• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model penemuan terbimbing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model penemuan terbimbing"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

SISWA KELAS VII SMPN 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Safdatul Naini*), Melisa**), Tika Septia**)

*)Mahasiswa Program StudiPendidikanMatematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)DosenProgram StudiPendidikanMatematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The background of this study was the understanding concepts of students was low because students less involved in learning activities, especially in finding a concept. The aimed of this study was to know the understanding of students mathematical concept apply model of guided discovery was better than the understanding of students mathematical concept white applying conventional learning. This research type was experimental research with random design to the subject. The instrument used was final test with the reliability 0.87 The data analysis technique used was the t test of the parties to the real level of 0.05.

Hypothesis test got 2.75>1.68 ( > )thus. The hypothesis was accepted. The result of this study was the understanding of students mathematical concept apply the model of guided discovery was better than the understanding of students mathematical concepts by applying conventional learning students of class VII SMPN 1 Ranah Pesisir, Pesisir Selatan district.

Kata Kunci: Model Penemuan Terbimbing, Pemahaman konsep

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Pemerintah menjadikan matematika sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari disetiap jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA bahkan sampai perguruan tinggi. Matematika tidak hanya menjadi mata pelajaran wajib dijenjang pendidikan tetapi dapat ditemui aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.Serta mengajarkan untuk berpikir logis, analitis, kritis dan kreatif dalam menyikapi suatu persoalan.

Pemerintah sebagai pihak yang bertanggungjawab telah melakukan berbagai usaha agar mutu pendidikan lebih baik. Usaha pemerintah tersebut

diantaranya yaitu dengan melakukan perbaikan kurikulum, peningkatan kompetensi guru melalui kegiatan pelatihan dan penataran. Sebagai pendidik, guru memegang peranan penting dalam mengembangkan mutu pendidikan. Dengan demikian guru tentunya harus berupaya meningkatkan pemahaman konsep siswa, diantaranya dengan memilih model dan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 5-6 November 2015 di kelas VII SMPN 1 Ranah Pesisir, saat mengerjakan latihan siswa belum mampu mengaplikasikan konsep dengan benar. Ini berarti siswa belum mampu memaknai konsep, siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam

(2)

penemuan konsep. Akibatnya konsep yang diberikan guru hanya bertahan sementara dalam memori siswa. Ini terlihat ketika guru menanyakan ulang sebuah konsep pada pertemuan berikutnya siswa tidak bisa menjawabnya. Berdasarkan hasil analisis ulangan harian 1 siswa dengan materi penjumlahan bentuk aljabar diperoleh bahwa siswa masih kesulitan menjawab hasil penjumlahan bentuk aljabar. Siswa hanya sekedar memberikan jawaban tanpa memikirkan apakah jawaban bentuk aljabar tersebut benar atau salah. Demikian juga dalam menyelesaikan soal, proses jawaban siswa belum lengkap dan sistematis.

Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VII SMPN 1 Ranah Pesisir diperoleh informasi bahwa pada saat guru menjelaskan materi siswa tidak memperhatikan dengan baik, sehiingga pada saat guru memberikan latihan siswa tidak mampu memasukkan konsep dengan benar akibatnya guru menjadi kawalahan saat memeriksa latihan.

Berbagai usaha telah dilakukan agar pemahaman konsep siswa meningkat diantaranya meminta siswa belajar secara berkelompok, mengulang kembali materi sebelumnya guna mengaitkan dengan materi selanjutnya, memberikan tugas latihan di sekolah dan memberikan tugas di rumah agar siswa tidak hanya belajar di sekolah saja. Hal ini diharapkan agar siswa siap mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan kepadanya, namun usaha tersebut belum menampakkan hasil yang memuaskan.

Wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa SMPN 1 Ranah Pesisir, Bahwa siswa hanya

mendengarkan, memperhatikan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru. Ini berarti siswa belum diberi kesempatan untuk menggali dan membangun idenya sendiri untuk menemukan konsep serta siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa menganggap matematika sulit dan membosankan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa menerapkan model penemuan terbimbing lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional siswa kelas VII SMPN 1 Ranah Pesisir.

Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah diatas adalah menerapkan model penemuan terbimbing. Bruner dalam Markaban (2008:10) belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan.

Model penemuan terbimbing adalah salah satu model yang menekankan siswa untuk menemukan sendiri konsep materi dimana siswa dibimbing oleh guru untuk belajar menemukan konsep dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan menggunakan kemampuan sendiri untuk menemukan hasil akhir.

Dengan demikian siswa akan memahami dengan baik materi yang dipelajari dan siswa akan lebih lama mengingat karena mengalami sendiri proses menemukan.

Langkah-langkah dari penemuan terbimbing menurut Markaban (2008:17) adalah

(3)

Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya, perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.

Dari data yang diberikan guru, siswa

menyusun, memproses,

mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diperlukan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah kearah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS. Siswa menyusun konjektur (perkiraan) dari hasil analisis yang dilakukan. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran perkiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai. Apabila telah diperoleh tentang kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyususnnya.

Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk mmeriksa apakah hasil penemuan itu benar..

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Elvina Nora (10050004) dengan judul “Pengaruh pnerapan model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Pulau Punjung”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 15 April-

20 Mei 2016 di kelas VII SMPN 1 Ranah Pesisir. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek.

Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelas Perlakuan Tes

Akhir Eksperi

men X O

Kontrol - O

Sumber : Arikunto (2010:126 ) Variabel dalam penelitian ini adalah model penemuan terbimbing sebagai variable bebas dan pemahaman konsep rsebagai variabel terikat.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Ranah Pesisir. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara acak. Kelas sampel yang terpilih adalah kelas VII4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII2

sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes berbentuk essay yaitu tes kemampuan pemahaman konsep siswa berdasarkan indikator pemahaman konsep. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas VII.2 SMPN 2 Ranah Pesisir pada tanggal 18 Mei 2016. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal dipakai dengan reliabilitas 0,87. Teknik analis data yang dipakai adalah uji-t satu pihak yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 239).

HASIL DAN PEMBAHASAN Mengetahui hasil tes kemampuan pemahaman konsep sisw

(4)

dilakukan tes akhir. Kelas eksperimen diikuti oleh 26 orang siswa dan pada kelas kontrol diikuti oleh 23 orang siswa. Hasil tes akhir siswa pada kedua kelas ini diperoleh rata-rata ( ̅), standar deviasi (S), nilai maksimum (Xmaks), dan nilai minimun (Xmin) seperti pada Tabel berikut.

Tabel 2. Rata-rata dan Standar Deviasi dari Skor Tes Akhir

Kelas

Sampel ( ) S Xmak Xmin

Eksperi men

83, 90

14,2

9 100 37,8

Kontrol 69, 21

20,5

6 95,5 12,2

Tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol. Sedangkan simpangan baku kelas eksperimen lebih rendah dari pada simpangan baku kelas kontrol.

Ini menunjukkan pada kelas eksperimennilai siswa secara umum tidak jauh dari rata-rata kelas.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t satu pihak, diperoleh bahwa t =

2,75 dan t = 1,67 dengan

t > t maka H ditolak .

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa menerapkan model penemuan terbimbing lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerpakan pembelajaran konvensional.

Contoh jawaban tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 1.Jawaban Tes Akhir Kelas eksperimen

Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa siswa sudah mampu menguasai materi mengenai layang-layang.

Siswa menyatakan ulang sebuah konsep dengan benar dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah.

Sehingga siswa mampu

menyelesaikan tes akhir nomor 6 dengan baik dan benar.

Gambar 2. Jawaban tes akhir kelas kontrol.

Berdasarkan gambar 2. terlihat bahwa siswa dikelas kontrol juga mampu menguasai materi tentang luas layang-layang. Terlihat bahwa siswa menyatakan ulang sebuah konsep dengan benar dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah, sehingga siswa bisa mengerjakan tes akhir soal nomor 6 dengan benar.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa menerapkan model penemuan terbimbing lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan

(5)

pembelajaran konvensional siswa kelas VII SMPN 1 Ranah Pesisir kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat dikemukakan beberapa saran berikut ini:

1. Diharapkan kepada guru matematika untuk dapat mencoba pembelajaran dengan model penemuan terbimbing ini dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

2. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini diharapkan dapat menerapkan pada materi lain.

.

KEPUSTAKAAN

Arikunto,Suharsimi. (2010) .Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning. Jakarta:

Grasindo.

Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing Pada

Pembelajaran SMK.

Yogyakarta: Pusat Penegembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Sudjana.(2005).Metoda Statistika.

Bandung: Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif disertai teknik Quick on the Draw lebih baik