• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH DISERTAI TUGAS RUMAH

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

Sania Busrianti, Mulyati, Annika Maizeli

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Niasaniabusrianti@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research was conducted due to the students low learning achievement in Biology.

This could be seen from the students average score in Biology in class VIII of SMP Pertiwi 2 Padang which was below the Minimum Standard Score. This problem was caused by teacher who acted as the center of information, and the students merely listened to and took note on. The materials being explained. The students did not have a chance to ask questions on the materials remaining unclear. This then made the students had low learning activities and motivation. This research was inteded to reveal the effect of using Index Card Match cooperative learning model assisted with homework on the students Biology learning achievement in class VIII of SMP Pertiwi 2 Padang. This was an experimental research which used Randomized Control-Group Posttest Only Design. The population of this research was the students in class VIII of SMP Pertiwi 2 Padang registered in Academic Year 2013/2014. By using purposive sampling technique, class VIII2 was chosen as the experimental group and class VIII3 was as the control group. The data of the reserch was the students learning achievement on cognitive aspect. The data which had been tested its normality and homogenity then was analyzed by using t-test. Based on the result of the posttest, it was figured out the students average school in the experimental class was 80,31 and in the control class was 75,02. The result of t-test showed that the value of tcalculated (1,45) was smaller than ttable (1,67) indicating that the hypothesis was rejected. Thus, the use of Index Card Match cooperative learning model assisted with homework could not improve the students learning achievement in Biology in class VIII of SMP Pertiwi 2 Padang.

Key Word: Index Card Match, homework.

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu peserta didik mengembangkan kreatifitas berfikirnya, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pelajaran Biologi merupakan salah satu cabang dari Ilmu pengetahuan Alam (IPA) yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. Biologi berperan penting dalam kehidupan manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Guru adalah orang yang bertugas mengajar, mendidik dan melatih anak didik serta bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik”. Guru memegang peranan penting dalam pendidikan. Sebagai

tenaga pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa. Guru harus mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil wawancara penulis dengan Ibu Leni Wahyuni, S.Si, di SMP Pertiwi 2 Padang bulan Desember 2013 didapatkan informasi bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru sebagai pusat informasi sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang diberikan guru.

Guru ada menggunakan media saat proses pembelajaran seperti charta, LKS. Selain itu, guru juga menggambarkan beberapa hal yang dirasa penting untuk disampaikan kepada siswa dengan menggunakan media papan tulis. Kondisi siswa dalam belajar di kelas ada yang aktif seperti kelas unggul VIII.I namun

(2)

di kelas yang lain hanya beberapa siswa yang aktif. Kenyataannya hal-hal tersebut membuat aktivitas dan motivasi siswa kurang, sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal atau masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 77.

Mengatasi pembelajaran yang berpusat pada guru, agar menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat menstimulasi keterlibatan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan yaitu Index Card Match. Index Card Match merupakan kartu index yang berisi pertanyaan dan jawaban yang dibuat terpisah kemudian siswa disuruh mencocokan antara kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban. Kartu index ini dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Istarani (2011:225) kebaikan dari pembelajaran kooperatif tipe index card match adalah : pembelajaran akan menarik sebab menggunakan media kartu yang dibuat dari potongan kertas, meningkatkan kerja sama diantara siswa melalui proses pembelajaran, dengan pertanyaan yang diajukan akan mendorong siswa untuk mencari jawaban, menumbuhkan kreatifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Pada penelitian ini penulis juga menambahkan suatu metode yaitu pemberian tugas rumah berupa menjawab soal-soal yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Pemberian tugas rumah ini bertujuan agar siswa belajar secara mandiri dan secara tidak langsung, siswa sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi materi pelajaran berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe index card match disertai tugas rumah terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 sampai 24 April 2014 di SMP Pertiwi 2 Padang tahun pelajaran 2013/2014.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2013/2014. Sedangkan sampel

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.2 yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol.

Instrumen dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah soal tes hasil belajar siswa berbentuk tes objektif. agar didapatkan tes yang benar-benar valid, reliabel, serta memperhatikan daya beda dan tingkat kesukaran, maka dilakukan uji coba soal sebelum diberikan kepada sampel dalam penelitian. Uji coba soal pada siswa kelas VIII.I SMP Pertiwi 2 Padang pada tanggal 25 April 2014. Teknik analisis data dengan melakukan uji hipotesis dimana dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan uji homogenitas.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel, maka diperoleh data tentang hasil belajar siswa.

Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang telah diberikan pada siswa kelas VIII.2 dan VIII.3 SMP Pertiwi 2 Padang. Pada tes akhir digunakan 30 soal objektif yang diambil dari 55 butir soal yang telah diuji cobakan.

Gambar 2. Rata-rata Kedua Kelas Sampel Berdasarkan Gambar 2. Diketahui bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen yaitu 80,31 dan kelas kontrol 75,02. Uji normalitas pada kedua kelas sampel didapatkan harga L0<Lt yaitu 0,078<0,152 pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol 0,148<0,152 dengan demikian sampel pada penelitian ini terdistribusi normal. Untuk uji homogenitas kedua kelas sampel yaitu 0,41:

1,84 berarti Fhitung< Ftabel maka sampel homogen. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas maka dilakukan uji hipotesis.

75.02 80.31

72 73 74 75 76 77 78 79 80 81

Skor dan Nilai Siswa

kelas kontrol kelas eksperimen

(3)

Berdasarkan analisis data tes akhir belajar siswa, dimana uji hipotesis dengan uji t diperoleh thitung 1,45 sedangkan ttabel 1,67 ini berarti thitung<ttabel dengan demikian hipotesis ditolak. Hal ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match disertai tugas rumah tidak menunjukan peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar siswa, jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Bila dibandingkan dengan nilai ulangan harian (UH) yang terdahulu pada materi gerak pada tumbuhan terlihat hasil belajar siswa dengan menggunakan model Index Card Match meningkat, dengan nilai rata-rata 80,31 sedangkan nilai rata-rata UH pada kelas kontrol 75,02. Sebelum penelitian nilai rata-rata siswa berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Menurut Istarani (2011:3) penggunaan berbagai model pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menarik antusiasme siswa dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Salah satu penyebab tidak terjadinya peningkatan yang berarti pada hasil belajar siswa karena kemampuan siswa sudah baik, terlihat dari nilai rata-rata siswa pada awalnya sudah tinggi di atas KKM yaitu pada kelas eksperimen 79,50 dan pada kelas kontrol 79,60, sedangkan KKM 77. Menurut Suryabrata (dalam Lufri 2005:137) jika hipotesis ditolak ada beberapa kemungkinan penyebab salah satunya sampel.

Penyebab lain tidak terjadinya peningkatan yang berarti pada hasil belajar siswa yaitu kemungkinan pada proses pembelajaran siswa sudah belajar dirumah, sehingga memberikan hasil belajar yang optimal atau baik. Menurut Suryabrata (dalam Lufri 2005:138) pengaruh dari variabel- variabel luaran kemungkinan juga penyebab hipotesis ditolak.

Pada kelas eksperimen, dalam proses pembelajaran digunakan media kartu dan juga diberikan tugas rumah berupa soal-soal untuk materi yang akan dipelajari berikutnya. Media kartu yang digunakan berupa pertanyaan dan jawaban sehingga menarik dalam proses pembelajaran. Menurut Istarani (2011:224- 225) pembelajaran akan menarik sebab menggunakan media kartu yang dibuat dari potongan kertas yang berisi pertanyaan dan jawaban yang dibuat terpisah, sehingga

menumbuhkan kreativitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

Index Card Match meningkatkan kerjasama diantara siswa melalui proses pembelajaran karena adanya kartu pertanyaan dan kartu jawaban, siswa yang mendapat kartu jawaban mendengarkan siswa yang mendapat kartu pertanyaan membacakan pertanyaannya, kalau tidak mendengarkan tidak akan tahu siapa pasangannya jadi siswa saling bekerja sama untuk mencari pasangannya dan mencocokan kartu pertanyaan yang mereka dapat dengan kartu jawaban. Menurut Lufri (2007:48) anak didik dapat mencapai tujuan hanya jika bekerja sama dengan anak didik lain.

Penerapan model pembelajaran Index Card Match disertai tugas rumah dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Istarani (2011:225) menyatakan Index Card Match dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran, karena dengan pertanyaan yang diajukan akan mendorong siswa untuk mencari jawaban. Sanjaya (2010:250) interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Index Card Match pada kelas eksperimen dapat menumbuhkan kreativitas berfikir siswa dan pemahaman siswa tentang materi, kalau siswa tidak paham tentang materi bagaimana siswa bisa mencari pasangannya. Istarani (2011:65) menyatakan penerapan model pembelajaran Index Card Match mampu menumbuhkan kreativitas berfikir siswa, sebab melalui pencocokan pertanyaan dan jawaban akan tumbuh tersendirinya.

Adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match disertai tugas rumah ini menyebabkan siswa dalam proses pembelajaran lebih semangat dalam belajar karena siswa diberikan tugas rumah berupa menjawab soal-soal tentang materi yang akan dipelajari, dengan demikian siswa akan belajar secara mandiri dan secara tidak langsung siswa sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi materi pelajaran berikutnya. Menurut Clark (dalam Sudjana 2013:39) bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan Lufri (2007:37-38) pengetahuan yang

(4)

diperoleh anak didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama dan menugaskan kepada anak didik untuk mengerjakan sesuatu dengan tujuan memantapkan, memperkaya materi dapat menemukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang relevan.

Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 80,31 dan pada kelas kontrol 75,02. Pada kelas eksperimen dari 34 siswa yang mencapai kiteria ketuntasan minimum (KKM) sebanyak 26 orang dengan persentase 76% dan 8 orang siswa yang tidak mencapai KKM dengan persentase 23%. Sedangkan pada kelas kontrol dari 34 siswa yang mencapai KKM sebanyak 24 orang dengan persentase 70% dan 10 orang yang tidak mencapai KKM dengan persentase 29%.

Berdasarkan presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu sebesar 76% dengan menggunakan model Index Card Match disertai tugas rumah, berada pada tingkatan yang baik sekali atau optimal dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2010:107) bahwa tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan baik sekali/optimal apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.

Pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, memiliki nilai rata-rata di bawah kelas eksperimen yaitu 75,02. Hal ini kemungkinan disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Metode ini menyebabkan sebagian siswa sudah mulai bosan dan kurang menarik, akibatnya pembelajaran pada kelas kontrol siswa kurang bersemangat dalam belajar dan cenderung menerima informasi dari guru saja (satu arah), sehingga interaksi antara guru dan siswa kurang. Menurut Lufri (2007:32) kekurangan metode ceramah yaitu menyebabkan anak didik pasif dan membuat anak didik tergantung kepada gurunya saja.

Tetapi metode ceramah tidak bisa dihilangkan dalam proses pembelajaran, karena masih tetap diperlukan atau metode ini masih ada keunggulan dalam kondisi tertentu.

Pada kelas kontrol ada beberapa siswa yang inputnya kurang bagus. Siswa ini dalam proses pembelajaran hanya diam dan mendengarkan guru menjelaskan materi tidak ada respon apa-apa, jadi guru tidak bisa mengetahui apakah siswa ini sudah

memahami materi atau belum. Menurut Slameto (2003:54) faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis. Faktor jasmaniah seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh.

Pada saat guru melakukan tanya jawab dengan siswa, hanya beberapa siswa yang ikut berpartisipasi dan umumnya siswa yang itu-itu saja. Menurut Suprijono (2009:1) dalam proses pembelajaran guru hendaknya menumbuhkan suasana belajar yang menarik sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, dan mengemukakan pendapat.

Menurut Lufri (2007:1) untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu adanya interaksi edukatif, artinya interaksi ini terjadi antara guru dengan anak didik dan antara anak didik sesamanya serta antara anak didik dengan lingkungannya.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match disertai tugas rumah belum meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti menyarankan :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match disertai tugas rumah dapat digunakan oleh guru pada siswa yang lain, agar model pembelajaran yang digunakan dapat bervariasi.

2. Peneliti selanjutnya disarankan dapat memodifikasi model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match ini supaya lebih menarik.

Daftar Pustaka

Djamarah, S.Bahri & Zain Aswan (2010).

Strategi Belajar Mengajar. rev.ed.

Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Lufri (2005). Buku Ajar Metodologi

Penelitian. Padang: UNP Press.

(2007). Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.

Sanjaya, Wina (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Grup.

(5)

Slameto (2003). Belajar dan Faktor faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, nana (2013).Dasar dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suprijono, Agus (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait