyarakat maka semakin besar pengaruhnya terhadap masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi. Nilai koefisien beta (β)sebesar 1,981 untuk variabel pendapatan ini adalah nilai koefisien yang terbesar dibandingkan variabel independen lain. Artinya pengaruh pendapatan terhadap preferensi masyarakat terhadap asuransi adalah yang paling dominan. Hasil ini mendukung temuan penelitian Pradhanawati (2010) dan Utari (2011) yang sama-sama menemukan pengaruh positif dari pendapatan dengan kontribusi pengaruh yang paling besar.

Hasil ini dapat dijustifikasi bahwa secara umum responden yang dipilih adalah masyarakat kelompok ekonomi menengah ke atas sehingga memiliki kondisi finansial yang relatif kuat. Data deskriptif menunjukkan bahwa sebagian dari responden yang berpenghasilan 40 s.d 50 juta dan 50 juta) didominasi oleh responden yang ikut asuransi, sementara bagi responden yang berpendapatan di bawah itu justru mengaku sedang tidak mengikuti asuransi.

Walaupun hasil pengujian hipotesis sesuai harapan, namun temuan yang menarik untuk disorot adalah, responden yang sebenarnya tidak begitu kesulitan untuk ikut asuransi namun data menunjukkan lain.

Seluruh responden penelitian adalah masyarakat sangat mampu secara ekonomi, namun faktanya tidak 100%

atau setidaknya di atas 50% ikut asuransi.

Banyak faktor selain pendapatan yang dapat menjustifikasi kondisi ini. Pertama, kondisi mampu secara finansial (penghasilan besar untuk wilayah kota Malang) dan merasa aman secara finansial (penghasilan dari pekerjaannya sudah settled untuk jangka waktu yang panjang) sehingga merasa manfaat mengikuti asuransi tak memberikan perbedaan berarti dengan kondisi sekarang.

Kedua, kondisi mampu secara finansial di usia yang masih relatif muda. Artinya, terdapat kondisi di mana sebagian di antara responden merasa usianya masih usia produktif dan beranggapan mengkuti asuransi jiwa belum menjadi prioritas. Responden penelitian paling banyak didominasi oleh usia 30 s.d 40 tahunan, rentang usia di mana biasanya orang sudah mulai memasuki masa mapan dan pengalaman yang cakap untuk settled dalam pekerjaannya.

Ketiga, kondisi mampu secara finansial di lingkungan tempat domisili yang tidak terlalu berisiko.

Kota Malang dibandingkan kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya lebih minim risiko huni. Kota Malang tidak terlalu polutif, jarang terjadi bencana dan jarak tempuh ke tempat kerja relatif pendek. Artinya, pola hidup responden relatif lebih sehat dibandingkan di Jakarta atau Surabaya. Kemungkinan karena alasan ini yang dapat mempengaruhi pertimbangan responden mengapa tidak terlalu memprioritaskan ikut asuransi jiwa.

Keempat, kondisi mampu secara finansial dan tanggungan pendidikan anak-anak yang tidak terlalu membebani konsumsi pendapatan responden menyebabkan mengapa asuransi pendidikan tidak terlalu menjadi prioritas. Responden didominasi oleh keluarga dengan anak yang masih menduduki SD dan SMP, sehingga mungkin belum memasuki tahun yang tepat bagi persepsi mereka untuk diasuransikan. Apabila justifikasi ini mencerminkan kondisi sebenarnya, maka ini justru dapat menjadi potensi bagi industri asuransi di kota Malang. Di mana sekarang ini biaya untuk kuliah relatif mahal semenjak kampus menjadi BHP (badan hukum publik) dan memberlakukan otonomi kampus. Sehingga dengan menawarkan fitur-fitur asuransi serta informasi yang lebih jelas atas asuransi pendidikan yang lebih bermanfaat dan menarik untuk biaya anak kuliah, mungkin dapat mendongkrak pendapatan premi di jangka panjang.

Variabel pendapatan memang berpengaruh positif signifikan terhadap preferensi masyarakat atas asuransi, namun belum tentu pendapatan dapat mendongkrak tingkat utilitas asuransi di suatu wilayah.

Masyarakat dengan purchasing power yang tinggi, namun tidak serta merta mereka menggunakan jasa asuransi. Utilitas asuransi itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya gap pada informasi, kultur dan komunikasi. Oleh karena itu, sebaiknya industri asuransi melakukan aktivitas pemasaran yang membuat masyarakat semakin sadar akan manfaat dari layanan asuransi dan meningkatkan minat bisnis asuransi di antara masyarakat.

Pengaruh Resiko terhadap Preferensi Masyarakat atas Asuransi

Variabel resiko ditemukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi masyarakat atas asuransi. Pengaruh yang positif dapat diinterpretasikan bahwa semakin meningkatnya resiko maka semakin besar pengaruhnya terhadap masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi, sebaliknya, menurunnya resiko maka semakin kecil pengaruhnya terhadap masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi. Jika masyarakat merasa asuransi yang diikutinya mampu memberikan rasa aman untuk berjaga-jaga dan meminimumkan

(9)

resiko yang kemungkinan terjadi, masyarakat cenderung memiliki preferensi yang positif terhadap layanan asuransi. Hasil ini mendukung temuan penelitian Rahim, dkk (2013) yang menyatakan bahwa resiko memiliki pengaruh terhadap preferensi masyarakat. Sifat resiko yang ditangkap dari data responden penelitian cenderung mengarah ke perceived risk, artinya resiko yang terbentuk atas persepsi antara responden dengan perusahaan asuransi. Resiko jenis ini sangat penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk ikut/tidaknya terhadap jasa asuransi. Di satu sisi responden melakukan evaluasi terhadap alternatif perusahaan asuransi berdasarkan karakteristik resiko yang mereka miliki, sementara di sisi satunya perusahaan asuransi menilai risiko seorang calon nasabahnya dan menerapkan tawaran premi. Artinya, variabel resiko sebenarnya dapat lebih memperkuat pengaruh terhadap preferensi dengan tambahan variabel informasi (dari sisi responden mengevaluasi informasi untuk memilih jasa asuransi yang tepat menurut mereka). Serta, variabel resiko dari sisi perusahaan asuransi akan lebih diperkuat pengaruhnya dengan pertimbangan variabel premi (berapakah premi yang ditetapkan perusahaan asuransi ketika menilai risiko calon nasabahnya).

Variabel resiko didapatkan berpengaruh positif signifikan terhadap preferensi masyarakat atas asuransi, namun masih terdapat masyarakat yang secara pengukuran berisiko relatif tinggi sedang tidak ikut asuransi. Oleh karena itu, sebaiknya industri asuransi melakukan riset dan pengukuran risiko untuk pengembangan produk asuransinya sehingga dapat menawarkan paket-paket asuransi yang memfasilitasi jenis-jenis risiko secara lebih luas dan komprehensif.

Pengaruh Harga Premi terhadap Preferensi Masyarakat atas Asuransi

Variabel harga premi ditemukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi masyarakat atas asuransi. Pengaruh yang positif dapat diinterpretasikan bahwa semakin meningkat harga premi maka semakin besar pengaruhnya terhadap masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi. Hasil ini mendukung temuan penelitian Yusuf et.al (2009), Gautam dan Kumar (2012), Salim (2012) yang sama-sama menemukan pengaruh positif dari premi. Namun, arah positif pengaruh premi di penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Nurnaningsih (2012), Rahim (2013) dan Ulbinaite et.al (2013).

Hasil ini dapat dijustifikasi bahwa secara umum responden mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaat asuransi secara obyektif sehingga mempersepsikan bahwa harga premi yang semakin mahal mencerminkan kualitas asuransi yang baik. Data deskriptif menunjukkan bahwa premi asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan asuransi pendidikan yang berada di tingkat medium paid sampai dengan very high paid memiliki jumlah responden terbanyak yang ikut asuransi dibandingkan yang tidak ikut. Kondisi yang terjadi pada responden penelitian ini tampaknya tidak sejalan dengan hasil penelitian Ulbinaite et.al (2013). Tidak terdapat kondisi bahwa responden berupaya lebih selektif dan berusaha mencari kesempatan agar premi asuransi yang dibayarkan bisa di level yang lebih murah. Selain itu kondisi responden juga tidak sama dengan kondisi pada penelitian Nurnaningsih (2012) dimana responden mereka mengaku memiliki cukup alternatif provider asuransi sehingga memungkinkan untuk selektif dan menjatuhkan pilihan pada asuransi yang seimbang antara manfaat dan kewajiban pembayaran premi. Atau mencari asuransi dengan premi termurah. Kemungkinan besar responden penelitian ini ada dalam kondisi di wilayah kota Malang alternatif perusahaan asuransi terbatas, sehingga responden cenderung untuk memilih premi yang semakin tinggi dikarenakan kualitas produk asuransi yang tidak jauh berbeda namun harga preminya masuk ke dalam taraf yang sama-sama relatif tinggi.

Variabel premi didapatkan berpengaruh positif signifikan terhadap preferensi masyarakat atas asuransi, hal ini sebenarnya dapat kurang berdampak baik bagi peranan industri asuransi bagi pertumbuhan perekonomian. Hubungan positif menggambarkan kecenderungan masyarakat menganggap premi yang mahal adalah pilihan utama. Padahal seyogyanya industri asuransi menawarkan polis asuransi yang terjangkau dan luas pemanfaatannya di segmen/kelas masyarakat. Mahalnya tarif premi dapat berujung pada persoalan klasik yaitu penetrasi pasar sekaligus memicu perang tarif antar pelaku usaha asuransi. Oleh karena itu, solusi peningkatan modal dapat menjadi jawaban untuk menciptakan tarif premi yang lebih merata. Jika ingin memperkuat modal maka diperlukan konsolidasi antar perusahaan asuransi melalui merger. Dengan jumlah pemain asuransi yang lebih sedikit jika konsolidasi terlaksana akan menjadikan industri asuransi lebih kompetitif.

Pengaruh Informasi terhadap Preferensi Masyarakat atas Asuransi

Variabel informasi ditemukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi masyarakat atas asuransi. Pengaruh yang positif dapat diinterpretasikan bahwa semakin meningkatnya informasi yang dimiliki masyarakat maka semakin besar pengaruhnya terhadap masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi. Hasil ini mendukung temuan penelitian Triatmanto (2010), Utari (2011), Salim (2012) dan Hermawati (2013) yang sama-sama menemukan pengaruh positif dari informasi.

Hasil ini dapat dijustifikasi bahwa secara umum terdapat kondisi dimana responden mempertimbangkan baik buruknya kualitas jasa/pelayanan, kejelasan produk, transparansi skim asuransi

(10)

yang ditawarkan, kredibilitas perusahaan asuransi yang bersangkutan, oleh karena itu informasi berpengaruh positif terhadap preferensi masyarakat. Di samping itu, hasil yang positif juga menggambarkan bahwa proses transfer informasi yang jelas dan komprehensif adalah kunci dari peningkatan keikutsertaan asuransi.

Walaupun hasil pengujian hipotesis sesuai harapan, namun temuan yang menarik untuk disorot adalah, masih terdapat beberapa responden yang masuk kategori very less informed dan less informed dalam proporsi 42% dari total responden. Artinya, masih ada responden yang belum memiliki cukup informasi atau cukup knowledge atas layanan asuransi yang ada di wilayah kota Malang. Kondisi ini adalah concern bagi perusahaan asuransi untuk meningkatkan transfer informasi secara lebih frekuentif, mengembangkan jalur pemasaran produk asuransi, menambah informasi pangsa pasar berupa link-link calon nasabah yang cukup berprospek untuk diberikan penawaran dan informasi atas manfaat dari mengikuti asuransi. Kegiatan promosi yang dilakukan hendaknya dapat membentuk posisi yang baik di pola pemikiran nasabah.

Menginformasikan kemanfaatan produk pada segmen yang telah dimasuki saat ini, karena dengan promosi yang tepat adalah strategi untuk membangun preferensi masyarakat (baik pada nasabah dan calon nasabah) terhadap produk asuransi perusahaan.

Variabel informasi didapatkan berpengaruh positif signifikan terhadap preferensi masyarakat atas asuransi, secara teori ini memang benar dan telah dibuktikan. Namun kenyataannya informasi kurang cukup untuk meningkatkan utilitas asuransi. Agar masyarakat memiliki cukup informasi dapat dilakukan dengan cara-cara mediasi yang komprehensif, misalnya melalui iklan layanan masyarakat dan memanfaatkan tren bancaasurance yang saat ini tengah marak menjadi alternatif saluran distribusi produk asuransi. Masyarakat sudah sangat mengenal baik perbankan, sehingga memanfaatkan kerjasama dengan merangkul bank sebagai partner dapat menjadi langkah riil pelaku usaha asuransi. Industri asuransi akan memanfaatkan kantor-kantor bank sebagai lokasi pemasaran dan dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi operasional bisnis sekaligus mempermudah akses masyarakat untuk memperoleh informasi yang memadai.

G. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di bab empat, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagaimana poin-poin berikut:

1. Tingkat pendapatan mempengaruhi keputusan ikut/tidaknya masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka akan semakin besar keinginan masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi.

2. Tingkat resiko mempengaruhi keputusan ikut/tidaknya masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi. Semakin tinggi resiko yang dihadapi masyarakat, maka akan semakin besar keinginan masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi.

3. Harga premi mempengaruhi keputusan ikut/tidaknya masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi.

Semakin meningkat harga premi yang dibayar masyarakat, maka akan semakin besar keinginan masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi.

4. Tingkat perolehan informasi mempengaruhi keputusan ikut/tidaknya masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi. Semakin meningkat infomasi yang dimiliki masyarakat, maka akan semakin besar keinginan masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi.

Saran

Adapun saran-saran untuk lembaga perasuransian disampaikan melalui beberapa poin yang antara lain sebagai berikut:

1. Mengutamakan sasaran pada masyarakat yang berpendapatan tinggi karena masyarakat yang berpendapatan tinggi memiliki kelebihan yang dapat digunakan untuk asuransi.

2. Membangun preferensi masyrakat terhadap produk asuransi melalui promosi yang tepat atau iklan layanan masyarakat dan memanfaatkan tren bancaasurance.

3. Melakukan riset dan pengukuran resiko untuk pengembangan produk asuransi sehingga dapat menawarkan paket – paket asuransi yang memfasilitasi jenis – jenis resiko secara lebih luas dan komprehensif.

(11)

DAFTAR PUSTAKA AIA. http://www.aia.com.au/en/index.html. Diakses pada 19 April 2014.

Agus, Anna Amalyah., Hermanto, Bambang. 2013. Financial Service Penetration, Consumer Characteristic and Urban-Rural Difference - Empirical Evidence on Indonesia Financial Service Access. Makalah disajikan dalam Konferensi Pasifik ke-23, Regional Science Association International (RSAI), Bandung, 2-4 Juli.

Algifari. 1997. Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

________________. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi. Revisi V. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Arthesa, Ir. Ade dan Handiman, Ir. Edia. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta : PT.

Indeks.

AXA Mandiri. https://www.axa-mandiri.co.id/. Diakses pada 19 April 2014.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Buku Perasuransian Indonesia.

www.bapepam.go.id diakses pada 29 April 2014.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang. 2013. Kota Malang dalam Angka 2013.

http://malangkota.bps.go.id/index.php?hal=publikasi diakses pada 27 April 2014.

Bundorf, M.Kate., Herring, Bradley., Pauly, Mark.V. 2003. Health Risk Income and The Purchase of Private Health Insurance. University of Michigan. http://www.umich.edu/-eriu/pdf/wp29.pdf diakses pada 2 Maret 2014.

Direktorat Pengawasan Asuransi (DASR). 2014. Kajian Perkembangan Industri Perasuransian Nasional 2007- 2013. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Djojosoedarso, Soeisno.1999. Prinsip – prinsip Manajemen Resiko dan Asuransi. Jakarta : Salemba Empat.

Dornburch, R. Dan Fisher, S. 2004. Macroeconomy, Edisi Keempat. Alih Bahasa Mulyadi, JA. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Elster, Jon. 1987. The Possibility of Rational Politics. Archives Europeennes de Sociologie, 28 (1):67-103.

http://paper.ssrn.com diakses pada 6 Maret 2014.

Gautam, Vikas., Kumar, Mukund. 2012. A Study on Attitudes of Indian Consumers Towards Insurance Services.

University Dehradun, India. Management research and practice vol. 4 issue 1 (2012) pp: 51- 62.http://papers.ssrn.com diakses pada 2 Maret 2014.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Undip.

___________. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit - Universitas Diponegoro.

Giesbert, Lena., Steiner, Susan. 2011. Perceptions of Insurance in Southern Ghana: The Role of Information and Peer Effects. GIGA Research Paper: Socio-Economic Challenges in the Context of Globalisation.

http://papers.ssrn.com diakses pada 8 Maret 2014.

Grand Disain Edukasi Asuransi Indonesia (GDEAI). http://dai.or.id/~k5017862/dai/kuesioner/ diakses pada 26 April 2014.

Greene, Mark R., James S. Trieschmann and Sandra G. Gustavon. 1992. Risk and Insurance, 8th ed, Ohio : South – Western Publishing Co.

Hair, Joseph F., Anderson, Rolph E., Tatham, Ronald L., Black, William C. 1998. Multivariate Analysis: with Reading, 7th ed. Mcmillan Publishing Co.

Hermana, Budi., Loho, Robby. 2013. Transparansi Informasi Keuangan dan Popularitas Website Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia. Jurnal Asuransi dan Manajemen Risiko, vol 1, no 1, Februari.

http://jamr.aamai.or.id/ diakses pada 4 Maret 2014.

Hermawati, Sri. 2013. Pengaruh Gender, Tingkat Pendidikan dan Usia Terhadap Kesadaran Berasuransi pada Masyarakat Indonesia. Jurnal Asuransi dan Manajemen Risiko, volume 1, nomor 1, Februari.

http://jamr.aamai.or.id/ diakses pada 4 Maret 2014.

Hosmer, D.W. dan S. Lemeshow. 2000. Applied Logistic Regression. Second Edition, John Willey & Sons, New York.

HSBC Insurance. http://www.insurance.hsbc.com.sg/1/2/sghi/. Diakses pada 19 April 2014.

Insurance Goes to Campus (IGTC). 2010. Prinsip Praktek Asuransi. http://dai.or.id/~k5017862/dai/sekilas- tentang-program-insurance-goes-to-campus/ diakses pada 6 April 2014.

Johnson, Eric J., Hershey, J., Meszaros, J., Kunreuther, H. 1993. Framing, Probability Distortions, and Insurance Decisions. Journal of Risk and Uncertainty, 7:35-51, Kluwer Academic Publishers. . http://papers.ssrn.com diakses pada 6 Maret 2014.

Krejcie, Robert V., Morgan, DW. 1970. Determining Sample Size for Research Activities. Educational and Psychological Measurement 1970, 30, 607-610.

(12)

Kunreuther, Howard., Pauly, Mark. 2006. Insurance Decision-Making and Market Behavior. University of Pennsylvania, Philadelphia, USA. Foundations and Trends in Macroeconomics, vol.1, no.2 pp 63- 127.http://papers.ssrn.com diakses 2 Maret 2014.

Latumaerissa, J.R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat. Jakarta.

Nurnaningsih, Ratih. (2013). Pengaruh Promosi, Harga dan Kualitas Layanan terhadap Keputusan Pembelian Jasa Asuransi Jiwa (Studi pada PT. Avrist Assurance – Semarang), Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Otoritas Jasa Keuangan, 2013. SE-OJK, SE-06/D.05/2013 Peraturan Tarif Premi untuk Asuransi Kendaraan Bermotor dan Asuransi Lini Usaha Harta Benda.

Pandia, Frianto., Elly Santi., Achmad Abror. 2005. Lembaga Keuangan. PT. Rineka Cipta. Jakarta Peter, Olson. 2005. Consumer Behaviour and Marketing Strategy. New York : Mc. Graw Hill.

Pradhanawati, Ari. 2010. Potensi dan Preferensi terhadap Perilaku Memilih Asuransi. Jurnal Bisnis dan Manajemen no.52/DIKTI/Kep/2010.

Prudential. http://www.prudential.com/view/page/public. Diakses pada 19 April 2014

Rahim, Hendrisman. 2013. Optimisme Pertumbuhan Asuransi Indonesia; Proyeksi Perkembangan Lima Tahun (2014-2018). http://jamr.aamai.or.id/ diakses pada 6 Maret 2014.

______., Syachroerodly, D., Arizal, E.R. 2013. The Role of Microinsurance as a Social Protection.

http://jamr.aamai.or.id/ diakses pada 6 Maret 2014.

Rini, Gilang Puspita. 2011. Studi Mengenai Pengaruh Persepsi Nilai, Persepsi Risiko dan Kesadaran Merek terhadap Minat Mengambil Kredit PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk Kcp Pecangaan.Universitas Diponegoro, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/37797/diakses pada 2 Maret 2014.

Rosyidi, S. 1999. Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi Baru.

Cetakan Ketiga. PT Raja Grafindo Presada, Jakarta.

Salim, Drs. A. Abbas. 1995. Dasar – dasar Asuransi. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Salim, Leonardo I.P. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Asuransi (Studi Kasus Produk Prudential Assurance Account Unit Link pada PT. Prudential Life Assurance area Makassar), Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin.

Salvatore, Dominick.1992. Teori Mikro Ekonomi. Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus William D. 1996. Makro Ekonomi. Edisi ke – 17. Cetakan Ketiga, Jakarta : Erlangga.

Sastrawidjaja, Man Suparman dan Endang. 1997. Hukum Asuransi : Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Peransuransian. Alumni, Bandung.

Simamora, Henry. 2004. Masyarakat Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES.

Solomon. 2004. Consumer Behaviour. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE.

Triatmanto, Boge. 2010. Analisis Berbagai Faktor yang Dipertimbangkan dalam Melakukan Segmentasi Pasar Berdasarkan Benefit dan Preferensi pada Perusahaan Asuransi di Malang. httpejournal.uin- malang.ac.idindex.phpekonomiarticleview315pdf_206 diakses pada 2 Maret 2014.

Ulbinaite, Aurelija., Kucinskiene, M., Moullec, Y.L. 2013. Determinants of Insurance Purchase Decision Making. Inzinerine Ekonomika-Engineering Economics 24(2), 144-159.

http://dx.doi.org/10.5755/j01.ee.24.2.3439 diakses pada 2 Maret 2014.

Utari, Nella Dwi. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Pembelian Jasa Asuransi Jiwa pada PT. (Persero) Asuransi Jiwasraya Jember, Skripsi. Jember: Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

William, Jr., C. Arthur Michael, L. Smith and Peter C. Young. 1995. Risk Management and Insurance : Finance – Series. Singapore : McGraw – Hill Co.

_______________________, Richard M. Heins. 1998. Risk Management and Insurance : Insurance – Series.

Sixth Edition. Singapore : McGraw – Hill Co.

Winardi. 1992. Ekonomi Mikro. Bandung : Bandar Maju.

Yanti, Lisda. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Asuransi Jiwa di Kota Makassar, Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Univ. Hasanuddin.

Yusuf, Shofie. 2003. Konsumen dan Hukum Asuransi. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Yusuf, T. Olalekan., Gbadamosi, A., Hamadu, D. 2009. Attitudes of Nigerians Towards Insurance Services: An Empirical Study.University of Lagos, Akoka, Nigeria. http://papers.ssrn.com diakses pada 2 Maret 2014.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL Artikel Jurnal dengan judul : ANALISIS PRIORITAS KEBIJAKAN ASET UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PAD: STUDI KASUS ASET TANAH