PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA
KELAS VIII SMPN 13 PADANG
Dewanti Wulandari, Mulyati, Ade Dewi MaharaniProgram Studi Pendidikan Biologi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
Email: [email protected]
ABSTRACT
This research is motivated because of low student motivation and teachers often give conventional learning. The low student learning outcomes caused many students are not fond of biology class, teacher learning process is done using methods lectures, discussion and rarely use group discussion, therefore students are less likely to be active in the learning process. Many methods are often used in learning, but in this study the teacher tried to use the talking stick. This study aims to determine the effect of application of learning models Talking Stick in learning biology class VIII SMP 13 Padang. This research uses a design "Randomized Control Group Posttest-only Design" The study population was all students of Class VIII SMP 13 Padang. The sampling technique using random sampling techniques. To determine the sample classes conducted the draw. Draw obtained VIII.3 class as the experimental class and the class as a class VIII.4 control. The results showed that the application of cognitive learning model talking stick in learning biology class VIII SMP 13 Padang can improve student learning outcomes. While the affective and psychomotor domains can not improve student learning outcomes in the application of learning models talking stick in learning biology class VIII SMP 13 Padang.
Keyword: Learning Model Talking Stick, Learning Outcomes PENDAHULUAN.
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang berpusat pada siswa untuk mengembangkan kreativitas, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang bagi siswa. Didalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk lebih aktif dan siswa didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi yang didapatnya dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan zamannya.
Proses pembelajaran diarahkan dengan memakai pendekatan saintifik, dimana kegiatan pembelajaran saintifik dilakukan melalui proses mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.
Hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 29 April 2014 diperoleh informasi bahwa guru menggunakan pembelajaran konvensional berupa ceramah dan tanya jawab dan jarang menggunakan diskusi kelompok, sementara siswa diminta untuk mencatat dan mengerjakan latihan
yang ada didalam buku penunjang tanpa adanya pengulangan diakhir pelajaran.
Berdasarkan tuntutan kurikulum 2013, siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi sistem pencernaan makanan, karena pada materi ini perlu pemahaman konsep dan fakta.
Nilai rerata ulangan harian siswa kelas VIII pada materi sistem pencernaan makanan di SMPN 13 padang tahun pelajaran 2013/2014 persentase siswa yang diatas KKM 39,54%. Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa masih banyak nilai siswa yang tidak tuntas rata-rata dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diterapkan sekolah yaitu 75. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan usaha yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar maka diterapkan model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya aktifitas dalam bentuk interaksi, komunikasi antara siswa
dengan siswa dan siswa dengan guru salah satu model yang digunakan adalah model pembelajaran talking stick.
Sesuai dengan permasalahan yang ingin diteliti dan informasi yang diharapkan maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran talking stick dalam pembelajaran biologi siswa kelas VIII SMPN 13 Padang.
Menurut Istarani (2012:89-90) Pembelajaran dengan model talking stick mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Kelebihan dari model pembelajaran talking stick ini adalah (1) siswa lebih dapat memahami materi karena diawali dari penjelasan seorang guru, (2) siswa lebih dapat menguasai materi ajar karena ia diberikan kesempatan untuk mempelajarinya kembali melalui buku paket yang tersedia, (3) daya ingat siswa lebih baik sebab ia akan ditanyai kembali tentang materi yang dipelajari, (4) siswa tidak jenuh karena ada tongkat sebagai pengikat daya tarik siswa mengikuti pelajaran tersebut, (5) pelajaran akan tuntas sebab pada bagian akhir akan diberikan kesimpulan oleh guru.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan pada Bulan November - Desember semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 di SMPN 13 Padang kelas VIII. Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahap meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
Jenis data adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Padang tahun pelajaran 2014/2015 yang menjadi kelas sampel penelitian. Data sekunder diperoleh dari guru bidang studi biologi kelas VIII SMP Negeri 13 Padang tahun pelajaran 2014/2015.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar ranah kognitif dan lembar observasi untuk ranah afektif dan psikomotor. Sebelum instrumen diujicobakan pada kelas sampel, instrumen terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa yang bukan sampel kemudian dilakukan analisis terhadap soal tes. Untuk mengetahui analisis tes hasil belajar adalah uji validitas,
uji reliabilitas, daya pembeda soal dan tingkat kesukaran soal.
Analisis data meliputi ranah kognitif, afekif dan psikomotor yang dilakukan dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Sebelum mengadakan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji normalitas L0 < Lt maka data berdistribusi normal dan untuk uji homogenitas Fh < Ft maka data bervarians homogen. Karena kedua sampel berdistribusi normal dan bervarians homogen, maka uji hipotesis yang dilakukan adalah uji t. Dari uji t yang dilakukan pada ranah afektif didapatkan th = 0,41 dan tt = 1,67 jadi th<tt maka hipotesis ditolak. Pada ranah kognitif dengan menggunakan uji t didapatkan th = 1,73 dan tt = 1,67 maka hipotesis diterima. Pada ranah psikomotor dengan menggunakan uji t didapatkan th= 1,50 dan tt = 1,67 jadi th<tt maka hipotesis ditolak.
Ketuntasan hasil belajar untuk ranah afektif, kognitif dan psikomotor dapat dikonversikan dengan melihat nilai modus untuk ranah afektif, skor rerata untuk ranah kognitif dan capaian optimum untuk ranah psikomotor. Untuk melihat konversi skor dari ketuntasan hasil belajar ranah afektif, kognitif dan psikomotor dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1 :Konversi Skor Hasil Belajar Kompetensi Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan.
K el
Sikap Pengetahu an
Keterampil an
% Ket
M P SR H CO H
E 3,37 B 3,25 B+ 3,70 A- 88,89
% K 3,32 B 3,02 B 3,61 A- 80%
Keterangan:
Kel : Kelas % ket : % ketuntasan E : Eksperimen SR : Skor rerata K : Kontrol H : Huruf
M : Modus CO : Capaian Optimum P : Predikat
Berdasarkan tabel di atas didapat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa yang dinilai dari ketiga
ranah yaitu ranah afektif, kognitif dan psikomotor. Pada kelas eksperimen persentase ketuntasan pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor adalah 88,89%.
Pada kelas kontrol persentase ketuntasan pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor adalah 80%. Ini menggambarkan bahwa persentase tingkat keberhasilan belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor berada pada tingkat yang sangat baik. Sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010:
107) bahwa tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan baik sekali apabila sebagian besar bahan pelajaran 76% s.d 99%
yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
1. Ranah Afektif
Hasil belajar siswa pada ranah afektif dengan melihat nilai modus pada kedua kelas sampel tergolong pada predikat baik.
Hal ini karena pada saat proses belajar mengajar baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol siswa menunjukkan perilaku dan minat belajar yang baik. Sikap siswa yang baik dapat menentukan keberhasilan belajar siswa itu sendiri.
Menurut Kunandar (2013:100) sikap menentukan keberhasilan belajar seseorang.
Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal.
Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Pada grafik terlihat bahwa penilaian sikap siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki nilai yang tidak jauh berbeda, disetiap indikatornya kedua kelas sampel memiliki nilai modus yang hampir sama. Ini menunjukkan bahwa kedua kelas sampel memiliki sikap peduli, disiplin, berkonsentrasi dalam mengamati, rasa ingin tahu yang besar, sopan dan berkomunikasi yang baik pada saat belajar. Sikap siswa yang baik menunjukkan perilaku yang baik, jika sikap siswa itu baik maka perilaku siswa tersebutpun juga baik, sebaliknya jika sikap siswa itu buruk maka perilakunya pun akan buruk, sesuai dengan pendapat Sears, Freedman dan Peplau (1985:1489) bahwa sikap seseorang menentukan perilakunya.
2. Ranah Kognitif
Nilai rerata hasil belajar siswa kelas eksperimen termasuk kedalam predikat B+,
sedangkan nilai rerata hasil belajar siswa kelas kontrol termasuk kedalam predikat B.
Penyebab meningkatnya hasil belajar pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran talking stick adalah siswa diberikan permainan diakhir pelajaran berupa permainan tongkat yang diiringi musik. Permainan yang menyenangkan ini memacu semangat siswa dalam belajar karena adanya tongkat sebagai daya tarik siswa dalam belajar. Disini siswa mengoper tongkat kepada temannya secara bergantian seiring berjalannya musik. Ketika musik berhenti siswa yang memegang tongkat diberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari, hal ini mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan berani menjawab pertanyaan yang diberikan guru sehingga lebih menarik serta siswa lebih mudah mengingat kembali tentang materi yang telah dipelajarinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Istarani (2012:89- 90) Pembelajaran dengan model talking stick mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Kelebihan dari model pembelajaran talking stick ini adalah Siswa lebih dapat memahami materi karena diawali dari penjelasan seorang guru. Siswa lebih dapat menguasai materi ajar karena ia diberikan kesempatan untuk mempelajarinya kembali melalui buku paket yang tersedia.
Daya ingat siswa lebih baik sebab ia akan ditanyai kembali tentang materi yang diterangkan dan dipelajarinya. Siswa tidak jenuh karena ada tongkat sebagai pengikat daya tarik siswa mengikuti pelajaran tersebut. Pelajaran akan tuntas sebab pada bagian akhir akan diberikan kesimpulan oleh guru. Diperkuat dengan penelitian Dwikirana (2013:39) dengan judul pengaruh penerapan model pembelajaran talking stick disertai handout terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII SMPN 1 Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya pada materi klasifikasi makhluk hidup mengungkapkan bahwa model pembelajaran talking stick disertai handout dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
3. Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotor siswa yang dilihat dari capaian optimum untuk kedua kelas sampel berada pada predikat A-, ini menandakan pada kedua kelas sampel sama- sama berada pada predikat yang amat baik.
Faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor tergolong pada predikat A karena pada saat siswa membuat laporan maupun gambar siswa menunjukkan keterampilan menulis yang bagus dan kreasi menggambar yang baik. Pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol siswa sama-sama diminta untuk membuat gambar dan laporan pada saat kegiatan mencoba.
Pada kedua kelas sampel untuk psikomotor dalam membuat laporan indikator penulisan kalimat dan gaya bahasa yang baik ditunjukkan siswa dengan nilai yang tinggi dari indikator lainnya dan untuk indikator kesesuaian dengan isi dan indikator penulisan laporan mempunyai nilai yang lebih rendah. Hal ini disebabkan kedua kelas sampel membuat laporan sesuai dengan isi dan format yang ada. Pada keterampilan dalam membuat gambar untuk kedua kelas sampel indikator kesesuaian gambar dengan penunjuk panah menunjukkan nilai yang tinggi dari indikator lainnya. Untuk indikator gambar yang bagus dan jelas serta kebersihan dan kerapian dalam menggambar mempunyai nilai yang lebih rendah. Untuk keterampilan menggambar ini kedua kelas sampel sama-sama menunjukkan letak panah yang sesuai dengan gambar yang dibuatnya.
Dari kedua nilai keterampilan tersebut didapatkan nilai capaian optimum pada kedua kelas sampel sama-sama berada pada predikat yang sama yaitu A-. Hal ini karena pada saat proses pembelajaran siswa berada dalam keadaan siap ketika belajar dilakukan, dan siswa merasa senang ketika melakukan pekerjaan yang menarik dan kreasi yang akan mereka terampilkan dalam membuat suatu gambar. Sesuai dengan pendapat Hosnan (2014:70) dalam proses pembelajaran jika peserta dalam keadaan siap untuk belajar dilakukan maka mereka akan merasa senang dan merasa puas ketika pekerjaan yang dikerjakan terselesaikan.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada ranah kognitif terdapat peningkatan hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran talking stick dalam pembelajaran biologi siswa kelas VIII SMPN 13 Padang. Sedangkan pada ranah afektif dan psikomotor belum meningkatkan hasil belajar dengan penerapan model
pembelajaran talking stick dalam pembelajaran biologi siswa kelas VIII SMPN 13 Padang.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut.
1. Guru dapat menerapkan model pembelajaran talking stick sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran biologi agar siswa dapat termotivasi dan lebih aktif dalam proses pembelajaran.
2. Untuk melakukan penelitian ini dengan model pembelajaran talking stick disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat dilakukan pada materi dan sekolah yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, S B. Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Dwikirana. 2013. Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Talking Stick Disertai Handout Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMPN 1 Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya. Padang : STKIP PGRI Sumbar
Hosnan. 2013. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran
Inovatif. Medan : Media Persada Kunandar. 2013. Penilaian Autentik
(Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).
Jakarta : Raja Grafindo Persada Sears, Freedman dan Peplau. 1985.
Psikologi Sosial. Bogor : Aksara Pratama