PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DISERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS IX
SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG
Febri Yasli*), Melisa**), Ainil Mardiyah**)
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Background of the research was that the student’s mathematical consept understanding was low, for example: they are less active in the learning process and learning process tekes places in one direction. The research was to find out wheather student’s mathematical concept understanding by applying guided discovery learning model be accompanied active learning strategy of The Power of Two type is better than conventional learning at IX class SMP Muhammadiyah 6 Padang. It was an experimental research with a research design i.e. random subject. The instrument used was an essay final test with r11 = 0,718. Technique of data analysis used U-Mann-Whitney. Based on the hypothesis testing result show that score Zhitung < Ztabel with Zhitung = -0,195, Ztable = 1,96. The hypothesis is accepted on the significance level. In conclusion, it show that student’s mathematical concept understanding by applying guideg discovery learning model by accompanied active learning strategy of The Power of Two tipe is better than conventional learning at IX class SMP Muhammadiyah 6 Padang.
Keyword: guided discovery learning model, strategy of The Power of Two type, Concept Understanding.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang harus dipelajari di setiap jenjang pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, maka dalam mempelajari matematika siswa harus menguasai berbagai kemampuan matematis. Hal ini dijelaskan dalam tujuan
pembelajaran matematika yaitu agar siswa mempunyai kemampuan pemahaman konsep, kemampuan pemecahan masalah,dan kemampuan penalaran dan komunikasi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 9 dan 10 Desember 2015 terlihat bahwa pembelajaran masih bersifat konvensional. Dalam proses
pembelajaran guru menjelaskan materi pembelajaran secara langsung. Hal tersebut mengakibatkan siswa cenderung menghapal konsep daripada memahaminya. Selain itu, guru mengungkapkan bahwa siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.
Siswa lebih memilih untuk menunggu guru menjelaskan materi dan mencatat penjelasaan tanpa mencari informasi sendiri.
Upaya mengatasi masalah di atas adalah dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.Pada model pembelajaran penemuan terbimbing siswa dituntut untuk menemukan konsep pembelajaran, sebab siswa berpikir dan menggunakan kemampuan sendiri untuk menemukan hasil akhir. Menurut Markaban (2008: 17), tahap-tahap dalam pembelajaran dengan penemuan terbimbing, yaitu : 1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya.
2. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut.
3. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
4. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut di atas diperiksa oleh guru.
5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya.
6. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memerikasa apakah hasil penemuan itu benar.
Selain itu untuk mengaktifkan siswa model pembelajaran penemuan terbimbing disertai dengan strategi pembelajaran aktif The Power of Two. Strategi pembelajaran aktif The Power Of Two menurut Silberman (2007:173-174) adalah “kekuatan dua orang“. Strategi The Power Of Two dilakukan dengan cara meminta siswa bekerja secara individu dengan tujuan dapat membuat siswa lebih aktif. Setelah itu, siswa dipasangkan untuk berdiskusi dengan pasangan mereka dan saling berbagi pengetahuan sehingga siswa dapat bertukar pendapat satu sama lain.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing
disertai srategi pembelajaran aktif The Power Of Two lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas IX SMP Muhammadiyah 6 Padang.
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah penelitian oleh Lidya novita (2015) dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Guided discovery Learning Disertai Strategi True or False Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 4 Padang Panjang” dan penelitian oleh Septian Dwi Rusdi (2014) dengan judul “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe The Power of Two Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 4 Painan. Kedua penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah dengan model pembelajaran Guided discovery Learning Disertai Strategi True or False maupun pembelajaran aktif tipe The Power of two dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek.
Penelitian dilakukan dari tanggal 3 Agustus 2016 sampai dengan 20 Agustus 2016 di SMP Muhammadiyah 6 Padang. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Padang yang naik ke kelas IX tahun pelajaran 2016/2017 dengan kelas IX.3 sebagai kelas eksperimen dan kelas IX.2 sebagai kelas kontrol.
Hipotesis penelitian adalah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing disertai strategi pembelajaran aktif The Power Of Two lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvesional kelas IX SMP Muhammadiyah 6 Padang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah uji tes akhir berbentuk essai dengan r11=0,718 berpedoman kepada Arikunto (2010:
239).
Sebelum menganalisis data hasil penelitian dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas (Sudjana, 2005: 249, 466), kemudian uji hipotesis dengan uji U-Mann- Whitney merujuk pada Santoso (2010: 121).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data tes akhir pemahaman konsep matematis yang diberikan kepada kelas sampel diperoleh rata-rata , simpangn baku, skor tertinggi dan skor terendah seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Tabel Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Kelas
Sampel S xmaks xmin
Eks 50,96 24,44 91 16 Kontrol 47,55 22,59 90 9 Tabel 1 memperlihatkan bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa kelas kontrol.
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi, diketahui bahwa nilai hasil tes pemahaman konsep kedua kelas sampel tidak berdistribusi normal sehingga pengujian hipotesis dilakukan uji U-Mann-Whitney.
Hasil pengujian diperoleh z = 1,96 dan z =−0,192, karena z < maka terima
H1. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing disertai strategi pembelajaran aktif The Power of Two lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah di kelas IX SMP Muhammadiyah 6 Padang
Proses pembelajaran di kelas eksperimen menerapkan model penemuan terbimbing disertai strategi pembelajaran aktif The Power of two. Pada kegiatan inti guru membagikan lembar individu dan lembar berpasangan. Pemberian lembar individu bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir siswa secara mandiri, meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan membantu siswa memahami sendiri materi pelajaran.
Lembar berpasangan diberikan agar siswa berdiskusi dengan pasangannya dan siswa saling berbagi pengetahuan dan bertukar pendapat. Berikut contoh lembar individu yang telah diselesaikan siswa.
Gambar 1. lembar individu
Setelah siswa menjawab lembar individu, siswa dipasangkan sesuai dengan kemampuan akademiknya. Setiap pasangan diberikan lembar berpasangan yang berisi soal yang sama dengan lembar individu. Hal ini bertujuan agar siswa bisa berdiskusi dan berbagi pendapat dengan temannya. Berikut contoh lembar berpasangan yang telah diisi oleh siswa.
Gambar 2. lembar berpasangan
Setelah siswa selesai berdiskusi dan menyatukan pendapatnya untuk mengisi lembar berpasangan, diminta salah satu pasangan untuk mempresentasikan hasil penemuannya di depan kelas. Siswa bersama-sama dengan guru memeriksa hasil presentasi tersebut.
Pembelajaran pada kelas kontrol terlebih dahulu guru menyampaikan dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Setelah siswa telah dikondisikan siap untuk memulai pembelajaran barulah guru memulai pembelajaran. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi dengan menggunkana metode ceramah dan tanya jawab. Guru juga memberikan beberapa contoh soal agar siswa lebih mengerti dengan konsep yang dijelaskan guru. Setelah selesai menjelaskan materi guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti Jika tidak ada lagi pertanyaan tentang materi yang diberikan kemudian guru memberikan latihan untuk dikerjakan oleh siswa. Pada kegiatan penutup siswa bersama-sama guru
menyimpulkan materi yang telah di pelajari.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, setelah penelitian selesai dilakukan tes akhir.
Berikut ini jawabantes akhir siswa pada kelas sampel dapat dilihat pada gambar 3 dan 4.
Gambar 3. Tes akhir siswa kelas eksperimen
Berdasarkan gambar 3 terlihat bahwa siswa mampu mengapli- kasikan konsep kesebangunan ke dalam bentuk matematika.
Gambar 4. Tes akhir siswa kelas kontrol
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran
penemuan terbimbing disertai strategi pembelejaran aktif The Power of Two lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran matematika siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 6 Padang.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta:
Rineka Cipta.
Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran matematika SMK. Yogyakarta:
Pusat Pengembangan dan pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Matematika Santoso, Singgih. 2010. Statistik
Nonparametrik. Jakarta:
Gramedia
Silberman, Melvin. 2009. Aktif Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Sudjana. 2005. Metoda Statistik.
Bandung: Tarsito.